Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

2.1 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN


2.1.1 Kondisi Geografis
Desa Ngeposari adalah salah satu desa di Kecamatan Semanu,
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara
geografis Desa Ngeposari terletak pada 7.9927778° Lintang Selatan dan
110.6713889° Bujur Timur.
Desa Ngeposari berdiri pada tahun 1946, memiliki luas wilayah 7445
Ha dan terdiri dari 19 Dusun /Padukuhan :
1. Tunggaknongko
2. Kalangbangi Lor B
3. Kalangbangi Lor A
4. Kalangbangi Wetan
5. Kalangbangi Kulon
6. Kangkung A
7. Kangkung B
8. Ngepos
9. Keblak
10. Munggur
11. Kranggan
12. Gunungsari
13. Mojo
14. Semuluh Lor
15. Semuluh Kidul
16. Ngaglik
17. Jragum
18. Wediutah
19. Gemulung

Batas Wilayah :
Sebelah Utara : Desa Ngipak Kec. Karangmojo
Sebelah Selatan : Desa Candirejo Kec. Semanu
Sebelah Barat : Desa Semanu Kec. Semanu
Sebelah Timur : Desa Sidorejo Kec.Ponjong

Kondisi Geografis :
- Ketinggian tanah dari permukaan laut : 800 m
- Banyaknya curah hujan : 2200 mm/tahun

Orbitasi / jarak dari Pemerintahan Desa :


- Jarak dari pusat pemerintah Kecamatan : 2 Km
- Jarak Ibukota Kabupaten : 9 Km

4
- Jarak Ibukota Propinsi : 52 Km

2.1.2 Kondisi Topografi


Wilayah desa ini sebagian besar digunakan untuk bertani karena
sebagian besar wilayah di daerah ini merupakan sawah atau lahan yang
dapat digunakan untuk bercocok tanam.

2.1.3 Kondisi Demografi


A. Kondisi Penduduk
Perubahan jumlah penduduk Desa Ngeposari sampai dengan saat
ini 10.300.029 juta jiwa terdiri dari 19 padukuhan dan memiliki
jumlah Kartu Keluarga/KK sebanyak 3502 jiwa.
Mata pencarian warga Desa Ngeposari sampai dengan saat ini yang
paling mendominasi yakni petani yang mencapai 80% dari jumlah
penduduk yang ada. Kemudian, disusul dengan profesi buruh,
wiraswasta/pedagang, PNS, Jasa, pengerajin, dan lain-lain.
Selain itu jika kita melihat taraf pendidikan warga Desa Ngeposari,
taraf pendidikan tertinggi yakni lulusan Sekolah Dasar /Sederajat,
kemudian diikuti oleh lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Kemudian Sekolah Menengah Akhir (SMA)/sederajat. Sedangkan
untuk lulusan S1, S2, dan S3 hanya sebagian kecil saja.

B. Kondisi Sarana dan Prasaran


a. Kantor Desa : Permanen
b. Prasarana kesehatan
1. Puskesmas : Permanen
2. Poskesdes : 1 buah
3. UKBM (posyandu, polindes) : 20 buah
c. Prasarana Pendidikan
1. Gedung Sekolah PAUD : 13 buah
2. Gedung Sekolah TK : 7 buah
3. Gedung Sekolah SD : 8 buah
4. Gedung Sekolah SLTP :-
5. Gedung Sekolah SMA :-
6. Gedung Perguruan Tinggi : -
7. Perpusatakaan Desa : 1 buah
d. Prasarana Ibadah
1. Mesjid : 19 buah
2. Mushola : 14 buah
3. Gereja : 1 buah
4. Pura : 0 buah
5. Vihara : 0 buah
6. Klenteng : 0 buah

5
e. Prasarana Umum
1. Olahraga : 21 buah
2. Kesenian/Budaya : 0 buah
3. Balai pertemuan : 20 bua
4. Lainnya : 0 buah

2.2 DATA POTENSI DESA


2.2.1 Observasi
Desa Ngeposari ini memiliki banyak potensi desa seperti hasil dari
pertanian, kerajinan batu, dan anyaman. Jumlah penduduknya kurang lebih
sekitar 10.329.000 jiwa dan hampir 80% penduduk sebagai petani, selain
pertanian desa ngeposari juga sebagai sentra bakpia, sentra kerajinan batu
yang mayoritas pekerjanya adalah laki – laki, kemudian untuk yang
perempuan sebagai pekerja di sentra kerajinan anyaman. Sekitar 58%
penduduk desa berusia produktif. Desa Ngeposari ini memiliki 6 goa yang
bisa menunjang wisata alam tersebut dengan keindahan yang dimiliki oleh
masing – masing goa. Di Desa Ngeposari ini terdapat tanah seluas 2.125
hektar, dimana tanah ini dulunya hanya tanah tandus tidak ada apa – apa
yang sekarang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sejak tahun 2009
dengan penanaman pohon jati dan menjadi kawasan hutan jati. Hasil dari
penanaman pohon jati tersebut dijadikan investasi oleh masyarakat Desa
Ngeposari.

2.2.2 Wawancara
1. Mayoritas pekerjaan penduduk Desa Ngeposari :
Mayoritasnya adalah petani. Jadi, masyarakat Ngeposari ini yang
jumlah penduduknya sekitar kurang lebih 10.329.000 jiwa. Hampir
80% penduduk kami memang sebagai petani. Petani di desa ini sangat
mengandalkan curah hujan dan bukan petani yang menggunakan
irigasi teknis, karena itu sangat mengandalkan curah hujan. Desa
Ngeposari menjadi sentra kerajinan batu. Jadi banyak disamping itu
selain sebagai petani, juga sebagai tenaga kerja kerajinan batu itu
sendiri. Mayoritas pekerjanya adalah laki-laki, kemudian untuk yang
perempuan kebetulan juga di sini ada sentra kerajinan anyaman, dan
Desa Ngeposari juga sebagai sentra pembuatan bakpia.
2. Mengenai jumlah pengangguran di Desa Ngeposari
Khususnya di daerah Ngeposari itu sebenarnya kalau ada warga
masyarakat yang menganggur itu bukan karena tidak adanya lapangan
pekerjaan, tetapi karena hanya malas bekerja saja.
3. Umur produktif masyarakat Desa Ngeposari
Dari segi usia penduduk bayak yang berusia produktif, jadi 58% dari
penduduk kami itu adalah menginjak usia produktif.

6
4. Pengelolaan pohon jati Desa Ngeposari
Secara kebetulan di sini ada tanah seluas 2.125 hektar dan kemudian
bekerjasama dengan masyarakat kami, yang dulunya tanah ini
merupakan tanah tandus belum ada apa – apa. sekarang sudah berubah
menjadi suatu kawasan hutan jati yang luar biasa, ini merupakan
produk masyarakat kami dari tahun 2009 dan sekarang sudah bisa kita
lihat hasilnya. Kemudian masyarakat kami menjadikan jati ini sebagai
investasi.
5. Hambatan yang terdapat di Desa Ngeposari
Untuk mencapai sebuah tujuan itu tidak semudah membalik telapak
tangan, contohnya masyarakat kami misalnya petani, ketika desa ingin
mewujudkan menjadi desa wisata itu juga butuh edukasi, sosialisasi
kepada masyarakat supaya nanti ketika desa kami menjadi desa wisata
yang baik paling tidak masyarakat kami sudah bisa merubah mindset
bagaimana kita sebagai warga masyarakat itu menerima kunjungan –
kunjungan, jadi wisatawan yang berkunjung ke desa Ngeposari ini
merasa aman dan nyaman, ini juga diperlukan edukasi. Selain itu juga
kami terkendala oleh dana untuk investasi di wisata itu juga besar
biayanya sehingga kami harus mengendalikan dana desa itu dan dana
ini tidak hanya untuk wisata saja masih ada hal – hal yang lainnya.
6. BUMDes di Desa Ngeposari
Untuk desa Ngeposari sementara ini BUMDes nya itu bisa dikatakan
hidup segan mati tak mau, karena tidak dikelola secara profesional
dan kami sepakat dengan BBD untuk merefitalisasi BUMDes yang
sudah ada kemudian koordinasinya juga direvisi sehingga tahun 2019
ini nanti akan berdiri BUMDes yang telah di refitalisasi nama nya
juga akan diganti sebagai BUMDes Amana, regulasinya sudah kami
siapkan dan kami tetapkan di perdes. Kemudian BUMDes itu dibuat
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraaan masyarakat jadi, nanti
usaha apa yang akan dikembangkan oleh BUMDes Ngeposari tentu
saja ini sudah diberitakan potensi apa yang bisa digunakan.
7. Transfaransi dana Desa Ngeposari
Tranfaransi APBDes harus kita laksanakan dengan transparan , dan
Alhamdulillah desa Ngeposari kemarin ketika lomba pengelolaan
transparansi itu mendapat juara 2 di provinsi dan ini kemudian
dijadikan paten di Kabupaten Gunung Kidul bahwa desa itu harus
memasang baliho itu inspirasinya dari desa Ngeposari sendiri.

7
2.2.3 Dokumentasi
Berdasarkan data yang didapatkan memiliki data penduduk sebagai
berikut :
a. Jumlah kepala keluarga : 3.906 jiwa
b. Jumlah penduduk
Berdasarkan jenis kelamin :
1) Laki-laki : 6.300 jiwa
2) Perempuan : 6.357 jiwa
Berdasarkan usia :
1) Usia 0-15 tahun : 3.132 jiwa
2) Usia 15-65 tahun : 8.890 jiwa
3) Usia 65 keatas : 635 jiwa

c. Mata pencaharian
1) Karyawan
Pegawai Negeri Sipil : 556 orang
ABRI : 18 orang
Swasta : 2.214 orang
2) Wiraswasta/pedagang : 1.672 orang
3) Pertukangan : 18 orang
4) Tani : 20 orang
5) Buruh tani : 26 orang
6) Pensiunan : 301 orang
7) Nelayan :0
8) Pemulung :0
9) Jasa : 37 orang

2.3 ANALISIS DATA


2.3.1 Unsur-unsur SWOT Desa Ngeposari :
A. Strenght  (kekuatan)
1. Memilki Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup banyak.
Desa Ngeposari memiliki beberapa sumber daya alam misalnya
padi , kayu jati dan pohon sengon. Karena wilayahnya juga
merupakan salah satu dari bagian perhutanan, maka kekayaan berupa
pohon-pohon di Desa Ngeposari juga banyak.
2. Memiliki alam yang sangat indah.
Dengan adanya hutan yang masih terjaga dengan baik, Desa
Ngeposari memiliki alam yang sangat eksotis. Ditambah dengan
adanya bukit dan gua menambah keindahan alam Desa Ngeposari.
3. Lahan pertanian yang subur.

8
Tanah pertanian di Desa Ngeposari terjaga dengan baik, hal ini karena
masyarakat di desa mengandalkan curah hujan dan tidak
menggunakan irigasi teknis. Dikarenkan hanya mengandalkan curah
hujan sedangkan mayoritas masyarakat Desa Ngeposari bermata
pencaharian sebagai petani maka rencana kedepan untuk masalah
irigasi akan diatasi dengan memanfaatkan sungai yang ada di desa
Ngeposari.
4. Masyarakat Desa Ngeposari memiliki kegiatan gotong royong yang
meliputi aktivitas seperti sambatan, pembangunan gardu ronda, jumat
bersih, rehap rumah, dan pembangunan balai dusun.
5. Masyarakat Desa Ngeposari sudah memiliki beberapa unit usaha
sendiri seperti pembuatan bakpia, karajinan batu dan anyaman.

B. Weaknesses (kelemahan)
1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah.
Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih rendah ini dipengaruhi
oleh pengetahuan yang rendah. Kualitas Sumber Daya
Manusia mempengaruhi penegembangan potensi di suatu wilayah.
Semakin tinggi kualitas Sumber Daya Manusia, maka biasanya
wilayahakan mengalami pengembangan yang maksimal. Desa
Ngeposari memiliki kekurangan sumber daya manusia serta
kurangnya antusias dari masyarakat Desa Ngeposari terhadap program
desa.
2. Terbatasnya sarana dan prasarana tertentu di Desa Ngeposari.
Misalnya akses internet yang masih sulit, padahal internet saat ini juga
berperan penting dalam pemajuan kualitas SDM yang akhirnya bisa
memajukan kualitas Desa Ngeposari sendiri.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk membantu mengelola
permasalahan sampah yang sebenarnya dapat dimanfaatkan secara
maksimum.
4. Masih kurangnya keterampilan yang dimiliki warga Desa Ngeposari
dalam mengelolah kayu jati, sehingga kayu jati masih dijual secara
mentah (glondongan). Sehingga sangat dibutuhkannya pelatihan bagi
para produsen mau pengrajin untuk mengelola kayu jati tersebut.

