MAKALAH
Oleh:
Kelompok 1
Dosen Pembimbing :
Rhomiy Handican, M.Pd
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkah dan limpahan rahmat-
Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “MODEL
PEMBELAJARAN REALISTIK”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan Bapak
Rhomiy Handican, M.Pd yang telah memberikan saran, waktu, bimbingan, semangat,
pengetahuan dan nasehat yang sangat bermanfaat kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna di karenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran, dan
masukan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis,
pembaca dan peneliti selanjutnya. Akhir kata dengan segala ketulusan dan kerendahan
hati,penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam makalah ini. Terima kasih.
Penyusun,
Kelompok 1 (Satu)
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................... 1
A. Kesimpulan........................................................................................................ 16
B. Saran ................................................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini Pembelajaran matematika sedang marak dibicarakan
adalah Realistic Mathematics Education (RME). RME diketahui sebagai pendekatan
yang telah berhasil di Belanda. Gagasan pendekatan pembelajaran matematika dengan
realistik ini tidak hanya populer di Negeri Belanda saja, namun di negara indonesia telah
menggunakan pendekatan baru yaitu pendekatan realistik. Matematika realistik banyak
ditentukan oleh pandangan Hans Freudenthal tentang matematika. Dua pandangan
penting beliau adalah „mathematics must be connected to reality and mathematics as
human activity ‟. Pertama, matematika harus dekat terhadap siswa dan harus relevan
dengan situasi kehidupan sehari-hari. Kedua, ia menekankan bahwa matematika sebagai
aktivitas manusia, sehingga siswa harus di beri kesempatan untuk belajar melakukan
aktivitas semua topik dalam matematika.
RME (Realistic Mathematics Education) adalah pendekatan pengajaran yang
bertitik tolak dari hal-hal yang „real„ bagi siswa, menekankan keterampilan „proses of
doing mathematics’, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas
sehingga mereka dapat menemukan sendiri (‘student inventing„ sebagai kebalikan
dari ‘teacher telling’) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk
menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Pada pendekatan ini
peran guru tak lebih dari seorang fasilitator,moderator atau evaluator sementara siswa
berfikir, mengkomunikasikan, melatih nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat
orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Model Pembelajaran Realistik?
2. Jelaskan Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Realistik?
3. Jelaskan Langkah-langkah Model Pembelajaran Realistik?
4. Jelaskan Karakteristik Model Pembelajaran Realistik?
5. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Realistik?
6. Apa Manfaat Model Pembelajaran Realistik?
7. Berikan Contoh Scenario Model Pembelajaran Realistik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Model Pembelajaran Realistik
2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Realistik
3. Untuk mengetahui Langkah-langkah Model Pembelajaran Realistik
4. Untuk mengetahui Karakteristik Model Pembelajaran Realistik
5. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Realistik
6. Untuk mengetahui Manfaat Model Pembelajaran Realistik
7. Untuk mengetahui Contoh Scenario Model Pembelajaran Realistik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
siswa melalui optimalisasi interaksi antara siswa dengan siswa, antara guru
dengan siswa dan antara siswa dengan sumber belajar.
4. Menarik Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan,
guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan tentang konsep, definisi,
teorema, prinsip atau prosedur matematika yang terkait dengan masalah
kontekstual yang baru diselesaikan. Karakteristik PMR yang muncul pada
langkah ini adalah menggunakan interaksi antara guru dengan siswa.
g. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena sikap belajar siswa
ada nilainya.
h. Memupuk kerjasama dalam kelompok.
i. Melatih keberanian siswa karena siswa harus menjelaskan jawabannya.
j. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan mengemukakan pendapat.
k. Mendidik budi pekerti.
Guru memasuki ruangan kelas daan mengucapkan salam ,” Selamat siang anak-anak”.
Siswa-siswi berdiri dan membalas salam, “ Selamat siang ibu”. Kemudian guru menyuruh ketua
kelas untuk memimpin doa. Siswa-siswi berdoa. Selesai berdoa guru mengabsen siswa-siswi.
Guru : “ Ibu mau bertanya lagi sekarang, siapa yang hari ini menggunakan jam ? “
Guru : “ Siapa yang setiap mau memulai kegiatan selalu melihat jam ? “
Murid : “ Saya bu ”
12
Guru : “ Kalau bangun tidur ada yang dibangunkan sama jam weker? “
Murid : “ Punya”
Guru telah mempersiapkan jam dinding, jam weker, dan jam tangan yang dipergunakan sebagai
alat peraga yang akan ditunjukkan kepada anak-anak.
Guru : “ Anak-anak , siapa yang tahu pengertian dari waktu? Ada yang tahu?
Guru : “ Waktu adalah salah satu alat ukur yang digunakan oleh manusia untuk
menunjukkan perubahan dari pagi menuju siang, siang menuju sore, sore menuju
malam, dalam kehidupan sehari-hari. Nah, sekarang jam berapa? “
Murid : “ Jam 5 “
Murid : “ Jam 12 “
Guru : “ Anak-anak, jam itu mempunyai 2 jenis yaitu jam digital dan jam analog. “ Ada
yang tahu contoh jam anolog?”
