Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI MAKRO

TEORI PERMINTAAN UANG

Nama Dosen : H. Suroso, S.E., M.M.


Disusun oleh : Kelompok 3

 Agung Ferdiansyah
 Amalia Priani
 Driyana
 Haerul Anzani
 I Nyoman Irfan V.M
 Muhammad Andrian Fajar
 Nanda Bagus Alfian
 Nur Ula Endah Fauziah
 Rifa Hanif Pradana
 Rika Dwiputri
 Yohanida

Program Studi Manjemen


Fakultas Bisnis Dan Ilmu Sosial
Universitas Buana Perjuangan Karawang
Tahun 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan karunia dan rahmatnya kepada kita semua khususnya kepada kami
selaku penulis makalah ini, sehingga kami mampu menyusun makalah dengan
judul teori permintaan uang

Dalam penyusunan makalah ini ada beberapa kendala yang sempat


menyusahkan kami ketika mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti buku
dan internet, karena argumentasi dan isi dari setiap sumber itu berbeda-beda
sehingga kami harus bekerja lebih keras untuk mengumpulkan dan meringkas isi
dari setiap sumber tersebut dengan meminimumkan kesalahan dan kekeliruan. Hal
itu tidaklah mudah mengingat ada banyak sekali materi yang terkait dengan
pembahasan kami. Oleh karena itu apabila terdapat beberapa kesalahan dalam
penulisan, pembahasan materi dan juga penyajiannya. Kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Kami dengan senang hati menerima masukan dan kritikan dari Dosen
sekaligus Pembimbing dalam Matakuliah Ekonomi Makro ini, dan juga para
pembaca yang memiliki wawasan yang lebih luas dari kami, kami menerima saran
yang membangun dari teman-teman semua agar kedepannya kami mampu
memperbaiki diri dan meningkatkan wawasan kami secara lebih mendalam
mengenai materi kuliah ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Permintaan Uang............................................................................... 2
2.1.1 Pengertian Permintaan Uang................................................... 2
2.1.2 Fakto-faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang................ 2
2.1.3 Kurva Permintaa Uang............................................................ 4
2.1.4 Teori Permintaan Uang Klasik................................................ 6
2.1.5 Teori Permintaan Uang Keynes.............................................. 7
2.1.6 Perkembangan Selanjutnya Daripada Teori Keynes............... 9
2.1.7 Teori Cambridge..................................................................... 10
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam kehidupan ekonomi sehari-hari selalu terdapat permintaan


(demand) dan penawaran (supply) yang saling mempengaruhi. Dalam ilmu
ekonomi kata permintaan dan permintaan sudah tidak asing lagi bagi kita, akan
tetapi pengetahuan kita akan pengertian dua kata tersebut masih sangat minim.
Bahkan kebanyakan dari kita hanya bisa mengucapkannya saja. Bisa di jelaskan
secara singkat bahwa, Permintaan adalah Jumlah barang yang di minta oleh
konsumen pada saat membeli suatu barang tertentu dengan jumlah tertentu dalam
waktu tertentu.

Permintaan uang adalah kerangka dalam teori moneter yang menganalisa


hubungan antara uang dan perilaku ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa Definisi dari permintaan uang untuk transasksi?

b. Apa Definisi dari permintaan uang untuk spekulasi?

1.3 Tujuan

a. Definisi Dari Permintaan Uang Untuk Transasksi

b. Definisi Dari Permintaan Uang Untuk Spekulasi


1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.TEORI PERMINTAAN UANG

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat


tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun
yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran. Secara kesimpulan, uang adalah suatu benda yang diterima
secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan
pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan
bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

2.1.1. Pengertian Permintaan Uang

Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya yang berjudul “Makro


Ekonomi”, yang dimaksud dengan permintaan uang adalah jumlah uang yang
diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu. Uang memang sangat
diperlukan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan dengan berbagai
tujuan. Dan umumnya, semakin maju perekonomian suatu negara, akan semakin
tinggi permintaan uangnya.

2.1.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang

Jumlah uang yang diminta masyarakat tidak tetap, kadang-kadang naik dan
kadang-kadang turun. Mengapa permintaan uang bisa naik atau turun? Karena
banyak faktor yang bisa memengaruhi naik turunnya uang. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Dorongan Melakukan Transaksi (Transaction Motive)

Agar bisa melakukan transaksi untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-


hari, masyarakat memerlukan uang. Semakin tinggi pendapatan, umumnya akan
semakin tinggi pula jumlah uang yang harus disiapkan untuk melakukan transaksi.
Dengan demikian, permintaan terhadap uang juga akan semakin tinggi.

b. Dorongan Berjaga-jaga (Precautionary Motive)

Untuk menghadapi berbagai kejadian yang tidak terduga, seperti sakit dan
kecelakaan, masyarakat perlu memegang uang untuk berjaga-jaga.
2

Pada umumnya semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pula jumlah uang yang
diperlukan untuk berjaga-jaga. Dengan demikian, akan semakin tinggi pula
permintaan terhadap uang.

c. Dorongan Spekulasi (Speculation Motive)

Masyarakat yang berpendapatan tinggi biasanya mampu melakukan transaksi


yang bersifat spekulatif untuk mencari keuntungan, misalnya melakukan jual-beli
valuta asing dan saham.
Hal ini mendorong tingginya permintaan mereka terhadap uang. Sebaliknya,
masyarakat yang berpendapatan rendah tidak bisa melakukan transaksi spekulatif
sehingga permintaan mereka terhadap uang juga rendah.
Dorongan melakukan transaksi, berjaga-jaga, dan dorongan spekulasi,
ketiganya merupakan pendapat yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes
yang disebut dengan Teori Liquiditas.

d. Tingkat Harga
Apabila harga-harga barang dan jasa semakin tinggi, semakin tinggi pula
permintaan masyarakat terhadap uang, karena masyarakat membutuhkan uang
lebih banyak untuk membayar harga-harga yang semakin mahal Sebaliknya, jika
harga-harga barang dan jasa turun maka permintaan masyarakat terhadap uang
pun ikut menurun

.
e. Tingkat Suku Bunga
Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin kecil permintaan terhadap uang.
Mengapa demikian? Karena, dengan semakin tingginya tingkat suku bunga,
masyarakat akan lebih suka menabung uangnya di bank daripada menggunakan
uang tersebut untuk keperluan lain.

f. Ekspektasi atau Perkiraan (Ramalan)


Apabila masyarakat meramalkan keadaan ekonomi menjadi lebih baik maka
permintaan terhadap uang akan meningkat, sebab masyarakat akan lebih
terdorong untuk melakukan transaksi lebih banyak atau melakukan spekulasi lebih
banyak.

g. Meningkatnya Produksi Barang Dan Jasa


Agar bisa melakukan pembelian atas peningkatan produksi barang dan jasa,
masyarakat membutuhkan uang lebih banyak sehingga permintaan akan uang pun
meningkat.
3

2.1.3. Kurva Permintaan Uang

Pada pembahasan sebelumnya, permintaan uang diartikan sebagai jumlah


uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu.Menurut John
Maynard Keynes seorang ahli ekonomi Inggris, ada tiga motif yang mendorong manusia
lebih menyukai menyimpan uang dalam bentuk tunai, yaitu motif

(transaksi) (transaction motive), motif berjaga-jag. (precautionary motive),


dan motif berspekulasi (speculative motive), yang disebut liquidity preference.

a. Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Transaksi


Banyak sedikitnya permintaan uang untuk transaksi ditentukan oleh
pendapatan. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang diperlukan
untuk transaksi. Hal ini dapat digambarkan dalam kurva berikut.

Kurva: Permintaan Uang Menurut Motif Transaksi


Pada saat pendapatan sebesar Y0, permintaan uang untuk transaksi sebanyak M0.
Dan pada saat pendapatan naik menjadi Y1, permintaan uang untuk transaksi
sebanyak M1.
b. Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Berjaga-jaga
Banyak sedikitnya permintaan uang untuk berjaga-jaga juga ditentukan
oleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang
diperlukan untuk berjaga-jaga.
4
Hal ini digambarkan dalam kurva berikut:

Kurfa: Permintaan Uang Menurut Motif Berjaga-Jaga


c. Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Spekulasi

Banyak sedikitnya permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi


ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin sedikit
permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi.

Mengapa demikian? Karena suku bunga yang tinggi menyebabkan orang lebih
tertarik menabung di bank dibandingkan berspekulasi. Dan sebaliknya, semakin
rendah suku bunga, semakin banyak permintaan uang yang digunakan untuk
spekulasi.

Hal ini dapat digambarkan dengan kurva berikut.


5
Pada saat suku bunga sebesar r0, permintaan uang untuk berspekulasi sebanyak
M0. Dan ketika suku bunga bertambah atau meningkat menjadi r1, permintaan
uang untuk spekulasi turun menjadi M1.

Adalah Untuk memperdalam wawasan tentang konsep permintaan uang, berikut


kita akan membahas pengertian permintaan uang, faktor-faktor yang
memengaruhi permintaan uang dan kurva permintaan uang.

Apa yang dimaksud dengan permintaan uang? Menurut Sadono Sukirno dalam
bukunya yang berjudul “Makro Ekonomi”, yang dimaksud dengan permintaan
uang adalah jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu.
Uang memang sangat diperlukan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan
dengan berbagai tujuan. Dan umumnya, semakin maju perekonomian suatu
negara, akan semakin tinggi permintaan uangnya.

2.1.4 Teori permintaan uang klasik


Teori permintaan uang sebenarnya dapat dijelaskan dengan menggunakan
teori tentang alokasi sumber-sumber ekonomi yang sifatnya terbatas. Pada
prinsipnya, dengan sumber ekonomi yang terbatas, manusia haruslah memiliki
alokasi yang memberikan kepuasan yang sebesar-besarnya (dus, prinsip
ekonomi). Mereka akan selalu mencari keseimbangan antara keuntungan dan
kerugian dari pemilikan sesuatu bentuk kekayaan. Kekayaan dapat diwujudkan
dalam bentuk uang, surat berharga, deposito atau barang.
Teori permintaan uang klasik tercermin pada dalam teori kuantitas uang.
Pada awal mulanya teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa
seseorang/masyarakat menyimpan uang kas, tetati lebih pada peranan daripada
uang. Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai
berikut:
Dimana : MV = PT
M = Jumlah uang beredar.
V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan dalam satu periode.
P = Harga Barang.
T = Volume barang yang diperdagangkan.
Beberapa versi teori ini adalah:
Pertama, dengan mengganti volume barang yang diperdagangkan (T)
dengan output riil (O), sehingga formulasi teori kuantitas menjadi.
6
Dimana : MV = PO = Y
Y = PO = GNP nominal
V = Tingkat perputaran pendapatan (income velocity of money).
Kedua, versi yang dikemukakan oleh A. Marshall dari universitas
Cambridge dengan formulasi sebagai berikut:
M = kPO
1
= kY di mana k =
V
Secara matematis formulasi Marshall ini sama dengan formulasi Irving Fisher,
namun implikasinya berbeda. Secara matematis dapat diformulasikan seabgai:

Di mana: Md = kPO = kY
Md = adalah permintaan uang kas.
Dengan formulasi tersebut teori Marshall merupakan awal dari teori permintaan
akan uang. Teori ini masih sangat sederhana, terkandung di dalamnya beberapa
kelemahan (yang kemudian atas dasar kelemahan-kelemahan ini lalu
disempurnakan oleh teori berikutnya.
Kelemahan pertama adalah bahwa dalam kenyataannya V tidaklah tetap.
Baik di negara maju (Amerika Serikat) maupun negara berkembang, V cenderung
tidak konstan.
Kelemahan kedua, bahwa teori klasik mengabaikan pengaruh tingkat
bunga terhadap permintaan uang.
2.1.5 TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES
Keynes dalam teorinya tentang permintaan akan uang kas, membedakan
antara motif transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi.
Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi
Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi
ini tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar
keinginan akan uang kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat
pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak di
bandingkan seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah.
Ketergantungan permintaan uang untuk transaksi terhadap pendapatan dapatlah
digambarkan sebagai berikut:
7

L1

L1
Permintaan uang untuk transaksi (riil) ditunjukkan dengan L1. Meskipun
1
L

y
hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dengan pendapatan riil
p
digambarkan dengan garis lurus (L1L1), namun dalam kenyataannya tidak lurus
demikian.
Permintaan Uang untuk tujuan Spekulasi
Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas
yang melebihi untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk menyimpan
kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar (uang kas).
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh
tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat
akan uang kas untuk

Tingkat
L Tingkat L
Bunga
2 Bunga 2
(r)
(r)

r
L L2
L
(a) L 2 (b
2
tujuan/motif spekulasi. Alasanya, pertama apabila tingkat bunga )naik, berarti
ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money) makin
besar/tinggi, sehingga keinginan masyarakat akan uang kas akann makin kecil.
Kedua, hipotesa Keynes bahwa masyarakat menganggap akan adanya tingkat
bunga “normal” berdasar pengalaman, terutama pengalaman tingkat bunga yang
baru-baru terjadi.
8
Gambar (a) menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat suku bunga (r)
dengan permintaan uang untuk spekulasi (L2). Gambar (b) menunjukkan adanya
apa yang oleh Keynes disebut “liquidity trap” bagian horizontal dari permintaan
uang kas pada tingkat bunga rL.
Implikasi dari adanya hipotesa liquidity trap ini adalah bahwa tingkat
bunga rL tidak bisa turun lagi, padahal mungkin rL ini rasa terlalu tinggi untuk
menunjang tingkat kesempatan kerja penuh (full employment). Bagi
seorang/individu, permintaan uang untuk tujuan spekulasi merupakan fungsi

Tingkat
Bunga
r
normal
(yang terputus) dari tingkat bunga.
Permintaan Uang Spekulasi

Selanjutnya Keynes menyatakan apabila setiap individu itu berbeda


tentang harapan/perkiraan tentang tingkat bunga nominal serta tingkat perubahan
tingkat bunga yang berlaku, maka secara keseluruhan (masyarakat) permintaan
uang akan berupa garis lurus turun miring ke kanan.

