Anda di halaman 1dari 19

ZAKAT MAL

MAKALAH

Disusun dan Diajukan untuk Tugas Fiqih Ibadah

Oleh:

Kelompok 8

1. Icha Putri NIM.1910205043


2. Rabiatul Adawiah NIM.1910205018

Dosen Pembimbing :
Pristian Hadi Putra, M.Pd

MAHASISWA JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FALKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AJARAN 2020 M/1442 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkah dan limpahan rahmat-
Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ZAKAT
MAL”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan Bapak
Pristian Hadi Putra, M.Pd yang telah memberikan saran, waktu, bimbingan, semangat,
pengetahuan dan nasehat yang sangat bermanfaat kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna di karenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran, dan
masukan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis,
pembaca dan peneliti selanjutnya. Akhir kata dengan segala ketulusan dan kerendahan
hati,penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam makalah ini. Terima kasih.

Sungai Penuh, 09 Desember 2020

Penyusun,

Kelompok 8 (Delapan)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................

A. Zakat Mal ......................................................................................................... 2


B. Hukum Zakat Mal ............................................................................................. 3
C. Syarat-syarat wajib Zakat Mal ........................................................................... 7
D. Macam-macam Zakat Mal ................................................................................ 8
E. Manfaat Zakat Mal ............................................................................................ 9
F. Cara menghitung Zakat Mal .............................................................................. 10

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................ 15
B. Saran ................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diturunkan kepada umat manusia untuk mengatur
berbagai persoalan dan urussan kehidupan dunia dan untuk mempersiapkan kehidupan
akhirat. Agama islam dikenal sebagai agama yang kaffah (menyeluruh) karena setiap
detail urusan manusia itu telah dibahas dalam Al-Quran dan hadits.
Ketika seseorang sudah beragama islam/ Muslim, maka kewajiban baginya adalah
melengkapi syarat menjadi muslim atau yang dikenal dengan Rukun islam. Rukun islam
terbagi menjadi 5 bagian yaitu pertama, membaca Syahadat, kedua, melaksanakan sholat,
ketiga, menunaikan zakat, keempat, menjalankan puasa, dan kelima, menunaikan haji
bagi orang ynag mampu.
Rukun islam yang keempat, membahas tentang kajian zakat, zakat merupakan
pembagian sebagian harta yang dimiliki untuk mensucikan jiwa, zakat terbagi menjadi 2
bagian yaitu zakat fitrah yang dikeluarkan oleh setiap orang muslim di bulan Ramadhan,
dan Zakat Maal yang dikeluarkan oleh orang muslim yang memiliki kelebihan harta dan
berlaku syarat tertentu.1
Setiap harta yang kita miliki tidak terlepas dari kewajiban zakat, khusunya zakat
Mal / harta. pertanyaan yang muncul setelah itu adalah apa saja syarat-syarat wajib zakat
Mal dan harta apa saja yang wajib di zakati. Dan akan kita bahas dalam makalah ini.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, sangat pentingnya memahami kajian zakat,
sehingga dalam makalah ini akan dikaji tentang Zakat mal.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Zakat Mal ?
2. Jelaskan Hukum Zakat Mal ?
3. Apa saja Syarat-syarat Wajib Zakat Mal ?
4. Apa saja Macam-macam Zakat Mal ?
5. Apa manfaat Zakat Mal ?
6. Bagaimana cara Menghitung Zakat Mal ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian Zakat Mal
2. Untuk Mengetahui Hukum Zakat Mal
3. Untuk Mengetahui Syarat-syarat Wajib Zakat Mal
4. Untuk Mengetahui Macam-macam Zakat Mal
5. Untuk Mengetahui Manfaat Zakat Mal
6. Untuk Mengetahui Cara Menghitung Zakat Mal

1
Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Baerut Lebanon : Dar al-Fikr, 1983), Jilid II, h.276

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat Mal
Zakat secara etimologis berasal dari kata yang berarti tumbuh, kesuburan dan pensucian.
Kata zakat digunakan untuk pemberian harta tertentu karena di dalamnya terdapat suatu harapan
mendapat berkah, mensucikan diri dan menumbuhkan harta tersebut untuk kebaikan. Adapun
menurut terminologis, zakat diartikan sebagai pemberian sesuatu yang wajib diberikan dari
sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang
berhak menerimanya.
Kata zakat menurut bahasa adalah mempunyai arti “bertambah, berkembang”.
Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan harta yang telah
diambil zakatnya dari bahaya. Menurut Ibnu Taimiah hati dan harta orang yang
membayar zakat tersebut menjadi suci dan bersih serta berkembang secara maknawi.
Kata Mal jamak dari kata amwal dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diinginkan
sekali oleh manusia untuk memiliki dan menyimpannya. Pada mulanya kekayaan sepadan dengan
dengan emas dan perak, namun kemudian berkembang menjadi segala barang yang dimiliki dan
disimpan2.
Zakat Mal menurut syara‟ adalah nama dari sejumlah harta yanhg tertentu yang
diberikan kepada golongan tertentu dengan syarat-syarat tertentu. Dinamakan zakat,
karena harta itu akan bertambah (tumbuh) disebabkan berkah dikeluarkan zakatnya dan
do‟a dari orang yang menerimanya.
Dalam kitab Fathul Mu‟in disebutkan zakat mal ( harta benda ) yaitu zakat yang di
keluarkan dari harta benda tertentu misalanya emas, perak, binatang, tumbuhan (biji - bijian), dan
harta perniagaan. Para pemikir ekonomi Islam kontemporer mendefinisikan zakat mal sebagai
harta yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwenang, kepada masyarakat umum
atau individu yang bersifat mengikat dan final, tanpa mendapat imbalan tertentu yang dilakukan
pemerintah sesuai dengan kemampuan pemilik harta, yang dialoksikan untuk memenuhi
kebutuhan delapan golongan yang telah ditentukanoleh Al - Qur‟an, serta untuk memenuhi
tuntutan politik bagi keuangn Islam.
Zakat mal yaitu zalkat yang berkaitan dengan kepemilikan harta tertentu dan memenuhi
syarat tertentu. Zakat ini meliputi zakat tumbuh-tumbuhan, zakat binatang ternak, zakat
perniagaan, zakat barang tambang, dan zakat emas dan perak. Menurut Bahasa, harta adalah
segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan
menyimpannya.

2
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung : Rosyda Karya, 2003 ),
h.89
2
3

Jadi, zakat mal adalah zakat harta. Maksudnya adalah membersihkan harta yang dimiliki
dengan cara memberikannya kepada mustahiq (yang berhak).
Zakat dalam Alquran dan hadis kadang-kadang disebut dengan sedekah, seperti
firman Allah subhanahu wata'ala, yaitu :

﴾۱۰۳﴿
Artinya :

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka,
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
(QS. At-Taubah (9) : 103)

Maksudnya : Zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda.

Maksudnya : Zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka


dan memperkembangkan harta benda mereka.

Dapat disimpulkan bahwa zakat mal adalah kegiatan mengeluarkan sebagian harta
kekayaan berupa binatang ternak, hasl tanaman (buah-buahan), Emas dan perak, harta
perdagangan dan kekayaan lain diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
beberapa syarat.3

B. Hukum Zakat Mal

Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang merupakan pilar
agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini. Adapun dasar hukum zakat harta (mal)
diantaranya adalah firman Allah Swt. Firman Allah Swt. :

(٤۳)

3
Nurdi Muhd Ali, Zakat sebagai Instrument dalam Kebijakan Fiskal, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2006), h.6
4

Artinya :

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang


yang ruku'.” (Q.S Al-Baqarah (2) : 43).

