MAKALAH
Disusun Oleh :
1. M. Yudi Murparizal
2. Nova Putri Ayuni
3. Nurul Amanda
4. Susan Desrilita
5. Wahyuni Ulfa
Dosen Pengampu :
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan................................................................................................................5
BAB 2 : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................................16
B. Saran..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Oleh sebab itu, dalam kondisi seperti ini guru atau pendidik harus
mampu merancang sebuah pembelajaran yang benar-benar dapat membekali
siswa baik pengetahuan secara teoritis maupun praktik. Dalam hal ini, guru
harus pandai mencari dan menciptakan kondisi belajar yang memudahkan siswa
dalam memahami, memaknai, dan menghubungkan materi pelajaran yang
mereka pelajari.
4
pembelajaran yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak
mereka sendiri.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami rumuskan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Pengertian dari model pembelajaran Kontekstual?
2. Bagaimana Penerapan model pembelajaran kontekstual?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Kontekstual
tersebut?
4. Apa karakteristik dari model pembelajaran Kontekstual tersebut?
5. Bagaimanakah skenarionya dalam proses belajar mengajar?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sakdiahwati, Makalah: ”Penerapan Model
SinektikDalamMeningkatkanKreativitasMenulis
(StudiKuasiEksperimendalamPembelajaranMenulispadaSiswaKelas I SMPN di
Kota Palembang)”,dalamhttp://www.puslitjaknov.depdiknas.go.id. tt.
4
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal.458.
6
penilaian sebenarnya (AuthenticAssessment). Johnson, mengartikan
pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang
bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang
mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan
pribadinya, sosialnya, dan budayanya.5
5
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 295
7
Seperti yang dikemukakan di muka, dalam pembelajaran
kontekstual tes hanya merupakan sebagian dari teknik/ instrumen
penelitian yang bermaca-macam seperti wawancara, observasi, inventory,
skala sikap, penilaian kinerja, portofolio, jurnal siswa, dan sebagainya
yang semuanya disinergikan untuk menilai kemampuan siswa yang
sebenarnya (autentik). Penilainya bukan hanya guru saja tetapi juga diri
sendiri, teman siswa, pihak lain (teknisi, bengkel, tukang dsb.). Saat
penilaian diusahakan pada situasi yang autetik misal pada saat diskusi,
praktikum, wawancara di bengkel, kegiatan belajar-mengajar di kelas dan
sebagainya.siswa.
8
siswa harus berperan aktif melebihi guru, seorang guru berperan
dalam membimbing memanta dan mengarahkan siswa untuk
mencapai tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri.
4. Inquiry (Identifikasi, Investigasi, menemukan)
5. Constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengonstruksi
konsep/aturan)
6. Reflection (review, rangkuman, tindak lanjut).
7. Authentic Assessment (penilaian proses belajar, penilaian objektif)
”menghafal”.
9
5) Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil
pemberian dari guru.
10
c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa (learning by
doing).
d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok,
berdiskusi, saling mengoreksi antarteman (learning in a
group).
e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk
menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan
saling memahami antara satu dengan yang lain secara
mendalam (learning to know each other deeply).
f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif,
produktif, dan mementingkan kerja sama (learning to
ask, to inquiry, to work together).
g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang
menyenangkan (learning as an enjoy activity).6
a. Kerjasama
b. Saling menunjang
c. Menyenangkan
d. Tidak membosankan
e. Belajar dengan bergairah
f. Pembelajaran terintegrasi
g. Menggunakan berbagai sumber
h. Siswa aktif.7
6
Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 42
7
Sosialisasi KTSP oleh Depdiknas,
ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smp/16.ppt. tt.
11
Sedangkan menurut Kunandar, ciri-ciri
pembelajaran kontekstual antara lain:
12
Berikut adalah Contoh skenario Pembelajaran kontekstual.
2. Questioning
Guru mempersiahkan kepada siswa untuk berdiskusi,
mengungkapkan pengetahuan mereka tentang bangun ruang khususnya
balok dan kubus untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
tentang materiyang sedang di pelajari tersebut. Sehingga memudahkan
guru untuk membimbing siswanya menjapai tujuan dari pembelajaran.
Guru akan membimbing menuntun dan mengarahkan siswa agar dapat
mencapai hasil pembelajaran yang di inginkan seperti yang telah di
sampaikan di awal yaitu tujuan dari pembelajaran.
3. Learning Comunicaty
Seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok (jika proses
belajarnya berbentuk kelompok) atau individual. Jika individual, guru
akan menjelaskan mengenai materi bangun ruang alas, rusuk, diagonal
dan lain sebagainya. Siswa menyimak penjelasan dari guru, guru juga
akan mempersilahkan siswa untuk bertanya untuk meningkatkan
13
pemahamanya. Guru memberikan ruangan kelas menjadi contoh nyata
agar mudah untuk mengaitkanya dengan kehidupan sehari-hari.
4. Inquiry
Mengidentivikasi, menginvestigasi serta menemukan sebanyak
mungkin contoh-contoh dari bangun ruang. Memaparkan identitas atau
ciri-ciri dari bangun ruang tersebut.
5. Constructivism
6. Reflection.
Disini guru akan mereview kembali atau membadah kembali hasil
belajar siswa, kemudian mengajak siswa untuk merangkum dan
menyimpulkan hasil dari pembelajaran. Kemudian menindak lanjutinya
dengan cara memberikan tugas atau pekerjaan rumah agar meningatkan
pemahaman siswa
7. Autentic Assessment
Penilaian proses belajar, penilaian ini bisa dilihat dari siapa yang
paling aktif dalam pembelajaran dan dinilai secara Objektif.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning)
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka seharihari, dengan melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme
(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri),
masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan
penilaian sebenarnya (AuthenticAssessment).
Model pembelajaran kontekstual bisa diterapkan dalam 3 model,
yaitu model pembelajaran langsung, model pembelajaran berbasis masalah
dan model pembelajaran kooperatif.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca sekalian bisa memahami dan
menerapkan model pembelajaran kontekstual yang sekiranya lebih efektif
daripada proses belajar mengajar menggunakan model konvensional
15
DAFTAR PUSTAKA
http://irfarazak.blogspot.com/2009/04/model-pembelajar an-
kontekstual.html
16
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989
Sosialisasi KTSP oleh Depdiknas, ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smp/16.ppt. tt.
17