Anda di halaman 1dari 20

Rohima Nostia1, Kimia Analitik

KEMAMPUAN NANOPARTIKEL MAGNETIT TERLAPIS


KARBOKSIMETIL KAPPA-KARAGENAN (MNPs-CMKC) UNTUK
MENGADSORPSI ION Cr(III), Mn(II), DAN Hg(II) PADA VARIASI PH
DAN WAKTU KONTAK

ARTIKEL
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Seminar Kimia
yang dibina oleh Dr. Fariati, M.Sc.dan Dra. Surjani Wonorahardjo, Ph.D

Oleh:
Rohima Nostia
NIM 150332600815

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 KIMIA
FEBRUARI 2019
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

KEMAMPUAN NANOPARTIKEL MAGNETIT TERLAPIS


KARBOKSIMETIL KAPPA-KARAGENAN (MNPs-CMKC)
UNTUK MENGADSORPSI ION Cr(III), Mn(II), DAN Hg(II)
PADA VARIASI PH DAN WAKTU KONTAK

Rohima Nostia1
Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5, Malang
E-mail: rnostia@gmail.com

Abstrak: Penentuan kadar ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) di dalam sampel air
merupakan salah satu topik yang banyak diteliti, kandungan logam berat di dalam sampel
air memiliki ambang batas yang sangat kecil, sehingga diperlukan metode penelitian yang
mampu menganalisis kandungan logam berat di dalam sampel air pada konsentrasi yang
kecil. Instrumen Flame-AAS merupakan alat instrumentasi yang banyak dimiliki oleh
lembaga penelitian, namun ketelitian alat untuk menganalisis logam berat di dalam air
kurang akurat. Suatu metode prekonsentrasi untuk meningkatkan konsentrasi logam berat di
dalam air menggunakan metode adsorpsi, menggunakan adsorben nanopartikel magnetit
terlapis karboksimetil kappa-karagenan (MNPs-CMKC) dengan pengaruh pH dan waktu
kontak. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa serapan maksimum ion logam oleh
MNPs-CMKC terjadi pada rentang pH 5-7 dengan waktu kontak 50-80 menit.
Kata kunci: Adsorpsi, CMKC, Ion logam, Nanopartikel Magnetit, Prekonsentrasi.

Adanya aktivitas rumah tangga dan industri di sekitar permukiman


masyarakat membawa dampak terjadinya pencemaran air, seperti industri
penyepuhan logam, industri baterai, dan industri batu bara. Industri tersebut sebagai
penyumbang pencemaran logam berat ke lingkungan sehingga menyebabkan
pencemaran logam berat di dalam air, karena limbah tersebut tidak terdegradasi
secara biologis seperti polutan organik, maka ion logam yang ada di lingkungan
dapat mengganggu ekosistem di dalam air, masuk ke dalam rantai makanan, dan
terakumulasi dalam organisme (Afkhami, dkk., 2011), (Li, dkk., 2009). Sehingga
dapat tersimpan di dalam jaringan pankreas, hati, testis, dan jantung. Menurut WHO
batas ambang ion logam kromium di dalam air yang dapat ditoleransi sebesar 0,05
mg/L, batas ambang ion logam mangan di dalam air sebesar 0,1 mg/L, dan batas
ambang ion logam merkuri di dalam air sebesar 0,006 mg/L.
Penentuan kadar logam berat di dalam air menjadi salah satu topik yang
banyak diteliti. Menurut Uthaman, 2014 Nanopartikel magnetit merupakan suatu
material maju yang dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satunya sebagai
pengikat ion logam. Nanopartikel magnetit dapat mengikat ion logam karena sifat
magnetisnya. Namun, nanopartikel magnetit mudah membentuk agromerat karena
memiliki permukaan hidrofobik yang luas menyebabkan interaksi dengan air
menjadi lemah. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut melapisi permukaan
nanopartikel magnetit dengan suatu material hidrofilik. Pelapisan nanopartikel
magnetit dengan polisakarida dapat menutupi permukaan hidrofobiknya sehingga
menurunkan kecenderungan terjadinya aglomerasi dan memberikan tempat untuk
mengikat senyawa lain, yang dirancang salah satunya sebagai pengikat ion logam
(Leon, dkk., 2017), (Uthaman, dkk., 2014). Penelitian sebelumnya, pemanfaatan
karboksimetil kitosan sebagai pelapis nanopartikel magnetit karena termasuk
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

polisakarida yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan keadaan


hidrofiliknya dan mudah larut di dalam air (Mahdavinia, 2015). Karboksimetil
kappa-karagenan merupakan produk hasil modifikasi karagenan dan suatu
polisakarida yang berpotensi sebagai pelapis nanopartikel magnetit karena memiliki
gugus karboksil yang mampu mengikat ion logam, terdapat muatan anionik yang
cukup besar pada polimernya sehingga interaksi dengan lingkungan polar sangat
baik. Karboksimetil kappa-karagenan dapat mengganti gugus hidroksil dalam
karagenan menjadi gugus karboksil membentuk ikatan hidrogen lebih kuat dengan
molekul air, sehingga interaksi dengan lingkungan polar meningkat (Ghosh, 2012).
Selain itu, karboksimetil kappa-karagenan memiliki kemampuan swelling yang baik,
sehingga digunakan sebagai pelapis dibandingkan dengan karboksimetil kitosan
(Cardoso, dkk., 2016).
Pemantauan kadar ion logam perlu dilakukan secara ketat, metode penentuan
kadar ion logam yang akurat, sederhana dapat dikerjakan dan dikembangkan. Kadar
ion logam di dalam air memiliki ambang batas yang sangat kecil. Dikatakan Aman ?
dengan batas ambang berapa? Pengikatan ion logam di dalam air dengan
nanopartikel magnetit terlapis karboksimetil kappa-karagenan dapat dijadikan suatu
alternatif untuk menentukan kadar ion logam di dalam air. Adsorpsi ion logam
menggunakan nanopartikel magnetit terlapis karboksimetil kappa-karagenan
merupakan metode yang efisien untuk menentukan kadar ion logam di dalam air.
Penelitian sebelumnya, telah dikembangkan analisis penentuan kadar ion logam di
dalam air menggunakan Inductively Coupled Plasma-Atomic Emission Spectrometry
(ICP-AES), Etectrothermal-Atomic Absorption Spectrometry (ET-AAS) tanpa
dilakukan prekonsentrasi sampel dan pemisahan, tetapi biaya yang digunakan tidah
murah dan tidak semua lembaga penelitian maupun industri memiliki instrumen
tersebut (Shishehbore, 2011). Sehingga digunakan Flame-AAS yang merupakan
instrumen analisis yang banyak digunakan oleh lembaga penelitian maupun industri
karena analisis yang akurat, relatif murah, dan sederhana pengoperasiannya. Karena
Flame-AAS menggunakan prinsip. Namun, kurang akurat jika untuk menganalisis
ion logam berat dengan konsentrasi yang sangat kecil, maka diperlukan
pengembangan metode preparasi dan analisis dengan metode prekonsentrasi. Metode
prekonsentrasi merupakan. Metode prekonsentrasi yang sudah dilakukan diantaranya
adalah ekstraksi padat-cair, ekstrasi titik kabut, dan ekstraksi fase padat, maka
diperlukan pengembangan dengan metode preparasi dan analisis, agar instrumen
Flame-AAS dapat digunakan untuk menentukan kadar ion logam di dalam air dalam
level lebih rendah, dengan biaya yang rendah, dan praktis dalam pengerjaannya.
Teknik prekonsentrasi dengan nanopartikel magnetik terlapis karboksimetil
kappa-karagenan dapat digunakan untuk preparasi. Penelitian sebelumnya dilakukan
teknik prekonsentrasi menggunakan nanopartikel magnetit terlapis silika yang
praktis untuk sampel lingkungan dan biologis (huang, 2008). Pengembangan metode
prekonsentrasi ion logam dengan konsentrasi rendah sebagai metode untuk preparasi
menganalisis sampel menggunakan Flame-AAS yang perlu dilakukan agar analisis
ion logam dapat dilakukan pada laboratorium analisis secara luas. Dalam penelitian
ini, dilakukan pengembangan metode prekonsentrasi dengan dikembangkan studi
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

tentang pengaruh pH, waktu kontak, dan jenis logam pada proses adsorpsi ion logam
dengan nanopartikel magnetit terlapis karboksimetil kappa-karagenan menggunkana
metode preparasi sampel analisis kuantitatif dengan spektrofotometer Flame-AAS,
agar analisis ion logam kromium dan Nikel dapat dilakukan analisis lebih luas.