Maksud ayat ini, “Dan dirikanlah shalat " yaitu secara

lahir maupun batin, “Dan tunaikanlah zakat” yaitu terhadap orang

-orang yang berhak menerimanya, “Dan ruku’lah


beserta orang-orang yang ruku’", maksudnya shalatlah beserta orang-orang yang shalat
karena bila kalian melakukan hal itu dengan keimanan kepada Rasul-rasul Allah dan
ayat-ayatNya maka sesungguhnya kalian telah menyatukan antara perbuatan-perbuatan
yang lahir dan yang batin, dan antara keikhlasan kepada Allah dan berbuat baik kepada
hamba-hambaNya, dan antara ibadah-ibadah hati, tubuh dan harta (zakat). Dan firman-

Nya, " Dan ruku’lah beserta orang-orang yang


ruku’, maksudnya shalatlah bersama orang-orang yang shalat, dalam hal ini ada suatu
perintah untuk shalat berjamaah dan kewajibannya. Dan bahwasanya ruku’ itu merupakan
rukun di antara rukun-rukun shalat, karena Allah Swt. telah menyebutkan shalat dengan
kata ruku‟. Sedangkan mengungkapkan suatu ibadah dengan kata yang merupakan bagian
darinya adalah menunjukkan kepada wajibnya hal itu padanya.4

Mengeluarkan zakat mal hukumnya adalah fardhu „ain, yaitu wajib atas setiap orang
muslim yang mampu dan telah memenuhi syarat-syaratnya. Allah Swt. berfirman:

(۱۱۰)
Artinya :
“Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang
kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah.
Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al-Baqarah (2) : 110).

4
Departeman Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,
(Jakarta : CV Karindo, 2002), h.108
5

﴾۱۰۳﴿
Artinya :

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka,
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
(QS. At-Taubah (9) : 103)

Penunaian zakat harus disalurkan pada saatnya dan tidak boleh ditunda-tunda.
Harta zakat harus disalurkan secara langsung ketika telah genap satu tahun (haul) dan
haram hukumnya menunda-nunda pengeluarannya.5 Hal ini berdasarkan firman Allah:

(١٤١)
Artinya :

“Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak
merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apa-
bila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebihan.” (Q.S Al-An‟am (6) : 141).

Dalam sebuah hadits dari Aisyah r.a bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda :

5
Nur Fathoni, Fikih Zakat Indonesia,( Semarang : CV Karya Abadi Jaya, cet.ke-
1, 2015), h.49.
6

Artinya :

“Tidaklah bercampur zakat terhadap harta kecuali zakat tersebut akan


merusakan harta.” (HR Baihaqi.

Menurut Al-humaidy dengan tambahan lafal, “keadaannya seperti telah jatuh


tempo kewajiban zakat atas hartamu, tetapi kamu tidak menunaikan zakatnya maka itu
menjadi sebab hancurnya harta, baik yang halal maupun yang haram.”

Semua harta yang dimiliki umat Islam wajib dizakati jika sudah mencapai
batas nishab. Syarat wajibnya zakat bagi harta milik seseorang adalah harta yang
didapatkan itu milik pribadi seseorang dengan cara yang baik. Dengan demikian, harta
yang didapatkan dengan cara yang tidak baik, seperti pencurian, korupsi, perampasan,
penipuan, dan riba tidak termasuk ke dalam zakat.6

Para ulama mengatakan seandainya suatu kekayaan yang kotor sampai


satu nishab, tidaklah wajib zakat atas kekayaan itu. Hal ini disebabkan kekayaan itu
bukan hak miliknya dan harus dikembalikan kepada pemiliknya. Dalam hal ini terdapat
sebuah hadits shahih :

Artinya :

“Tidak diterima shalat tanpa bersuci dan tidak diterima sedekah dari kekayaan
ghulul.” (HR Muslim)

Kata ghulul dalam hadits tersebut maksudnya adalah kekayaan yang diperoleh
dengan cara tidak sah dari kekayaan umum, seperti harta rampasan perang (ghanimah).

(٢٦٧)
Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu


yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu.

6
Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1994), h.145
7

Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak
mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan
ketahuilah bahwa Allah Maha kaya,Maha Terpuji”. (QS. Al-Baqarah (2) : 267)

Dari ayat ini dapat diambil penjelasan bahwa Allah ta‟ala menganjurkan kepada
hamba-hamba-Nya untuk menginfakkan sebagian apa yang mereka dapatkan dalam
berniaga, dan sebagian dari apa yang mereka panen dari tanaman dari biji-bijian maupun
buah-buahan, hal ini mencakup zakat uang maupun seluruh perdagangan yang
dipersiapkan untuk dijual belikan, juga hasil pertanian dari biji-bijian dan buah-buahan.
Termasuk dalam keumuman ayat ini, infak yang wajib maupun yang sunnah.
Allah ta‟ala memerintahkan untuk memilih yang baik dari itu semua dan tidak memilih
yang buruk, yaitu yang jelek lagi hina mereka sedekahkan kepada Allah, seandainya
mereka memberikan barang yang seperti itu kepada orang orang yang berhak mereka
berikan, pastilah merekapun tidak akan meridhainya, mereka tidak akan menerimanya
kecuali dengan kedongkolan dan memi-cingkan mata. Maka yang seharusnya adalah
mengeluarkan yang tengah-tengah dari semua itu, dan yang lebih sempurna adalah
mengeluarkan yang paling baik. Sedang yang dilarang adalah mengeluarkan yang jelek,
karena yang ini tidaklah memenuhi infak yang wajib dan tidak akan memperoleh pahala
yang sempurna dalam infak yang Sunnah.

Para ulama mengatakan bahwa menyedekahkan sesuatu yang haram tidak akan
diterima karena yang disedekahkan itu bukan miliknya sendiri dan orang itu tidak sah
melakukan sesuatu atas barang tersebut.7

C. Syarat-syarat wajib Zakat Mal (harta)


1. Merupakan kepemilikan penuh
Artinya harta yang akan dizakatkan adalah milik orang yang hendak
berzakat.
2. Harta yang dapat berkembang
Artinya memiliki potensi untuk terus menghasilkan.

3. Sudah mencapai nisab

7
Ibid., hlm. 146
8

Nisab adalah standar minimal yang dikenakan. Jika belum mencapai


nisab, tidak ada kewajiban atas hartanya untuk zakat mal. Hitungan nisab zakat
mal setiap harta berbeda-beda.
4. Melebihi kebutuhan pokok
Artinya orang yang wajib mengeluarkan zakat mal adalah orang yang
kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi.
5. Tidak berutang dan kepemilikan hartanya sudah sampai satu tahun atau disebut
dengan istilah haul.
6. Harta untuk zakat harus halal
Artinya halal cara mendapatkannya, bukan dari tindakan-tindakan yang
dilarang oleh agama, seperti hasil dari merampas, korupsi, dan menipu.

D. Macam-macam Zakat Mal


Terdapat zakat mal dalam lingkup ekonomi klasik, zakat berdasarkan nash yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW, yaitu zakat yang terkait dengan hewan ternak, zakat
emas dan perak, zakat perdagangan, zakat hasil pertanian dan zakat temuan hasil
tambang. Sedangkan zakat yang bersumber dari ekonomi kontemporer dari zakat profesi,
zakat surat-surat berharga, zakat industry, dan lainnya. Berikut adalah macam-macam
zakat mal8:

1. Zakat Hewan Ternak


Pernyataan utama zakat pada hewan ternak adalah :
a. Mencapai nisab syarat ini berkaitan dengan jumlah minimal hewan yang
dimiliki, yaitu 5 ekor untuk unta, 30 ekor untuk sapi, dan 40 ekor untuk
kambing atau domba.
b. Telah melewati waktu satu tahun (haul)
c. Digembalakan ditempat umum
d. Tidak dipergunakan untuk keperluan pribadi pemiliknya dan tidak pula
dipekerjakan.
2. Zakat Emas dan Perak
Pernyataan utama zakat pada emas dan perak yaitu :
a. Mencapai nisab, zakatnya 2,5 %. Nisab emas adalah 20 Dinar = 20
mitsqal, 85 gram emas 24 karat, 97 gram emas 21 karat, 113 gram emas
18 karat.

8
Ismail Nawawi, Manajemen Zajat dan Wakaf, Jakarta : VIV Press, 2013, hlm 103-134.
9

b. Telah mencapai haul. 9


3. Zakat Perdagangan
Ada syarat utama kewajiban zakat perdagangan, yaitu :
a. Niat berdagang.
b. Mencapai nisab.
c. Nisab dari zakat harta perdagangan adalah sama dengan nisab zakat emas
dan perak yaitu 85 % dan 2,5 %.
d. Telah mencapai 1 tahun.
4. Zakat Hasil Pertanian
Ada syarat utama untuk kewajiban zakat hasil pertanian ini adalah :
a. Pengeluaran zakat setiap panen
b. Nisab 635 kg, zakatnya 5 % jika diairi dengan irigasi dan 10 % jika tidak
diairi dengan irigasi
5. Zakat Investasi
Adapun syarat wajib untuk mengeluarkan zakat investasi adalah sebagai berikut :
a. Senilai 85 gram emas
b. Telah genap setahun
c. Zakatnya sebanyak 2,5 % dari seluruh penghasilan selama satu tahun

E. Manfaat Zakat Mal

Adapun manfaat zakat mal adalah sebagai berikut :


1. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup
serta penderitaan.
2. Membantu pemecahan permasalahanyang di hadapi oleh para gharimin, ibnu
sabil, dan mustahiq lainnya.
3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia
pada umumnya.
4. Menghilangkan sifat kikir.
5. Membersihkan sifat dengki dan iri dari hati orang - orang miskin.

9
Ibid,. hlm. 135
10

6. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu
madyarakat.
7. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada
mereka yang mempunyai harta.
8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan
hak orang lain yang ada padanya.
9. Sarana pemerataan pendapatan (rizki) untuk mencapai keadilan sosial. 10

F. Cara Menghitung Zakat Mal


1. Zakat Emas dan Perak
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, bahwa nisab zakat emas
sebesar 85 gram (harga/gram Rp. 573.000,-) jika seseorang memiliki simpanan
emas, perak ataupun uang sejumlah misab emas 85 gram, maka cara menghitung
zakat yang harus dikeluarkannya sebagai berikut :
Contoh :
Ibu Tia Samadi memiliki emas sebanyak 120 gram (sudah cukup nisab)
dan sudah cukup haulnya (sudah lebih 1 tahun), berapa besar zakatnya dan
bagaimana cara menghitung zakat yang harus ibu Tia Samadi keluarkan :
Caranya :

120 gram emas × Rp. 573. 000,-/gram = Rp. 68.760.000,-


Maka besarnya zakat yang harus dikeluarkan ibu Tia Samadi :
Rp. 68. 760.000,- × 2,5% = Rp.. 1.350.000,-

2. Uang Simpanan
Uang simpanan (tabungan atau deposit dan sejenisnya) bila sudah cukup
haulnya (1 tahun) dan nisabnya sama dengan 85 gram emas ± Rp. 48.000.000,-,
maka ia terkena wajib zakat sebesar 2,5 %.
Contoh :
Ibu Eniwati, seorang pembisnis manisan memilki uang simpana Rp.
230.000.000,-, uang tersebut „berputar‟, terkadang kurang karena berbagai
kebutuhan dan terkadanag pula bertambah. Setelah berlalu satu tahun, uang

10
Ibid,.
11

tersebut masih tersisa, misalnya Rp. 173.000.000,-, bagaimana cara menghitung


zakatnya ?
Caranya :
Sisa uang yang ada Rop. 173.000.000,- × 2,5 % = Rp. 4.325.000,-, inilah
besar zakat yang harus dikeluarkan ibu Eniwati.
3. Harta Dagangan
Menurut wahbah Zuhaili dan juga Abdul Qaddim Zullum, zakat
perdagangan yang wajib dikeluarkan berlaku bagi setiap barang yang
dimaksudkan untuk perdagangkan11. Menurut Yusuf Qardawi, harta dengan
termasuk modal, keuntungna, uang cash (kontan) yang ada ditangan dan barang
yang masih tersisia.
Contoh :
Ibu ermiawati memiliki usaha 2 buah took pakaian, setiap tahunnya ia
mengeluarkan zakat pada tanggal 15 Ramadhan. Uang kas yang ia miliki Rp.
17.000.000,- ditambah barang dagangan yang kalau diuangkan berjumlah Rp.
34.000.000,- Bagaimana cara menghitung zakatnya ?
Caranya :
Uang kas Rp. 17.000.000,- + Rp. 34.000.000,- = Rp, 51.000.000,-
Rp, 51.000.000,- × 2,5% = Rp. 1.275.000,-
4. Zakat Perusahaan
Menghitung zakat perusahaan hampir sama dengan zakat perdagangandan
investasi. Bedanya, zakat perusahaan bersifat kolektif. Dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Jika perusahaan bergerak dalam bidang usaha perdagangan, maka
perusahaan tersebut ,mengeluarkanharta sesuai dengan aturan zakat
perdagangan, besarnya zakat yang harus dikeluarkan 2,5 %.
b. Jika perusahaan tersebut bergerak dalam bidang produksi (memproduksi
sesuatu barang, misalnya mebuat susu kaleng, genteng, konveksi dll),
maka zakat yang dikeluarkan sesuai dengan aturan zakat investasi atau

11
Kementrian Agama Republik Indonesia, Buku Saku Menghitung Zakat, Jakarta, 2013,
h. 46
12

pertanian. Dengan demikian zakat perusahaan dikeluarkan pada setip kali


penghasilan, sedangkan modal tidak dikenakan zakat. Kadar zakat yang
dikeluarkan sebesar 5% atau 10%. 5% untuk penghasilan kotor dan 10%
untuk penghasilan bersih.
Contoh :
Bapak syahrial memiliki PT yang bergerak dalam bidang industry
pabrik benang. Setelah tutup buku pada setiap tanggal 15 Desember, ia
memiliki laba Rp. 138.000.000,- Berapa zakat yang harus ia keluarkan dan
bagimana cara menghitungnya ?
Caranya :
Besar zakat yang harus ia keluarkan 2,5% caranya,
Rp.138.000.000 × 2,5% = Rp. 345.000.000,-
5. Zakat Hasil Bumi
Hasil bumi tidak menunggu haulnya, melainkan setiap panen atau
menghasilkan. Besarnya nlai nisab hasil bumi (pertanian, buah dan sayur) adalah
653 kg.12
Contoh :
Bapak kamarudin memiliki kebun kelapa sawit seluas 30 Hektar, kesemuanya
sudah produktif dan menghasilkan. Bagaimana cara menghitung zakatnya ?
Caranya :
Jika setiap kali panen hasilnya sudah melebihi nisab 635 kg, maka ia
terkena wajib zakat 10%, jika diairi terkena 5%. Misalnya setiap panen pak
kamarudin menghasilkan 12.000 kg sawit, maka zakat yang wajib dikeluarkan
nya 12.000 kg × 10% = 1.200 kg.,

6. Zakat Profesi
Jenis zakat profesi memiliki banyak kemiripan dengan zakat perdagangan.
Usaha bengkel misalnya, selain menjual jasa dan pelayanan (profesi) juga
menjual suku cadang (niaga). Ada du acara menghitung zakat profesi 13.

