Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

“TAMAN WISATA ALAM GUNUNG LAUSER BUKIT LAWANG SEBAGAI


MEDIA LINGKUNGAN PADA MATERI FISIKA SUHU DAN KALOR”
(Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Media Pendidikan Fisika)
Dosen Pengampu : Dra. Ratna Tanjung, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Nama : Lisa andriani (4181121031)
Octavia prihatini halim (4182121008)
Rizky Ananda Hasibuan (4183321020)
Sintia Rantika (4181121025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset ini dengan baik. Tak lupa
pula penulis berterima kasih kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan, keluarga dan
kerabat terdekat sehingga kami dapat menyelasaikan tugas ini dengan baik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mini Riset dari mata kuliah Media
Pendidikan Fisika, program studi Pendidikan Fisikan, Universitas Negeri Medan. Mini riset
ini merupakan salah satu sarana bagi mahasiswa agar mampu meneliti seberapa paham
mahasiswa terhadap materi media lingkungan. Selain itu, mini riset ini diperuntukkan agar
mahasiswa mampu mencari kesalahan yang terjadi dalam suatu percobaan agar kedepannya
dapat diperbaiki dan digunakan untuk orang banyak.

Tugas ini diharapkan mampu membawa perubahan yang berarti dalam penelitian di
dunia fisika dan matematika terkhususnya. Kritik dan saran sangat kami perlukan agar
terciptanya kualitas makalah yang lebih baik dan bermutu kedepannya. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih atas perhatiannya dan semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca

Medan, Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................3
A. Definisi Media Pembelajaran Fisika Berbasis Lingkungan...................................3
B. Jenis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran...................................................3
C. Prosedur Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar...............................4
D. Teknik Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran...........................4
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................6
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara media belajar sangat banyak ragamnya, mulai dari media Grafis, media
Audio, media proyeksi hingga media lingkungan, media lingkungan akhir-akhir ini
banyak dimanfaatkan tenaga pengajar di sekolah secara khususnya sebagai media
langsung yang dapat di jumpai tanpa harus mengeluarkan pembiayaan yang besar dan
waktu yang lama dalam pembuatannya, misalnya dengan lingkungan sekitar dengan
harapan besar siswa mendapatkan pengajaran yang sesuai .

Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan


ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendegaran untuk menghindari verbalisme
yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Dalam
usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu Edgar Dale mengadakan klasifikasi
pengalaman menurut tingkat dari yang paling kongkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi
tersebut dikenal dengan nama krucut pengalaman (cone of experience) .

Berdasarkan kerucut pengalaman jelas media lingkungan terdapat didalamnya,


seperti halnya lingkungan sosial, lingkungan Alam, lingkungan Buatan, ketiga jenis
lingkungan ini akan sangat membantu dalam proses pembelajaran baik yang dituangkan
dalam audio visual maupun secara langsung dengan agenda wisata yang nantinya siswa
mampu mengobservasi sendiri, apa yang diamatinnya dan siswa memperoleh
pengalaman langsung sebagai ilmu yang diaplikasikannya dari teori ke penerapan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran berbasis lingkungan?
2. Apa saja jenis-jenis dari lingkungan sebagai media pembelajaran?
3. Bagaimana prosedur dan teknik pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar?
4. Mengapa Bukit Lawang bisa menjadi media pembelajaran fisika?

1
1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran berbasis lingkungan.


