Anda di halaman 1dari 7

Definisi

Pityriasis Versicolor (PV) adalah penyakit jamur superfisial yang kronik,


biasanya asimtomatik, disebabkan oleh Malassezia furfur dengan manifestasi
klinis bercak dengan pigmentasi yang bervariasi. Bercak berwarna putih sampai
coklat kehitaman. Terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat
menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit
(Budimulja U, 2003).

Pityriasis Versicolor sering ditemukan di daerah tropis. Istilah versicolor


mengacu pada akibat yang ditimbulkan jamur ini yaitu perubahan warna kulit
bergantung dari kondisi kulit penderita.

Etiologi

M. furfur (sebelumnya dikenal dengan nama Pityrosporum ovale, P.


orbiculare) adalah jamur lipofilik yang normal terdapat pada keratin kulit dan
folikel rambut. Jamur ini merupakan organisme oportunistik yang dapat
menyebabkan pityriasis versicolor 1. Jamur ini membutuhkan asam lemak untuk
tumbuh

Gambar 1. Malassezia furfur (Pewarnaan KOH dan Tinta Parker)

Kingdom : Fungi

Phylum : Basidiomycota

1
Class : Hymenomycetes

Order : Tremellales

Family : Filobasidiaceae

Genus : Malassezia.

Selain mengakibatkan PV, Malassezia Furfur juga dapat mengakibatkan


dermatitis seboroik, folikulitis, dan blefaritis. Koloni Malassezia furfur dapat
tumbuh dengan cepat dan matur dalam 5 hari dengan suhu 30-37° C. Warna
koloni Malassezia Furfur adalah kuning krem.

Gambar 2. Koloni Malassezia Furfur

Malassezia furfur memiliki fragmen hifa dengan gambaran


seperti sphagetti atau meatball saat dilihat dengan mikroskop. Sel jamur terdiri
dari 2 bentuk :

1. Bentuk Hifa (pseudo hifa) yang merupakan bentuk vegetatif,

2. Bentuk spora yang merupakan bagian jamur untuk bertahan hidup.

Faktor Predisposisi

Suhu yang tinggi, kulit berminyak, hiperhidrosis, faktor herediter,


pengobatan dengan glukokortikoid, dan defisiensi imun. Pemakaian minyak
seperti minyak kelapa merupakan predisposisi terjadinya PV pada anak-anak.

2
Faktor predisposisi lain adalah :

1. Pengangkatan glandula adrenal

2. Penyakit Cushing

3. Kehamilan

4. Malnutrisi

5. Luka bakar

6. Terapi steroid

7. Supresi sistem imun

8. Kontrasepsi oral

9. Suhu Panas

10. Kelembapan

II.4 Patogenesis

Malassezia berubah dari bentuk blastospore ke bentuk mycelial. Hal ini


dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi. Malassezia memiliki enzim
oksidasi yang dapat merubah asam lemak pada lipid yang terdapat pada
permukaan kulit menjadi asam dikarboksilat. Asam dikarboksilat ini
menghambat tyrosinase pada melanosit epidermis dan dapat mengakibatkan
hipomelanosit. Tirosinase adalah enzim yang memiliki peranan penting dalam
pembentukan melanin (Fitri. Malassezia Furfur dapat menginfeksi individu
yang sehat maupun individu yang immunocompromised, misalnya pada pasien
kanker atau AIDS.

II.5 Gejala Klinis

Biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal


pada keluhan pasien. Pasien yang menderita PV biasanya mengeluhkan bercak
pigmentasi dengan alasan kosmetik. Predileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada
tubuh bagian atas, lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia
(Wolff K, Johnson RA, Suurmond D, 2007).

3
Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dengan ukuran lesi
dapat milier, lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua bentuk yang sering
dijumpai (Boel T, 2003):

1. bentuk makuler: berupa bercak yang agak lebar, dengan skuama


halus diatasnya, dan tepi tidak meninggi.

2. bentuk folikuler: seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut.

Gambar 3. Pityriasis versicolor menunjukkan lesi hiperpigmentasi


dalam lesi pada Ras Kaukasia (kiri) dan hipopigmentasi dalam Ras
Aborijin Australia (kanan).

Sumber (www.micologyonline.com), (A.D.A.M, www.about.com)

II.6 Diagnosis Banding

Vitiligo, pityriasis alba, postinflammatory hypopigmentation, tuberculoid


leprosy

II.7 Penegakan Diagnosis

1. Diagnosis ditegakkan dengan gejala klinis, penemuan klinis berupa makula,


berbatas tegas, bulat atau oval dengan ukuran yang bervariasi.

2. Mikroskopi langsung. Kerokan kulit diambil dari bercak pityriasis versicolor,


atau dengan menggunakan cellotape yang ditempel pada bercak. Setelah
diambil diletakkan di atas gelas objek kemudian ditetesi KOH 10-20% atau

4
campuran 9 bagian KOH 10-20% dengan 1 bagian tinta Parker blue black
superchrome X akan lebih memperjelas pembacaan karena memberikan
tampilan warna biru yang cerah pada elemen-elemen jamur. Kemudian
dipanaskan sebentar diatas lampu bunsen untuk memfiksasi, dan dilihat di
bawah mikroskop dengan pembesaran 40 kali (Budimulja U, 2003).

- Hasil Positif: hifa pendek, lurus, bengkok (seperti huruf i.v.j) dan
gerombolan sporabudding yeast yang berbentuk bulat mirip
seperti sphagetti with meatballs.

- Hasil Negatif: bila tidak ada lagi hifa, maka berarti bukan pityriasis
versicolor walaupun ditemukan spora.

3. Pemeriksaan dengan Wood's Lamp

Penyakit kulit yang disebabkan oleh golongan Malassezia dapat dideteksi


dengan lampu wood dimana akan timbul fluoresensi berwarna kuning
keemasan.

II.8 Pengobatan

Agen Topikal. Karena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka


pengobatan topikal sangat efektif. Lotion atau sampo Selenium sulfide (2.5%)
dioleskan pada bercak selama 10-15 menit, kemudian dicuci, digunakan selama
satu minggu. Sampo ketokonazol digunakan sama seperti penggunaan selenium
sulfide. Krim Azole (ketoconazole, econazole, micronazole, clotrimazole)
dioleskan selama 2 minggu. Solusio Terbinafine 1% solution dioleskan selama
7 hari (Wolff K, Johnson RA, Suurmond D, 2007). Topikal Terbinafine efektif
pada pitriasis versikolor, dengan penggunaan satu atau dua kali sehari selama
dua minggu, terbukti dapat menyembuhkan dari penelitian terhadap lebih dari
80% pasien pitiriasis versikolor, tinea pedis, tinea corporis/cruris (McClellan
KJ,1999).

Terapi Sistemik. Ketokonazol termasuk kelas antijamur imidazoles.


Ketokonazol bekerja dengan memperlambat pertumbuhan jamur yang
menyebabkan infeksi. Obat ini diminum satu kali sehari. Sediaan tablet
ketokonazol adalah 200 mg. Dosis Ketokonazol 400 mg (diminum satu jam
sebelum makan). Flukonazol 400 mg. Itrakonazol 400 mg (Wolff K, Johnson
RA, Suurmond D, 2007). Adapun efek samping ketokonazol adalah nausea,
dispepsia, sakit perut, dan diare.

Profilaksis Sekunder. Sampo ketokonazol digunakan satu atau dua kali


seminggu. Selain itu juga dapat digunakan losion atau sampo selenium sulfide,

5
Salicylic acid/sulfur bar Pyrithione zinc ketokonazol 400 mg peroral sebulan
sekali (Wolff K, Johnson RA, Suurmond D, 2007).

Disamping pengobatan, penting juga memberikan edukasi atau nasehat


kepada penderita agar:

- memakai pakaian yang tipis

- memakai pakaian yang berbahan cotton

- tidak memakai pakaian yang terlalu ketat.

II.9 Prognosis

Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan


konsisten. Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif
dengan pemeriksaan lampu wood dan sediaan langsung negatif.

Meskipun jamur telah dieradikasi dengan pengobatan, tetapi


hipopigmentasi menetap selama beberapa minggu sampai melanosit memulai
untuk memproduksi melanin lagi (Brannon H, 2004).

DAFTAR PUSTAKA

Baillon, 2007. Diambil dari  www.doctorfungus.com. Tanggal akses 2 Juli 2011

6
Boel T, 2003. Mikosis Superfisial. Fakultas kedokteran Gigi USU. Diambil dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf
diakses tanggal 5 Juli 2011.
Brannon H, 2004. Tinea Versicolor. Diambil
dari www.about.com/Dermatology. diakses tanggal 2 Juli 2011.
Budimulja U, 2003. Ilmu penyakit Kulit dan kelamin, edisi ketiga : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Ellis D, 2011. www.micologyonline.com. Universitas Adelaide. Tanggal akses
2 Juli 2011.
Fitrie AA, 2004. Histologi dari Melanosit. Fakultas Kedokteran Bagian
Histologi Universitas Sumatera Utara. Diambil dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1929/1/histologi-
alya2.pdf tanggal akses 6 Juli 2011.
McClellan KJ,1999. Terbinafine. An update of its use in superficial mycoses.
58(1):179-202. NCBI. New Zealand. Tanggal akses 2 Juli 2011.
Wolff K, Johnson RA, Suurmond D, 2007. Fitzpatrick’s, The Color Atlas and
Synopsis of Clinical Dermatology, fifth edition. E-book : The McGraw-Hill
Companies.

Anda mungkin juga menyukai