Anda di halaman 1dari 24

PEMUAIAN

Dr. Ir. ALHANANNASIR, M.Si


Pemuaian
Jika sebuah benda dipanaskan/diberikan
kalor, maka partikel partikel dalam benda itu
akan bergetar lebih kuat sehingga saling
menjauh. Sehingga ukuran benda akan
menjadi lebih besar. Kita katakan bahwa
benda itu memuai.Pemuaian dapat terjadi
baik pada benda padat, cair maupun gas.
a) Pemuaian Panjang

Pada pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai


luas penampang yang kecil, sehingga ketika dipanaskan
hanya memuai pada arah panjangnya saja. Besarnya
pertambahan panjang sebuah benda yang dipanaskan
adalah berbanding lurus dengan :
panjang mula-mula benda
kenaikan suhu
Secara matematis dituliskan :
ΔL = L. t
Sedangkan panjang benda setelah dipanaskan adalah :
Lt = Lo + ΔL
b)Pemuaian Luas

Pada pemuaian luas, pemuaian terjadi pada


arah melebar pada sisi panjang dan lebar
benda. Analog dengan pemuaian panjang,
pada pemuaian luas berlaku persamaan :

A = Ao. α. Δt dimana berlaku hubungan : = 2


At = Ao + A
c)Pemuaian Volume

Pemuaian volume biasanya terjadi pada zat


cair dan gas.Pemuaian ini terjadi pada arah
memanjang, melebar dan meninggi. Analog
dengan pemuaian panjang, persamaan pada
pemuaian volume adalah :
V = Vo. β .Δt dimana berlaku hubungan : = 3
Vt = Vo + V
Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3
cara, yaitu :
1. konduksi,
2. konveksi dan
3. radiasi
Konduksi

Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai


dengan perpin dahan, partikel-partikel dalam zat itu, contoh :
zat padat (logam) yang dipanaskan.
Berdasarkan kemampuan kemudahannya menghantarkan
kalor, zat dapat dibagi menjadi : konduktor yang mudah dalam
menghantarkan kalor dan isolator yang lebih sulit dalam
menghan tarkan kalor. Contoh konduktor adalah aluminium,
logam besi, dsb, sedangkan contoh isolator adalah plastik,
kayu, kain, dll.
Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses
konduksi ini tergantung pada :
Berbanding lurus deng an luas penampang batang
Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan
Berbanding terbalik dengan panjang batang
Konveksi

Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai


dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis
konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada
konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan
massa jenis, sedangkan pada konveksi paksaterjadinya
pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh
konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara
disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin
laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim
pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, dsb. panas
dingin Besar laju kalor ketika sebuah benda panas
memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding
lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan
fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida.
Radiasi

Adalah perpindahan kalor dala m bentuk gelombang


elektromagnetik, contoh : cahaya matahari, gelombang radio,
gelombang TV, dsb.
Berdasarkan hasil eksperimen besarnya laju kalor radiasi
tergantung pada : luas permukaan benda dan suhu mutlak
benda seperti dinyatakan dalam hukum Stefan- Boltzman
berikut ini : Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan
benda hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu
sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan benda itu.
Efek rumah kaca

pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824,


merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan
sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer
lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek
rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di
Bumi.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal
berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di
bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat
aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang
belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima
kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa
perbedaan pendapat.
Penyebab efek rumah kaca
disebabkan karena naiknya konsentrasi gas
karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfe r.
Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan oleh
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu
bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan -tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25%
dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bu mi
5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk
radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi.Namun
sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO 2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke
permukaan bumi.Dalam keadaan normal, efek rumah kaca
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu
antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO 2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca
adalah su lfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan
nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana (CH 4) dan khloro fluoro karbon (CFC).
Gas -gas tersebut memegang peranan penting dalam
meningkatkan efek rumah kaca. Gas Kontribusi Sumber emisi
global % CO2 45-50% Batu bara 29 Minyak Bumi 29 Gas alam 11
Penggundulan hutan 20 lainnya 10 CH4 10-20%
Azas Black

Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung


sejenis zat alir (kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata
manusia.Teori ini diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser.Teori ini
juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi
mengandung lebih banyak kalor dari pada benda yang suhunya
rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang suhunya
tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada
benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui
bahwa kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi.
Karena merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan
energi yaitu bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen
(setara) dan ketika sej umlah energi hilang, proses selalu
disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama
dalam bentuk lainnya.
Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali
ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Black
dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air panas
(Qlepas) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q
terima). Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis
dengan : Qlepas = Qterima
Kalorimeter Kalorimeter
adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis
suatu zat.Kalorimeter yang paling banyak digunakan adalah
kalorimeter aluminium.Alat ini dirancang sehingga pertukaran
kalor tidak terjadi diluar bejana.Untuk mengurangi radiasi kalor
dan kehilangan kalor karena penyerapan dinding bejana, maka
kedua dinding bejana bagian dalam dan luar dibuat mengkilap.
Cincin serat fiber yang memisahkan kedua bejana Suhu (ºC)
tutup kayu adalah penghantar panas yang jelak. Ruang antara
kedua dinding bejana berisi udara yang berfungsi sebagai
isolator kalor sebab udara adalah penghantar kalor yang jelek.
Sebuah bahan contoh panas yang kalor jenisnya diketahui
dicelupkan ke dalam air dingin yang terdapat dalam bejana
bagian dalam. Kalor jenis zat dapat dihitung dengan mengukur
massa air dingin, massa bahan contoh, massa kalorimeter
(bejana dalam) dan mengukur suhu air dan bahan contoh
sebelum dan sesuah pencampuran.
Sebagaimana halnya Energi pada umumnya, maka energi kalor
atau energi panas dapat berubah bentuk dari satu bentuk ke
bentuk lain. Contohnya terjadi pada pembangkit listrik tenaga
panas bumi, yang mengubah energi panas menjadi energi
listrik.
Dengan energi kalor kita bahkan dapat mengubah wujud suatu
zat. Seperti contohnya, lilin yang dipanasi lama kelamaan akan
meleleh, hal ini berarti panas mengubah wujud lilin yang
tadinya padat menjadi cair. Contoh lain terjadi ketika kita
merebus air, jika air kita panaskan secara terus menerus maka
lama kelamaan air akan menguap menjadi uap air, hal ini
mengubah bentuk air yang berbentuk cairan menjadi uap air
yang berbentuk gas.
Q = M. C. Δ T ( digunakan untuk menghitung
energi kalor pada fase kenaikan suhu ) ket :
M = Massa ( Kg )
C = Kalor Jenis ( J/KgC )
Δ T = Perubahan Suhu ( C )
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat
sebesar 1 derajat celcius.Alat yang digunakan
untuk menentukan besar kalor jenis adalah
kalorimeter.
Q = M. L ( digunakan untuk menghitung energi
kalor pada fase perubahan wujud ) ket :
M = Massa ( Kg )
L = Kalor Laten ( J/Kg )
Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk
mengubah wujud suatu zat. Kalor laten ada dua
macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah
kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
contoh soal :

Tentukan energi kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan es


yang memiliki massa 2 Kg dan bersuhu -20o Celcius hingga
menjadi air yang bersuhu 70o Celcius ( Kalor jenis air = 4.200
Joule/kg°C, Kalor lebur es = 334.000 J/kg, Kalor jenis es= 2.090
Joule/kg°C )
Pembahasan :
Untuk mengerjakan soal ini, maka kamu harus mengetahui
bahwa ada tiga fase yang terjadi :
1. Fase perubahan suhu es dari -20o C menjadi es bersuhu 0o C.
2. Fase perubahan wujud es menjadi air pada suhu 0o C.
3. Fase perubahan suhu air dari 0o C menjadi es bersuhu 70o C.
Maka kita harus menghitung satu per satu energi kalor
dari setiap fase.
Fase 1 :
Q1 = M. C. Δ T
Q1 = 2 x 2.090 x 20 << menggunakan kalor jenis es
bukan kalor jenis air
Q1 = 83.600 Joule
Fase 2 :
Q2 = M. L
Q2 = 2 x 334.000
Q2 = 668.000 Joule
Fase 3 :
Q3 = M. C. Δ T
Q3 = 2 x 4.200 x 70 << baru menggunakan kalor jenis air
Q3 = 588.000 Joule
Maka kita jumlahkan hasil dari ketiga
fase tersebut dan didapatkan hasil
akhir senilai :

83.600 + 668.000 + 588.000 =


1.339.600 Joule.
Penjelasan dari ketiga cara tersebut
1. Konduksi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi
dimana energi kalornya berpindah sedangkan zat
perantaranya tidak bergerak.

2. Konveksi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi


dimana energi kalornya berpindah dan zat perantaranya
juga bergerak.

3. Radiasi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi


dimana energi kalornya berpindah dari satu tempat ke
tampat lain tanpa dibutuhkan zat perantara.

Anda mungkin juga menyukai