METODE
1. Sintesis CMKC dari kappa karagenan (dimodifikasi dari (Fan, dkk., 2011))
Sebanyak 1 gram kappa karagenan disuspensi dengan larutan isopropanol
sebanyak 25 mL. Campuran diaduk dengan pengaduk magnet pada suhu kamar
selama 15 menit, selanjutnya ditambah dengan larutan 3 mL etanol, kemudian
diaduk selama 10 menit. Campuran ditambahkan 1,5 gram NaOH dengan 3 kali
penambahan setiap 15 menit, diaduk pada suhu 70ºC selama 1 jam. Ditambahkan
campuran 10 mL etanol dengan 2,5 gram TCA. Kemudian dipanaskan pada suhu
75ºC dan diaduk selama 4 jam. Setelah itu, campuran disaring, residu dilarutkan
dalam 10 mL etanol, dinetralkan dengan larutan asam asetat glasial pada suhu kamar,
kemudian campuran disaring, residu dicuci dengan 10 mL etanol sebanyak 3 kali
atau lebih. Selanjutnya dikeringkan dengan oven pada suhu 60ºC selama 24 jam.

2. Sintesis Nanopertike Magnetite (MNPs) (dimodifikasi dari (Dorniani, dkk.,


2012)
10 mL larutan FeSO4 0,25 M dan 10 mL FeCl3 0,5 M dicampurkan dengan
perbandingan 1:1 dan ditambahkan ke dalam larutan NaOH 2 M sebanyak 40 mL
secara perlahan dan diaduk dengan pengaduk magnet selama 30 menit. Setelah
endapan terbentuk, disaring dan residu dinetralkan dengan aquades mencapai pH 7.
Kemudian endapan dikeringkan dengan oven pada suhu 50ºC selama 5 jam.
Kemudian padatan digerus dengan pastle dan mortar.

3. Sintesis nanopertikel magnetit terlapis karboksimetil kappa-karageenan


(MNPs-CMKC) (dimodifikasi (Mahdavinia & Etemadi, 2015))
0,5 gram CMKC dicampurkan ke dalam 500 mL air demineralisasi dan diaduk
dengan pengaduk magnet selama 3 jam. Selanjutnya nanopartikel magnetit sebanyak
0,5 gram dilarutkan dalam 100 mL larutan CMKC, dan diaduk selama 2 jam pada
suhu kamar. Endapan hitam disaring, residu di netralkan dengan aquades mencapai
pH 7 dan dikeringkan dengan oven pada suhu 50ºC selama 5 jam.

4. Adsorpsi dan desorpsi ion logam berat (dimodifikasi dari (Shishehbore,


dkk., 2011))
Air cuplikan yang mengandung ion Cr(III), Mn(II) dan ion Hg(II) masing-
masing sebanyak 50 mL dengan konsentrasi 50 ppm disesuaikan pHnya menjadi 3,
5, 7 dengan menambahkan 0,01-0,1 M HCl atau NaOH. Selanjutkan ditambahkan
0,1 gram nanopartikel magnetit terlapis CMKC. Larutan campuran didispersikan
dengan alat ultrasonik selama 20, 40, dan 60 menit pada suhu kamar. Kemudian,
campuran disaring, filtrat disimpan (filtrat 1). Endapan dicuci dengan 15 mL air
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

demineralisasi, lalu campuran disaring, filtrat disimpan (filtrat 2). Filtrat diuji dengan
Flame-AAS.

HASIL
1. Pengaruh pH terhadap adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II)
terhadap MNPs-CMKC Untuk menetukan pH optimum dari proses absorpsi
ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) di dalam sampel air diperlukan grafik pH
vs persen keterserapan (%S). Persen keterserapan dapat dihitung berdasarkan
persamaan 1:

C 0−Ct
%S= x 100 (1)
Ct

mg
Dimana C0 adalah konsentrasi awal ion logam dalam larutan ( ), Ct adalah
L
mg
konsentrasi konsentrasi kesetimbangan setelah adsorpsi ( ).
L
Pengaruh pH pada adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) terhadap
MNPs-CMKC dilakukan untuk mempelajari kapasitas adsorpsi ion logam pada pH
3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh pH terhadap adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) terhadap
MNPs-CMKC
Parameter
pH a
Cr(III) Mn(II)b Hg(II)c
Ct ( Ct (
mg mg mg mg mg mg
C0 ( ) %S C0 ( ) %S C0 ( ) Ct ( ) %S
L ) L ) L L
L L
3 20 18,18 10 150 120 25 1 0,83 20
4 20 15,38 30 150 111,11 35 1 0,769 30
5 20 11,11 80 150 93,75 60 1 0,714 40
6 20 10,52 90 150 90,90 65 1 0,704 42
7 20 11,76 70 150 93,75 60 1 0,606 65
8 1 0,633 58
9 1 0,625 60
Sumber: a. (Gupta, dkk., 2011), b. (Giraldo, dkk., 2013), c. (Liu, dkk., 2008)
Dari data di atas pada logam Cr(III) diketahui bahwa pada pH 3 sampai pH 6
mengalami peningkatan %keterserapan, tetapi mengalami penurunan pada pH 7.
Pada pH 6 menunjukkan adsorpsi maksimum ion Cr(III) terhadap absorben
nanopartikel magnetit terlapis CMKC. Selain itu, untuk logam Mn(II) diketahui
bahwa pada pH 3 sampai pH 6 mengalami peningkatan %keterserapan, tetapi
mengalami penurunan pada pH 7. Pada pH 6 menunjukkan adsorpsi maksimum ion
Mn(II) terhadap absorben nanopartikel magnetit terlapis CMKC. Sedangkan untuk
logam Hg(II) diketahui bahwa pada pH 3 sampai pH 7 mengalami peningkatan
%keterserapan, tetapi mengalami penurunan pada pH 8. Pada pH 7 menunjukkan
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

adsorpsi maksimum ion Hg(II) terhadap absorben nanopartikel magnetit terlapis


CMKC. DATA MAKSIMUM SAJA

2. Pengaruh Waktu Kontak terhadap adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II),


dan Hg(II) terhadap MNPs-CMKC
3. Untuk menetukan waktu kontak optimum dari proses absorpsi ion logam
Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) di dalam sampel air diperlukan grafik waktu kontak
vs persen keterserapan (%S). Persen keterserapan dapat dihitung berdasarkan
persamaan 1:

C 0−Ct
%S= x 100 (1)
Ct

mg
Dimana C0 adalah konsentrasi awal ion logam dalam larutan ( ), Ct adalah
L
mg
konsentrasi konsentrasi kesetimbangan setelah adsorpsi ( ).
L

Pengaruh waktu kontak pada adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II)
terhadap nanopartikel magnetit terlapis CMKC dilakukan untuk mempelajari
kecepatan MNPs-CMKC mengadsorpsi ion logam pada waktu 10, 20, 30, 40, 50, 60,
60 menit seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh Waktu terhadap adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) terhadap
MNPs-CMKC
Waktu Kontak Parameter
(menit) Cr(III) a
Mn(II)b Hg(II)c
Ct ( Ct (
mg mg mg mg mg mg
C0 ( ) %S C0 ( ) %S C0 ( ) Ct ( ) %S
L ) L ) L L
L L
10 20 14,8 35 150 85,71 75 100 7,69 30
20 20 12,9 55 150 100 80 100 6,66 50
30 20 11,428 75 150 81,96 83 100 6,06 65
40 20 11,11 80 150 81,08 85 100 5,88 70
50 20 10,81 85 150 81,08 85 100 5,71 75
60 20 10,52 90 100 5,55 80
80 100 5,55 80
Sumber: a. (Gupta et al., 2011), b. (Giraldo, dkk., 2013), c. (Monier, 2012)

Dari data di atas pada logam Cr(III) diketahui bahwa pada waktu kontak 10
menit sampai 60 menit mengalami peningkatan %keterserapan. Selain itu, untuk
logam Mn(II) diketahui bahwa pada waktu kontak 10 menit sampai 40 menit
mengalami peningkatan %keterserapan, tetapi mengalami kestabilan 50 menit.
Sedangkan untuk logam Hg(II) diketahui bahwa waktu kontak 10 menit sampai 60
menit mengalami peningkatan %keterserapan, tetapi mengalami kestabilan pada 80
menit.
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

PEMBAHASAN
1. Karakterisasi spektrum FTIR karagenan dan karboksimetil kappa-
karagenan

b
a

Gambar 1: a. Spektrum FTIR karagenan, b. Spektrum FTIR


karboksimetil kappa-karagenan
Sumber: Faradilla, 2017.

