BAB II
TINJAUANKEPUSTAKAAN
A. Landasan Teoritis
1. Pengertian Kompetensi
sesuatu”3
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 9, h.. 229.
2
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
2000), h.. 426.
3
Gulo Dali., Kamus Psikologi, (Bandung : Tonic Cetakan I, 1982), h.. 221
4
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
Cet. 2, h.. 4.
5
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka
Bani Quraisy, 2004), Cet I, h.. 92.
14
15
tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh guru atau
yang berlaku, yaitu harus lulusan fakultas kedokteran. Jadi guru pun
6
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik dan
Implementasi), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. 3, h.. 38.
7
Muhibbin Syah, op.cit.
8
Ibid.
16
masyarakatnya”.10
9
Piet A. Suhertian dan Ida Alaida Suhertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Program Inversive Education, (Bandung : Rineka Cipta, 1992), h..4
10
Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta : Kanisius, 1994), h..44
11
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.. 58.
17
psikologi.
belajar. Guru tidak hanya harus tahu tentang mengajar, tetapi juga
yang terjadi pada pribadi anak, seperti sikap yang kongkrit, nilai-nilai,
c. Pengorganisasian materi;
12
Ibid, h.. 59.
18
a. Kepribadian ;
b. Penguasaan bahan ;
c. Kesadaran waktu ;
d. Penguasaan metode ;
f. Pengelolaan kelas ;
g. Penggunaan media ;
13
Tim Dosen Pembina Ilmu Keguruan IKIP Jakarta, Evaluasi Kemampuan Mengajar,
(Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, 1980), h.. 16
19
pengajaran.14
bidang, yaitu:
meningkatkan profesinya.
14
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005). h.. 14
20
a. Mengembangkan kepribadian
pengajaran.16
oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil
mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu
sebaik mungkin.17
urusan akan dapat dicapai dengan baik dan berhasil apabila dilakukan oleh
apabila pekerjaan atau urusan dilakukan oleh orang yang tidak memiliki
kehancuran, artinya urusan itu tidak dapat dicapai dengan baik dan
17
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), Cet Ke-4, h..36.
18
Abi Abdillah Muhammad bin Ismaill Al-Bukhari, Matan Al-Bukhari, (Indonesia:
Darul Ihya, t.th), h.. 21.
22
2. Pengertian Guru
kehidupan anak didik, karena besarnya tanggung jawab guru terhadap anak
didiknya maka apapun bukan menjadi penghalang bagi guru untuk selalu
19
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1994), Cet. 2, h.. 113
20
Lihat Adi Sasono, Solusi Islam Atas Problematika Umat: Ekonomi, Pendidikan dan
Dakwah (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h.. 94.
23
kehidupan anak didik, karena besarnya tanggung jawab guru terhadap anak
didiknya maka apapun bukan menjadi penghalang bagi guru untuk selalu
guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang pekerjaannya
yang mengacu pada pengertian guru, seperti kata yang lazim dan sering
digunakan di antaranya Murabbi ()اﻟﻤﺮﺑ ﻰ, Mu’allim ( )اﻟﻤﻌﻠ ﻢ, dan Mu’addib
()اﻟﻤ ﺆدب. Jika murabbi dan mu'allim berasal dari al-Qur'an, maka Mu'ddib
samping itu guru kadang disebut melalui gelarnya, seperti al-Ustadz dan
asy- Syaikh.
Al-Murabbi " ( )اﻟﻤﺮﺑﻲadalah isim fa'il yang berasal dari kata kerja
21
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu, 1997),
h.. 61.
24
22
Mahmud Yunus, Kamus Arab- Indonesia ( Jakarta : CV Hida Karya Agung, 1990),
h.. 137.
23
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ofsset, cetakan I, 1996), h.. 12.
24
Mahmud Yunus, Op. Cit., h.. 277.
25
manusia segala sesuatu (ilmu) yang belum pernah diketahui oleh manusia.
sesamanya.
tahu akan menjadi tahu dengan ilmu yang diterima dan dipelajarinya.
kata kerja addaba ( )ادبyang berarti memberi adab dan mendidik.25 Yakni
25
Mahmud Yunus, Op. Cit., h.. 277. lihat Juga Abudin Nata, op. cit., h.. 61.
26
khusus sebagai guru, karena pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh
26
Hadi Supeno, Potret Guru, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1995). h..26
27
Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta : Sinar Grafika, 2003), Cet.1,h..
28
Moh. Uzer Usman, op.cit., h..6
29
Hadi Supeno, op.cit.,h..27
27
oleh Zainudin, dkk mengatakan bahwa guru adalah pendidik dalam artian
yang umum, yang bertugas dan bertanggung jawab atas pendidikan dan
pengajaran”.32
30
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1994), h.. 74
31
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,
1980), h.. 37
32
Zainudin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta : Bumi Aksara,
1991), h..50
33
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi
Aksara, 1995), h..262
28
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.34
tinggi.36
34
Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia Nomor 74 tahun 20
35
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru
dan Calon Guru, (Jakarta : Rajawali Pers, 1992), h..161
36
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
h.. 31
29
tua murid, masyarakat serta Allah SWT. Sedangkan guru PAI adalah
mengatur serta memberi suri teladan untuk membentuk pribadi anak didik
dalam hal kependidikan Islam agar diperoleh anak didik yang sehat
Guru adalah figur seorang pemimpin, dia juga sebagai sosok arsitek
yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik,39 dengan cara
37
Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press,2003), h.. 8.
38
H. Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1985), h.. 123.
39
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), h.. 36
30
telah direncanakan.40
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa
mendidik sendiri adalah sangat luas tidak dibatasi ruang dan waktu dalam
memberi contoh yang baik, pujian dorongan dan lain sebagainya yang
oleh karena itu, mengajar merupakan sebagian dari mendidik.41 Dalam arti
yang lebih sempit tugas guru adalah mengajar sebagai upaya transfer of
dan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari
orang lain.
dilaksanakan dalam interaksi edukatif antara guru dan murid yaitu antara
dan sekaligus juga suatu pekerjaan yang memerlukan waktu yang banyak.
42
Soekartawi, Meningkatkan Efektifitas Mengajar. (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya,
1995), h.. 32
32
dengan baik di kelas dan siswa dapat menerimanya dengan baik pula.
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
secara efektif dan efisien. Belajar merupakan hal yang penting dan utama
melalui kinerja guru. Kinerja guru dalam proses belajar mengajar pada
sebagai pengajar; (2). guru sebagai pembimbing; dan (3). guru sebagai
masyarakat.43
karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh
43
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2002), h.. 17.
44
Moh Uzer Usman., Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), h.. 15.
34
banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antar siswa di
dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. Dan
yang efektif serta efisien dengan hasil yang optimal. Sebagai manajer
yang diharapkan.
belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua
35
dengan teman–temannya.
tugas profesional, tugas personal dan tugas sosial. Untuk mempertegas dan
non edukatif.
45
Piet A Sahertian dan Ida Aleida, Superfisi Pendidikan dalam Rangka Program
Inservice Education, ( Surabaya: Usaha Nasional, 1990), h. 38
36
Nasional menyebutkan:
46
Undang-Undang Republik Indonesia, Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra
Umbara, 2003), h. 27
37
pribadi yang rangkap yang harus dapat diperankan dimana guru itu
berada. Tugas personal guru yang dimaksud disini adalah tugas yang
korban pada salah satu pihak, yaitu anak didiknya, hal ini dikarenakan
dirinya pribadi.
38
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Zakiah Darajat,
pendidikan masyarakat.
47
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 19
39
bukan saja ditinjau dari profesi atau jabatannya, namun lebih dari itu
pembangunan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ali
sendiri.48
dimasa depan tercermin dari potret-potret diri para guru dewasa ini.
48
Ali Saifullah, Antara Filsafat dan Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1989), h.
12-13
49
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesiona, (Bandung: Remaja Rosda Karya..
1994), h. 15
40
Guru adalah figur seorang pemimpin, dia juga sebagai sosok arsitek
yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik,50 dengan cara
telah direncanakan.51
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa
mendidik sendiri adalah sangat luas tidak dibatasi ruang dan waktu dalam
50
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), h. 36
51
Endang Poerwati, dkk., Perkembangan Peserta Didik, (Malang; UMM Press,
2002), h. 7.
41
memberi contoh yang baik, pujian dorongan dan lain sebagainya yang
oleh karena itu, mengajar merupakan sebagian dari mendidik.52 Dalam arti
yang lebih sempit tugas guru adalah mengajar sebagai upaya transfer of
tidak ada pejabat lain yang memikul tanggung jawab moral begitu besar
selain guru dengan segala konteks dari lingkupnya. Hal ini sesuai dengan
apa yang telah disinyalir sebagian orang bahwa, naik turunnya martabat
suatu bangsa terletak pula sebagaian besar dipundak para guru atau
akan datang. Guru dan pendidikan non formal lainnya adalah pemegang
Karena itulah dalam hati sanubari setiap guru harus selalu berkobar
semangat”.
52
Ahmad Tafsir, loc. cit
42
dan contoh bagi anak didiknya namun juga menjadi cermin masyarakat,
pembangunan dewasa ini. Hal ini sangat penting karena dari gurulah
dapat diwariskan kepada generasi penerus bangsa. Hal ini juga sesuai
dengan apa yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW, dalam suatu
4. Syarat-syarat Guru
jiwa dan tanggung jawab moral, merupakan pekerjaan yang sulit dan berat
Maka dari itu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh guru
53
M. Athiyah Al-Abrosyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan
Bintang, 1979), h. 35
43
bidang profesinya.
yang dilaksanakan.
fungsi.54
c. Memiliki jiwa pendidik dan rasa kasih sayang kepada anak didiknya
a. Takwa kepada Allah SWT Yaitu seorang guru harus taat beribadah
54
Muh Uzzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1996), h. 15
55
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadlani, 1993), h. 29
44
maka setiap gerak dan langkahnya harus selalu didasari ibadah kepada
Allah.
d. Berkelakuan Baik; Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru dari
semua gerak dan langkahnya. Apa yang diucapkan dan dilakukan akan
guru, akan menjadi pendidikan langsung bagi siswanya. Maka dari itu
yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional melalui
56
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 41
45
dosen.59
profesional.
57
E .Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja
Rosdakarya 2007). h..33
58
Trianto dan Titik. Sertifikasi Guru upaya peningkatan kualifikasi kompetensi dan
kesejahteraan. (Jakarta: prestasi pusaka, 2007) h.11
59
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 4
46
sertifikat pendidik.60
pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang
adalah bukti formal dari pemenuhan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik
60
E .Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja
Rosdakarya 2007). h.34
61
Martinis Yamin. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2006), h. 2
62
Mansur Muslich. Sertifikasi guru menuju profesionalisme pendidik. (Jakarta: Bumi
Jaksara, 2007), h. 2
47
sebagai berikut:
kependidikan.
63
Kunandar, Guru Professional, Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi
Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), h.79-80
48
dokter).
tuntutan zaman.64
secara formal diberikan kepada guru yang telah memenuhi dua syarat yaitu
64
E,. Mulyasa. op. cit, h. 17
49
layak.
harus dimiliki oleh seorang guru yang berkaitan dengan tugas dan
nasional.66
Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 10
a. Kompetensi Paedagogik
66
Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), h. 139.
67
Undang-Undang Guru dan Dosen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.. 74
68
Asrorun Niíam, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta : eLSAS, 2006), Cet Ke
1, h.. 199
69
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006), h.. 391
51
berikut :71
pemerintah.72
72
Ibid
53
pengelolaan pengajaran.
menyenangkan.
75
E. Mulyasa, Standar Kompetensi, h.. 107
55
psikomotor.76
76
Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP, 2000), h.. 105 & 110
56
b. Kompetensi Kepribadian
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 10 ayat (1)
77
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertivikasi Guru, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 7
78
Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK
Depdiknas dengan modifikasi
57
sebagai berikut;
didik
kemampuan pribadi seorang guru yang terdiri dari unsure fisik yang
terdiri dari unsur psikis, dan unsur fisik yang mana dapat dilihat dan
berikut ;79
mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Indikator dari
masyarakat di sekitarnya.
berwibawa.