2. Mengetahai apa saja jenis-jenis ligkungan sebagai media pembelajaran.
3. Mengetahui bagaimana prosedur dan teknik pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar.
4. Mengetahui mengapa hutan lindung dapat digunakan sebagai media pembelajaran
fisika.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS LINGKUNGAN

Media pembelajaran Fisika berbasis lingkungan memiliki 3 kata kunci yaitu media
pembelajaran, lingkungan dan Fisika. Pertama, media pembelajaran. Media berasal dari
bahasa latin, yaitu medium yang artinya perantara yang bermakna apa saja yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Media Pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang
terjadinya proses belajar. Kedua, lingkungan. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda dan keadaan mahkluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya
serta makhluk hidup lainnya. Ketiga, Fisika. Fisika berasal dari bahasa yunani (fysikos)
“physic” yang artinya yaitu alami. Maka ilmu fisika yaitu sebuah ilmu pengetahuan dimana
didalamnya mempelajari tentang sifat dan fenomena alam atau gejala alam dan seluruh
interaksi yang terjadi didalamnnya.

Dari ketiga pengertian tersebut, dapat disimpulkan media pembelajaran Fisika berbasis lingkungan
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan/ informasi dan merangsang
terjadinya proses belajar dengan memanfaatkan fenomena alam sebagai sumber belajarnya.

2.2 JENIS LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN.


1. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berhubungan dengan interaksi manusia


dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, kebudayaan,
struktur pemerintahan dan system nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk
mempelajari ilmu sosial dan kemanusiaan.

2. Lingkungan Alam

Lingkungan Alam / lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah,
seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuhan, dan hewan (flora dan
fauna), suhu, iklim, dan sebagainya. Lingkungan alam sifatnya menetap sehingga lebih
mudah dikenal dan dipelajari. Dengan mempelajari lingkungan alam seseorang lebih
memahami proses dan gejala alam dalam kehidupan sehari-hari.

3. Lingkungan Buatan

Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja dibangun manusia untuk tujuan-
tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh lingkungan buatan antara

3
lain adalah irigasi/pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan dan
sebagainya.

2.3 PROSEDUR PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR


1) Langkah perencanaan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
daripada hal-hal yang dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditentukan.Perencanaan menempati bagian yang penting. Melalui perencanaan
yang matang yang disusun secara sistematik dan dalam pola pemikiran yang menyeluruh
akan memberi landasan yang kuat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru selaku
pengelola kegiatan belajar harus mengetahui dan memahami tentang apa-apa yang harus
direncanakan.
2) Langkah pelaksanaan.
Langkah pelaksanaan yaitu melakukan kegiatan belajar ditempat tujuan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan proses pembelajaran harus dilaksanakan
secara efektif dan efesien agar hasilnya optimal sesuai dengan yang telah direncanakan.
Pelaksanaan kegiatan belajar harus meningkatkan dan memotivasi aktivitas siswa sehingga
siswa dapat menikmati bahwa lingkungan sebagai sumber belajar benar-benar dapat
memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari.

3) Langkah tindakan lanjut (follow up).


Langkah ini untuk menindak lanjuti hasil kegiatan pembelajaran. Sehingga apabila
ada siswa yang belum mengerti atau memahami lingkungan sebagai sumber belajar dibimbing
dan diarahkan sesuai dengan materi pembelajaran. Langkah ini bisa berupa kegiatan belajar
didalam kelas untuk mendiskusikan hasil-hasil yang telah diperoleh dari lingkungan.

2.4 TEKNIK PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


1. Survey
Siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari dan
mengamati proses sosial, proses alam, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan ini
dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan narasumber, mempelajari data atau
dokumen yang ada, dan lain-lain. Lalu, hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk
dibahas bersama.

4
2. Kamping atau Berkemah
Dengan kamping/berkemah siswa dapat menghayati bagaimana sifat dan kehidupan
alam sekitar seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Kegiatan berkemah cocok untuk
mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika.

3. Field trip atau karyawisata


Karyawista adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu
sebagai bagian dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilaksanakan, terlebih
dahulu direncanakan objek yang akan dipelajari, cara mempelajarinya, dan kapan sebaiknya
dipelajari. objek karyawisata harus sesuai dengan bahan pengajaran, misalnya museum untuk
pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi dan sebagainya. Karyawisata selain
untuk kegiatan belajar juga untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif.

