Anda di halaman 1dari 10

NASKAH SIDANG MEDIASI

TENTANG WANPRESTASI

Disusun Oleh:

1. Mediator : Aufinida Solihah (1711019890)

2. Penggugat : Revina Cindy Pratika (1711019924)

3. Kuasa Hukum Penggugat : Morita Keane Wahyu W (1711019856)

4. Tergugat : Erien Arta Novelia (1711019854)

5. Kuasa Hukum Tergugat : Tanty Dian Ningrum (171101 9860)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO

2020
PERTEMUAN PERTAMA
Penyampaian Informasi dari Para Pihak

Mediator (Aufinida) : Selamat Pagi, Mba Revina sebagai Penggugat dan Kuasa Hukum nya betul?

Penggugat (Revina) : Selamat Pagi Bu, betul saya pihak penggugat beserta Kuasa Hukum saya.

Mediator (Aufinida) : Selamat Pagi, Mba Erien sebaga Tergugat beserta Kuasa Hukum nya betul?

Tergugat (Erien) : Selamat pagi Bu, betul saya pihak Tergugat beserta Kuasa hukum saya.

Mediator (Aufinida) :  Baiklah langsung saja saya jelaskan bahwa berdasarkan peraturan
Mahkamah Agung nomor 1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di Pengdilan dalam pasal
4 disebutkan bahwa semua sengketa perdata diajukan tingkat pertama wajib lebih dahulu
diupayakan penyelesaiannya melalui perdamaian dengan bantuan seorang mediator dan pada
sidang Mba Revina dan Mba Erien kali ini telah sepakat telah menunjuk saya sebagai
mediator dalam kasus ini. Selanjutnya saya menerangkan tentang mediasi. Mediasi adalah
suatu alternatif penyelesaian sengketa dimana kedua belah pihak saling berdialog, berunding
untuk menentukan titik temu. Saya selaku sebagai mediator akan memfasilitasi negosiasi ini.
Namun sebelum saya memulai mediasi saya akan menjelaskan tahapan – tahapan mediasi
diantaranya :
1.      Saya memberikan penyelesaian kepada para pihak untuk bergantian
2.      Saya akan mencari kesepahaman awal dari kedua belah pihak
3.      Saya mendefisinisikan,menentukan agenda pembicaraan.
4.      Setelah  itu kita masuk dalam tahap negosiasi
5.      Apabila negosiasi mencari kesepakatan kita akan menyusun kesepakatan akhir
Baiklah bapak dan ibu apakah setuju dengan kesepakatan tersebut ?

Penggugat (Revina) : saya setuju Bu

Tergugat (Erien) : saya setuju, Bu

Mediator (Aufinida) : Baiklah kita mulai mediasi pagi ini,bagaiamana kalau kita mendengar dari
Mba Revina terlebih dahulu untuk menyampaikan keteranganya? Bagaimana Mba Erien,
apakah setuju?

Tergugat (Erien) :  iya bu silahkan.

Mediator (Aufinida) : silahkan

Penggugat (Revina) : Terimakasih bu atas kesempatanya, begini Mba Erien ini sampai saat ini
masih terikat hutang-piutang dengan saya. Padahal didalam surat perjanjian Mba Erien ini
sepakat untuk melunasi semua hutang piutang beserta bungannya pada tanggal 1 Agustus
2020. Namun sampai pada saat jatuh tempo tergugat tidak mau melunasi hutangnya. Saya
telah beberapa kali melayangkan Somasi kepada tergugat namun sampai sekarang saya tidak
mendapatkan kejelasan apa-apa dari Mba Erien ini.

Mediator (Aufinida) :  Baiklah artinya Mba Revina kecewa atas kejadian ini?

Penggugat (Revina) : sangat, sangat, sangat keccewa, Bu.

Mediator (Aufinida) : Dan Mba menginginkan agar pembayaran cepat dilakukan, betul begitu,
Mba?

Penggugat (Revina) : iya betul bu, karena hutang Mba Erien ini terbilang cukup besar, dan dalam
surat perjanjian ini sudah sepakat untuk segera melunasi hutang-piutang beserta
Bunga saat jatuh tempo.

Mediator (Aufinida) : baiklah setelah kita mendengar penjelasn dari Mba Revina selanjutnya saya
berikan kesempatan Mba Erien untuk menyampaikan hal – hal yang perlu kita
ketahui. Silahkan.

Tergugat (Erien) : terus terang, Bu saya sangat kecewa atas tindakan Mba Revina ini. apakah iya
tidak ada jalan lain selain melakukan gugatan,masih banyak jalan alternative:
berunding misal dan saya pikir lebih dewasa untuk mendapatkan jalan keluar yang
baik. Tanpa menjatuhkan harga diri saya.

Penggugat (Revina) : Mba jangan berdalih saya itu sudah tiga kali, Bu melayangkan surat teguran
terhadap Mba. Kalau Mba memang ada iktikad baik seharusnya Mba memberikan
respon yang baik, bukan justru berdiam diri dan memberikan kesan tidak
bertanggung jawab.

KHT (Tanty) : Apabila saudara penggugat ingin membawa kejalur hukum, seharusnya Ibu harus
mempunyai bukti-bukti yang kuat sedangkan Penggugat dan Tergugat hanya
mempunyai bukti otentik tapi tanpa saksi dan tidak memenuhi syarat, apabila
Penggugat ingin membawa keranah hukum harus memenuhi 3 syarat. Yang
pertama ada surat Otentik dan tanda tangan diatas materai yang sudah ada.
Kemudian disini bukti yang tidak ada adalah surat keterangan dari Notaris dan
saksi-saksi. Apabila Penggugat mempunyai semua bukti itu maka dapat membawa
kasus ini keranah hukum dan jika tidak ada maka tidak bisa dilanjutkan keranah
hukum dan kemudian apa fungsinya kita bermediasi disini.

KHP (Morita) : Inikan menurut perjanjian saudara Penggugat dengan Saudara Tergugat dan sudah
bermaterai ditentukan tanggal kapan harus dilunasi, jadi Saudara Penggugat
meminta aset Tergugat, entah itu elektronik atau apa untuk jaminan sampai
menunggu Tergugat melunasi hutangnya, jadi seperti itu saja dan menurut Pasal
1754 KUHP yang menyatakan selaku perjanjian dengan nama pihak yang satu
Kepada pihak yang lain. Suatu jumlah tertentu habis karna pengkajian dengan
syarat bahwa pihak yang meminjamn jadi kita meminta aset Tergugat entah
elektronik atau sertifikat berharga kita sita dulu Bu sampai tergugat melunasi
hutangnya secepatnya.

Mediator (Aufinida) : Harap tenang, kalau pihak satu bicara maka pihak lain harus mendengarkan
agar kita dapat mengerti apa kemauan dari masing-masing pihak. Kalau tetap
seperti ini maka tahap mediasi ini tidak bisa di lanjutkan. Bagaimana apakah mau
di lanjutkan atau tidak?

Penggugat (Revina) : Maaf Bu.

Mediator (Aufinida) : baiklah, bagaimana dari pihak Tergugat

KHT (Tanty) : Jadi dari pihak penggugat ingin meminta aset dari pihak client saya? Ya memang
benar pasal 1754 KUHP yang menyatakan suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang mengabis
karna suatu pemakaian dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan
sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula. Memang benar apabila ingin
ke pasal 1754 KUHP kembali keawal kalo saya sudah bilang ke bahwa saya sudah bilang
kalau perjanjian itu harus memenuhi 3 syarat.
1. Syarat perjanjian sudah ada
2. Surat dari Notaris (belum ada)
3. Saksi (belum ada)
Sehingga belum memenuhi bukti tsb dan tidak kuat untuk meminta aset dalam melunasi
hutang tersebut.

KHP (Morita) : Ya memang benar tetapi dari Client saya meminta untuk dilunasi tetapi Tergugat
tidak bisa melunasi, sehingga Client saya meminta aset Tergugat sebagai jaminan. nanti setelah
Tergugat bisa melunasi, baru aset nya dikembalikan.

Tergugat (Erien) : Jadi begini Bu saya menyadari betul atas keterlambatan pelunasan ini, namun
saya juga tidak membenarkan atas tindakan Mba Revina dengan menggugat saya,
karena gugatan ini nama baik saya tercoreng.