Gambar 1 ditunjukkan karakterisasi spektrum FTIR karagenan dan


karboksimetil kappa-karagenan. Mengindikasikan bahwa ….
2. Karakterisasi SEM Nanopartikel Magnetit dan Nanopartikel Magnetit
terlapis Karboksimetil kappa-karagenan
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

Gambar 2: a. Karakterisasi SEM Nanopartikel Magnetit, b. Karakterisasi


SEM Nanopartikel Magnetit terlapis Karboksimetil kappa-karagenan
Sumber: Pham, 2016
Gambar 2 ditunjukkan bahwa

3. Karakterisasi XRF Nanopartikel Magnetit

Gambar 3: karakterisasi XRF Nanopartikel Magnetit


Sumber: Kuila, 2016.
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

4. Karakterisasi VSM

Gambar 4: Karakterisasi VSM Nanopartikel Magnetit


Sumber: Shalaby, 2014

5. Karakterisasi SEM

Gambar 5: Karakterisasi SEM Setelah mengadsorpsi logam Pb(II)


Sumber: Tran, 2010

6. Pengaruh pH terhadap adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II)


terhadap MNPs-CMKC ((Gupta, dkk., 2011), (Giraldo, dkk., 2013), (Liu,
dkk., 2008))
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi adsorpsi ion logam dari larutan
air adalah pH larutan. Ketergantuangan serapan logam pada pH berhubungan dengan
logam kimia di dalam larutan dan dalam keadaan terionisasi pada gugus
fungsionalnya dari sorben yang mempengaruhi ketersediaan tempat mengikat.
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

100
90
80
Persen Keterserapan

70
60
50 Cr(III)
40
Hg(II)
30
Mn(II)
20
10
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10
pH

Gambar 1: Pengaruh pH terhadap adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) terhadap
MNPs-CMKC

Pada gambar 1 dapat dipelajari pengaruh pH pada adsorpsi ion logam Cr(III),
Mn(II) dan Hg(II) terhadap MNPs-CMKC, dilakukan percobaan dengan kisaran pH
3-9. Pengaruh pH pada adsorpsi ditunjukkan pada gambar 1. rentang pH 3-9 untuk
menghindari pengendapan kation logam dalam bentuk klorida atau hidroksida.
Pengikatan ion logam Cr meningkat dengan meningkatnya pH larutan dan nilai
maksimal pada kesetimbangan pH sekitar 6. Adsorpsi yang lemah terjadi pada
medium asam, tetapi dapat dilihat bahwa pH yang lebih tinggi menyebabkan serapan
logam lebih tinggi.

2. Pengaruh Waktu Kontak terhadap adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II),


dan Hg(II) terhadap MNPs-CMKC ((Shishehbore, dkk., 2011), (Monier,
2012), (Giraldo, dkk., 2013))

Waktu kontak adalah parameter yang biasa dilakukan untuk mengetahui


kecepatan penyerapan ion logam berat dari sampel air menggunakan adsorben
MNPs-CMKC. Hal ini diperlukan untuk mengetahui adsorpsi ion logam dalam
waktu singkat.
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

100
90
80
Persen Keterserapan

70
60
50 Cr(III)
40 Hg(II)
30 Mn(II)
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu Kontak

Gambar 2: Pengaruh Waktu Kontak terhadap adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II) dan Hg(II)
terhadap MNPs-CMKC

Dapat diamati bahwa meningkatnya proses adsorpsi ion logam berat


dipengaruhi oleh kecepatan penyerapan ion logam berat oleh adsorben MNPs-
CMKC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penyerapan ion logam cukup
tinggi (Gambar 1). Adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) dari sampel air
mencapai 90%, 85%, dan 80% pada waktu sekitar 50, 60, 80 menit secara berurutan
untuk analisis ion logam berat lebih lanjut.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh pH dan waktu
kontak terhadap adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) oleh adsorben MNPs-
CMKC sangat mempengaruhi %keterserapan. Serapan optimal ion logam Cr(III),
Mn(II), dan Hg(II) pada rentang pH 5-7 dengan waktu kontak yang optimal pada
rentang 50-80 menit. Diharapkan pengaruh pH dan waktu kontak dapat
mengoptimalkan kemampuan adsorpsi ion logam Cr(III), Mn(II), dan Hg(II) oleh
adsorben MNPs-CMKC.