4. Praktik Lapangan
Praktik lapangan ini dilaksanakan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan
dan keahlihan khusus. Praktik lapangan biasanya berkaitan dengan keterampilan tertentu
sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.

5. Proyek Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat


Pengabdian masyarakat memiliki manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi
masyarakat setempat. Bagi anak bermanfaat untuk penerapan kecakapan dan keterampilan
belajarnya dalam bidang tertentu. Sedangkan bagi masyarakat bermanfaat untuk memperbaiki
keadaan serta menambah wawasan masyarakat itu sendiri.

5
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Bukit Lawang

Bukit Lawang merupakan salah satu daerah wisata yang terletak di Kecamatan
Bahorok, Kabupaten Langkat. Bukit lawang yang terkenal dengan panorama dan keindahan
alam yang banyak menarik wisatawan baik lokal maupun wisatawan mancanegara, dan juga
merupakan kawasan konservatif dari hutan dan hewan langka di dalam Taman Nasional
Gunung Leuser (TNGL). Hutan Leuser kaya akan kehidupan flora dan fauna, dan kawasan
ini juga kerap dinobatkan sebagai paru–paru dunia. Selain kawasan hutan yang membukit
dan memiliki keanekaraganam pohon, Bukit Lawang juga memiliki hewan langka seperti,
orangutan (pongo pygmaeus) yang harus dijaga kelestariannya dan dilindungi agar tidak
punah. Hal ini yang dapat menggambarkan keindahan alam Bukit lawang.

Bukit Lawang merupakan tempat wisata alam di kecamatan Bahorok, Kabupaten


Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Tempat yang terkenal dengan arus sungainya yang deras
dan jernih dan tempat pengamatan Orang utan Sumatera semi-liar di kawasan hutan lindung
Taman Nasional Gunung Leuser.Orangutan Sumatra (Pongo abelii) adalah salah satu dari
dua spesies orangutan di Indonesia dan hanya dapat ditemukan di pulau Sumatera.Taman
Nasional Gunung Leuser yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis adalah kawasan
pelestarian alam Indonesia yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan yang
membentang sepanjang pulau Sumatera.Bukit Lawang menjadi destinasi menarik bagi turis
mancanegara, tidak heran Anda akan banyak menemui turis asing “Bule” disana.

Keindahan dan keunikan Bukit Lawang terusik, dengan terjadinya banjir bandang
pada 2 November 2003 lalu. Banyak korban jiwa dan materil pada saat kejadian tersebut,
kerusakan pada bangunan rumah penduduk, hotel yang berada di sekitar aliran sungai
bahorok ikut rusak akibat bencana banjir bandang. Kondisi Bukit Lawang pada saat itu,
sangat memprihatinkan.

Kejadian banjir bandang ini terjadi karena kurangnya kesadaran


masyarakat untuk menjaga lingkungan, serta adanya oknum-oknum tertentu yang juga
merusak keseimbangan ekosistem hutan. Selain itu, adanya tindakan penebangan hutan dan
pembukaan lahan baru bagi HPH (Hak Pengusahaan Hutan) untuk menggunakan lahan
(dalam hal ini hutan) sebagai perkebunan, sehingga memungkinkan terjadinya banjir
bandang. Menurut penduduk sekitar, pembabatan hutan yang dilakukan secara berlebihan di

6
daerah hulu sungai yang perlahan tapi pasti itu mengancam kegiatan di daerah hilir, tetapi
dibiarkan berlangsung bertahun- tahun. Inilah yang menyebabkan bencana longsor di daerah
bukit yang merupakan aliran hulu sungai. Longsor di tebing-tebing curam yang menyumbat
aliran sungai di sebuah daerah aliran sungai bak sebuah bendungan. Penyumbatan-
penyumbatan ini mengakibatkan penumpukan material hingga suatu saat "bendungan"
tersebut tidak mampu menahan volume beban yang tertumpuk. Jadilah banjir bandang
bermuatan lumpur, kayu, dan bebatuan. Fenomena ini bisa mencapai klimaks pada aliran
yang secara perlahan atau cepat dapat terjadi di semua sisi bukit. Hutan yang dalam hal ini
sebagai sarana pencegah banjir, kurang dijaga kestabilan dan kelestariannya. Pemanfaatan
atas hutan yang dilakukan berlebihan seperti sejumlah oknum memanfaatkan izin yang
diberikan oleh pemerintah.