C. Oppurtunities  (Peluang)
1. Memiliki lahan pertanian sehingga dapat memanfaatkan hasil dari
lahan pertanian tersebut dan memajukan perekonomian warga Desa
Ngeposari.

9
2. Kayu jati dan pohon sengon menjadi sumber daya alam yang memiliki
potensi yang besar jika dikelola dengan baik.
3. Terdapat beberapa goa yang dapat menjadikan Desa Ngeposari
sebagai Desa Wisata.

D. Threats (Ancaman)
1. Dikarenakan sistem irigasi yang digunakan pada Desa Ngeposari
hanya mengandalkan curah hujan, maka ditakutkan pada saat kemarau
lahan pertanian tidak terairi air maka dapat menyebabkan lahan
pertanian menjadi kering dan gagal panen. Sehingga dapat
menyebabkan kerugian untuk warga Desa Ngeposari.
2. Bidang pertanian, hasil bumi dari Desa Ngeposari hampir sama
dengan desa-desa lain di sekitarnya.

2.4 USULAN BUMDES

BUMDes dimaksudkan sebagai lembaga usaha yang akan


mendorong produktivitas ekonomi warga desa. Menggunakan modal
penyertaan dari desa, BUMDes memiliki berbagai pilihan untuk dijadikan
sebagai usaha sesuai dengan potensi yang dimiliki dan peluang pasar yang
dibidik. Ada tujuh jenis usaha yang dapat dijalankan BUMDes, yaitu bisnis
sosial/pelayanan (serving), keuangan (banking), bisnis penyewaan (renting),
lembaga perantara (brokering), perdagangan (trading), usaha bersama
(holding), dan kontraktor (contractring). Sedangkan untuk di Desa
Ngeposari sendiri kami hanya mengusulkan beberapa BUMDes yang sesuai
dengan keadaan desa tersebut, yakni:

A. Bisnis Sosial/Bidang Pelayanan (Serving)


Melakukan pelayanaan pada warga sehingga warga mendapatkan
manfaat sosial yang besar. Pada model usaha seperti ini BUMDes tidak
menargetkan keuntungan profit. Kami mengusulkan jenis bisnis ini
berupa pengelolaan sampah, yakni dengan cara memisahkan antara
sampah organik dan non organik. Sampah organik dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk kompos, mengingat mata pecaharian utama di desa
tersebut sebagi petani. Sampah non organik dapat dimanfaatkan sebagai
kerajinan yang bernilai jual, mengingat masyarakatnya telah memiliki
ketrampilan dalam hal menganyam.

10
Kemudian kami pun mengusulkan adanya pembangunan irigasi
untuk lahan pertanian yang selama ini masih mengandalkan curah hujan.
Untuk itu, alangkah lebih baik jika Desa Ngeposari dapat memanfaatkan
sungai yang ada di desa tersebut sebagai irigasi.

B. Perdagangan (Trading)
Dalam hal ini, BUMDes menjalankan usaha penjualan barang atau
jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kami mengusulkan untuk
dilakukannya pembangunan toko sebagai penyedia kebutuhan
masyarakat dalam hal pertanian, contohnya penjualan pupuk yang
dibutuhkan masyarakat dalam menunjang matapecahariannya sebagai
petani. Kemudian masyarakatnya pun dapat menjual hasil pertanian
mereka di toko tersebut.

C. Usaha Bersama (Holding)


Dalam hal ini BUMDes membangun sistem usaha terpadu yang
melihatkan banyak usaha di desa. Misalnya, BUMDes mengelola wisata
desa dan membuka akses seluasnya pada penduduk untuk bisa
mengambil berbagai peran yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha wisata
itu.
Desa Ngeposari memiliki beberapa goa yang belum dikelola dengan
baik, yakni goa gesing, goa buntet, goa jlamprong, goa sinden, goa
seropan, goa sangupati, dan goa toto. Kami pun mengusulkan agar desa
ini mengelola goa tersebut untuk dijadikan tempat wisata. Dengan
dijadikannya desa ini sebagai desa wisata maka dapat pula meningkatkan
pendapatan warga desa tersebut, mengingat warga desa Ngeposari telah
memiliki unit usaha sendiri seperti pembuatan bakpia, pengrajin batu dan
anyaman. Yang pemasarannya akan lebih mudah dengan adanya
pengunjung wisata ke goa tersebut.

11

Anda mungkin juga menyukai