DAFTAR RUJUKAN
Afkhami, A., Saber-Tehrani, M., Bagheri, H., & Madrakian, T. (2011). Flame atomic
absorption spectrometric determination of trace amounts of Pb(II) and Cr(III) in
biological, food and environmental samples after preconcentration by modified
nano-alumina. Microchimica Acta. https://doi.org/10.1007/s00604-010-0478-y
(volume)
Cardoso, M. J., Costa, R. R., & Mano, J. F. (2016). Marine Origin Polysaccharides in
Drug Delivery Systems, 1–27. https://doi.org/10.3390/md14020034
Dorniani, D., Hussein, M. Z. Bin, Kura, A. U., Fakurazi, S., Shaari, A. H., & Ahmad,
Z. (2012). Preparation of Fe3O4magnetic nanoparticles coated with gallic acid
for drug delivery. International Journal of Nanomedicine.
https://doi.org/10.2147/IJN.S35746
Fan, L., Wang, L., Gao, S., Wu, P., Li, M., Xie, W.,Wang, W. (2011). Synthesis ,
characterization and properties of carboxymethyl kappa carrageenan.
Carbohydrate Polymers, 86(3), 1167–1174.
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2011.06.010
Ghosh, A. K., & Bandyopadhyay, P. (2012). Polysaccharide-Protein Interactions and
Their Relevance in Food Colloids.
Giraldo, L., Erto, A., & Moreno-piraja, J. C. (2013). Magnetite nanoparticles for
removal of heavy metals from aqueous solutions : synthesis and
characterization, 465–474. https://doi.org/10.1007/s10450-012-9468-1
Gupta, V. K., Agarwal, S., & Saleh, T. A. (2011). Chromium removal by combining
the magnetic properties of iron oxide with adsorption properties of carbon
nanotubes. Water Research, 45(6), 2207–2212.
https://doi.org/10.1016/j.watres.2011.01.012
Huang, C., & Hu, B. (2008). Silica-coated magnetic nanoparticles modified with γ
-mercaptopropyltrimethoxysilane for fast and selective solid phase extraction of
trace amounts of Cd , Cu , Hg , and Pb in environmental and biological samples
prior to their determination by inductivel, 63, 437–444.
https://doi.org/10.1016/j.sab.2007.12.010
León, Y., Cárdenas, G., & Arias, M. (2017). Synthesis And Characterizations Of
Metallic Nanoparticles In Chitosan By Chemical Reduction, 4, 3760–3764.
Li, Z., Chang, X., Zou, X., Zhu, X., Nie, R., Hu, Z., & Li, R. (2009). Chemically-
modified activated carbon with ethylenediamine for selective solid-phase
extraction and preconcentration of metal ions. Analytica Chimica Acta.
https://doi.org/10.1016/j.aca.2008.11.001
Liu, J., Zhao, Z., & Jiang, G. (2008). Coating Fe3O4 Magnetic Nanoparticles with
Humic Acid for High Efficient Removal of Heavy Metals in Water, 42(18),
6949–6954.
Mahdavinia, G., & Etemadi, H. (2015). Surface modification of iron oxide
nanoparticles with κ- carrageenan/carboxymethyl chitosan for effective
adsorption of bovine serum albumin. Arabian Journal Of Chemistry.
https://doi.org/10.1016/j.arabjc.2015.12.002
Marqués, M. J., Salvador, A., Morales-Rubio, A., & De La Guardia, M. (2000).
Chromium speciation in liquid matrices: A survey of the literature. Fresenius’
Journal of Analytical Chemistry. https://doi.org/10.1007/s002160000422
Monier, M. (2012). Preparation of cross-linked magnetic chitosan-phenylthiourea
resin for adsorption of Hg ( II ), Cd ( II ) and Zn ( II ) ions from aqueous
solutions. Journal of Hazardous Materials, 209–210, 240–249.
https://doi.org/10.1016/j.jhazmat.2012.01.015
Shishehbore, M. R., Afkhami, A., & Bagheri, H. (2011). Salicylic acid
functionalized silica-coated magnetite nanoparticles for solid phase extraction
and preconcentration of some heavy metal ions from various real samples.
Chemistry Central Journal, 5(1), 17–20. https://doi.org/10.1186/1752-153X-5-
41
Tavallali, H., Deilamy-Rad, G., & Peykarimah, P. (2013). Preconcentration and
speciation of Cr(III) and Cr(VI) in water and soil samples by spectrometric
detection via use of nanosized alumina-coated magnetite solid phase.
Environmental Monitoring and Assessment, 185(9), 7723–7738.
https://doi.org/10.1007/s10661-013-3130-6
Uthaman, S., Lee, S. J., Cherukula, K., Cho, C., & Park, I. (2015). Polysaccharide-
Coated Magnetic Nanoparticles for Imaging and Gene Therapy Saji, 2015, 1–
15.
Zhu, X., Hu, B., Jiang, Z., & Li, M. (2005). Cloud point extraction for speciation of
chromium in water samples by electrothermal atomic absorption spectrometry.
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