Mediator (Aufinida) : Oh, jadi usaha Mba kurang dihargai dan perlu menjaga nama baik.
Kemudian Mba menginginkan kedua pihak menjaga nama baik. Apakah benar?

Tergugat (Erien) : iya Bu sangat benar itu yang saya sangat harapkan.
Mediator (Aufinida) : Setelah saya mendengar penjelasan dari pihak Mba Revina dan Kuasa
Hukumnya serta Mba Erien dan Kuasa Hukumnya .saya menemukan ada
beberapa kesepahaman awal yaitu :
1. Bapak dan ibu menginginkan adanya hubungan baik.
2. Bapak dan ibu menginginkan agar masalah cepat terselesaikan
Begitu kan yang kalian maksud ?

P&T (Revina & Erien) : Betul, Bu.

Mediator (Aufinida) : baiklah selanjutnya seperti Mba Revina dan Mba Erien ungkapkan bahwa
sebelum perkara ini terjadi. sebenarnya Mba Revina menganggap Mba Erien
sebagai terutang  yang dapat di percaya dan sebaliknya pihak Mba Erien
menganggap Mba Revina sebagai pemberi hutang  yang bisa di ajak kerja sama.
kalau boleh saya bertanya kemungkinan kelanjutan  hutang-piutang  tersebut di
kemudian hari.

Penggugat (Revina) : Seperti yang sudah saya jelaskan, Mba Erien harus sesegera mungkin dapat
melunasi hutang-hutangnya, karena ini sudah lewat jatuh temponya

Mediator (Aufinida) : baik,jadi Mba menginginkan agar terhutang  cepat melunasi, benar ?

Penggugat (Revina) : iya benar Bu.

Mediator (Aufinida) :Baik, mengenai penjelasan dari  Mba Revina, apakah pihak Tergugat dan
Kuasa Hukum ada tanggapan?

Tergugat (Erien) :iya Bu sebenarnya saya sangat kecewa terhadap Mba Revina karena terlalu
gegabah mengambil tindakan mediasi,masalah ini kan bisa dibicarakan secara
kekeluargaan dan dengan cara baik – baik.

Mediator (Aufinida) :dari penjelasan Penggugat dan Tergugat saya dapat menyimpulkan bahwa
jika masalah hutang-piutang cepat diselesaikan, maka hubungan baik antara
Penggugat dan Tergugat dapat di lanjutkan. benar?

P & T (Revina & Erien) : iya benar Bu !

Mediator (Aufinida) : baiklah jika demikian ada iktikat baik antara kedua belah pihak untuk
menyelesaikan masalah ini, selanjutnya ijinkan saya untuk menulis definisi permasalahan.

Hakim mediator menuliskan defini permasalahan di papan tulis yang telah di sediakan,definisi
permasalahan tersebut ada 2 diantaranya :
1.         Bagaimana menjaga nama baik atau hubungan baik antara kedua belah pihak?
2.         Bagaimanakah menyelesaikan pembayaran tersebut?
Mediator (Aufinida) : Dari ke dua point tersebut yang ingin di bahas terlebih dahulu yang  mana?
bagaimana Pihak Penggugat?

Penggugat (Revina) : Yang jelas saya menginginkan Mba Erien sesegera mungkin dapat melunasi
hutang-hutangnya.

Mediator (Aufinida) : baiklah, selanjutnya Mba erien bagaimana ?

Tergugat (Erien) : Terus terang Bu,mengenai pelunasan hutang-piutang ini saya mendapatkan


kesulitan. Saya pikir kita bahas nama baik dulu

Mediator (Aufinida) : bagaimana apakah dari pihak Penggugat ada pertimbangan lain?

Penggugat (Revina) : iya Bu saya setuju,untuk membicarakan nama dulu.

Mediator (Aufinida) : Bagaimana agenda pertama membahas nama baik atau hubungan baik antara
Mba Revina dengan Mba Erien selanjutnya baru mengenai pembayaran.  Apakah setuju ?

P&T (Revina & Erien) : iya saya setuju bu.

Mediator: baiklah , karena saudara sekalian sangat ingin berusaha menyelesaikan konflik ini serta
berkenan hadir kesini. Dan saya doakan agar konflik ini dapat terselesaikan dengan cepat.
Mungkin untuk saat ini kita cukupkan dulu disini, untuk proses selanjutnya akan saya
konfirmasi ibu lagi, dan mohon kerja samanya. Assalamualaikum wr.wb.

