Dosen pengampu
Dr. Mangido Nainggolan, S.Th., M.Si
FAKULTAS TEKNIK
2020
PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN ILMU
1. Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu harus didasari dengan nilai nilai tersebut
agar tujuan bangsa dapat tercapai dengan baik.
Beberapa penjabaran Nilai pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah sebagai
berikut :
1.1 Nilai persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu
Ilmu pengetahuan sendiri memiliki 2 kata yang berbeda makna, yaitu ilmu sebagai
pengetahuan tentang suatu bidang yang telah di susun secara sistematis dengan metode
tertentu. Sedangkan pengetahuan yaitu sesuatu yang telah kita ketahui.
Pancasila sebagai Ideologi negara tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Yang
merupakan dari bagian UUD 1945. Dalam setiap perkembangan ilmu pengetahuan haruslah
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Nilai --nilai itu tersendiri terdiri dari 5 nilai yaitu :
Adapun butir – butir dari sila kedua dan beberapa contohnya yaitu :
2.4 Sila Kerakyatan Yang Dipimpim Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Adapun butir – butir dari sila keempat dan beberapa contohnya, yaitu :
• Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
• Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
• Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
2.5 Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adapun butir – butir dari sila kelima dan beberap contohnya, yaitu :
• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan
• Mengembangkan sikap adil terhadap
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Memberi bantuan usaha mandiri contohnya.
Selalu menyangkut problematika tentang keberadaan (eksistensi). Ada dua aspek dalam
hal ini yaitu :
Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis, moral, religius) dalam
setiap penemuan, penerapan atau pengembangan ilmu.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
D. Sumber Historis
Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk sebagai
PhilosofischeGrondslag atau Weltanschauung. Artinya, nilai-nilai Pancasila belum ditegaskan
ke dalam sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup masyarakat. Pada
zaman Orde Baru, Pancasila sebagai sistem etika disosialisasikan melalui penataran P-4 dan
diinstitusionalkan dalam wadah BP-7. Ada banyak butir Pancasila yang dijabarkan dari kelima
sila Pancasila sebagai hasil temuan dari para peneliti BP-7.
A. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, cara pengamalannya :
1) Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Hormat menghormati dan bekerja sama antar para pemeluk agama lain
3) Menghormati kebebasan menjalanin ibadah
4) Tidak memaksakan suatu agama
B. Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab, cara pengalamannya :
1) Mengakui persamaan derajat
2) Saling mencintai sesame manusia
3) Tidak semena-mena terhadap ornag lain
4) Menjunjung tinggi kemanusiaan
C. Sila Persatuan Indonesia, cara pengalamannya :
1) Menempatkan persatuan
2) Rela berkorbna untuk kepentingan bangsa dan Negara
3) Cinta tanah air
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia
D. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan, cara pengalamannya :
1) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
2) Musyawarah dengan semangat kekeluargaan
3) Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
E. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, cara pengalamannya :
1) Bersikap adil
2) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
3) Menghormati hak orang lain
E. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam kehidupan
masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau dalam hal
bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat”. Masih
banyak lagi mutiara kearifan lokal yang bertebaran di bumi Indonesia ini sehingga memerlukan
penelitian yang mendalam.
F. Sumber Politis
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar sebagai
sumber penyusunan berbagai peraturan perundangan-undangan di Indonesia. Pancasila
sebagai sistem etika merupakan norma tertinggi yang sifatnya abstrak, sedangkan perundang-
undangan merupakan norma yang ada di bawahnya bersifat konkrit.
Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan juga dengan praktik
institusi social, hokum, komunitas, struktur-struktur social, politik, ekonomi. Etika politik
memiliki tiga dimensi, yaitu :
1. Dimensi Tujuan, terumuskan dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat dan
hidup damai yang didasarkan pada kebebasan dan keadilan.
2. Dimensi Sarana, memungkinkan pencapaian tujuan yang meliputi system dan
prinsip-prinsip dasar pengorganisasian praktik penyelenggaraan negara dan yang
mendasari institusi-institusi sosial.
3. Dimensi Aksi Politik, berkaitan dengan pelaku pemegang peran sebagai pihak yang
menentukan rasionalitas politik. Rasionalitas politik terdiri atas rasionalitas tindakan dan
keutamaan. Tindakan politik dinamakan rasional bila pelaku mempunyai orientasi situasi
dan paham permasalahan.
1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan pancasila, bangsa ini memiliki harga diri dan
martabat sebagai bangsa Karena kelima sila yang terdapat di dalamnya berlaku universal,
untuk kehidupan spiritual ataupun kehidupan materil.
Lima Sandi utama penyusuna pancasial adalah :
1. Ketuhanan yang maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Kelima sila ini tercantum pada paragraph ke-4 preambule (pembukaan) undang-
undang dasar 1945. konsep perumusan pancasila sebagi dasar Negara Indonesia melalui
beberapa priode yaitu :
3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia
Titus, Smith dan Nolan memberikan definisi filsasat berdasarkan watak dan fungsinya.
Pertama, filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidpan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak krtitis (arti informasl). Kedua, filsafat adalah suatu
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat di junjung tinggi
(arti formal). Ketiga, filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan (arti
komprehensif). Keempat, filsafar adalah analisis logis dari bahasa seta penjelasan tentang
arti kata dan konsep ( arti analisi linguitik). Kelima, filsafat adalah sekumpulan
problematik yang langsung mendapat perhatian manusia dan carikan jawabannya oleh
ahli-ahli filsafat (arti aktual-fundamental).
Beberapa alasan pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat. Pertama, dalam sidang
BPUPKI, 1 juni1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan nama Philosofosche
Grondslag dari pada indonesia merdeka. Kedua, Menurut Noor Bakry, pancasila adalah
hasil permenungan mendalam para tokoh kenegaraan indonesia, melalui suatu diskusi dan
dialog panjang dalam sidang BPUPKI hingga pengesahan ppki. Ketiga, menurut
sastrapratedja, pancasila menjadi ideologi negara. Pancasila adalah dasar politik yang
mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang berkaitan dengan hidup kenegaraan,
seperti perundang-undangan, pemerintahan, perekonomian nasional, hidup berbangsa,
hubungan warga negaradengan negara, dan hubungan antar sesama warga negara, serta
usaha-usaha untuk menciptakan kesejahteraan bersama.
Beberapa faedah filsafat yang perlu diketahui dan dipahami. Pertama, faedah terbesar dari
filsafat problem kehidupan manusia. Kedua, filsafat adalah suatu bagian dari keyakinan-
keyakinan yang menjadi dasar perbuatan manusia. Ide-ide filsafat membentuk
pengalaman-pengalaman manusia pada waktu sekarang. Ketiga, filsafat adalah
kemampuan untuk memperluas bidang-bidang kesadaran manusia agar dapat menjadi
lebih hidup, lebih dapat membedakan, lebih kritis, dan lebih pandai.
2. Landasan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
a. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Sunjectivus
Pancasila sebagai genetivus-objectivus, artinya nilai-nilai pancasila dijadikan sebagai
objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang
filsafat yang berkembang dibarat. Pancasils sebagai genetivus-subjectivus, artinya nilai-
nilai pancasila dipergunakan untuk mengkritis berbagai aliran filsafat yang berkembang,
baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Selain itu, nilai-
nilai pancasila tidak hanyadipakai dasar bagi pembuatan peraturan perundang-undangan,
tetapi juga nilai-nilai pancasila harus mampu menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik
dan dasar bagi pembangunan nasional.
b. Landasan Ontologi Filsafat Pancasila
Inti persoalan ontologi adalah menganalisis tentang substansi. Subtansi berasal dari kata
latin substare artinya serentak ada, bertahan, ada dalam kenyataan,. Subtantialitas artinya
sesuatu yang berdiri sendri, hal berada, wujud, hal wujud.
Menurut Bakker, ontologi adalah ilmu yang paling universal karena objeknya
meliputi segala-galanya menurut segala bagiannya (ekstensif) dan menurut segala
aspeknya (intensif).
Stephen W. Littlejohn dan Karen A Foss dalam Theories of Humsn Comunication
menegaskan bahwa ontologi merupakan sebuah filosofi yang berhdapan dengan sfist
makhluk hidup . Ada empat masalah mendasar dalam asumsi ontologis ketika dikaitkan
dengan masalah sosial: Pertama, pada tingkatan apa manusia membuat pilihan-pilihan
yang nyata? Kedua, apakah perilaki manusia sebaiknya dipahami dalam bentuk keadaan
atau sifat? Ketiga, apakah pengalaman manusia semata-mata individual atau sosial?
Keempat, pada tingkatan apakah komunikasi sosial menjadi kontekstual?
c. Landasan Epistomologis Filsafat Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang sifat dasar
pengetahuan, kemungkinan, lingkup, dan dasar umum pengetahuan. Epistomologi terkait
dengan seseuatu yang paling sederhana dan paling mendasar.
d. Landasan Aksiologi Pancasila
Landasan aksiologi pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sils-sila
pancasila. Sila pertama mengandung kualitas monoteis,spiritual, kekudusan, dan sakral.
Silakemanusiaan mengandung nilai martabat, harga diri, kebebsana, dan tanggung jawab.
Sila persatuan mengandung nilai solidaritas dan kesetikawanan. Sila keempat
mengandung nilai kepedulian dan gotong royong.
3. Sumber Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
a. Sumber Historis
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang
kemerdekaan negara indonesia, masyarakat nusantara telah melewati ribuan tahun
pengaruh agama-agama lokal, yaitu sekitar 14 abad pengaruh Hindu dan Budda, 7 abad
pengaruh islam, dan 4 abad pengaruh kristen.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Bangsa indonesia dikenal sebagai negara
maritim. Soekarno menyebutnya dengan istilah internasionalisme atau prikemanusiaan.
Sila Persatuan Indonesia. Bangsa indonesia adalah bangsa yang majemuk sosial, kultural,
dan territorial. Bangsa indonesia dapat menyatu dalam suatu komunitas politik
kebangsaan indonesia. Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang mewadahi warisan
peradaban nusantara dan kerajaan-kerajaan bahari terbesar dimuka bumi.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaraan
Perwakilan. Sejarah menunjukan bahwa kerajaan-kerajaan pra-indonesia adalah kerajaan
feodal yang dikuasai oleh raja-raja autokrat.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Masyarakat adil dan makmur adalah
impian kebahagiaan yang yang telah berkobar ratusan tahun lamanya dalam dada
keyakinan bangsa indonesia. Impian kebahagiaan itu terpahat dalam uangkapan Gemah
ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja.
b. Sumber Politis
Sumber politis pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasi kedalam dua
kelompok. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang pancasila sebagai sistem
filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum soekarno antara tahun 1958
dan 1959, tentang pembahasan sila-sila panacasila secara filosofi. Kelompok kedua,
mencakup berbagai argumen politis tentang pancasila sebagai sistem filsafat yang
disuarakan kembali ke era reformasi dalam pidato politik Habibi 1 Juni 2011.
a. Garuda Pancasila sendiri adalah burung garuda yang sudah dikenal melalui mitiologi
kuno dalam sejarah bangsa indonesia, yaitu krndaraan Wishnu yang menyerupai
burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai lambang negara untuk
mengambbarkan bahwa indonesia adalah bangsa yang besar dan bangsa yang kuat.
b. Warna keemasan pada burung garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
c. Garudah memiliki paruh, sayap, cakar, dan ekor yang melambangkan kekuatan dan
tenaga pembangunan
d. Jumlah burung garuda pancasila melambangkan hari jadi proklamasi kemerdekaaan
indonesia pada 17 Agustus 1945, diantaranya:
17 helai bulu pada masing masing sayap.
8 helai bulu pada ekor.
19 helaii bulu dibawah prisai atau pada pangkal ekor.
45 helai bulu dileher.
e. Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban
indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan
perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
f. Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis
khatulistiwa yang mengambarkan lokasi negara kesatuan republik indonesia, yaitu
negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur kebarat.
g. Warna dasar pada ruang prisai adalah warna bendera kebangsaan negara indonsia
“Merah-Putih”. Sedangkan pada bagian tengah berwarna dasar hitam. Pada prtisai
terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara pancasila.
Beberapa hal penting bagi pengembangan pancasila sebagai sistem filsafat, antara lain:
1. Memulihkan harga diri bangsa indonesia sebagai negara yang merdeka dalam politik,
yuridis, dan juga merdeka dalam mengemukakan dalam ide-ide pemikiranny untuk
kemajuan bangsa, baik secara materil maupun spiritual.
2. Membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai budya bangsa indonesia
sendri sehingga mampu dalammenhgadapi berbagai ideologi dunia.
3. Menjadi dasar pijakan untuk menhadapi tantangan globalisasi yang dapat melunturkan
semangat kebangsaan dan melemahkan sendi-sendi perekonomian yang berorientasi
pada kesejahteraan rakyat banyak.
4. Menjadi way of life sekaligus way of thingking bangsa indonesia untuk menjaga
keseimbangan dan konsisten antara tindakan dan pemikiran.
1. Menghindari sikap dan perilaku yang memaksa pendapat dan ingin menang sendri
2. Penyelengaraan negara dan warga negara mewujudkan nilai ketuhanan, kemanusiaan,
kebangsaan, serta kerakyatan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menghindari sikap menghalang-halangin orang yang akan berpartisipasi dalam kehidupan
demokrasi.
4. Meyakini bahwa nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 sebagai nilai yang terbaik dan sesuai
untuk bangsa indonesia serta tidak melecehkannya.
i. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Pancasila Seabagai Ideologi Negara
1. Argumen tantang dinamika pancasila sebagai ideologi negara
Setelah Soekarno mengali kembali nilai-nilai luhur budaya indonesia, pada 1Juni 1945
barulah pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang diresmikan pada 18 Agustus 1945
dengan dimasukannya sila-sila pancasila dalam pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia tahun1945. Dengan bersumberkan budaya, adat istiadat, dan agama sebagai
tonggaknya, nilai-nilai pancasila diyakinin kebenarannya dan senantiasa melekat dalam
kehidupan bangsa dan negra indonesia.
Puncaknya adalah peristiwa pembrontakan G30S PKI 1965. Peristiiwa ini menjadi pemicu
berakhirnya pemerintahan presiden Soekarno yang digantikan oleh pemerintahan presiden
Soeharto. Pada masa pemerintahan presiden Soeharto, ditegaskan bahwa pancasila sebagai
dasae negara akan dilaksanakan secara murni dan konsekuensi. Kemudian di terbitkan
tetetapan MPR No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila
(P-4). Namun , pemerintahan presiden soehartonpun akhirnya dianggapmenyimpang dari
garis polotik pancasila dan UUD 1945. Beliau dianggap cenderung melakukan praktik
liberalisme-kapitalisme dalam mengelola negara. Pada tahun 1998 muncul gerakan
reformasi yang mengakibatkan presiden soeharto berhenti menyatakan dari jabatan
presiden.
Pada tahun 2004 sampai sekarang, berkembang gerakan para akademisi dan pemerhati
serta pencinta pancasila yang kembali menyuarakan pancasila sebagai dasar negara melalui
berbagai kegiatan seminar dan kongres.
Dampak positif lainnya adalah semangkin meningkatnyapartisipasi rakyat terhadap politil,
sehingga rakyat tidak lagi bersikap apatis terhadap masalah yang timbul dibidang
pemerintahan. Hal itu terjadi karena kebebasan berpendapat yang di junjung tinggi,
sehingga mereka bebas mengeluarkan ide atau gagasan-gagaan uang menurut mereka bisa
membantu mengatasi masalah dalam bidang politik.
2. Argumen Tentang Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila harus menjadi benteng moral dalam tantangan yang muncul seperti liberalisme,
kapitalisme, (sebagai ideologi yang terbuka karena memberikan kebebasan dalam setiap
aktivitas warga negara), Komunisme(sering kali menemukan individu yang tidak percaya
adanya keberadaan tuhan atau dewa dan dewi karena dalam negara komunis pemerataan
ekonomi serta materi lebih penting terhadap keberadaan agama itu sendri) Sekularisme(
mengurangi keterkaitan antara pemerintahan dan agama negara, mengantikan hukum
keagamaan dan hukum sipil, dan menghilangkan pembedaan yang tidak adil dengan dasar
agama) Pragmantisme(konsep yang lebih mementingkan sis kpraktisan diabndingkan sisi
manfaat) dan Hedonisme( ajaran atau pandangan bahwa kesengan atau kenikmatan
merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia)