Anda di halaman 1dari 4

Geometri jalan angkut :

1. Lebar jalan angkut pada jalan lurus = 3 kali lebar alat angkut terbesar
a. Untuk lebar jalan angkut pada jalan lurus satu jalur yaitu :
L min = n.Wt + (n + 1)(1/2.Wt)
L min = 1x3,435096 + (1+1)(1/2x3,435096)
L min = 6,870192 m atau 7 m
a. Untuk lebar jalan angkut pada jalan lurus dua jalur yaitu :
L min = n.Wt + (n + 1)(1/2.Wt)
L min = 2x3,435096 + (2+1)(1/2x3,435096)
L min = 6,870192 + (3)(1,717548)
Lmin = 6,870192 + 5,152644
Lmin = 12,0228632 m atau 12 m
2. Lebar jalan angkut dua jalur pada tikungan :
W min = 2 (U + Fa + Fb + 2) + C
U + Fa+ Fb
Z=
2

dimana : W min = lebar jalan angkut minimum pada belokan,m


U = lebar jejak roda (center to center tires),m
Fa = lebar juntai (overhang) depan,m
Fb = lebar juntai belakang,m
Z = lebar bagian tepi jalan,m
C = lebar antara kendaraan (total lateral clearance),m
3. Superelevasi
Pada tikungan diperlukan suatu besaran yang dinamakan ‘superelevasi’ yang
gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan.
Dasar rumusan adalah :
Rumus :
S2
e=67
R
Dimana :
e = “super elevation”, mm/m
S = kecepatan kendaran, km/jam
R = radius belokan, m
Tabel II
“SUPER ELEVATION RATES” (mm/m)
Kecepatan
truk 15 25 35 40 50 60
(km/jam)
Radius 40 40 - - - -
15m
30 40 40 40 - - -
50 40 40 40 50 - -
75 40 40 40 40 60 -
100 40 40 40 40 50 60
200 40 40 40 40 40 50
300 40 40 40 40 40 40

4. Jari-jari tikungan adalah untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diakibatkan


karena kendaraaan melalui tikungan sehingga tidak stabil. Jari jari tikungan jalan
angkut berhubungan dengan konstruksi alat angkut yang digunakan, khususnya
jarak horizontal antara poros roda depan dan belakang. Dengan rumus sebagai
berikut :
W
R=
sin β

Dimana: R = jari-jari jalan angkut,m


W = jarak poros roda depan dan belakang,m
β = sudut penyimpangan roda depan,
Gambar 3
Sudut Penyimpangan Maksimum Kendaraan

5. Kemiringan/grade pada tanjakan dan turunan jalan angkut pada PT. ANTAM
• Beda tinggi tanjakan dan turunan jalan angkut PT. ANTAM adalah
• Panjang bidang miring pada tanjakan dan turunan jalan angkut PT. ANTAM
adalah 158 m didapatkan dari track pada jalan angkut.

beda tinggi padaturunan atau tanjakkan jalan angkut


Kemiringan/grade = x 100
panjang bidang miring jalan angkut

16
Kemiringan/grade = x 100 %
157
Kemiringan/grade = 10,19 % sesuai dalam kepmen 1827 K bahwa
kemiringan/grade jalan tambang tidak boleh lebih dari 12 %
6. Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap
bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk penampang
melintang cembung. Dibuat demikian dengan tujuan untuk mempelancar
penirisan. Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang ada pada
permukaan jalan. Hal ini penting karena air yang menggenang pada permukaan
jalan angkut akan membahayakan kendaraan yang lewat dan mempercepat
kerusakan jalan.
Dalam penelitian di lapangan cross slope jalan angkut adalah 20 dengan rumus
sebagai berikut :
tinggi bidang miring
Cross slope = x 100 %
panjang bidang miring
0,19
Cross slope = x 100 %
6
Cross slope = 3,16% atau 3% sesuai dengan kepmen 1827k dengan kemiringan
melintang paling kurang 2% atau maksimum 2% - 4%.

Anda mungkin juga menyukai