Anda di halaman 1dari 5

BAB VII

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

Pajak penghasilan pasal 23, adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal,
penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh pasal 21. PPh
pasal 23 ini dibayar atau terutang oleh badan pemerintah atas subjek pajak dalam negeri,
penyelenggaraan kegiatan, bentuk usaha tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri
lainnya.

Pemotong PPh Pasal 23

1. Badan pemerintah
2. Subjek pajak badan dalam negeri
3. Penyelenggara kegiatan
4. Bentuk usaha tetap
5. Perrwakilan perusahaan di luar negeri lainnya
6. Orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri

Penerima Penghasilan Yang Dikenai (Subjek) Pph Pasal 23

1. Wajib pajak dalam negeri (orang pribadi dan badan)


2. Bentuk usaha tetap (BUT)

Penghasilan Yang Dikenakan Objek Pph Pasal 23

1. Dividen
2. Bunga termasuk premium, diskonto
3. Royalti
4. Hadiah, penghargaan, bonus
5. Sewa dan penghasilan
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, dll

Penghasilan Yang Dikecualikan Dari Pemotongan Pph Pasal 23

Beberapa jenis penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan PPh pasal 23 Sesuai dengan
pasal 23 ayat 4 UU nomor 36 tahun 2008 yaitu:

1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank


2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan sewa guna usaha dengan hak opsi
3. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib
pajak dalam negeri
4. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham saham
5. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada
6. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang
berfungsi sebagai penyalur penjaminan dan atau pembiayaan

Menghitung PPH Pasal 23

PPh pasal 23 dihitung dengan mengalikan tarif dan jumlah bruto penghasilan.

Tarif PPh pasal 23 sebagai berikut:

1. Tarif 15% dikenakan atas penghasilan berupa:


 Dividen
 Bunga
 Royalti
 Hadiah bonus dan penghargaan lain yang tidak dipotong PPh pasal 21
2. Tarif 2% dikenakan atas penghasilan berupa:
 Sewa
 Imbalan jasa yang tidak dipotong PPh pasal 21

Dasar Pengenaan Pajak

Dasar pengenaan pajak dalam PPh pasal 23 adalah Jumlah bruto penghasilan. Jumlah bruto
penghasilan adalah Jumlah dividen, bunga, royalti, hadiah penghargaan, bonus, sewa dan
imbalan jasa lain. Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.03/2015,
jumlah bruto imbalan jasa lain tidak termasuk pajak pertambahan nilai.

1. Untuk jasa catering, jumlah bruto penghasilan adalah seluruh Jumlah penghasilan dengan
nama dan dalam bentuk apapun dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh
tempo pembayarannya.
2. Untuk jasa selain jasa catering, jumlah bruto penghasilan adalah seluruh Jumlah
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan disediakan untuk
dibayarkan atau telah jatuh tempo pembayarannya, tidak termasuk poin-poin berikut:
 Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh wajib pajak penyedia tenaga
kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan berdasarkan kontrak dengan
pengguna jasa.
 Pembayaran kepada penyedia jasa atau pengadaan atau pembelian barang atau
material yang terkait dengan jasa yang diberikan
 Pembayaran kepada pihak ketiga yang dibayarkan melalui penyedia jasa terkait jasa
yang diberikan oleh penyedia jasa
 Pembayaran kepada penyedia jasa yang merupakan penggantian atau biaya yang
telah dibayarkan penyedia jasa kepada pihak ketiga dalam rangka pemberian jasa
bersangkutan

PPh Atas Dividen Bunga Sewa Dan Hadiah

Penghasilan berupa dividen bunga sewa dan hadiah secara umum merupakan objek PPH
pasal 23. Akan tetapi terdapat beberapa perlakuan atas pengenaan PPH dividen bunga sewa
dan hadiah

PPh atas Dividen

 Dividen yang diterima wajib pajak luar negeri dikenakan tarif 20% bersifat final
 Dividen yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri dikenakan tarif 10%
bersifat final
 Dividen yang diterima oleh wajib pajak berbentuk koperasi yang dividen tersebut berasal
dari cadangan laba tidak dibagi dikecualikan dari pengenaan PPH
 Dividen yang diterima oleh wajib pajak berbentuk perseroan terbatas dan badan usaha
milik negara
 Dividen selain memenuhi ketentuan huruf a sampai d dikenakan tarif 15%