PPLH Bahorok yang dikelola oleh Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) ditujukan untuk
mendorong  terwujudnya kepedulian semua lapisan dan golongan masyarakat baik secara
sendiri atau bersama terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.  Sehingga kerusakan dan
permasalahan lingkungan yang terjadi akibat aktifitas kehidupan manusia sehari-hari dapat
dikurangi atau bahkan dihindarkan dan manfaatnya dapat terus dirasakan oleh masyarakat
secara berkelanjutan. Hal ini diwujudkan melalui beberapa program PPLH Bohorok yang
satu sama lainnya sangat terkait dan saling mendukung,  yaitu :

1. Program Pendidikan dan Penjangkauan, yang terfokus pada pendidikan lingkungan


hidup,  pendidikan konservasi orangutan, kesehatan lingkungan, pendampingan bagi
pemberdayaan dan pengembangan masyarakat dan penanggulangan bencana di
wilayah pantai barat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
2. Program Pertanian Organik, yang terfokus pada isu pertanian organik dengan
mengelola demplot pertanian organik (ecofarming center) dan pendampingan bagi
pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di beberapa wilayah Sumatera Utara
(khususnya di kecamatan Bohorok).
3. Program Pendidikan Lingkungan Hidup, bergerak dalam kegiatan-kegiatan
penyadaran melalui pendidikan lingkungan yang dilakukan di PPLH Bohorok,
sekolah, dan tempat-tempat lainnya di masyarakat luas. Sedangkan kegiatan yang
dijalankan oleh program ini menitikberatkan pada pelatihan, kunjungan sekolah,
mengajak sekolah yang berkunjung dan belajar ke PPLH Bohorok,  membuat
kegiatan-kegiatan seminar/ pameran (yang berkaitan peringatan isu-isu lingkungan
hidup), membuat material kampanye dan lain sebagainya.

7
4. Eco-Lodge Bukit Lawang Cottage, yang terfokus pada pengembangan penginapan,
restoran, kebun organik yang dikelola secara ekologis, dan pengelolaan serta
pengembangan media-media pendidikan lingkungan hidup lainnya.

PPLH Bohorok telah mengembangkan program Pendidikan Lingkungan Hidup


untuk semua kalangan usia sejak awal tahun 2000. Program yang ada di PPLH
Bohorok bukan hanya mengenalkan kegiatan alam bebas yang sekedar menjawab
tantangan fisik, tapi juga mengembangkan keingintahuan terhadap berbagai fenomena
alam dan masalah sosial, yang semuanya didukung dengan berbagai media belajar dan
sarana yang ada.

3.2 Alasan Pemilihan Sebagai Media Pembelajaran Lingkungan


Bukit Lawang menarik dan baik digunakan sebagai media pembelajaran lingkungan
karena di dalam hutan lindung ini terdapat berbagai flora dan fauna yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran lingkungan di bidang biologi. Selain itu dibidang fisika juga
dapat digunakan melalui bukit lawing ini yaitu dengan mengetahui konsep suhu dan kalor
dengan menggunakan kabut yang terjadi jika pagi atau malam hari. Tak hanya sampai
disitu dihutan lindung ini mahasiswa ataupun siswa juga dapat mengukur atau mengamati
grafitasi, tekanan udara dan lain sebagainya.