Water Research. https://doi.org/10.1016/j.watres.2004.11.006


Rohima Nostia1, Kimia Analitik

Lampiran
Perhitungan
1. Ion Logam Cr(III)
pH 3 pH 4
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
20−18,18 20−15,38
¿ × 100 ¿ × 100
18,18 15,38
¿ 10 ¿ 30

pH 5 pH 6
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
20−11,11 20−10,52
¿ ×100 ¿ × 100
11,11 10,52
¿ 80 ¿ 90

pH 7
C 0−Ct
%S= × 100
Ct
20−11,76
¿ ×100
11,76
¿ 70

2. Ion Logam Mn(II)


pH 3 pH 4
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
150−120 150−111,11
¿ × 100 ¿ × 100
120 111,11
¿ 25 ¿ 30

pH 5 pH 6
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
150−93,75 150−90,90
¿ ×100 ¿ ×100
93,75 90,90
¿ 60 ¿ 65

pH 7
C 0−Ct
%S= × 100
Ct
150−93,75
¿ ×100
93,75
¿ 60

3. Ion Logam Hg(II)


Rohima Nostia1, Kimia Analitik

pH 3 pH 4
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
1−0,83 1−0,769
¿ × 100 ¿ × 100
0,83 0,769
¿ 20 ¿ 30

pH 5 pH 6
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
1−0,714 1−0,704
¿ ×100 ¿ ×100
0,714 0,704
¿ 40 ¿ 42

pH 7 pH 8
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
1−0,606 1−0,633
¿ × 100 ¿ × 100
0,606 0,633
¿ 65 ¿ 58

pH 9
C 0−Ct
%S= × 100
Ct
1−0,625
¿ × 100
0,625
¿ 60

4. Ion Logam Cr(III)


Waktu kontak 10 menit Waktu kontak 20
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
20−14,8 20−12,9
¿ × 100 ¿ × 100
14,8 12,9
¿ 35 ¿ 55

Waktu kontak 30 Waktu kontak 40


C 0−C t C 0−Ct
%S= ×100 %S= × 100
Ct Ct
20−11,428 20−11,11
¿ ×100 ¿ ×100
11,428 11,11
¿ 75 ¿ 80
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

Waktu kontak 50 Waktu kontak 60


C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
20−10,81 20−10,52
¿ × 100 ¿ × 100
10,81 10,52
¿ 85 ¿ 90

5. Ion Logam Mn(II)


Waktu kontak 10 Waktu kontak 20
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
150−85,71 150−100
¿ × 100 ¿ × 100
85,71 100
¿ 75 ¿ 80

Waktu kontak 30 Waktu kontak 40


C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
150−81,96 150−81,08
¿ ×100 ¿ ×100
81,96 81,08
¿ 83 ¿ 85

Waktu kontak 50
C 0−Ct
%S= × 100
Ct
150−81,08
¿ ×100
81,08
¿ 85

6. Ion Logam Hg(II)


Waktu kontak 10 Waktu kontak 20
C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
1−7,69 1−6,66
¿ ×100 ¿ × 100
7,69 6,66
¿ 30 ¿ 50

Waktu kontak 30 Waktu kontak 40


C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
1−6,06 1−5,88
¿ × 100 ¿ × 100
6,06 5,88
¿ 65 ¿ 70
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

Waktu kontak 50 Waktu kontak 60


C 0−Ct C 0−Ct
%S= × 100 %S= × 100
Ct Ct
1−5,71 1−5,55
¿ ×100 ¿ × 100
5,71 5,55
¿ 75 ¿ 80

Waktu kontak 80
C 0−Ct
%S= × 100
Ct
1−5,55
¿ × 100
5,55
¿ 80
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

Diagram alir prosedur penelitian


1. Sintesis CMKC dari kappa-karagenan (dimodifikasi dari (Fan dkk., 2011))

1 gram kappa-karagenan
 disuspensi dalam 25 mL larutan isopropanol
 diaduk selama 15 menit pada suhu kamar
 ditambah etanol 3 ml
 diaduk selama 10 menit
 ditambahkan NaOH sebanyak 1,5 gram (3 kali penambahan tiap 15
menit) (dimodifikasi dari Nurfadilah, dkk, 2018)
 diaduk selama 1 jam pada suhu 70°C (dimodifikasi dari Nurfadilah
et.al., 2018)
 ditambah larutan TCA 2,5 gram yang telah dilarutkan dalam 10 mL
etanol (dimodifikasi dari Rizqi, dkk. 2018)
 dipanaskan pada suhu 75°C dan diaduk selama 4 jam (dimodifikasi
dari Rizqi et.al., 2018)
 disaring

Endapan Filtrat

 dilarutkan dalam 10 ml etanol


 dinetralkan dengan asam asetat glasial pada suhu kamar
 disaring
 dicuci dengan 10 mL etanol sebanyak 3 kali pencucian
 dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C selama 24 jam

CMKC

Karakterisasi hasil sintesis CMKC yang dihasilkan


a. Penentuan Derajat Substitusi (DS) (Fan, dkk, 2011)

CMKC

 ditimbang sebanyak 0,1 gram


 ditambah 10 ml NaOH 0,12 M
 distirer selama 30 menit
 ditambah indikator mm 3 tetes
 dititrasi dengan HCl 0,13 M

Hasil Uji DS
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

b. Uji FTIR
Uji FTIR dilakukan oleh analis di laboratrium FMIA UM

7. Sintesis nanopertikel magnetit

Larutan FeSO4 0,25 M dan Larutan FeCl3 0,5 M


10
mL
20 mL larutan campuran FeSO4 dan FeCl3

Larutan NaOH 2 M
 40 mL dimasukkan ke dalam gelas beaker
 Diteteskan perlahan 20 mL larutan campuran FeSO4 dan FeCl3 pada
larutan NaOH 2 M sambil diaduk dengan magnetic stirrer (pH basa)
 Distirrer selama 30 menit dalam suhu kamar
 Endapan hitam yang diperoleh disarinng dan dicuci dengan air aquades
hingga pH 7
 Endapan dikeringkan dalam oven selama 5 jam pada suhu 50ᵒC
 Padatan hitam yang diperoleh digerus dengan mortal dan pastle

Nanopartikel magnetit

8. Sintesis nanopartikel magnetit terlapis karboksimetil kappa-karagenan (MNPs-


CMKC)

0,5 gram CMKC


 Dilar
utkan
denga
n 50
Larutan CMKC

0,5 gram nanopartikel magnetit

 Dilar
utkan
dala
m
100
Padatan nanopartikel magnetit terlapis CMKC
Rohima Nostia1, Kimia Analitik

9. Adsorpsi dan desorpsi ion logam berat (dimodifikasi dari (Shishehbore, dkk.,
2011))
10 mL larutan sampel yang mengandung ion logam Cr(III), Mn(II), Hg(II)
 Dipindahkan dalam gelas beaker
 pH disesuaikan menjadi 6 dengan menambahkan 0,01-0,1 M HCl atau
NaOH
 0,1 gram nanopartikel magnetit terlapis CMKC (magnetit-CMKC)
ditambahkan ke larutan sampel
 Larutan campuran didispersikan dengan alat ultrasonik selama 20
menit pada suhu kamar
 Dipisahkan endapan dan filtrat
 Endapan yang tertinggal di kertas saring dicuci dengan 15 mL air
demin
 Ion-ion logam yang tertahan pada MNPs-CMKC dielusi dengan 15 mL
larutan HNO3 1 M
 Konsentrasi ion logam Cr(III), Mn(II), Hg(II) dalam sampel ditentukan
dengan instrumen AAS

AAS

Anda mungkin juga menyukai