Anda di halaman 1dari 8

DIKSI

DOSEN : Dr. Dra. WARNI, M.Hum

OLEH

MAYA PUTRI AYU SINAGA

I1D120019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SENI TARI DRAMA DAN MUSIK

UNIVERSITAS JAMBI
A. Pengertian Diksi ( Pilihan Kata )
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk
menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata
merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam
dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca
atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan
oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis
atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan kata – seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan
ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada
pemilihan kata dan gaya.  Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi
adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di
dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-
mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.

B. Fungsi Diksi ( Pilihan Kata )


Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah
daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan
sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan
antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata
bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan
kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi
untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas
mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
C. Pilihan Kata dan Penggunaan Diksi
1. Kata dari dan daripada
Contoh :
-  Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
-   Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
-   Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2. Kata pada dan kepada
Contoh :
-  Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
-  Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3.  Kata di dan ke
Contoh :
-  Atika sedang berada di luar kota  (fungsi kata depan di)
-   Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)
4.  Kata dan dan dengan
Contoh :
-  Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
-   Ibu memotong kue dengan pisau
5.  Kata antar dan antara
Contoh :
-  Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
-       Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

D. Jenis makna

Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:

Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca indra dan
tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.

Contoh :   

- Kepala: organ tubuh yang letaknya paling atas


- Besi: logam yang sangat keras
Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi pancaindra
dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau
makna kontekstual.

Contoh :

- Ibu kota : pusat pemerintahan


- Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
- Jamban : kamar kecil

 Perubahan makna

Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas:

 Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.

Misalnya :

Kata Dulu Sekarang

Mengarungi laut dengan memakai kapal Mengarungi lautan dengan alat


Berlayar
layar apa saja

Sebutan untuk semua anak laki-


Putera-puteri Dipakai untuk sebutan anak-anak raja
laki dan perempuan

1. Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makna dahulu

Kata Dulu Sekarang

Sebutan untuk semua orang Gelar untuk orang yang sudah


Sarjana
cendekiawan lulus dari perguruan tinggi

Sekolah yang mempelajari ilmu


Madrasah Sekolah
agama Islam
Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :

Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan
lebih baik dari arti sebelumnya.

Contoh :

 Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan


 Kata istri  atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.

 Pergeseran makna

Pergeseran makna dibedakan atas dua macam:

1. Asosiasi

Adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.

Contoh:

–   Tasya menyikat giginya sampai bersih

–   Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu

2. Sinestesia

Adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.

Contoh:

–  Sayur itu rasanya pedas sekali

–  Kata-katanya sangat pedas didengar.

 Relasi makna

 Homonim

Adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.

–  Bisa berarti   
1). Dapat, sanggup

2). Racun

–   Buku berarti 

  1). Kitab

2). Antara ruas dengan ruas

 Homograf

Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan
pengucapan dan arti.

Contoh:

–  Teras (inti) dengan teras (halaman rumah)

–  Sedan (isak) dengan sedan (sejenis mobil)

–   Tahu  (paham) dengan tahu (sejenis makanan)

 Homofon

Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan
tulisan dan arti.

Contoh:

–   Bang dengan bank

–   Masa dengan massa

 Sinonim
adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang
sama

Contoh:

–   Pintar dengan pandai

–   Bunga dengan kembang

Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di
dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya
dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim
dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

 Pengaruh bahasa daerah

Contoh:

Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .

Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.

Kata rindu bersinonim dengan kata kangen

 Perbedaan dialek regional

Contoh:

Handuk bersinonim  tuala  , selop bersinonim seliper

 Pengaruh bahasa asing

Contoh:

kolosal bersinonim besar , aula bersinonim ruangan , realita bersinonim kenyataan.

 Perbedaan dialek sosial


Contoh:

suami bersinonim laki , istri bersinonim bini , mati bersinonim wafat.

 Perbedaan ragam bahasa

Contoh:

membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya.

 Perbedaan dialek temporal

Contoh:

membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya.

 Antonim

Adalah kata-kata yang berlawanan artinya.

Contoh:

–  Tua – muda

–  Besar – kecil

–  Luas – sempit

Anda mungkin juga menyukai