Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS IS-LM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter

Dosen Pengampu:

Dr. Sukidin, M.Pd.


Novita Nurul Islami, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

REKA WAHYU AGUSTIN (180210301049)


NIKEN YULI ASTIKA (180210301079)
SERLY PUSPITA SARI (180210301082)
MUH. ALIF ZULFIKAR (180210301088)

Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pembuatan makalah mata kuliah
Ekonomi Moneter dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu akan
terselesainya makalah ini. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca terkait analisis IS-LM.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat berguna bagi makalah
ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Jember, 06 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 1

1.4 Manfaat Penulisan................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2

2.1 Definisi perubahan struktural dan landasan teori Lewis ..................... 2

2.2 Struktural dan Pola Pembangunan Srruktural....................................... 5

2.3 Implikasi Teori Pembangunan Pada Perubahan Struktural.................. 6

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 8

3.2 Saran..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dalam suatu negara. Guna meningkatkan kesejahtaeraan, suatu negara
melakukan perubahan struktural yang memusatkan perhatiannya pada
mekanisme yang sekiranya memungkinkan negara-negara yang masih
terbelakang untuk mentransformasikan struktur perekonomian dalam negeri
meraka dari pola perekonomian pertanian tradisonal menuju perekonomian
yang lebih modern.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, meliputi:
1. Bagaimana analisis pasar barang dan kurva IS?
2. Bagaimana analisis pasar uang dan kurva LM?
3. Bagaimana keseimbangan dalam analisis IS-LM?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan makalah ini untuk menjelaskan, yakni:
1. Analisis pasar barang dan kurva IS
2. Analisis pasar uang dan kurva LM
3. Keseimbangan dalam analisis IS-LM

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan uraian tersebut, diharapkan pembaca dapat memiliki
pengetahuan mengenai analisis IS-LM

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pasar Barang Dan Kurve Is

Kurva IS adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan antara


pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) pada pasar barang.

Dalam sistemasi pembahasan ekonomi makro, dapat dibedakan struktur


perekonomian menjadi 2 yaitu;

(1) Perekonomian tertutup


dimana perekonomian dianggap tidak melakukan transakasi dengan
pihak luar negeri,
(2) Perekonomian terbuka
dimana perekonomian telah melakukan transaksi dengan pihak luar
negeri.

Variable ekonomi agregat yang perlu diperhatikan pada masing-


masing struktur perekonomian tersebut sebagai berikut;

a) variable-variabel dalam perekonomian tertutup : C,S,I,G dan Y


dimana : C = pengeluaran untuk konsumsi
S = saving atau tabungan
I = pengeluaran untuk investasi
G = pengeluaran pemerintah
Y = pendapatan nasional.

Persamaan keseimbangan di pasar barang : Y = C + I + G ; S =I.

b) Variabel-variabel dalam perekonomian tertutup dengan kebijakan fiskal:


C,S,I,G,Y,Tx, dan Tr, dimana Tx = pajak dan Tr = transfer pemerintah.

2
Keseimbangan di pasar barang : Y = C + I + G

YD = Y +Tr - Tx

Y = YD – Tr +Tx

YD = C + S. Berarti I +G +Tr = S +Tx.

c) Variabel-variabel dalam perekonomian terbuka : C,S,I,G,Y,X, dan M, dimana


X = ekspor dan M = impor.
d) Variabel-variabel dalam perekonomian terbuka dengan kebijakan fiskal:
C,S,I,G,Y,X,M, Tx, dan Tr .
Keseimbangan di pasar barang : YD = C + I + G – Tx + Tr +X – M.

2.1.1 Pengeluaran Investasi dalam model IS-LM

Variabel-variabel dalam perekonomian terbuka dengan kebijakan fiskal:


C,S,I,G,Y,X,M, Tx, dan Tr . Keseimbangan di pasar barang : YD = C +
I + G – Tx + Tr +X – M.

Case study ;

Dipunyai fungsi investasi : I =80 –4r, dimana I = jumlah investasi


per-tahun dalam milyar rupiah dan r = tingkat bunga dalam persen per
tahun. Dari persamaan tersebut dapat dihitung, jika tingkat bunga yang
berlaku adalah 15% maka jumlah investasi adalah Rp. 20 milyar, jika
tingkat bunga turun menjadi 10% maka investasi akan menjadi Rp. 40
milyar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika tingkat bunga
turun , investasi cenderung meningkat dan sebaliknya jika tingkat
bunga naik, investasi cenderung menurun.

Secara grafis, fungsi investasi tersebut dapat digambarkan sebagai


berikut;

3
2.1.2 Fungsi Saving dan Fungsi Konsumsi

Karena fungsi investasi sangat berkaitan erat dengan fungsi saving dan
fungsi konsumsi maka kedua fungsi ini perlu dibahas dalam rangka
menurunkan fungsi IS.

Pada umumnya fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan


seperti berikut : C = a + cY, dimana a = besarnya pengeluaran konsumsi
pada pendapatan nasional sebesar nol; c = ∂C/∂Y = MPC = marginal
propensity to consume. Mengingat bahwa saving adalah bagian
pendapatan yang tidak dikonsumsi maka fungsi saving dapat di tulis : S
= -a + sY, dimana –a = besarnya tabungan pada pendapatan nasional
sebesar nol; s = ∂S/∂Y = MPS = marginal propensity to save . Nilai s =
1-c. Sebagai contoh, jika dipunyai persamaan fungsi konsumsi :

C = 40 + 0,6Y, dalam milyar rupih, maka perekonomian ini mempunyai


persamaan saving S = -40 + 0,4Y.

