Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan

Klien dengan Waham


Ns. Winasari Dewi, M.Kep.
Definisi
 Waham adalah suatu keyakinan yang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak

konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus

internal dan eksternal melalui proses interaksi / informasi secara akurat.

 Seseorang yang mengalami waham berpikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan dan bakat serta tidak

merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat dan sangat terkenal.

 Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh

orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998)

 Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak

dapat diubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah

kehilangan control (Depkes RI, 1994).


Proses Terjadinya Waham

Fase lack of Fase lack of self Fase control


01 human need 02 esteem 03 internal external

Fase Fase
04 environment
support 05 comforting 06 Fase improving
01…..Fase Lack of Human Need
 Diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis.

 Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status social dan ekonomi

sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita, sehingga keinginan klien untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah.

 Ada juga klien yang secara social dan ekonomi terpenuhi, tetapi kesenjangan antara reality dan self ideal

sangat tinggi. Contoh, seorang sarjana tetapi ingin dipandang sebagai seseorang yang dianggap sangat

cerdas, berpengalaman, dan diperhitungkan dalam kelompoknya sehingga terjadi waham akibat

pentingnya pengakuan bahwa klien eksis di dunia ini.

 Dapat juga dipengaruhi oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span history)
02…..Fase Lack of Self Esteem
 Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality

serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Sedangkan, standar lingkungan sudah melampaui

kemampuannya.

 Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih,

berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang

melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh, mulai dari aspek pendidikan klien,

materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.


03…..Fase Control Internal External
 Klien mencoba berpikir rasional bahwa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakana adalah

kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai kenyataan.

 Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk

diakui, untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena belum

terpenuhi secara optimal sejak kecil.

 Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak

benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga

perasaan.

 Lingkungan hanya menjadi pendengr pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan

pengakuan klien tidak merugikan orang lain.


04…..Fase Environment Support
 Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa

didukung, sehingga lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu

kebenaran karena seringnya diulang-ulang.

 Dari sinilah mulai terjadi kerusakan control diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai

dengan tidak ada lagi perasaan berdosa saat berbohong.


05…..Fase Comforting
 Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya, serta menganggap bahwa semua orang

sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.

 Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya.

 Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi social (isolasi social).
06…..Fase Improving
 Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada

klien akan meningkat.

 Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan

yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).

 Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.

 Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.

 Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya

keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi

social.
Pohon Masalah Waham
Menurut Stuart dan Sundeen

Effect: Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan



Core Problem: Gangguan Isi Pikir: Waham

Causa: Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronik
Tanda dan Gejala Waham
Waham Kebesaran
● Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan
khusus, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai Waham Agama
kenyataan.
● Contoh, “Saya ini titisan Bung Karno, punya banyak
perusahaan, punya rumah di berbagai negara, dan bisa ● Memiliki keyakinan terhadap suatu
menyembuhkan berbagai macam penyakit”. agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
● Contoh, “Tuhan telah menunjuk saya
Waham Curiga menjadi wali, saya harus terus
menerus memakai pakaian putih
● Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang setiap hari agar masuk surga”.
berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
● Contoh, “Banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin
menghancurkan hidup saya, suster akan meracuni
makanan saya”.
Tanda dan Gejala Waham
Waham Somatik
● Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya
Diagnosa Keperawatan
terganggu, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
● Contohnya, “Sumsum tulang saya kosong, saya pasti
● Risiko tinggi perilaku kekerasan
terserang kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh ● Gangguan isi pikir: waham
saya telah membusuk, tubuh saya menghilang”. ● Isolasi social
● Harga diri rendah kronis
Waham Nihilistik
● Menyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia /
meninggal, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
● Contoh, “Saya sudah menghilang dari dunia ini, semua
yang ada di sini adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah
tidak ada di dunia”.
Tindakan Keperawatan….
1. Membina hubungan saling percaya dengan klien agar klien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi, dengan cara:
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
 Menjelaskan tujuan interaksi
 Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien

2. Tidak mendukung atau membantah waham pasien, tetapi perlu dikembalikan pada realita
bahwa apa-apa yang dikemukakan tidak berdasar fakta dan belum dapat diterima orang
lain.
 Penting bagi klien untuk mendapat konfrontasi dari lingkungannya, sebagai bargaining
position agar klien terbiasa berbeda pendapat dan menimbang mana yang baik dan
tidak baik.
 Konfrontasi dilakukan dengan kontrak waktu yang jelas bahwa perawat akan
mengemukakan pendapat yang berbeda dengan klien.
 Jelaskan pada klien konsekuensi dari perkataan dan perbuatannya sesuai dengan
keyakinan keagamaan klien
Tindakan Keperawatan….
3. Yakinkan bahwa klien berada dalam keadaan aman
4. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari, personal hygiene,
kebutuhan tidur, makan, interaksi social, dll.
5. Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah, misalnya yang menyangkut
masalah di masa kecil, di rumah, di kantor, hubungan dengan keluarga, atau
harapan-harapan yang selama ini tidak tercapai.
6. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas serta bila
klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya.
7. Diskusikan dengan klien tentang kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat
lalu dan saat ini.
8. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya.
9. Libatkan dalam kegiatan sehari-hari di rumah sakit serta tingkatkan aktivitas yang
dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien, misalnya menggambar,
bernyanyi, membuat puisi, religius terapi dll
Tindakan Keperawatan….
10. Lakukan kontrak dengan klien untuk berbicara dalam konteks realitas seperti
cara-cara mengisi waktu, cara meningkatkan keterampilan yang mendatangkan
uang, cara belajar menjahit, menjaga kebersihan dll.
11. Jelakan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat, jenis,
dan efesk samping obat yang diminum, serta cara meminum obat yang benar).
12. Libatkan dan diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien, cara
merawat klien dengan waham di rumah, follow up dan keteraturan pengobatan
serta lingkungan yang tepat untuk klien.
13. Rekomendasikan klien untuk mengikuti Terapi Modalitas, terutama cognitive
therapy, psychoreligious therapy, occupational therapy, group therapy.

Anda mungkin juga menyukai