Anda di halaman 1dari 14

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

Pelaksanaan kerja praktik yaitu melakukan pengamatan jalannya proyek


pembangunan Lapangan tenis indoor di Sekupang-Batam. Pengamatan yang
dilaksanakan yaitu mengenai hal – hal teknis pada proses pembangunan mulai dari
alat kerja, keahlian pekerja, Material atau bahan bangunan, jenis pekerjaan dan tata
cara pelaksanaan proyek. Adapun hasil pengamatan dijabar sebagai berikut.

3.1. PERALATAN

Peralatan yang digunakan berfungsi untuk mempermudah, mempercepat, dan


meningkatkan mutu pekerjaan proyek. Dikarenakan bangunan yang dilaksanakan
merupakan bangunan yang cukup besar, maka sangat diperlukan alat yang cukup
besar. Ada pun peralatan yang digunakan merupakan peralatan bangunan cukup
besar, beberapa diantaranya yaitu :

3.1.1. EKSKAVATOR
Ekskavator adalah alat berat yang yang digunakan untuk mengeruk tanah.
Biasanya pada tanah yang di bawah muka tanah atau di bawah elevasi tanah.
Ekskavator di proyek ini di gunakan untuk mengeruk tanah pada pekerjaan pondasi.

Gambar 3.1 Alat Pengeruk(Ekskavator)

14
15

3.1.2. CONCRET MIXER TRUK


Alat ini di gunakan untuk memproses material berupa semen, kerikil pasir,
Dan air menjadi suatu batuan yang di cetak menggunakan begisting. Alat tersebut
lebih banyak digunakan pada pekerjaan yg cukup besar, agar pekerjaan lebih cepat
selesai serta dapat memesan kekuatan beton tersebut sesuai pada perencanaan.

Gambar 3.2 Alat Pengaduk Material

3.1.3. CONCRET PUUM


Concret Puum adalah sebuah mesin yang digunakan untuk menyalurkan
adonan beton segar dari bawah ketempat pengecoran atau tempat pengecoran yang
letaknya sulit di jangkau oleh truck mixer. Struktur beton bertulang banyak di pilih
untuk bangunan tingkat tinggi, maka di perlukan alat-alat konstruksi yangdapat
menunjang proses pembangunan tersebut sehingga lebih muda dalam pelaksanaan.

Gambar 3.3 Alat Penyalur Adonan Beton


16

3.1.4. BENDER BAR


Bender bar adalah alat pembengkok baja tulangan yang akan dirakit untuk
dipakai sebagai penulangan elemen struktur maupun non struktur.

Gambar 3.4 Alat Pembengkok Baja Tulangan

3.1.5. GERINDA
Cutter bar adalah alat pemotong baja tulangan menjadi ukuran – ukuran yang
dibutuhkan dalam perakitan Tulangan.

Gambar 3.5 Alat Pemotong Besi, Baja, Pipa dll.


17

3.1.6. Mobil CRANE


Crane adalah, alat berat yang memiliki fungsi untuk memindahkan atau
mengangkat bahan bangunan seperti beton, besi tulangan, batu dan material lainnya.

Gambar 3.6 Mobil crane


18

3.2. MATERIAL

Mateial atau Bahan Bangunan yaitu komponen yang harus disimpan agar
dapat digunakan dengan kualitas baik pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek.
Gudang dan tempat penyimpanan material harus ditempatkan pada lokasi yang dapat
memudahkan pekerja dalam mengambil atau memasukkan material. Berikut beberapa
material pokok dalam proyek pembangunan Masjid Putra Madani Tembesi Batam.

3.2.1. PASIR

Pasir merupakan agregat halus yang digunakan pada hampir semua pekerjaan
baik pekerjaan struktur maupun arsitektur.

Gambar 3.7 Aggregat halus (Pasir)


19

3.2.2. KERIKIL

Kerikil bagian penting penyusun Beton yang digunakan dalam pekerjaan


Strukrur. Kerikil merupakan agregat kasar yang memiliki ukuran yang berbeda yaitu
berkisar 0.5cm – 4cm dengan bentuk yang tidak beraturan.