2.1.6 PERKEMBANGAN SELANJUTNYA DARIPADA TEORI KEYNES


Teori permintaan uang Keynes mendasarkan pada adanya dua motif
memegang uang kas, yakni motif transaksi dan spekulasi. Motif transaksi
tergantung dari pendapatan sedang motif spkeulasi tergantung dari tingkat bunga.
Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi
Teori ini diperkembangkan oleh Baumol (1952) dan juga Tobin (1956)
yang masing-masing ingin menjelaskan beberapa factor yang mempengaruhi
permintaan uang untuk tujuan transaksi.
a. Baumol menggunakan pendekatan teori penentuan persediaan barang
yang biasa dipakai dalam dunia perusahaan. Untuk menyederhanakan
analisanya, Baumol menganggap bahwa penghasilan tadi dibelanjakan
merata setiao saat selama periode pendapatannya (satu bulan).
9
b. Elastisitas permintaan uang kas untuk tujuan transaksi terhadaptingkat
bunga. Baumol telah menunjukkan bahwa permintaan uang kas untuk
tujuan transaksi itu tergantung juga terhadap tangkat bunga.

2.1.7 Teori Cambridge


Perwakilan kaum Cambrige yaitu Marshall dan Pigou berpendapat uang
merupakan alat penyimpan kekayaan (store of wealth) dan bukan sebagai alat
pembayaran. Menurut Cambridge bahwa permintaan uang tunai dipengaruhi oleh
tingkat bunga, jumlah kekayaan yang dimiliki, harapan tingkat bunga dimasa yang
akan datang dan tingkat harga. Namun dalam jangka pendek faktor-faktor tersebut
bersifat konstan atau berubah secara porposional terhadap pendapatan, jadi
mereka menyatakan bahwa keinginan seseorang untuk memegang uang tunai
secara nominal adalah porposional terhadap pendapatan nominal.[13]
Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan
untung-rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang
dengan volume transaksi yang direncanakannya. Teoritisi Cambridge mengatakan
bahwa permintaan akan uang selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor
kelembagaan (Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga
masyarakat, dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang.
Dalam teori Cambridge, permintaan uang dirumuskan dengan:[14]
M4 = k.Y

Dimana:
4
M  = Jumlah Permintaan Uang
k    = Konstanta yang menunjukkan persentase jumlah uang tunai yang dipegang
terhadap pendapatan
Y   = pendapatan nominal.
Teori permintaan uang menurut Fisher didasarkan pada pendekatan transaksi
(transaction approach) sedangkan teori permintaan uang menurut Cambridge
didasarkan kepada pendekatan kebutuhan masyarakat memegang uang tunai (cash
balance approach).[15] Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge
tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga
dan expectation berubah, walaupun dalam jangka pendek. Dan kalau faktor-faktor
berubah maka (k) juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga
naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang,
meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga
factor expectation mempengaruhi mempengaruhi, seandainya masa datang tingkat
bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang
akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang dipegangnya dan
menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang.[16]
10
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Keynes menyatakan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi
tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan makin besar
keinginan uang kas untuk transaksi.
Ketidakpastian dimasa yang akan datang menyebabkan orang memegang uang
tunai lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk transaksi. Menurut Keynes,
antisipasi terhadap pengeluaran yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
menyebabkan seseorang akan memegang uang tunai lebih besar dari yang
dibutuhkan untuk tujuan transaksi, yaitu untuk tujuan berjaga-jaga. Menurutnya
jumlah uang yang dipegang untuk tujuan berjaga-jaga ini tergantung dari besarnya
pendapatan, semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula uang yang dipegang
untuk tujuan berjaga-jaga.
Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas
yang melebihi untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk menyimpan
kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar (uang kas). Uang kas yang
disimpan ini memenuhi fungsi uang sebagai alat penimbun kakayaan (store if
value). Istilah yang lebih modern disebut dengan permintaan uang untuk
penimbun kekayaan.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh
tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat
akan uang kas untuk motif spekulasi. Alasannya, pertama apabila tingkat bunga
naik, berarti ongkos memegang uang kas makin besar, sehingga keinginan
masyarakat akan uang kas semakin kecil. Kedua, hipotesa Keynes bahwa
masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga normal berdasar pengalaman,
terutama pengalaman tingkat bunga yang baru-baru terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmuekonomi.net/2015/10/pengertian-dan-faktor-yang-
mempengaruhi-permintaan-uang-beserta-kurvanya.html
https://www.muttaqin.id/2016/03/penawaran-uang.html
https://blog.ruangguru.com/ekonomi-kelas-11-teori-permintaan-dan-penawaran-
uang

Anda mungkin juga menyukai