Agung Ferdiansyah
Amalia Priani
Driyana
Haerul Anzani
I Nyoman Irfan V.M
Muhammad Andrian Fajar
Nanda Bagus Alfian
Nur Ula Endah Fauziah
Rifa Hanif Pradana
Rika Dwiputri
Yohanida
Kami dengan senang hati menerima masukan dan kritikan dari Dosen
sekaligus Pembimbing dalam Matakuliah Ekonomi Makro ini, dan juga para
pembaca yang memiliki wawasan yang lebih luas dari kami, kami menerima saran
yang membangun dari teman-teman semua agar kedepannya kami mampu
memperbaiki diri dan meningkatkan wawasan kami secara lebih mendalam
mengenai materi kuliah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Permintaan Uang............................................................................... 2
2.1.1 Pengertian Permintaan Uang................................................... 2
2.1.2 Fakto-faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang................ 2
2.1.3 Kurva Permintaa Uang............................................................ 4
2.1.4 Teori Permintaan Uang Klasik................................................ 6
2.1.5 Teori Permintaan Uang Keynes.............................................. 7
2.1.6 Perkembangan Selanjutnya Daripada Teori Keynes............... 9
2.1.7 Teori Cambridge..................................................................... 10
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Jumlah uang yang diminta masyarakat tidak tetap, kadang-kadang naik dan
kadang-kadang turun. Mengapa permintaan uang bisa naik atau turun? Karena
banyak faktor yang bisa memengaruhi naik turunnya uang. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
Untuk menghadapi berbagai kejadian yang tidak terduga, seperti sakit dan
kecelakaan, masyarakat perlu memegang uang untuk berjaga-jaga.
2
Pada umumnya semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pula jumlah uang yang
diperlukan untuk berjaga-jaga. Dengan demikian, akan semakin tinggi pula
permintaan terhadap uang.
d. Tingkat Harga
Apabila harga-harga barang dan jasa semakin tinggi, semakin tinggi pula
permintaan masyarakat terhadap uang, karena masyarakat membutuhkan uang
lebih banyak untuk membayar harga-harga yang semakin mahal Sebaliknya, jika
harga-harga barang dan jasa turun maka permintaan masyarakat terhadap uang
pun ikut menurun
.
e. Tingkat Suku Bunga
Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin kecil permintaan terhadap uang.
Mengapa demikian? Karena, dengan semakin tingginya tingkat suku bunga,
masyarakat akan lebih suka menabung uangnya di bank daripada menggunakan
uang tersebut untuk keperluan lain.
Mengapa demikian? Karena suku bunga yang tinggi menyebabkan orang lebih
tertarik menabung di bank dibandingkan berspekulasi. Dan sebaliknya, semakin
rendah suku bunga, semakin banyak permintaan uang yang digunakan untuk
spekulasi.
Apa yang dimaksud dengan permintaan uang? Menurut Sadono Sukirno dalam
bukunya yang berjudul “Makro Ekonomi”, yang dimaksud dengan permintaan
uang adalah jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu.
Uang memang sangat diperlukan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan
dengan berbagai tujuan. Dan umumnya, semakin maju perekonomian suatu
negara, akan semakin tinggi permintaan uangnya.
Di mana: Md = kPO = kY
Md = adalah permintaan uang kas.
Dengan formulasi tersebut teori Marshall merupakan awal dari teori permintaan
akan uang. Teori ini masih sangat sederhana, terkandung di dalamnya beberapa
kelemahan (yang kemudian atas dasar kelemahan-kelemahan ini lalu
disempurnakan oleh teori berikutnya.
Kelemahan pertama adalah bahwa dalam kenyataannya V tidaklah tetap.
Baik di negara maju (Amerika Serikat) maupun negara berkembang, V cenderung
tidak konstan.
Kelemahan kedua, bahwa teori klasik mengabaikan pengaruh tingkat
bunga terhadap permintaan uang.
2.1.5 TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES
Keynes dalam teorinya tentang permintaan akan uang kas, membedakan
antara motif transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi.
Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi
Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi
ini tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar
keinginan akan uang kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat
pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak di
bandingkan seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah.
Ketergantungan permintaan uang untuk transaksi terhadap pendapatan dapatlah
digambarkan sebagai berikut:
7
L1
L1
Permintaan uang untuk transaksi (riil) ditunjukkan dengan L1. Meskipun
1
L
y
hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dengan pendapatan riil
p
digambarkan dengan garis lurus (L1L1), namun dalam kenyataannya tidak lurus
demikian.
Permintaan Uang untuk tujuan Spekulasi
Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas
yang melebihi untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk menyimpan
kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar (uang kas).
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh
tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat
akan uang kas untuk
Tingkat
L Tingkat L
Bunga
2 Bunga 2
(r)
(r)
r
L L2
L
(a) L 2 (b
2
tujuan/motif spekulasi. Alasanya, pertama apabila tingkat bunga )naik, berarti
ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money) makin
besar/tinggi, sehingga keinginan masyarakat akan uang kas akann makin kecil.
Kedua, hipotesa Keynes bahwa masyarakat menganggap akan adanya tingkat
bunga “normal” berdasar pengalaman, terutama pengalaman tingkat bunga yang
baru-baru terjadi.
8
Gambar (a) menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat suku bunga (r)
dengan permintaan uang untuk spekulasi (L2). Gambar (b) menunjukkan adanya
apa yang oleh Keynes disebut “liquidity trap” bagian horizontal dari permintaan
uang kas pada tingkat bunga rL.
Implikasi dari adanya hipotesa liquidity trap ini adalah bahwa tingkat
bunga rL tidak bisa turun lagi, padahal mungkin rL ini rasa terlalu tinggi untuk
menunjang tingkat kesempatan kerja penuh (full employment). Bagi
seorang/individu, permintaan uang untuk tujuan spekulasi merupakan fungsi
Tingkat
Bunga
r
normal
(yang terputus) dari tingkat bunga.
Permintaan Uang Spekulasi
Dimana:
4
M = Jumlah Permintaan Uang
k = Konstanta yang menunjukkan persentase jumlah uang tunai yang dipegang
terhadap pendapatan
Y = pendapatan nominal.
Teori permintaan uang menurut Fisher didasarkan pada pendekatan transaksi
(transaction approach) sedangkan teori permintaan uang menurut Cambridge
didasarkan kepada pendekatan kebutuhan masyarakat memegang uang tunai (cash
balance approach).[15] Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge
tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga
dan expectation berubah, walaupun dalam jangka pendek. Dan kalau faktor-faktor
berubah maka (k) juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga
naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang,
meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga
factor expectation mempengaruhi mempengaruhi, seandainya masa datang tingkat
bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang
akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang dipegangnya dan
menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang.[16]
10
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Keynes menyatakan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi
tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan makin besar
keinginan uang kas untuk transaksi.
Ketidakpastian dimasa yang akan datang menyebabkan orang memegang uang
tunai lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk transaksi. Menurut Keynes,
antisipasi terhadap pengeluaran yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
menyebabkan seseorang akan memegang uang tunai lebih besar dari yang
dibutuhkan untuk tujuan transaksi, yaitu untuk tujuan berjaga-jaga. Menurutnya
jumlah uang yang dipegang untuk tujuan berjaga-jaga ini tergantung dari besarnya
pendapatan, semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula uang yang dipegang
untuk tujuan berjaga-jaga.
Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas
yang melebihi untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk menyimpan
kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar (uang kas). Uang kas yang
disimpan ini memenuhi fungsi uang sebagai alat penimbun kakayaan (store if
value). Istilah yang lebih modern disebut dengan permintaan uang untuk
penimbun kekayaan.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh
tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat
akan uang kas untuk motif spekulasi. Alasannya, pertama apabila tingkat bunga
naik, berarti ongkos memegang uang kas makin besar, sehingga keinginan
masyarakat akan uang kas semakin kecil. Kedua, hipotesa Keynes bahwa
masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga normal berdasar pengalaman,
terutama pengalaman tingkat bunga yang baru-baru terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmuekonomi.net/2015/10/pengertian-dan-faktor-yang-
mempengaruhi-permintaan-uang-beserta-kurvanya.html
https://www.muttaqin.id/2016/03/penawaran-uang.html
https://blog.ruangguru.com/ekonomi-kelas-11-teori-permintaan-dan-penawaran-
uang