Guru : “ Jam dinding, jam weker, disebut jam analog karena memiliki jarum jam. Siapa
yang tahu contoh jam digital ? “
Guru : “ Jarum digital contohnya seperti jam tangan punya Rachel “ ( Guru juga
menunjukkan jam tangan digital yang dibawa kepada anak-anak)
Guru : “ Kalian lebih mudah membaca jam analog atau jam digital? “
Guru menyuruh salah satu murid untuk membaca cara mengukur waktu yamg ada di layar LCD.
Murid : “ Cara mengukur waktu. Ada bilangan 1 sampai dengan 12 didalam jam. Dalam
1 hari terdapat 24 jam. Jadi dalam sehari jam berputar penuh sebanyak 2 kali.
Setelah pukul 12.00 siang,penulisan waktu tidak kembali ke pukul 01.00.
Penulisan di teruskan ke pukul 24.00. Pukul 24.00 sama dengan pukul 12.00
malam. “
Murid ; “ Saya bu “
Guru : “Contohnya jam ini jam berapa(sambil menunjukkan jam dinding yang dibawa)
?“
Guru : “ Ini Jam 12.00 siang. Lalu ibu bilang jam 13.00. Siapa yang tahu jam 13.00 ? “
Guru : “ Jadi, setelah jam 12 siang, selanjutnya jam 01.00 atau jam 13.00 ? “
Guru : “ Kalau jam 12 malam bearti jam berapa? Kemarin sudah belajar perkalian,
berarti dikali 2 hasilnya berapa? “
Murid : “ 24 “
Guru kembali menampilkan gambar jam dinding, jam weker, dan jam digital ke LCD dan
menyuruh anak-anak menyebut jenis dan macam jam tersebut.
Guru melatih anak cara membaca jam digital maupun anolog. Guru menulis 13:30 pada white
board.
Guru : “ 13 : 30 dibaca tiga belas lewat tiga puluh menit. Kalau 12:10 dibaca ? “
Murid disuruh untuk menunjukkan jam pada alat peraga jam yang telah dibuat.
Guru : “ Sekarang ibu mau kalian membuat kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5
orang. “
Jam dari kardus telah selesai dibuat. Masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang
anak untuk maju kedepan kelas dan menunjukkan waktu yang ditentukan oleh guru. masing-
masing kelompok mendapat soal yang berbeda dari guru.
Murid : “ Sudah “
Murid : “ Ada 3 jenis. Jam dinding, jam weker, dan jam tangan. “
15
Guru : “ Kalau jam 15:00 itu sore hari atau malam hari ? “
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, Pendekatan Realistik Matematik merupakan suatu
pendekatan pembelajaran matematika yang menggunakan situasi dunia nyata atau suatu
konteks yang real dan pengalaman siswa sebagai titik tolak dalam belajar matematika.
Dalam pembelajaran realistik, siswa diajak untuk membentuk pengetahuannya sendiri
berdasarkan pengalaman yang telah mereka dapatkan atau alami sebelumnya.
Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Matematika Realistik, yaitu Guided
reinvention and progresive mathematizing (penemuan kembali
terbimbing/pematematikaan progresif), Didactical phennomenology (fenomena
pembelajaran) dan Self development models ( model-model dibangun sendiri).
Langkah-langkah Model Pembelajaran Matematika Realistik, yaitu Memahami
masalah kontekstual, Menyelesaikan masalah kontekstual, Membandingkan dan
mendiskusikan jawaban dan Menarik Kesimpulan.
Karakteristik Model Pembelajaran Matematika Realistik, yaitu Kegiatan, Nyata,
Bertahap, Saling Menjalin,Iinteraksi dan Bimbingan.
Kelebihan Model Pembelajaran Matematika Realistik, yaitu salah satunya
Pembelajaran matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan operasional
kepada siswa tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan
kegunaan matematika pada umumnya. Kekurangan Model Pembelajaran Matematika
Realistik, yaitu salah satunya Upaya penerapan Pembelajaran matematika realistik
membutuhkan perubahan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal yang tidak mudah
untuk dipraktekan dan juga diperlukan waktu yang lama.
Manfaat Model Pembelajaran Matematika Realistik, yaitu Untuk siswa, Siswa lebih
mudah menyelesaikan masalah dikaitkan dengan masalah-masalah dalam kehidupan
nyata. Dan Untuk Guru, Membantu Guru dalam pemahaman masalah.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang mendukung untuk perbaikan makalah ini, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi.
Karena kami adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Holisin, I. (2016). Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Didaktis: Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Pengetahuan, 7(3). http://103.114.35.30/index.php/didaktis/article/view/255.
(Diakses pada, Jum‟at 18 Desember 2020, pukul 08.39)
Yuliawan, F. (2013). Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan
Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) Pada Siswa Kelas IV SDN
Premulung No. 94 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta). http://repo.iain-tulungagung.ac.id/348/3/ISI.pdf.
(Diakses pada, Jum‟at 18 Desember 2020, pukul 07.27)
17