PPh atas Bunga

 Bunga yang diterima oleh wajib pajak luar negeri dikenakan tarif 20%
 Bunga berupa obligasi atau diskonto obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia dikenakan tarif 15%
 Bunga yang dibayarkan oleh nasabah kepada bank dikecualikan dari pengenaan PPH
 Bunga yang dibayarkan oleh bank kepada nasabah kenakan tarif 20% bersifat final
 Bunga yang diterima oleh anggota koperasi atau simpanan di koperasi dengan jumlah
tidak melebihi Rp 240.000 sebulan dikecualikan dari pengenaan PPH
 Bunga yang diterima oleh anggota koperasi atas simpanan di koperasi dengan jumlah
melebihi rp240.000 sebulan dikenakan tarif 10% bersifat final
 Bunga pinjaman selain memenuhi ketentuan huruf a sampai dengan f dikenakan tarif 15%

PPh atas Hadiah

 Hadiah penghargaan yang diterima oleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap
dikenakan tarif 20% bersifat final
 Hadiah undian dikenakan tarif 25% bersifat final
 Hadiah penghargaan yang diterima wajib pajak orang pribadi dikenakan tarif pasal 17
undang-undang PPH sesuai ketentuan PPh pasal 21
 Hadiah penghargaan yang diterima wajib pajak badan dikenakan tarif 15% PPh pasal 23

BAB VIII
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Pajak penghasilan pasal 24 merupakan pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri
atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri. PPh
pasal 24 ini boleh dikreditkan terhadap total pajak penghasilan terutang dalam suatu tahun
pajak.

Pada dasarnya wajib pajak dalam negeri terutang pajak atas seluruh penghasilan baik
penghasilan yang diterima atau diperoleh di dalam negeri maupun penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari luar negeri. Jika negara lain tempat wajib pajak dalam negeri tersebut
mengenakan pajak penghasilan maka wajib pajak tersebut akan membayar terutang pajak atas
penghasilan nya di negara yang bersangkutan.

Untuk meringankan beban pajak ganda yang dapat terjadi karena pengenaan pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri besarnya pajak atas
penghasilan wajib pajak dalam negeri yang terutang atau dibayar di luar negeri dapat
dikreditkan terhadap total pajak terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak dalam negeri.

Jumlah pajak atas penghasilan wajib pajak dalam negeri yang dibayar atau terutang di
luar negeri tersebut dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di negara yang
bersangkutan dikalikan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh di negara yang
bersangkutan. Jumlah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri tersebut mungkin tidak
semuanya dapat dikreditkan dari total pajak terutang di Indonesia. Pasal 24 UU PPH juga
mengatur ketentuan mengenai besarnya pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri yang dapat dikreditkan dari total pajak penghasilan terutang di Indonesia

Permohonan Kredit Pajak Luar Negeri

Pajak yang terutang atau dibayar di luar negeri akan dapat dikreditkan tetapi dengan syarat
wajib pajak menyampaikan surat permohonan kepada direktur jenderal pajak dengan
dilampiri:

 Laporan keuangan tentang penghasilan yang berasal dari luar negeri


 Fotokopi surat pemberitahuan pajak yang disampaikan di luar negeri
 dokumen pembayaran pajak luar negeri

Permohonan kredit pajak luar negeri tersebut harus disampaikan bersamaan dengan
penyampaian surat pemberitahuan SPT tahunan PPh. Direktur jenderal pajak bisa
memperpanjang jangka waktu penyampaian lampiran-lampiran permohonan tersebut karena
alasan-alasan di luar kekuasaan wajib pajak.

Pengurangan/Pengembalian PPh Luar Negeri

Jika terjadi pengurangan atau pengembalian pajak atas penghasilan yang dibayar di luar
negeri sehingga besarnya pajak yang dapat dikreditkan di Indonesia menjadi lebih kecil
daripada besarnya perhitungan semula Maka selisihnya ditambahkan pada PPH yang terutang
atas seluruh penghasilan wajib pajak dalam negeri pada tahun pengurangan atau
pengembalian dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai