Anda di halaman 1dari 28

TUGAS RANGKUMAN MATERI PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen pengampu
Dr. Mangido Nainggolan, S.Th., M.Si

Nama : Ferdi Setiawadi


Nim : 5193351018
Kelas : PTIK-C

PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN ILMU
1. Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu harus didasari dengan nilai nilai tersebut
agar tujuan bangsa dapat tercapai dengan baik.
Beberapa penjabaran Nilai pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah sebagai
berikut :
1.1 Nilai persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu
Ilmu pengetahuan sendiri memiliki 2 kata yang berbeda makna, yaitu ilmu sebagai
pengetahuan tentang suatu bidang yang telah di susun secara sistematis dengan metode
tertentu. Sedangkan pengetahuan yaitu sesuatu yang telah kita ketahui.
Pancasila sebagai Ideologi negara tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Yang
merupakan dari bagian UUD 1945. Dalam setiap perkembangan ilmu pengetahuan haruslah
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Nilai --nilai itu tersendiri terdiri dari 5 nilai yaitu :

• Nilai Ketuhanan sebagai dasar pengembagan ilmu


• Nilai Kemanusiaan sebagai dasar pengembangan ilmu
• Nilai Persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu
• Nilai Kerakyatan sebagai dasar pegembangan ilmu
• Nilai Keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu
Contoh persoalan kebijakan dari nilai persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu
pengetahuan yaitu walaupun meumpunyai banyak perbedaan seperti agama, warna kulit dan
Bahasa tetap harus saling menghargai. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk
menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia.

1.2 Nilai Kerakyatan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Sila ke- 4 mempunyai makna yaitu: Mengutamakan kepentingan negara dan


masyarakat, Tidak memaksakan kehendak pada orang lain, Mengutamakan budaya
bermusyawarah dan mengambil keputusan bersama, Bermusyawarah sampai mencapai
mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
2. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan IImu
Ini artinya, segala upaya pengembangan ilmu di Indonesia harus diorientasikan pada
nilai yang termaksuk dalam Pancasila

2.1 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Adapun butir – butir dari sila pertama dan beberapa contohnya, yaitu :

• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa. Memeluk satu agama dan menjalani kehidupan sesuai dengan norma
norma agama tanpa memandang rendah pemeluk agama lain.
• Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa..
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

2.2 Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Adapun butir – butir dari sila kedua dan beberapa contohnya yaitu :

• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Artinya setiap manusia
dilarang saling menyakiti. harus bisa saling menghargai perbedaan yang ada agar
tercipta kerukunan, jika hal ini dilakukan tidak akan tercipta keributan perang perang
saudara, atau perang antar suku yang masih suka terjadi di Indonesia.
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa. Mau berbaur dengan yag lainnya
memupuk sikap tenggan rasa, dengan mengikiti kerja bakti RT sudah termaksud
pengamalan dari butir sila kedua ini.
• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

2.3 Sila Persatuan Indonesia


Adapun butir – butir dari sila ketiga dan beberapa contohnya, yaitu :

• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa..
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

2.4 Sila Kerakyatan Yang Dipimpim Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan

Adapun butir – butir dari sila keempat dan beberapa contohnya, yaitu :

• Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
• Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
• Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
2.5 Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adapun butir – butir dari sila kelima dan beberap contohnya, yaitu :
• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan
• Mengembangkan sikap adil terhadap
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Memberi bantuan usaha mandiri contohnya.

3. Peran Pancasila dalam Pengembangan Ilmu


Peran Pancasila dalam pengembangan ilmu dapat ditinjau dari masing-masing nilai-nilai
Pancasila sebagai berikut :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Melengkapi ilmu pengetahuan dengan menciptakan perimbangan antara yang


rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan manusia dalam alam
sebagai bagiannya dan bukan pusatnya

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada


fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok atau lapisan
tertentu.

3. Sila Persatuan Indonesia

Dalam bahasa sederhananya, Pancasila menjamin pengembangan ilmu untuk


memenuhi kebutuhan individu dan merangkulnya agar tidak mengancam integritas dan
keutuhan bangsa Indonesia.

4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri
dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus
demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian
sampai penerapan massal.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan


masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu.
Pancasila berperan agar pengembangan ilmu dapat mencipatakan pemerataan dan
keadilan sosial.

4. Konsep Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu


Pengembangan ilmu selalu dihadapkan pada persoalan ontologi, epistemologi dan aksiologi
1. Pilar Ontologi (ontology)

Selalu menyangkut problematika tentang keberadaan (eksistensi). Ada dua aspek dalam
hal ini yaitu :

2. Pilar epistemologi (epistemology)

Selalu menyangkut problematika tentang sumber pengetahuan, sumber kebenaran, cara


memperoleh kebenaran, kriteria kebenaran, proses, sarana, dasar-dasar kebenaran, sistem,
prosedur, strategi.

3. Pilar aksiologi (axiology)

Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis, moral, religius) dalam
setiap penemuan, penerapan atau pengembangan ilmu.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

A. Konsep Pancasila Sebagai Sistem Etika


Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam
semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai
spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai
agama yang dianutnya. Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan
manusia lebih manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan
antarsesama. Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein),
cinta tanah air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lain,
mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Sila
keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan membantu
kesulitan orang lain.

B. Aliran Etika dan Karakteristiknya


Ada beberapa alira etika yang dikenal dalam bidang filsafat, meliputi etika keutamaan,
teleologis, dan deontologis. Etika keutamaan atau etika kebajikan adalah teori yang
mempelajari keutamaan (virtue), artinya mempelajari tentang perbuatan manusia itu baik atau
buruk. Etika teleologis adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral
menentukan nilai tindakan atau kebenaran tindakan dan dilawankan dengan kewajiban. Etika
teleologis ini menganggap nilai moral dari suatu tindakan dinilai berdasarkan pada efektivitas
tindakan tersebut dalam mencapai tujuannya Etika deontologis adalah teori etis yang
bersangkutan dengan kewajiban moral sebagai hal yang benar dan bukannya membicarakan
tujuan atau akibat. Kewajiban moral bertalian dengan kewajiban yang seharusnya, kebenaran
moral atau kelayakan, kepatutan.
C. Etika Pancasila
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Suatu
perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut,
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam
semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai
spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta, Sila kemanusiaan
mengandung dimensi humanus, yaitu menjadikan manusia lebih manusiawi, Sila persatuan
mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein), cinta tanah air. Sila
kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lainSila keadilan
mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan membantu kesulitan
orang lain.

D. Sumber Historis
Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk sebagai
PhilosofischeGrondslag atau Weltanschauung. Artinya, nilai-nilai Pancasila belum ditegaskan
ke dalam sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup masyarakat. Pada
zaman Orde Baru, Pancasila sebagai sistem etika disosialisasikan melalui penataran P-4 dan
diinstitusionalkan dalam wadah BP-7. Ada banyak butir Pancasila yang dijabarkan dari kelima
sila Pancasila sebagai hasil temuan dari para peneliti BP-7.
A. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, cara pengamalannya :
1) Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Hormat menghormati dan bekerja sama antar para pemeluk agama lain
3) Menghormati kebebasan menjalanin ibadah
4) Tidak memaksakan suatu agama
B. Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab, cara pengalamannya :
1) Mengakui persamaan derajat
2) Saling mencintai sesame manusia
3) Tidak semena-mena terhadap ornag lain
4) Menjunjung tinggi kemanusiaan
C. Sila Persatuan Indonesia, cara pengalamannya :
1) Menempatkan persatuan
2) Rela berkorbna untuk kepentingan bangsa dan Negara
3) Cinta tanah air
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia
D. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan, cara pengalamannya :
1) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
2) Musyawarah dengan semangat kekeluargaan
3) Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
E. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, cara pengalamannya :
1) Bersikap adil
2) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
3) Menghormati hak orang lain

E. Sumber Sosiologis

Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam kehidupan
masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau dalam hal
bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat”. Masih
banyak lagi mutiara kearifan lokal yang bertebaran di bumi Indonesia ini sehingga memerlukan
penelitian yang mendalam.

F. Sumber Politis
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar sebagai
sumber penyusunan berbagai peraturan perundangan-undangan di Indonesia. Pancasila
sebagai sistem etika merupakan norma tertinggi yang sifatnya abstrak, sedangkan perundang-
undangan merupakan norma yang ada di bawahnya bersifat konkrit.
Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan juga dengan praktik
institusi social, hokum, komunitas, struktur-struktur social, politik, ekonomi. Etika politik
memiliki tiga dimensi, yaitu :
1. Dimensi Tujuan, terumuskan dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat dan
hidup damai yang didasarkan pada kebebasan dan keadilan.
2. Dimensi Sarana, memungkinkan pencapaian tujuan yang meliputi system dan
prinsip-prinsip dasar pengorganisasian praktik penyelenggaraan negara dan yang
mendasari institusi-institusi sosial.
3. Dimensi Aksi Politik, berkaitan dengan pelaku pemegang peran sebagai pihak yang
menentukan rasionalitas politik. Rasionalitas politik terdiri atas rasionalitas tindakan dan
keutamaan. Tindakan politik dinamakan rasional bila pelaku mempunyai orientasi situasi
dan paham permasalahan.

G. Esensi Pancasila Sebagai Sistem Etika


Hakikat Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal sebagai berikut :
1. Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga Negara harus
didasarkan atas nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama.
2. Kedua, hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia yang
mengandung implikasi dan konsekuensi moral. Tindakan kemanusiaan yang mengandung
implikasi moral diungkapkan dengan sikap yang adil dan beradab sehingga menjamin tata
pergaulan antar manusiadan antar makhluk yang bersendikan nilai-nilai kemanusiaan yang
tertinggi, yaitu kebajikan dan kearifan.
3. Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga
bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau
kelompok.Sistem etika yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas social
akan melahirkan kekuatan untuk menghadapi penetrasi nilai yang bersifat memecah belah
bangsa.
4. Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk
mufakat.Artinya, menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
5. Kelima, hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan
dari sistemetika yang tidak menekankan pada kewajiban semata (deontologis) atau
menekankan pada tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih menonjolkan keutamaan (virtue
ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.
H. Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistemetika
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pertama, meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan
Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan
yang diambil setiap warganegara.
2. Kedua, Pancasila sebagai sistemetika memberi petunjuk bagi setiap warga negara sehingga
memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional, regional, maupun
internasional.
3. Ketiga, Pancasila sebagai sistemetika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai kebijakan
sehingga tidak keluar dari semangat Negara kebangsaan yang berjiwa Pancasilais.
4. Keempat, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas
nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang
memengaruhi pemikiran warganegara.

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA

1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan pancasila, bangsa ini memiliki harga diri dan
martabat sebagai bangsa Karena kelima sila yang terdapat di dalamnya berlaku universal,
untuk kehidupan spiritual ataupun kehidupan materil.
Lima Sandi utama penyusuna pancasial adalah :
1. Ketuhanan yang maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Kelima sila ini tercantum pada paragraph ke-4 preambule (pembukaan) undang-
undang dasar 1945. konsep perumusan pancasila sebagi dasar Negara Indonesia melalui
beberapa priode yaitu :

1.1 Priode Pengusualan Pancasila


Jauh sebelumnya priode pengusulan pancasila, cikal bakal munculnya ideology
bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa rasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu
gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia, dalam sejarah lahirnya pancasila dirumuskan
oleh tiga tokoh penting, yaitu Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

1.2 Proses Perumusan dan Pengesehan Pancasila

Setelah soekarno berpidato mengajukan usul tentang dasar-dasar Negara pada


tanggal 1 juni 1945, sidang BPUPKI pertama berakhir. Hari itu juga ketua BPUPKI
menunjukkan dan membentuk panitia kecil. Tugas panitia kecil adalah merumuskan
kembali pidato soekarno yang diberi nama pancasila sebagai dasar Negara.
2 Menanya Akasan Mengapa Diperlukan Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia

2.1 Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut sebagai jati diri bangsa
Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literatur, baik dalm bentuk bahasan
sejarah bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan di
Indonesia. Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama
yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Karena tradisi dan kultur bangsa
Indonesia dapat ditelusuri melalui peran agama-agama besar seperti : perdaban
Hindu, Budha, Islam, Kristen katoli, Kristen protestan. Agama-agama tersebut
menyumbang dan menyempurnakan Kontruksi nilai norma, tradisi, dan kebiasaan-
kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat.
2.2 Pancasila sebagai keperibadian bangsa Indonesia
Pancasila disebut juga sebagai keperibadian bangsa Indonesia, artinya nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaa, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam
sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan
perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, Kepribadian ini mengacu pada
sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap
pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan
ideology bangsa.

2.3 Pancasila Sebagi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidupm bangsa, artinya nilai-nilai
ketuhanan,kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya,
kebaikannya keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan
sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad
yang kuat untuk mengamalkannya dalam keidupan nyata pancasila sebagai
pandangan hidup berate nilai pancasila melekat dalam kehidupan bermayarakat dan
dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak. Pancasila berfungsi sebagai pedoman
bangsa Indonesia, maka nilai-nilai pancasila dimanifestasikan ke dalam kehidupan
bermasyarakat, bernagsa, dan bernegara.
2.4 Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa
Seperti yang dijelaskan bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-
masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai
jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada
sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.
2.5 Pancasila Sebagai Pejanjian Luhur
Perjanji luhur berarti nilai-nilai pancasila sebagai jiwa bangsa dan keperibadian
bangsa disepakati oleh para pendiri Negara (political consensus) seabgai dasar
Negara Indonesia. Kesepakatan para pendiri Negara tentang pancasila seabagai dasar
Negara merupan bukti bahwa pemilihan yang diambil pada waktu itu merupakan
sesuatu yang tepat.

3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia

3.1 Sumber Historis Pancasila


Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama
yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu.
Misalnya, sila Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik
pemujaan yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya Tuhan sudah
diakui.
3.2 Sumber Sosiologis Pancasila
Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
keadilan) secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu
hingga sekarang. Salah satunya nilai yang dapat ditemukan dalam masyarakat
Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong royong. Dapat
dilihat, bahwa kebiasaan bergotongroyong, baik berupa saling membantu antar
tetangga maupun bekerjasama untuk keperluan umum di desa-desa.
3.3 Sumber POlitis Pancasila
Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman bangsa
Indonesia, termasuk pengalaman dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lain.
Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana
kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang
dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan.
4 Membangun Argumen Tentang Dinamika Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia
Pada era Orde Baru, salah satu upaya konkrit Pemerintah dalam rangka penanaman
nilai-nilai Pancasila, adalah melalui penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4). Tujuannya antara lain adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai
demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan
kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Orde Lama, dimana konsep Nasionalis,
Agama, dan Komunis (NASAKOM) menempatkan ideologi komunis menjadi dominan,
sehingga nilai-nilai Pancasila justru menjadi kabur. Sisi baiknya adalah dengan adanya
penanaman nilai-nilai pancasila maka telah menciptakan keteraturan dan keseragaman.
a) Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah BangsaDinamika Pancasila dalam
sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan adanya pasangsurut dalam pemahaman dan
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Contohnya :
1. Pada masa pemerintahan presiden Soekarno, terutama pada 1960-an NASAKOM lebih
populer daripada Pancasila.
2. Pada zaman pemerintahan presiden Soeharto, Pancasila dijadikan pembenarkekuasaan
melalui penataran P-4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalanganyang
mengidentikkan Pancasila dengan P-4
3. Pada masa pemerintahan era 67 reformasi, ada kecenderungan para penguasa
tidakrespek terhadap Pancasila, seolah-olah Pancasila ditinggalkan.
b) Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kajian sejarah
Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya
sehingga nilai-nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan
bernegara. Indonesia saat ini menghadapi tantangan di era globalisasi.

5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila untuk Masa Depan


5.1 Esensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

Sebagai sebuah filsafat, di dalam Pancasila terkandung sebuah pandangan,


nilai-nilai serta suatu pemikiran yang menjadikannya inti utama dari sebuah ideologi.
Pancasila sebagai sebuah filsafat merupakan cerminan sebuah pemikiran yang kristis
dan rasoinal tentang kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa secara mendasar dan menyeluruh.
Dalam aspek ontologi, “keberadaan” Pancasila merupakan sesuatu hal yang
nyata dan realistis. Sebab didalam Pancasila menjelaskan tentang keberadaan Tuhan
serta kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk adalah sesuatu yang nyata
(real). Seperti yang tertera pada sila pertama, “Ketuhanan yang Maha Esa”. Bahwa
Pancasila secara ontologi mengakui keberadaan Tuhan yang memiliki kuasa dan
sebagai pencipta alam semesta.
5.2 Urgensi Pancasila dalam Kajian Bangsa Indonesia
Pancasila dapat memberikan arah tentang hukum harus menciptakan keadaan
negara yang lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Degan adanya pancasila,
perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan pancasila
bertumpu pada pola hidup hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian sehingga perbedaan apapun dapat menjadi suatu pola kehidupan yang
dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang
kokoh. Pentingnya pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia dikarenakan hal-hal
brikut:
1. Pengidentikan pancasila dengan ideology lain
2. Penyalagunaan pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu
3. Melemahnya pemahaman danpelaksanaan nilai pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
5.3 Esensi Pancasial dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Sebagai sebuah filsafat, didalam pancasila terkandung sebuah pandangan, nilai-
nilai serta suatu pemikiran yang menjadikannya inti cerminan sebuah ideology.
Pancasila sebagai sebuah filsafat merupakan cerminan sebuah pemikiran yang kritis
dan rasional tentang kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup
bagsa secara mendasar dan menyeluruh. Filsafat pancasila ditunjukan untuk semua
orang dan bukan hanya untuk bangsa Indonesia saja, sebab di dalamnya terkandung
konsep kehidupan secara luas dan tidak terbatas.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

1. Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


1.1 Konsep Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Titus, Smith dan Nolan memberikan definisi filsasat berdasarkan watak dan fungsinya.
Pertama, filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidpan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak krtitis (arti informasl). Kedua, filsafat adalah suatu
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat di junjung tinggi
(arti formal). Ketiga, filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan (arti
komprehensif). Keempat, filsafar adalah analisis logis dari bahasa seta penjelasan tentang
arti kata dan konsep ( arti analisi linguitik). Kelima, filsafat adalah sekumpulan
problematik yang langsung mendapat perhatian manusia dan carikan jawabannya oleh
ahli-ahli filsafat (arti aktual-fundamental).

Beberapa alasan pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat. Pertama, dalam sidang
BPUPKI, 1 juni1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan nama Philosofosche
Grondslag dari pada indonesia merdeka. Kedua, Menurut Noor Bakry, pancasila adalah
hasil permenungan mendalam para tokoh kenegaraan indonesia, melalui suatu diskusi dan
dialog panjang dalam sidang BPUPKI hingga pengesahan ppki. Ketiga, menurut
sastrapratedja, pancasila menjadi ideologi negara. Pancasila adalah dasar politik yang
mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang berkaitan dengan hidup kenegaraan,
seperti perundang-undangan, pemerintahan, perekonomian nasional, hidup berbangsa,
hubungan warga negaradengan negara, dan hubungan antar sesama warga negara, serta
usaha-usaha untuk menciptakan kesejahteraan bersama.

1.2 Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Beberapa faedah filsafat yang perlu diketahui dan dipahami. Pertama, faedah terbesar dari
filsafat problem kehidupan manusia. Kedua, filsafat adalah suatu bagian dari keyakinan-
keyakinan yang menjadi dasar perbuatan manusia. Ide-ide filsafat membentuk
pengalaman-pengalaman manusia pada waktu sekarang. Ketiga, filsafat adalah
kemampuan untuk memperluas bidang-bidang kesadaran manusia agar dapat menjadi
lebih hidup, lebih dapat membedakan, lebih kritis, dan lebih pandai.
2. Landasan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
a. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Sunjectivus
Pancasila sebagai genetivus-objectivus, artinya nilai-nilai pancasila dijadikan sebagai
objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang
filsafat yang berkembang dibarat. Pancasils sebagai genetivus-subjectivus, artinya nilai-
nilai pancasila dipergunakan untuk mengkritis berbagai aliran filsafat yang berkembang,
baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Selain itu, nilai-
nilai pancasila tidak hanyadipakai dasar bagi pembuatan peraturan perundang-undangan,
tetapi juga nilai-nilai pancasila harus mampu menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik
dan dasar bagi pembangunan nasional.
b. Landasan Ontologi Filsafat Pancasila
Inti persoalan ontologi adalah menganalisis tentang substansi. Subtansi berasal dari kata
latin substare artinya serentak ada, bertahan, ada dalam kenyataan,. Subtantialitas artinya
sesuatu yang berdiri sendri, hal berada, wujud, hal wujud.
Menurut Bakker, ontologi adalah ilmu yang paling universal karena objeknya
meliputi segala-galanya menurut segala bagiannya (ekstensif) dan menurut segala
aspeknya (intensif).
Stephen W. Littlejohn dan Karen A Foss dalam Theories of Humsn Comunication
menegaskan bahwa ontologi merupakan sebuah filosofi yang berhdapan dengan sfist
makhluk hidup . Ada empat masalah mendasar dalam asumsi ontologis ketika dikaitkan
dengan masalah sosial: Pertama, pada tingkatan apa manusia membuat pilihan-pilihan
yang nyata? Kedua, apakah perilaki manusia sebaiknya dipahami dalam bentuk keadaan
atau sifat? Ketiga, apakah pengalaman manusia semata-mata individual atau sosial?
Keempat, pada tingkatan apakah komunikasi sosial menjadi kontekstual?
c. Landasan Epistomologis Filsafat Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang sifat dasar
pengetahuan, kemungkinan, lingkup, dan dasar umum pengetahuan. Epistomologi terkait
dengan seseuatu yang paling sederhana dan paling mendasar.
d. Landasan Aksiologi Pancasila
Landasan aksiologi pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sils-sila
pancasila. Sila pertama mengandung kualitas monoteis,spiritual, kekudusan, dan sakral.
Silakemanusiaan mengandung nilai martabat, harga diri, kebebsana, dan tanggung jawab.
Sila persatuan mengandung nilai solidaritas dan kesetikawanan. Sila keempat
mengandung nilai kepedulian dan gotong royong.
3. Sumber Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
a. Sumber Historis
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang
kemerdekaan negara indonesia, masyarakat nusantara telah melewati ribuan tahun
pengaruh agama-agama lokal, yaitu sekitar 14 abad pengaruh Hindu dan Budda, 7 abad
pengaruh islam, dan 4 abad pengaruh kristen.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Bangsa indonesia dikenal sebagai negara
maritim. Soekarno menyebutnya dengan istilah internasionalisme atau prikemanusiaan.
Sila Persatuan Indonesia. Bangsa indonesia adalah bangsa yang majemuk sosial, kultural,
dan territorial. Bangsa indonesia dapat menyatu dalam suatu komunitas politik
kebangsaan indonesia. Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang mewadahi warisan
peradaban nusantara dan kerajaan-kerajaan bahari terbesar dimuka bumi.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaraan
Perwakilan. Sejarah menunjukan bahwa kerajaan-kerajaan pra-indonesia adalah kerajaan
feodal yang dikuasai oleh raja-raja autokrat.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Masyarakat adil dan makmur adalah
impian kebahagiaan yang yang telah berkobar ratusan tahun lamanya dalam dada
keyakinan bangsa indonesia. Impian kebahagiaan itu terpahat dalam uangkapan Gemah
ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja.
b. Sumber Politis
Sumber politis pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasi kedalam dua
kelompok. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang pancasila sebagai sistem
filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum soekarno antara tahun 1958
dan 1959, tentang pembahasan sila-sila panacasila secara filosofi. Kelompok kedua,
mencakup berbagai argumen politis tentang pancasila sebagai sistem filsafat yang
disuarakan kembali ke era reformasi dalam pidato politik Habibi 1 Juni 2011.

Berikut arti lambang Garuda Pancasila:

a. Garuda Pancasila sendiri adalah burung garuda yang sudah dikenal melalui mitiologi
kuno dalam sejarah bangsa indonesia, yaitu krndaraan Wishnu yang menyerupai
burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai lambang negara untuk
mengambbarkan bahwa indonesia adalah bangsa yang besar dan bangsa yang kuat.
b. Warna keemasan pada burung garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
c. Garudah memiliki paruh, sayap, cakar, dan ekor yang melambangkan kekuatan dan
tenaga pembangunan
d. Jumlah burung garuda pancasila melambangkan hari jadi proklamasi kemerdekaaan
indonesia pada 17 Agustus 1945, diantaranya:
17 helai bulu pada masing masing sayap.
8 helai bulu pada ekor.
19 helaii bulu dibawah prisai atau pada pangkal ekor.
45 helai bulu dileher.
e. Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban
indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan
perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
f. Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis
khatulistiwa yang mengambarkan lokasi negara kesatuan republik indonesia, yaitu
negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur kebarat.
g. Warna dasar pada ruang prisai adalah warna bendera kebangsaan negara indonsia
“Merah-Putih”. Sedangkan pada bagian tengah berwarna dasar hitam. Pada prtisai
terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara pancasila.

Pengaturan pada lambang perisai adalah sebagai berikut:


Sila Pertama: Ketuahan Yang Maha Esa: dilambangkan dengan cahaya dibagian
tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam.
Sila Kedua: Kemanusaiaan yang Adil Beradab: dilambangkan dengan tali rantai
bermata bulatan dan persegi dibagian kiri bawah perisai berlatar merah.
Sila Ketiga: Peratuan Indonesia: dilambangkan dengan pohon beringin dibagian kiri
atas perisai berlatar putih.
Sila Keemapat: Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: dilambangkan dengan kepala banteng dibagian kanan
atas perisai berlatar merah.
Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: dilambangkan kapas
dan padi dibagian kanan bawah perisai berlatar putih.
Ranacangan awal burung garuda dibuat oleh Suktan Hamid ll. Sultan Hamid ll lahir
dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sulan Pontianak Sultan
Syarif Muhammad Alkadrie (lahir dipontianak, Kalimantan Barat, 12 Juli
1913meninggal di Jakarta, 30 Maret 1978 pada umur 64 tahun).

4. Argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai sistem filsafat


a. Dinamika pancasila sebagai sistem filsafat
Pada era pemerintaha soekarno, pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan istilah
Philosofische Grondslag. Pada pemerintahan soeharta,kedudukan pancasila sebagai sistem
filsafatbberkembang kearah yang lebih praktis melalui istilahweltanschauung.
Pada era reformasi, pancasila sebagai sistem filsafat bergema dalam wacana akademik,
termasuk kritik dan renungan yang dilontarkan oleh Habibie dalam pidato 1 Juni 2011.
Habibi menyatakan bahwa: “ Pancasila seolah-olah tengelam dalam pusaran sejarah masa
lalu yang tidak lagi relevan untuk disertakan dalam dialrktika reformasi.
b. Tantangan pancasila sebagai sistem filsafat
Ada dua tantangan panacasila sebagai sistem filsafat, yakni kapitalisme dan komunisme.
Pertama, kapitalisme menekankan kebebasan pemiliki modal untuk mengembangkan
usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya, sehingga menimbulkan
berbagai dampak negatif seperti, monopoli, gaya hidup konsumerisme, dan lain-lain.
Kedua, komunisme yanga sangat menekankan dominasi negara sebagai pemilik modal,
sehingga menghilangkan peran rakyat dalam kehdupan bernegara.
5. Esensi dan Urgensi pancasila sebagai sistem filsafat
a. Esensi pancasla sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki esensi, antara lain:
1. Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bahwa tuhan adalah prinsip utama
dalam keidupan semua makhluk hidup. Setiap orang memiliki kebebasan yang
bertanggung jawab.
2. Hakikat sila kemanusiaan terletak pada manusi monoplurolis, yang terdiri dari susunan
kodrat(jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu, sosial), dan kedudukan
kodrat(makhluk pribadi yang otonomdan makhluk tuhan).
3. Hakikat sila persatuan terletak pada semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan terwujud
dalam bentuk cintah tanah air, yang dibedakan dalam 3 jenis, yaitu tanah air teal, tanah
air formal, dan tanah air mental.
4. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Artinya, keputusan yang
telah diambil lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk mufakat, bukan
membenarkan begitu saja pendapat mayoritas tanpa peduli pendapat minoritas.
5. Hakikat sila keadilan terwujud dalam 3 aspek, yaitu keadilan distributif, legal, dan
komutatif.
5.2 Urgensi bagi pengembangan pancasila sebagai sistem filsafat

Beberapa hal penting bagi pengembangan pancasila sebagai sistem filsafat, antara lain:
1. Memulihkan harga diri bangsa indonesia sebagai negara yang merdeka dalam politik,
yuridis, dan juga merdeka dalam mengemukakan dalam ide-ide pemikiranny untuk
kemajuan bangsa, baik secara materil maupun spiritual.
2. Membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai budya bangsa indonesia
sendri sehingga mampu dalammenhgadapi berbagai ideologi dunia.
3. Menjadi dasar pijakan untuk menhadapi tantangan globalisasi yang dapat melunturkan
semangat kebangsaan dan melemahkan sendi-sendi perekonomian yang berorientasi
pada kesejahteraan rakyat banyak.
4. Menjadi way of life sekaligus way of thingking bangsa indonesia untuk menjaga
keseimbangan dan konsisten antara tindakan dan pemikiran.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

A. Menelusuri Konsep Dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara


1. Konsep pancasila sebagai ideologi pancasila
Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-
cita: dan logos yang berarti ilmu. Ideologis secara etimilogis, artinya ilmu tentang ide-ide
(the science of ideas), atau ajaran tantang pengertian dasar beberapa tokoh atau pemikir
indonesia yang mendefinisaikan ideologi sebagai berikut:
a. Sastrapratedja (2001: 43) : Ideologi adalah seperangkat gagasan/pemikiran yang
berorientasi pada tindskan dan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
b. Soejanto (1991:47) : Ideologi adalah hasil refeksi berkat kemampuannya menjaga
jarak dengan dunia kehidupannya.
c. Mubyarto (1991:239) : Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol-
simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan
pedoman kerja(atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu.
2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Sastrapratedja menegarai beberapa karateristik kebudayaan global sebgai berikut:
a. Berbagai bangsa dan kebudayaaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timbal
balik.
b. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat kedalam berbagai
kelompok dengan pluralisme etnis dan religius.
c. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama dan
bersaing sehingga tidak ada satupun ideologi yang dominan.
d. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap bersifat
plural dan heterogen.
e. Nilai-nilai hak asasi manusia(HAM), kebebasan, demokrasi menjadi nilai-nilai yang
dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda.
3. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
4. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Dimensi realitas : Mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya.
b. Dimensi idealitas : Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Dimensi fleksibilitas : Mengandung relevan atau kekuatan yang merangsang
masyarakat untul mnegembangkan pimikiran-pemikiran baru tantang nilai-nilai dasar
yang terkandung didalamnya.
5. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Ideologi negra sebgai penuntun warga negara. Artinya setiap prilaku warga negra harus
didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang merebak dikalangan
generasi muda menujukan bahwa preskripsi moral ideologis belum di sadari
kehadirannya.
b. Ideologi negara sebgai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan sila-sila
pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaaan
kehendak melalui kekerasan.
6. Diperlukan Kajian Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Karena pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian nilai-nilai yang bersfat
nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut merupakan
perwujudan dari aspirasi(cita-cita hidup bangsa) (Muzayin, 1992:16)
Dengan peraturan yang berlandaskan nilai-nilai pancasila. Maka perasaan adil dan tidak
adil dapat meminimalkan. Hal tersebut karena pancasila sebagai dasar negara menaugi dan
memberikan gambaran yang jelas tentang peraturan tersebut berlaku untuk semua tanpa
perlakuan diskriminalitif. Oleh karena masalah, pancasila memberikan arah tentang hukum
harus menciptakan keadaan negagra yang lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
7. Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Sumber Historis Pancasila Sebagai Ideologi Pancasila.
Pada tanggal 1 Juni 1945 didalam disang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa
teks) mengenai calon rumusan dasar negara indonesia. Kemudian unruk memberikan nama
pancasila yang artinya lima dasar, hal yang menurut Soekarno atas saran dari salah seorang
temannya yaitu seoramg ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Aguatus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, kemudian
keesokan harinya tanggal 18 Aguatus 1945 disahkan Undang-Undang dasar 1945
termaksud pembukaan UUD 1945 dimana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip
atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama pancasila.
Sejak saat itulah perkataan pancasila menjadi bahasa indonesia dan merupakannistilah
umum. Qalaupin dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah pancasila,
namun yang di maksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
pancasila.
b. Sumber sosiologi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Bangsa indonesia yang penuh dengan kebhinekaan terdiri atas lebih dari 300 suku suku
bangsa yang tersebar dilebih dari 17.000 pulau. Secara sosiologi telah memperaktikan
pancasila karena nilai-nilai yang terkandung didalamnya merupakan kenyataan-kenyataan
(materil, formal, dan fungsional) yang ada didalam masyarakat indonesia. Data sejarah
menunjukan bahwa setip kali ada upaya perpecahan atau pemberontakan oleh beberapa
kelompok masyrakat, maka nilai-nilai pancasila lah yang dikdedpankan sebagai solusi
untuk menyatukan kembali. Begitu kuat dan ajaibnya kedudukan pancasila sebagai
kekuatan pemersat, maka kegagalan upaya pembrontakan yang terakhir (G30S/PKI) pada
1 Oktober 1965 untuk seterusnya haari tersebut dijadikan sebagai hari kesaktian pancasila.

Nilai-nilai Pancasila Sebagai Ideologi Politik


c. Nilai Ktuhanan(Realigiusitas)
d. Nilai Kemanusiaan(Moralitas)
e. Nilai Peratuan (kebangsaan) Indonesia
f. Nilai Permusyawaratan dan Perwakilan
g. Nilai Keadilan Sosial
h. Perkembangan Pancasila Sebagai Ideologi Politik Sampai Sekarang

Contoh Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dalam Bidang Politik

Dalam bidang politik, kita harus mewujudkan perilaku, antara lain:

1. Menghindari sikap dan perilaku yang memaksa pendapat dan ingin menang sendri
2. Penyelengaraan negara dan warga negara mewujudkan nilai ketuhanan, kemanusiaan,
kebangsaan, serta kerakyatan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menghindari sikap menghalang-halangin orang yang akan berpartisipasi dalam kehidupan
demokrasi.
4. Meyakini bahwa nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 sebagai nilai yang terbaik dan sesuai
untuk bangsa indonesia serta tidak melecehkannya.
i. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Pancasila Seabagai Ideologi Negara
1. Argumen tantang dinamika pancasila sebagai ideologi negara
Setelah Soekarno mengali kembali nilai-nilai luhur budaya indonesia, pada 1Juni 1945
barulah pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang diresmikan pada 18 Agustus 1945
dengan dimasukannya sila-sila pancasila dalam pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia tahun1945. Dengan bersumberkan budaya, adat istiadat, dan agama sebagai
tonggaknya, nilai-nilai pancasila diyakinin kebenarannya dan senantiasa melekat dalam
kehidupan bangsa dan negra indonesia.
Puncaknya adalah peristiwa pembrontakan G30S PKI 1965. Peristiiwa ini menjadi pemicu
berakhirnya pemerintahan presiden Soekarno yang digantikan oleh pemerintahan presiden
Soeharto. Pada masa pemerintahan presiden Soeharto, ditegaskan bahwa pancasila sebagai
dasae negara akan dilaksanakan secara murni dan konsekuensi. Kemudian di terbitkan
tetetapan MPR No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila
(P-4). Namun , pemerintahan presiden soehartonpun akhirnya dianggapmenyimpang dari
garis polotik pancasila dan UUD 1945. Beliau dianggap cenderung melakukan praktik
liberalisme-kapitalisme dalam mengelola negara. Pada tahun 1998 muncul gerakan
reformasi yang mengakibatkan presiden soeharto berhenti menyatakan dari jabatan
presiden.
Pada tahun 2004 sampai sekarang, berkembang gerakan para akademisi dan pemerhati
serta pencinta pancasila yang kembali menyuarakan pancasila sebagai dasar negara melalui
berbagai kegiatan seminar dan kongres.
Dampak positif lainnya adalah semangkin meningkatnyapartisipasi rakyat terhadap politil,
sehingga rakyat tidak lagi bersikap apatis terhadap masalah yang timbul dibidang
pemerintahan. Hal itu terjadi karena kebebasan berpendapat yang di junjung tinggi,
sehingga mereka bebas mengeluarkan ide atau gagasan-gagaan uang menurut mereka bisa
membantu mengatasi masalah dalam bidang politik.
2. Argumen Tentang Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila harus menjadi benteng moral dalam tantangan yang muncul seperti liberalisme,
kapitalisme, (sebagai ideologi yang terbuka karena memberikan kebebasan dalam setiap
aktivitas warga negara), Komunisme(sering kali menemukan individu yang tidak percaya
adanya keberadaan tuhan atau dewa dan dewi karena dalam negara komunis pemerataan
ekonomi serta materi lebih penting terhadap keberadaan agama itu sendri) Sekularisme(
mengurangi keterkaitan antara pemerintahan dan agama negara, mengantikan hukum
keagamaan dan hukum sipil, dan menghilangkan pembedaan yang tidak adil dengan dasar
agama) Pragmantisme(konsep yang lebih mementingkan sis kpraktisan diabndingkan sisi
manfaat) dan Hedonisme( ajaran atau pandangan bahwa kesengan atau kenikmatan
merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia)

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

1. Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara


Konsep pancasila sebagai dasar negara dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya
pada hari terakhir sidanng pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk
menjadikan pancasila sebgai dasar negara falsafah negara atau filosophische gromdslag
bagi negara indonesia merdeka.
Sejak saat itu pancasila sebagai dsar negara yang mempunyai kedudukan sebgai
berikut:
1. Sumber dari segala sumber hukum di indonesia.
2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah
maupun penyelengaraan negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.
Urgensi pancasila berguna sebgai dasar negara agara para penjabat publik dalam
menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah, membuat seluruh warga negara
berartisipasi dalam proses pembangunandalam berbgai bidang kehidupan bangsa
dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.

2. Alasan Mengapa Diperlukan Kajian Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-nilainya
bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut
merupKn perwujudan dari aspirasi (cita-cita hidup bangsa). Pancasila memberikan
araha tentang hukum harus menciptakn keadaan negara yang lebih baik dengan
kelandasan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Dengan demikian, diharapkan kepada warga negara dapat memahami dan
melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti, masyarakat
selalu bahu-,embahu dalam ikut berpartisipasi membersihkan lingkungan, saling
menoong, dan menjaga satu sama lain.
a. Esensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
3. Esensi pancasila sebagai ideologi negera
Hakikat pancasila sebagai ideologi negara memiliki tiga dimensi sebagai berikut
a. Dimensi realitas : mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakat.
b. Dimensi idealitas: mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Dimensi fleksibilitas : mengandung relevan atau kekuatan yang merangsang
masyarakat untuk mengembagkan pemi,iran-oemikiran baru tentang nilai-nilai
dasar yang tergantung didalamnya.
4. Penerapan Esensi Pancasila sebagai dasar negara
1. Sila ketuhanan yang maha esa, diwujudkan dalam bentuk semangat toleransi
antara umat beragama
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, diwujudkan penghargaan terhadap
pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) di indonesia
3. Sila persatuan indonesia, diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan bangsa
dan negara daripada kepentingan kelompok atau golongan
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaa dalam
permusyawaratan/perwakilan, diwujudkan dalam mendahulukan pengambilan
keputusan berdasarkan musyawarah dari pada voting
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, diwujudkan dalam bentuk
memperkaya diri atau kelompok dengan keadilan karena penyalahgunaan
kekuasaan
5. Penerapan urgensi pancasila sebagai dasar negara
Untuk memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, dapat menggunakan 2
metode pendekatan, yaitu institusional (kelembagaan)dan human resourse
(personal/sumber daya manusia.
6. Urgensi pancasila sebagai ideologi Negara
1. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga
negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba
yangmerebak dikalangan generasi muda menunjukan bahwa preskripsi moral
ideologis belum disadari kehadirannya.

Anda mungkin juga menyukai