12
Ibid,.
13
Ibid, h.60
13

a. Zakat profesi dikeluarkan setiap kali menghasilkan, baik perbulan ataupun


pertriwulan atau sebagainya. Cara ini diqiyaskan kepada zakat pertanian,
karenanya dikeluarkan setiap kali menghasilkan (panen), nisabnya sama
dengan nilai nisab zakat pertanian 635 kg. Akan tetapi, ulama
menyepakati besarnya zakat yang harus dikelaurkan 2,5% bukan 5% atau
10%.
Contoh :
Bapak fas‟aw berprofesi sebagai seorang karyawan swasta
disebuah perusahaan ternama di Jakarta. Setiap bulannya ia mendapat gaji
sebesar Rp. 8.000.000,-, bagaimana car menghitung zakatnya?
Caranya :
Karena penghasilannya sudah melebihi nisab, maka bapak fas‟aw
berkewajiban mengeluarkan zakat profesinya. Caranya Rp. 8.000.000 ×
2,5% = Rp. 2.000.000,- setiap bulannya.
b. Zakat profesi yang dibayarkan pertahun. Cara ini diqiyaskan dengan zakat
emas (85 gram), karenanya ia dikeluarkan setiap tahun setelah cukup haul
dan juga nisabnya.
Contoh :
Bapak hendri bekerja sebagai seorang editor senior di salah satu
penerbit ternama yang berpenghasilan Rp.10.000.000,-/bulan. Ia memilki
seorang istri dan 2 orang anak. Bila kebutuhan poko pak hendri dan
keluarganya lebih kurang Rp. 4.625.000,- perbulan. Maka kelebihan dari
penghasilannya
Rp. 10.000.000,- - Rp. 4.625.000,- = Rp.5.375.000,-/perbulan
Bagaimana cara menghitung zakatnya?
Caranya :
Sisa rata-rata perbulan ini Rp. 5.375.000,- kemudian disimpan
dikumpulkan dalam kurun waktu saru tahun, sehingga berjumlah Rp.
64.500.000,- (lebih dari nisab emas).
Rp. 64.500.000 × 2,5% = Rp. 1.612.500
14

7. Zakat Binatang Ternak


Sebagaimana yang dijelaskan bahwa haul zakat ternak bianatang 1 tahun.
Contoh :
Bapak M. torik memilki peternakan kambing yang sudah digelutinya
selama ± 5 tahun. Masuk tahun ke-6 ia sudah memilki 49 ekor kambing.
Bagaimanacara menghitung zakatnya?
Caranya :
Sebagaimana yang dirumuskan, mulai dari 40 s/d 120 ekor kambing,
wajib dizakatkan 1 ekor kambing, maka bapak torikdiakhir tahun ke-6 wajib
menzakatkan 1 ekor kambing yang terbaik dari yang ia miliki. 14

14
Ibid,. hlm 61
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa zakat mal adalah kegiatan mengeluarkan sebagian harta
kekayaan berupa binatang ternak, hasl tanaman (buah-buahan), Emas dan perak, harta
perdagangan dan kekayaan lain diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
beberapa syarat.
Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang merupakan pilar
agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini. Mengeluarkan zakat mal hukumnya adalah
fardhu „ain, yaitu wajib atas setiap orang muslim yang mampu dan telah memenuhi
syarat-syaratnya.
Syarat-syarat wajib Zakat Mal (harta), yaitu Merupakan kepemilikan penuh, Harta
yang dapat berkembang, Sudah mencapai nisab, Melebihi kebutuhan pokok, Tidak
berutang dan kepemilikan hartanya sudah sampai satu tahun atau disebut dengan istilah
haul dan Harta untuk zakat harus halal. Macam-macam Zakat Mal, yaitu Zakat Hewan
Ternak, Zakat Emas dan Perak, Zakat Perdagangan, Zakat Hasil Pertanian dan Zakat
Investasi.

B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi Zakat Mal, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, maka dari itu penulis berharap para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali Nurdi Muhd. 2006. Zakat sebagai Instrument dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta : Raja
Grafindo Persada. hlm.6

Departeman Agama Republik Indonesia. 2002. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : CV


Karindo. hlm.108

Fathoni Nur. 2015. Fikih Zakat Indonesia. Semarang : CV Karya Abadi Jaya cet.ke-1. hlm.49

Kementrian Agama Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Menghitung Zakat. Jakarta. hlm. 46

Mahfudh Sahal. 1994. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. hlm.145

Mursyidi. 2003. Akuntansi Zakat Kontemporer. Bandung : Rosyda Karya. hlm. 89

Nawawi Ismail. 2013. Manajemen Zajat dan Wakaf, Jakarta : VIV Press. hlm 103-134.

Sabiq. Sayid. 1983. Fiqih Sunnah. Baerut Lebanon : Dar al-Fikr. Jilid II, h.276

16

Anda mungkin juga menyukai