79
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal
4 Mei 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru
59
rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. Indikator dari
c. Kompetensi Sosial
80
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, h.. 173
60
d. Kompetensi Profesional
81
Asrorun Niíam, Membangun Profesionalitas Guru…, h.. 199
82
Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003), Cet. 1, h.. 82
83
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, h.. 135-136
61
dilakukan oleh guru dan siswa di dalam situasi tertentu. Mengajar atau
pekerjaan yang mudah dan dapat terjadi begitu saja tanpa di rencanakan
tertentu.85
84
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta :
Ciputat Pers, 2002), h.. 85.
85
Muhaimin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Guru, (bandung:
Remaja Rosda Karya, Edisi Revisi, 2005), h.. 120
62
sikap.
86
Ibid., h.. 172
63
belajar membaca.
belajar menulis.
belajar matematika.87
87
Ibid., h.. 174.
64
3) Ketersediaan Fasilitas
pengelolaan.
haruslah memadai.
c) Ketersediaan alat.88
88
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1995), h.. 150-151.
65
1. Tesis yang ditulis oleh Radiatul fitri yang berjudul hubungan antara
kompetensi dan disiplin kerja guru dengan prestasi belajar siswa. Studi
kijang.
edukatif yang kontekstual, dan penguatan nilai-nilai moral yang ada. Nilai-
C. Konsep Operasional
silabus
4. Mampu merancang 1) Kesesuaian antara SK, KD dan
pembelajaran indicator dalam menyusun RPP
2) Adanya tujuan pembelajaran
3) Adanya materi pembelajaran
5. Mampu melaksanakan
Adanya Tanya jawab dalam proses
pembelajaran yang mendidik
pembelajaran
dan dialogis
6. Mampu memanfaatkan Menggunakan media pembelajaran
tekhnologi pembelajaran yang berbasis internet
1) Berdasarkan indicator yang
7. Mampu melakukan Evaluasi dibuat
Hasil Belajar (EHB) 2) Menggunakan tes dan non tes
3) Sesuai dengan materi pelajaran
Kepribadian yang mantap dan 1) Bertindak sesuai dengan norma
stabil, dengan indikator : hukum dan norma social
1. Bertindak sesuai norma hukum 2) Bangga menjadi guru
2. Bertindak sesuai dengan norma 3) Memberikan pengarahan dan
sosial membimbing siswa untuk
3. Bangga sebagai guru berbuat baik
4. Memiliki konsistensi dalam 4) Mematuhi kode etik sebagai
bertindak sesuai dengan norma. guru
Kepribadian yang dewasa, dengan
indikator :
1. Menampilkan kemandirian 1) Menjalankan tugas dengan baik
dalam bertindak sebagai guru dan bertanggungjawab
2. Memiliki etos kerja sebagai 2) Disiplin dalam hal masuk dan
guru keluar kelas
Kepribadian yang arif, dengan
indikator : 1) Tidak pernah melanggar
Kompetensi 1. Menampilkan tindakan yang peraturan yang berlaku
kepribadian didasarkan pada kemanfaatan 2) Bertindak sesuai dengan
guru peserta didik, sekolah dan kemanfaatan bagi peserta didik,
masyarakat sekolah dan masyarakat
2. Menunjukkan keterbukaan 3) Terbuka dalam menyikapi
dalam berpikir dan bertindak perbedaan dengan orang lain
Kepribadian yang berwibawa,
dengan indikator : 1) Selalu senyum kepada siswa
1. Memiliki perilaku yang dan guru yang lain
berpengaruh positif terhadap 2) Menunjukkan jiwa
peserta didik kepemimpinan yang patut
2. Memiliki perilaku yang dicontoh bagi siswa
disegani 3) Selalu memberikan bantuan
kepada siswa dalam
menyelesaikan masalah yang
ada dikelas
Berakhlak mulia dan menjadi
teladan, dengan indikator : 1) Bertindak sesuai dengan norma
68