Gambar 3.8 Agregat Kasar (Kerikil)


20

3.2.3. SEMEN

Semen digunakan sebagai bahan pengikat agregat pada beton, adukan


pasangan dan plesteran. Selain itu juga sebagai penghalus pada pekerjaan finishing
arsitektur. Penyimpanan semen harus sangat hati- hati karena sifatnya yang mengeras
saat berinteraksi dengan air baik dalam wujud cair maupun uap. Oleh sebab itu
diberikan kaki penyangga pada dasar tumpukan semen untuk menghindari air dari
lantai gudang serta tumpukan tersebut ditutup menggunakan terpal plastik.

Gambar 3.9 Proses Penurunan Semen Dari Truk


21

3.2.4. BATU BATA MERAH

Batu bata merah Merupakan material utama dinding bangunan serta dapat
digunakan sebagai rolag.

Gambar 3.10 Perletakan tumpukan Batu Bata Merah

3.2.5. BAJA TULANGAN

Baja tulangan atau besi tulangan memiliki ukuran dan jenis yang berbeda
yaitu besi polos dan besi ulir, penggunaan jenis baja tulangan disesuaikan dengan
fungsi baja tulangan pada elemen struktur yang disusunnya bersama beton yang
menjadi beton bertulang. Material ini temasuk mahal sehingga penyimpanan serta
pengawasan harus lebih. Penggunaan baja tulangan harus semaksimal mungkin dan
potongan sisa baja tulangan juga harus disimpan, karena dapat diuangkan kembali.

Gambar 3.11 Proses Penurunan Sementara Baja Tulangan Dari Truck


22

3.2.6. KAYU

Kayu digunakan sebagai bekisting maupun penyangga pada saat pekerjaan


sehinggasebagian kayu yang masih bisa digunakan setelah proyek selesai disimpan
agar dapat dimanfaatkan pada proyek selanjutnya.

Gambar 3.12 Kayu penyangga

3.3. PELAKSANAAN STRUKTUR BAWAH


3.3.1. PEKERJAAN PONDASI

Pekerjaan pondasi memiliki beberapa tahap pelaksanaan yaitu dimulai dari


galian tanah dimana hal – hal yang diperhatikan antara lain : lebar dan dalam pondasi.
Tanah galian diletakkan ditempat yang tidak akan menggangu pekerjaan lantai kerja
dan lain – lain. Lantai kerja merupakan campuran pasta semen dengan agregat halus
yang berfungsi agar air pada beton cor pondasi tidak meresap ke tanah dimana
dibawahnya diberikan pasir urug terlebih dahulu.
Penulangan menjadi tahapan setelah lantai kerja selesai, tulangan dirangkai
terlebih dahulu ditempat perakitan tulangan proyek sehingga tulangan pondasi tinggal
diletakan diatas lantai kerja dan diberi tahu beton dengan tebal sebesar selimut beton
yang tercantum dalam gambar perencanaan. Perletakan tulangan pondasi mengacu
pada bouwplank agar kolom diatas pondasi tidak melenceng dari As yang ada.
23

Pemasangan bekisting dilakukan sebelum masuk pada tahap pengecoran


menggunakan beton K-250. Bekisting merupakan papan kayu cetakan untuk cor
beton pondasi yang memiliki ukuran menyusuaikan dimensi pondasi yaitu 150cm x
150cm x 50cm.

Gambar 3.13 Pemasangan Pondasi

Setelah bekisting selesai maka pengecoran dapat dilaksanakan. Beton yang


digunakan untuk pengecoran terlebih dahulu dilakukan uji slump dan uji tekan kubus
beton. Dimana uji slump untuk mengetahui tingkat kekentalan adukan, sedangkan uji
tekan beton dilakukan untuk menjaga mutu beton yang dipakai sesuai dengan apa
yang telah direncanakanBeton dapat digunakan setelah memenuhi ketentuan yang
diinginkan, cor beton dimasukan kecetakan dan ditusuk – tusuk dengan besi agar
tidak ada rongga di dalam cetakan pondasi. Proses pengeringan beton terjadi selama 2
hari kemudian bekisting dibuka, dan perawatan terhadap beton terus dilakukan
sehingga umur 28 hari yang mana menandakan pondasi sudah dapat menerima beban
struktur maupun non struktur diatas.
24

Gambar 3.14 Beton Yang Akan Di Uji

3.4. PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

Pekerjaan Struktur atas merupakan Pekerjaan bagian struktur yang


dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi selesai. Adapun yang termasuk pekerjaan
struktur atas yaitu antara lain:
25

3.4.1. PEKERJAAN SLOOF

Sloof merupakan elemen struktur yang berfungsi sebagai perata beban dinding
diatasnya sebelum didistribusikan ketanah baik secara langsung atau melalui pondasi.
Pekerjaan sloof dimulai dari galian tanah kemudian pemasangan bekisting hingga
perletakan penulangan sloof barulah dicor dengan beton. Pada bawah tulangan
diberikan tahu beton dengan maksud yang sama pada pekerjaan pondasi.

Gambar 3.15 Pengecoran Pekerjaan Sloof 30 x 60 cm

3.4.2. PEKERJAAN KOLOM DAN ANGKUR BAJA

Kolom angkur baja adalah beton dan profil baja atau pipa. Structural
didalamnya dengatn atau tanpa diberi tulangan pokok memanjang. Dengan kata lain
kolom ini adalah gabungan kolom beton dan baja. Kolom berfungsi sebagai
komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga beban aksial tekan vertical
dengan bagian tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali dimensi laterial terkecil.
Kolom adalah beton bertulang yang diletaakkan di posisi vertical. Kolom berfungsi
sebagai pengikat pasangan dinding bata dan meneruskan beban diatasnya. Adapun
tahapan pekerjaan kolom adalah dimulai dari pemasangan bekisting, pembesian yang
telah dilaksanakan terlebih dahulu diikuti dengan menempatkan baut angkur baja, lalu
pemasangan plate, biasa disebut base plate kegunaannya untuk pengikat antara kolom
baja dan kolom beton. Lalu bisa dilanjutkan dengan pengecoran.
Pembekistingan kolom menggunakan papan dan diikat menggunakan kawat
atau dengan pemakuan papan kedinding sebagai media perkuatan. Dalam tahap ini
26

tulangan sudah berada didalam bekisting. Maka pekerjaan tinggal melakukan


pengecoran yang dituang dari atas dan ditusuk menggunakan tongkat atau besi untuk
memadatkan cor-soran tersebut.

Gambar 3.16 Proses Pemasangan Pembesian Dan Penempatan Angkur Baja


Serta Bekisting Kolom 50x65cm. baut + angkur 19mm

Gambar 3.17 Proses Pengecoran Kolom Beton dan Hasil cetakan Kolom
27

3.4.3. ERECTION KOLOM BAJA IWF 200mm x 400mm x 15mm

Erection adalah proses perakitan atau pemasangan bangunan struktur baja


dilapangan. Pelaksanaan pekerjaan ini juga dibantu dengan alat berat mobil crane
untuk memudahkan dan mempercepat proses penegakkan kolom baja. Kontruksi baja
bangunan yang menggunakan material baja atau kontruksi baja biasanya identik
dengan bangunan yang diperuntukkan untuk skala luas. Contoh nya bangunan dengan
ketinggian menengah hingga high rise dengan jumlah lantai puluhan hingga ratusan.
Namus saat ini mulai banyak dijumpai bangunan satu lantai yang menggunakan
kontruksi baja, seperti pembangunan lapangan tenis indoor di sekupang-batam.

Gambar 3.18 Erection Kolom Baja dan Posisi baja yang sudah berdiri beserta angkur

Anda mungkin juga menyukai