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Media pembelajaran Fisika berbasis lingkungan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan/ informasi dan merangsang terjadinya proses belajar dengan memanfaatkan
fenomena alam sebagai sumber belajarnya. Lingkungan alam bisa digunakan sebagai media
pembelajaran. Contoh lingkungan alam yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran misalnya
Bukit Lawang. Bukit Lawang menarik dan baik digunakan sebagai media pembelajaran
lingkungan karena di bukit lawang ini terdapat tanam wisata alam gunung lauser yang
tersedia flora dan fauna yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran lingkungan di
bidang biologi. Selain itu dibidang fisika juga dapat digunakan melalui taman wisata alam
gunung lause ini yaitu pada materi suhu dan kalor pada kabut yang terjadi di pagi hari. Tak
hanya sampai disitu di bukit lawang ini mahasiswa ataupun siswa juga dapat mengukur atau
mengamati grafitasi, tekanan udara dan lain sebagainya.

B. Saran

Makalah ini masih memiliki kekurangan sehingga penulis sangat


membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Serta makalah ini berfungsi
sebagai media bagi mahasiswa untuk bahan bacaan atau referensi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://catchitecture.wordpress.com/2016/04/04/ekowisata-bukit-lawang-dengan-etika-lingkungan-
ekosentrisme/

Lamasai, Muzria M. Pemanfaatan Lingkuangan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung. Jurnal Kreatif
Tadulako Online. Vol 5(3). ISSN: 23540614x

Satrianawati. 2018. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta : Cv Budi Utama.


Susilana, Rudi. 2009. Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian.
Bandung: Wacana Prima.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja


Guru dan Dosen. Bandung: Remaja RosdaKarya.

10
Lampiran

11
12
Jawaban Pertanyaan Kelompok 9

1. Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sesuai


dengan hasil penelitian dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan memanfaatkan
lingkungan bukit lawing, apa media pembelajaran mengenai konsep fisika yang dapat
digunakan, karena dalam makalah kelompok saudara hanya menjelaskan tentang
daerahnya saja.
2. Bagaimana menurut kelompok anda perencanaan yang dapat di buat guru menggunakan
lingkungan bukit lawang sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien?
3. Setelah kami membaca makalah kelompok anda, bahwa bukit lawing saat ini dalam
keadaan tidak baik karena terjadi berbagai fenomena alam, lalu apakah efektif jika siswa
melakukan perkemahan disana, agar lebih paham dan menghayati keadaan alam disana!

Jawaban

1. Media yang akan digunakan yaitu kabut pada pagi hari sebagai penerapan dari materi
suhu dan kalor dalam fisika.
2. Perencanaan lingkungan bukit lawing sebagai media pembelajaran :
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru
c) Menyiapkan LKS yang digunakan dalam kegiatan pengamatan.
d) Menyiapkan tes awal dan tes akhir.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
RPP dan skenario yang telah dirancang. Observasi dilakukan pada saat penelitian
atau dalam proses pembelajaran fisika melalui pemanfaatan lingkungan alam sekitar
sebagai sumber belajar. Kegiatan observasi dibantu oleh seorang pengamat atau
observer untuk mengamati semua aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Hasil observasi dicatat dalam lembaran observasi aktivitas guru dan
siswa yang telah disediakan serta mendokumentasikan semua kegiatan sebagai bukti
telah dilaksanakannya penelitian kelas. Hasil pengamatan ini berupa data observasi
untuk direfleksi sehingga pengamatan yang dilakukan dapat menceritakan keadaan
sesungguhnya mengenai efektivitas pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai
sumber belajar terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap refleksi adalah menganalisis data yang diperoleh pada tahap observasi.

13
3. Fenomena alam yang membuat keadaan bukit lawang menjadi tidak baik terjadi pada
tahun 2003. Untuk sekarang, bukit lawang dalam keadaan yang baik sehingga sangat
efisien jika membawa siswa melakukan perkemahan di bukit lawang.

14

Anda mungkin juga menyukai