PERLINDUNGAN KO-WPS Office
PERLINDUNGAN KO-WPS Office
Perlindungan Konsumen adalah Perangkat hukum yang di ciptakan untuk melindungi dan
terpenuhinya pihak konsumen.
segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan
kepada konsumen.Sedangkan pengertian Konsumen sendiri adalah orang yang mengonsumsi
barang atau jasa yang tersedia di masyarakat baik digunakan sendiri ataupun oranglain dan
tidak untuk diperdagangkan.
Hukum Perlindungan Konsumen adalah Bagian dari Hukum Konsumen yang memuat
asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat yang melindungi
kepentingan konsumen
Hukum Perlindungan Konsumen yang berlaku Indonesia memiliki dasar hukum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.dengan adanya dasar hukum yang pasti,perlindungan hukum terhadap hak-
hak konsumen bias dilakukan dengan penuh optimisme.Hukuim perlindungan konsumen merupakan
cabang dari Hukum Ekonomi,alasanya permasalaha yang diatur oleh dalam hukum konsumen berkaitan
erat dengan pemenuhan kebutuhan/jasa.
Di Indonesia,dasar hukum yang menjadikan seorang konsumen dapat mengajukan perlindungan adalah,
2. Kewajiban Konsumen
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang/jasa,demi keamanan dan keselamatan;
b. Beriktikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang/jasa;
c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
Hak dan Keweajiban Pelaku Usaha
Hak dan kewajiban Pelaku Usaha / pengusaha diatur dalam Pasal 6 dan 7 UU No. 8/1999
a. Hak Untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai
tukar barang atau jasa yang diperdagangkan;
b. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beriktikad tidak
baik;
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa
konsumen;
d. Hak untuk rehabilitasi Nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen
tidak diakibatkan oleh barang / jasa yang diperdagangkan;
e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainya.
2. Kewajiiban Pelaku Usaha adalah:
Dalam pasal 8 sampai dengan pasal 17 Undang-undang no.8 tahun 1999, mengatur perbuatan
hukum yang dilarang bagi palaku usaha larangan dalam memproduksi atau memperdagangkan,larangan
dalam menawarkan larangan-larangan penjualan secara obral/ lelang,dan dimanfaatkan dalam
ketentuan periklanan.
Ø Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang di persyaratkan dalam ketentuan perundang-
undangan
Ø Tidak sesuai dengan ukuran,takaran,timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang
sebenarnya,
Ø Tidak sesuai dengan Kondisi,jaminan keistimewaan sebagaimana dinyatakan dalam label,etika atau
keterangan barang / jasa tersebut,
Pelaku usaha dilarang menawarkan,mempromosikan suatu barang atau jasa secara tidak benar
atau seolah-olah.
Pelaku usaha dalam penjualan yang dilakukan melalui secara obral atau lelang dilarang mengelabui/
menyesatkan konsumen,antara lain:
Ø Tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkan dengan maksut menjual barang lain.
Ø Memuat informasi yang salah atau keliru mengenai barang atau jasa
Melalui doktrin tersebut,telah terjadi deregulasi doktrin perbuatan Melawan Hukum (pasal 1365
KUHPerdata) yang menyatakan bahwa tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian pada
orang lain ,mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian,mengganti kerugian
tersebut.Untuk dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum berdasarkan pasal 1365
KUHPerdata,suatau perbuatan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut,
3. Adanya kerugian
SANKI
Ø Kurungan;
Ø Penjara 5 Tahun atau denda 2.000.000.000 (dua milyar rupiah) (pasal 8,9,10,13 ayat (2),15,17) ayat
(1) huruf a , b, c dan e ,pasal 18
Ø Penjara 2 Tahun ,atau denda 500.000.000, ( lima ratus juta rupiah) ( pasal 11,12,13, ayat (1) 14 ,
16,dan 17 ayat (1) huruf d dan f
Ketentuan pidana lain (diluar Undang- undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen) jika konsumen luka berat atau sakit berat,cacat tetap atau kematian. Hukum tambahan
antara lain: