Disusun Oleh :
Kelompok 4
Nama : Lisa andriani (4181121031)
Octavia prihatini halim (4182121008)
Rizky Ananda Hasibuan (4183321020)
Sintia Rantika (4181121025)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset ini dengan baik. Tak lupa
pula penulis berterima kasih kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan, keluarga dan
kerabat terdekat sehingga kami dapat menyelasaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mini Riset dari mata kuliah Media
Pendidikan Fisika, program studi Pendidikan Fisikan, Universitas Negeri Medan. Mini riset
ini merupakan salah satu sarana bagi mahasiswa agar mampu meneliti seberapa paham
mahasiswa terhadap materi media lingkungan. Selain itu, mini riset ini diperuntukkan agar
mahasiswa mampu mencari kesalahan yang terjadi dalam suatu percobaan agar kedepannya
dapat diperbaiki dan digunakan untuk orang banyak.
Tugas ini diharapkan mampu membawa perubahan yang berarti dalam penelitian di
dunia fisika dan matematika terkhususnya. Kritik dan saran sangat kami perlukan agar
terciptanya kualitas makalah yang lebih baik dan bermutu kedepannya. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih atas perhatiannya dan semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................3
A. Definisi Media Pembelajaran Fisika Berbasis Lingkungan...................................3
B. Jenis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran...................................................3
C. Prosedur Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar...............................4
D. Teknik Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran...........................4
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................6
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara media belajar sangat banyak ragamnya, mulai dari media Grafis, media
Audio, media proyeksi hingga media lingkungan, media lingkungan akhir-akhir ini
banyak dimanfaatkan tenaga pengajar di sekolah secara khususnya sebagai media
langsung yang dapat di jumpai tanpa harus mengeluarkan pembiayaan yang besar dan
waktu yang lama dalam pembuatannya, misalnya dengan lingkungan sekitar dengan
harapan besar siswa mendapatkan pengajaran yang sesuai .
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Media pembelajaran Fisika berbasis lingkungan memiliki 3 kata kunci yaitu media
pembelajaran, lingkungan dan Fisika. Pertama, media pembelajaran. Media berasal dari
bahasa latin, yaitu medium yang artinya perantara yang bermakna apa saja yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Media Pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang
terjadinya proses belajar. Kedua, lingkungan. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda dan keadaan mahkluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya
serta makhluk hidup lainnya. Ketiga, Fisika. Fisika berasal dari bahasa yunani (fysikos)
“physic” yang artinya yaitu alami. Maka ilmu fisika yaitu sebuah ilmu pengetahuan dimana
didalamnya mempelajari tentang sifat dan fenomena alam atau gejala alam dan seluruh
interaksi yang terjadi didalamnnya.
Dari ketiga pengertian tersebut, dapat disimpulkan media pembelajaran Fisika berbasis lingkungan
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan/ informasi dan merangsang
terjadinya proses belajar dengan memanfaatkan fenomena alam sebagai sumber belajarnya.
2. Lingkungan Alam
Lingkungan Alam / lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah,
seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuhan, dan hewan (flora dan
fauna), suhu, iklim, dan sebagainya. Lingkungan alam sifatnya menetap sehingga lebih
mudah dikenal dan dipelajari. Dengan mempelajari lingkungan alam seseorang lebih
memahami proses dan gejala alam dalam kehidupan sehari-hari.
3. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja dibangun manusia untuk tujuan-
tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh lingkungan buatan antara
3
lain adalah irigasi/pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan dan
sebagainya.
4
2. Kamping atau Berkemah
Dengan kamping/berkemah siswa dapat menghayati bagaimana sifat dan kehidupan
alam sekitar seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Kegiatan berkemah cocok untuk
mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika.
4. Praktik Lapangan
Praktik lapangan ini dilaksanakan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan
dan keahlihan khusus. Praktik lapangan biasanya berkaitan dengan keterampilan tertentu
sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Bukit Lawang
Bukit Lawang merupakan salah satu daerah wisata yang terletak di Kecamatan
Bahorok, Kabupaten Langkat. Bukit lawang yang terkenal dengan panorama dan keindahan
alam yang banyak menarik wisatawan baik lokal maupun wisatawan mancanegara, dan juga
merupakan kawasan konservatif dari hutan dan hewan langka di dalam Taman Nasional
Gunung Leuser (TNGL). Hutan Leuser kaya akan kehidupan flora dan fauna, dan kawasan
ini juga kerap dinobatkan sebagai paru–paru dunia. Selain kawasan hutan yang membukit
dan memiliki keanekaraganam pohon, Bukit Lawang juga memiliki hewan langka seperti,
orangutan (pongo pygmaeus) yang harus dijaga kelestariannya dan dilindungi agar tidak
punah. Hal ini yang dapat menggambarkan keindahan alam Bukit lawang.
Keindahan dan keunikan Bukit Lawang terusik, dengan terjadinya banjir bandang
pada 2 November 2003 lalu. Banyak korban jiwa dan materil pada saat kejadian tersebut,
kerusakan pada bangunan rumah penduduk, hotel yang berada di sekitar aliran sungai
bahorok ikut rusak akibat bencana banjir bandang. Kondisi Bukit Lawang pada saat itu,
sangat memprihatinkan.
6
daerah hulu sungai yang perlahan tapi pasti itu mengancam kegiatan di daerah hilir, tetapi
dibiarkan berlangsung bertahun- tahun. Inilah yang menyebabkan bencana longsor di daerah
bukit yang merupakan aliran hulu sungai. Longsor di tebing-tebing curam yang menyumbat
aliran sungai di sebuah daerah aliran sungai bak sebuah bendungan. Penyumbatan-
penyumbatan ini mengakibatkan penumpukan material hingga suatu saat "bendungan"
tersebut tidak mampu menahan volume beban yang tertumpuk. Jadilah banjir bandang
bermuatan lumpur, kayu, dan bebatuan. Fenomena ini bisa mencapai klimaks pada aliran
yang secara perlahan atau cepat dapat terjadi di semua sisi bukit. Hutan yang dalam hal ini
sebagai sarana pencegah banjir, kurang dijaga kestabilan dan kelestariannya. Pemanfaatan
atas hutan yang dilakukan berlebihan seperti sejumlah oknum memanfaatkan izin yang
diberikan oleh pemerintah.
PPLH Bahorok yang dikelola oleh Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) ditujukan untuk
mendorong terwujudnya kepedulian semua lapisan dan golongan masyarakat baik secara
sendiri atau bersama terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Sehingga kerusakan dan
permasalahan lingkungan yang terjadi akibat aktifitas kehidupan manusia sehari-hari dapat
dikurangi atau bahkan dihindarkan dan manfaatnya dapat terus dirasakan oleh masyarakat
secara berkelanjutan. Hal ini diwujudkan melalui beberapa program PPLH Bohorok yang
satu sama lainnya sangat terkait dan saling mendukung, yaitu :
7
4. Eco-Lodge Bukit Lawang Cottage, yang terfokus pada pengembangan penginapan,
restoran, kebun organik yang dikelola secara ekologis, dan pengelolaan serta
pengembangan media-media pendidikan lingkungan hidup lainnya.
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pembelajaran Fisika berbasis lingkungan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan/ informasi dan merangsang terjadinya proses belajar dengan memanfaatkan
fenomena alam sebagai sumber belajarnya. Lingkungan alam bisa digunakan sebagai media
pembelajaran. Contoh lingkungan alam yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran misalnya
Bukit Lawang. Bukit Lawang menarik dan baik digunakan sebagai media pembelajaran
lingkungan karena di bukit lawang ini terdapat tanam wisata alam gunung lauser yang
tersedia flora dan fauna yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran lingkungan di
bidang biologi. Selain itu dibidang fisika juga dapat digunakan melalui taman wisata alam
gunung lause ini yaitu pada materi suhu dan kalor pada kabut yang terjadi di pagi hari. Tak
hanya sampai disitu di bukit lawang ini mahasiswa ataupun siswa juga dapat mengukur atau
mengamati grafitasi, tekanan udara dan lain sebagainya.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
https://catchitecture.wordpress.com/2016/04/04/ekowisata-bukit-lawang-dengan-etika-lingkungan-
ekosentrisme/
Lamasai, Muzria M. Pemanfaatan Lingkuangan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung. Jurnal Kreatif
Tadulako Online. Vol 5(3). ISSN: 23540614x
10
Lampiran
11
12
Jawaban Pertanyaan Kelompok 9
Jawaban
1. Media yang akan digunakan yaitu kabut pada pagi hari sebagai penerapan dari materi
suhu dan kalor dalam fisika.
2. Perencanaan lingkungan bukit lawing sebagai media pembelajaran :
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru
c) Menyiapkan LKS yang digunakan dalam kegiatan pengamatan.
d) Menyiapkan tes awal dan tes akhir.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
RPP dan skenario yang telah dirancang. Observasi dilakukan pada saat penelitian
atau dalam proses pembelajaran fisika melalui pemanfaatan lingkungan alam sekitar
sebagai sumber belajar. Kegiatan observasi dibantu oleh seorang pengamat atau
observer untuk mengamati semua aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Hasil observasi dicatat dalam lembaran observasi aktivitas guru dan
siswa yang telah disediakan serta mendokumentasikan semua kegiatan sebagai bukti
telah dilaksanakannya penelitian kelas. Hasil pengamatan ini berupa data observasi
untuk direfleksi sehingga pengamatan yang dilakukan dapat menceritakan keadaan
sesungguhnya mengenai efektivitas pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai
sumber belajar terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap refleksi adalah menganalisis data yang diperoleh pada tahap observasi.
13
3. Fenomena alam yang membuat keadaan bukit lawang menjadi tidak baik terjadi pada
tahun 2003. Untuk sekarang, bukit lawang dalam keadaan yang baik sehingga sangat
efisien jika membawa siswa melakukan perkemahan di bukit lawang.
14