0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan24 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pemuaian dan perpindahan kalor. Pemuaian adalah proses dimana ukuran suatu benda menjadi lebih besar ketika dipanaskan akibat partikel-partikel dalam benda bergetar lebih kuat dan saling menjauh. Perpindahan kalor dapat terjadi melalui konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa perpindahan zat, konveksi melibatkan perpindahan fluida
Deskripsi Asli:
Materi Kimia Dasar semester 1 Univ Muhammadiyah Palembang
Dokumen tersebut membahas tentang pemuaian dan perpindahan kalor. Pemuaian adalah proses dimana ukuran suatu benda menjadi lebih besar ketika dipanaskan akibat partikel-partikel dalam benda bergetar lebih kuat dan saling menjauh. Perpindahan kalor dapat terjadi melalui konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa perpindahan zat, konveksi melibatkan perpindahan fluida
Dokumen tersebut membahas tentang pemuaian dan perpindahan kalor. Pemuaian adalah proses dimana ukuran suatu benda menjadi lebih besar ketika dipanaskan akibat partikel-partikel dalam benda bergetar lebih kuat dan saling menjauh. Perpindahan kalor dapat terjadi melalui konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa perpindahan zat, konveksi melibatkan perpindahan fluida
Pemuaian Jika sebuah benda dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel partikel dalam benda itu akan bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran benda akan menjadi lebih besar. Kita katakan bahwa benda itu memuai.Pemuaian dapat terjadi baik pada benda padat, cair maupun gas. a) Pemuaian Panjang
Pada pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai
luas penampang yang kecil, sehingga ketika dipanaskan hanya memuai pada arah panjangnya saja. Besarnya pertambahan panjang sebuah benda yang dipanaskan adalah berbanding lurus dengan : panjang mula-mula benda kenaikan suhu Secara matematis dituliskan : ΔL = L. t Sedangkan panjang benda setelah dipanaskan adalah : Lt = Lo + ΔL b)Pemuaian Luas
Pada pemuaian luas, pemuaian terjadi pada
arah melebar pada sisi panjang dan lebar benda. Analog dengan pemuaian panjang, pada pemuaian luas berlaku persamaan :
A = Ao. α. Δt dimana berlaku hubungan : = 2
At = Ao + A c)Pemuaian Volume
Pemuaian volume biasanya terjadi pada zat
cair dan gas.Pemuaian ini terjadi pada arah memanjang, melebar dan meninggi. Analog dengan pemuaian panjang, persamaan pada pemuaian volume adalah : V = Vo. β .Δt dimana berlaku hubungan : = 3 Vt = Vo + V Perpindahan Kalor Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : 1. konduksi, 2. konveksi dan 3. radiasi Konduksi
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai
dengan perpin dahan, partikel-partikel dalam zat itu, contoh : zat padat (logam) yang dipanaskan. Berdasarkan kemampuan kemudahannya menghantarkan kalor, zat dapat dibagi menjadi : konduktor yang mudah dalam menghantarkan kalor dan isolator yang lebih sulit dalam menghan tarkan kalor. Contoh konduktor adalah aluminium, logam besi, dsb, sedangkan contoh isolator adalah plastik, kayu, kain, dll. Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada : Berbanding lurus deng an luas penampang batang Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan Berbanding terbalik dengan panjang batang Konveksi
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai
dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksaterjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, dsb. panas dingin Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida. Radiasi
Adalah perpindahan kalor dala m bentuk gelombang
elektromagnetik, contoh : cahaya matahari, gelombang radio, gelombang TV, dsb. Berdasarkan hasil eksperimen besarnya laju kalor radiasi tergantung pada : luas permukaan benda dan suhu mutlak benda seperti dinyatakan dalam hukum Stefan- Boltzman berikut ini : Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan benda itu. Efek rumah kaca
pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Penyebab efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfe r. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan -tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bu mi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi.Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO 2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi.Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO 2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah su lfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH 4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas -gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Gas Kontribusi Sumber emisi global % CO2 45-50% Batu bara 29 Minyak Bumi 29 Gas alam 11 Penggundulan hutan 20 lainnya 10 CH4 10-20% Azas Black
Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung
sejenis zat alir (kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia.Teori ini diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser.Teori ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalor dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi. Karena merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi hilang, proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya. Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air panas (Qlepas) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis dengan : Qlepas = Qterima Kalorimeter Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.Kalorimeter yang paling banyak digunakan adalah kalorimeter aluminium.Alat ini dirancang sehingga pertukaran kalor tidak terjadi diluar bejana.Untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam dan luar dibuat mengkilap. Cincin serat fiber yang memisahkan kedua bejana Suhu (ºC) tutup kayu adalah penghantar panas yang jelak. Ruang antara kedua dinding bejana berisi udara yang berfungsi sebagai isolator kalor sebab udara adalah penghantar kalor yang jelek. Sebuah bahan contoh panas yang kalor jenisnya diketahui dicelupkan ke dalam air dingin yang terdapat dalam bejana bagian dalam. Kalor jenis zat dapat dihitung dengan mengukur massa air dingin, massa bahan contoh, massa kalorimeter (bejana dalam) dan mengukur suhu air dan bahan contoh sebelum dan sesuah pencampuran. Sebagaimana halnya Energi pada umumnya, maka energi kalor atau energi panas dapat berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lain. Contohnya terjadi pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, yang mengubah energi panas menjadi energi listrik. Dengan energi kalor kita bahkan dapat mengubah wujud suatu zat. Seperti contohnya, lilin yang dipanasi lama kelamaan akan meleleh, hal ini berarti panas mengubah wujud lilin yang tadinya padat menjadi cair. Contoh lain terjadi ketika kita merebus air, jika air kita panaskan secara terus menerus maka lama kelamaan air akan menguap menjadi uap air, hal ini mengubah bentuk air yang berbentuk cairan menjadi uap air yang berbentuk gas. Q = M. C. Δ T ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu ) ket : M = Massa ( Kg ) C = Kalor Jenis ( J/KgC ) Δ T = Perubahan Suhu ( C ) Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius.Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. Q = M. L ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud ) ket : M = Massa ( Kg ) L = Kalor Laten ( J/Kg ) Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg) contoh soal :
Tentukan energi kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan es
yang memiliki massa 2 Kg dan bersuhu -20o Celcius hingga menjadi air yang bersuhu 70o Celcius ( Kalor jenis air = 4.200 Joule/kg°C, Kalor lebur es = 334.000 J/kg, Kalor jenis es= 2.090 Joule/kg°C ) Pembahasan : Untuk mengerjakan soal ini, maka kamu harus mengetahui bahwa ada tiga fase yang terjadi : 1. Fase perubahan suhu es dari -20o C menjadi es bersuhu 0o C. 2. Fase perubahan wujud es menjadi air pada suhu 0o C. 3. Fase perubahan suhu air dari 0o C menjadi es bersuhu 70o C. Maka kita harus menghitung satu per satu energi kalor dari setiap fase. Fase 1 : Q1 = M. C. Δ T Q1 = 2 x 2.090 x 20 << menggunakan kalor jenis es bukan kalor jenis air Q1 = 83.600 Joule Fase 2 : Q2 = M. L Q2 = 2 x 334.000 Q2 = 668.000 Joule Fase 3 : Q3 = M. C. Δ T Q3 = 2 x 4.200 x 70 << baru menggunakan kalor jenis air Q3 = 588.000 Joule Maka kita jumlahkan hasil dari ketiga fase tersebut dan didapatkan hasil akhir senilai :
83.600 + 668.000 + 588.000 =
1.339.600 Joule. Penjelasan dari ketiga cara tersebut 1. Konduksi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi kalornya berpindah sedangkan zat perantaranya tidak bergerak.
2. Konveksi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi
dimana energi kalornya berpindah dan zat perantaranya juga bergerak.
3. Radiasi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi
dimana energi kalornya berpindah dari satu tempat ke tampat lain tanpa dibutuhkan zat perantara.