P & T (Revina & Erien) : Walaikumsalam


PERTEMUAN KEDUA
Pemecahan Masalah

Penggugat (Revina) : Assalamualaikum bu

Mediator (Aufinida) : Wa’alaikumsalam. Silahkan duduk, bagaimana keadaan mba saat ini?

Penggugat (Revina) : Alhamdulillah baik pak.

Mediator (Aufinida) : keadaan Mba Erien sendiri bagaimana?

Tergugat (Erien) : Alhamdulillah juga baik pak.

Mediator (Aufinida) : karena semua pihak telah hadir, maka saya ucapkan selamat datang di dalam
proses mediasi,  bagaimana kalau kita mulai saja proses mediasi ini ?

P & T (Revina & Erien) : iya saya setuju.

Mediator (Aufinida) : setelah kemarin kedua pihak setuju untuk membicarakan nama baik terlebih
dahulu, maka selanjutnya saya berikan kesempatan bagi Penggugat dan Tergugat mengajukan
usulan mengenai pemecahan masalah ini. Kira-kira siapa yang terlebih dahulu mau
mengemukakan usulannya? apakah dari pihak Penggugat atau Tergugat mempunyai usul
untuk penyelesaian masalah ini?

Penggugat (Revina) : Ibu sebetulnya hubungan saya dengan Mba Erien ini sebelumnya cukup baik,
sehingga saya percaya memberi pinjaman uang dengan jumlah yang cukup besar, namun
pada kenyataannya Mba Erien ini justru memanfaatkan kebaikan saya. Hal ini yang sulit saya
terima

Tergugat (Erien) : Dalam hal pelunasan utang-utang pasti akan saya lunaskan pembayarannya
namun, saya harap tidak dalam waktu dekat ini, karena saya sedang mengalami kesulitan
dalam keuangan harap pengertiannya

Mediator (Aufinida) : apakah Mba Erien memiliki usulan untuk memberikan kepastian pembayaran
kepada Mba Revina?

Tergugat (Erien) : bagaimana kita melakukan perjanjian tertulis yang memuat mengenai bagaimana
cara pembayarannya? terus berapa jumlah yang harus di bayar serta tenggang waktu yang di
butuhkan. saya rasa itu sudah cukup.

Penggugat (Revina) : Iya saya sangat setuju sekali. mengenai apa yang kita tuangkan pada
perjanjian tersebut.
Mediator (Aufinida) : baikklah sebelumnya kalau boleh saya menyampaikan baik dari pihak
Penggugat dan Tergugat sama -sama menginginkan adanya kelanjutan hubungan baik di
kemudian hari, namun masih membutuhkan waktu untuk memikirkan cara terbaik mengenai
pelunasan pembayaran di kemudian hari. yang dapat diterima dari kedua belah pihak
bagaimana kita membahas usulan nomor satu yaitu melanjutkan untuk menjaga nama baik
atau tetap berhubungan baik. apakah bapak dan ibu memiliki usulan untuk masalah ini ?

Tergugat (Erien) : yang jelas untuk selanjutnya seharusnya Mba Revina tidak mengambil tindakan
gegabah semacam ini, kalau masalah ini bisa dibicarakn dengan baik – baik. Dengan begitu
saya juga akan membayar hutang tersebut dan saya berjanji saya tidak akan menjelek –
jelekan Mba Revina.

Mediator (Aufinida) : baik saya melihat dari Pihak Tergugat beritikat untuk menjaga nama baik
masing-masing pihak. selanjutnya bagaimana tanggapan Penggugat, silahkan

Penggugat (Revina) : ya, pada dasarnya saya juga tidak menginginkan hal-hal seperti ini terjadi,
kalau memang ada kejelasan dari pihak Mba Erien mengenai pelunasan utang-piutang ini.

Mediator (Aufinida) : baik dari penjelasan para pihak saya melihat dari Penggugat dan Tergugat
sepakat untuk tetap menjaga nama baik atau hubungan baik. selanjutnya kita beranjak ke
permasalahan nomor 2 yaitu tentang kewajiban pelunasan hutang-piutang. bagaimana ada
tanggapan dari pihak Tergugat dan Kuasa hukum nya?

Tergugat (Erien) : mengenai pelunasan hutang piutang ini, saya pasti akan segera melunasi hanya
saja seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya mohon kesabaran Mba Revina karna
saya meminta penundaan pembayaran sampai 3 bulan kedepan.

Mediator (Aufinida) : Bagaimana Mba Revina selaku Penggugat dan Dari pihak tergugat sudah
memberikan kepastian soal pembayaran. Ada tanggapan?

Penggugat (Revina) : Baik tidak jadi masalah, asalkan 3 bulan kedepan saya mau semua piutang
sudah lunas.

Mediator (Aufinida) : Baik, jadi begini pihak Penggugat ini membutuhkan kepastian dari Mba
Erien Apakah Bapak Sukarman bisa menjamin bahwa semua hutang Mba Erien pada tiga
bulan kedepan dapat di lunaskan?

Tergugat (Erien) : iya, Bu jadi begini awal saya berhutang kepada Mba Revina ini untuk keperluan
penambahan modal usaha saya, jadi untuk 3 bulan kedepan usaha saya akan ada banyak
perkembangan, dan saya akan melunasi saat itu juga.
Mediator (Aufinida) : menurut saya usulan tersebut sudah konkrit, bagaimana tanggapan dari
Penggugat atas usulan dari Tergugat?

Penggugat (Revina) : terus terang sebetulnya saya ingin pembayaran piutang ini dapat segera di
lunasi, namun baiklah tidak apa-apa. Namun pada bulan ke- 3 Mba Erien Harus melunasi
semua hutang-hutangnya.

* Surat kesepakatan dibaca *

KHT (Tanty) : Ya disini tertulis bahwa penggugat ingin mengembalikan penundaan waktu sekitar 3
bulan. Saya dari Kuasa Hukum Tergugat menandatangani surat tersebut dan saya
setuju

* Surat diserahkan*

KHP (Morita) : Baik, saya terima dan saya mengucapkan terimakasih dari Client saya menengahi
permasalahan antara Penggugat dan Tergugat semoga tergugat dapat melunasi dalam waktu 3
bulan.

Mediator (Aufinida) : baiklah pada pertemuan mediasi ini kita telah mencapai kata sepakat yaitu
mengenai saling menjaga nama baik atau hubungan baik dan melakukan pembayaran dengan
cara bayar kontan pada bulan bulan ke-3. Dan artinya tiga bulan ke depan utang ini sudah
lunas di bayarkan, benar begitu?

P&T (Revina & Erien) : Betul, Bu

Mediator (Aufinida) : Baiklah selanjutnya kita akan mempersiapkan kesepakatan perdamaian yang
mana   nantinya di dalam kesepakatan tersebut para pihak harus menambahkan klausul.
Apakah gugatan ini di cabut atau kesepakatan perdamaian? yang di lakukan pada   putusan
majelis hakim yang mellahirkan akte perdamaian.

Penggugat (Revina) : Bu mediator saya bertanya apakah perbedaan 2 klausul tersebut ?

Mediator (Aufinida) : baiklah saya jelaskan apabila gugatan tersebut di cabut maka kesepakatan
perdamaian hanya mengikat kedua belah pihak, dimana apabila salah satu ingkar janji maka
harus di ajukan gugatan kembali, sedangkan untuk klausul yang menyebutkan kesepakatan
perdamaian yang di kukuhkan di dalam majelis hakim menjadi akte perdamaian sehingga
apabila salah satu pihak wanprestasi/ingkar janji maka dapat di eksekusi   langsung oleh
ketua pengadilan setempat tanpa mengajukan gugatan.

Penggugat (Revina) : wah kalau begitu harus di bukukan ke dalam majelis kakim ,karena
kesepakan ini masih ada point yang belum dipenuhi oleh Mba Erien.
Mediator (Aufinida) : bagaimana, apakah Mba setuju ?

Tergugat (Erien) : iya saya setuju Bu.

Mediator (Aufinida) : baiklah selanjutnya saya menyerahkan kesepakatan perdamaian yang telah di


tanda tangani kepada ketua majelis hakim.dan pembacaan putusan dengan panitera
penggugat.                                                         

Anda mungkin juga menyukai