2.1.3 Menurunkan Kurve IS

Kurve IS ( Investasi-Saving) adalah kurve yang menghubungkan


tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan berbagai tingkat bunga
dimana dipenuhi syarat keseimbangan di pasar barang. Untuk
memudahkan pembahasan, kita menggunakan struktur perekonomian
tertutup sederhana, dimana variabel-variabel yang perlu diperhatikan

4
hanya C,S,I,Y. Oleh karena dalam analisis IS-LM, investasi merupakan
fungsi dari tingkat bunga ( r ), maka variabel tingkat bunga ini perlu
ditambahkan dalam keempat variabel tersebut.

Setelah variabel-variabel yang diperlukan dapat ditentukan, langkah


selanjutnya adalah menurunkan fungsi IS sebagai berikut.

 Menetapkan syarat keseimbangan di pasar barang: S = I ……… a)


 Syarat ini dapat pula dipenuhi dengan : Y = C + I ……………. .b)
 Jika fungsi konsumsi dan fungsi investasi masing-masing adalah :
C = a + cY, di mana 0 < c< 1, dan
I = b + ir, di mana i < 0.
Maka diperoleh :
Y = C + I = (a + cY) + (b + ir) = a+cY+b+ir
Y-cY = a + b + ir
(1-c)Y = a + b +ir
a + b +ir
Y = ------------- (fungsi IS) ………………………………..c)
1-c
Contoh :
Suatu perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dan fungsi
Investasi sebagai berikut.
Fungsi Konsumsi : C = 40 + 0,6Y ( dalam milyar rupiah)
Fungsi Investasi : I = 80 – 4r
Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut akan diperoleh fungsi IS :
a) Menggunakan rumus b) :
Y=C+I
Y = 40 + 0,6Y +80 – 4r
0,4Y = 120 – 4r
Y = 300 - 10r

5
b) Menggunakan rumus c):

a + b + ir 40 + 80 + (-4r) 120 – 4r
Y = -------------- = ------------------- = ------------
1-c 1- 0,6 0,4

Y = 300 – 10r

Secara grafis, fungsi IS tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini;

Dari gambar tersebut dinyatakan bahwa dengan menurunnya tingkat


bunga tingkat pendapatan nasional riel yang memenuhi syarat
keseimbangan di pasar barang meningkat. Pada tingkat bunga 20%
tingkat pendapatan nasional yang memenuhi syarat keseimbangan di
pasar barang adalah 100 milyar rupiah. Jika tingkat bunga menurun
menjadi 10% maka tingkat pendapatan nasional yang memenuhi syarat
keseimbangan di pasar barang berubah menjadi 200 milyar rupiah.

Selanjutnya bagaimana cara menurunkan kurve IS secara grafis?


Kembali kita gunakan fungsi matematis yang telah dibahas diatas, yaitu
C = 0,6Y +40 ; S = 0,4Y – 40; dan I = - 4r +80.

6
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Gambar fungsi saving pada kuadran timur laut, sebagai kurve SS,
2) Gambar fungsi Investasi pada kuadran barat daya, sebagai fungsi II,
3) Gambar garis pertolongan bersudut 450 yang ditandai dengan I =I,
dengan maksud agar kurve IS yang akan digambar pada kuadran
tenggara nanti benar benar memenuhi syarat S =I,
4) Pindahkan nilai I pada kuadran barat daya (tentukan dua titik) ke
kuadran barat laut , kemudian bandingkan nilai I tersebut dengan
nilai S pada kuadran timur laut, sehingga diperoleh OC =OD =OE.
Pengeluaran investasi OE berhubungan dengan tingkat bunga OF.
OF =OG =Hb.
5) Dengan menghubungkan titik b dan a diperoleh kurve IS.

2.2 Pasar Uang Dan Kurva Lm

Kurva LM  adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan antara


pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) pada pasar uang.

Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik
dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang
membutuhkannya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung

7
melalui perantara permintaan dan penawaran surat-surat berharga yang
mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Pasar
uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek. Dalam pasar uang,
valuta asing diperlukan untuk membayar kegiatan ekspor impor, hutang
luar negeri. Sedangkan dana jangka pendek yaitu dana-dana yang
dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari
satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan didalam pasar
uang.

Menurut John Maynard Keynes adalah kebutuhan masyarakat akan uang


didasari oleh 3 motif yaitu untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga, dan
juga untuk spekulasi di dalam sebuah perekonomian.

2.2.1 Kebutuhan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga

Motif ini timbul karena uang biasanya digunakan masyarakat untuk


melakukan pembayaran secara reguler terhadap transaksi yang
dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini
ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MDt = f(Y), artinya
semakin besar tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah
uang diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan
demikian sebaliknya.

Selain untuk membiayai transaksi, uang juga digunakan masyarakat


untuk keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga.
Besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh
besarnya tingkat pendapatan pula. Semakin besar tingkat
pendapatan permintaan uang untuk berjaga-jaga pun semakin besar.

Kebutuhan uang untuk transaksi (LT) dan kebutuhan uang untuk


berjaga-jaga (LJ) secara matematis dapat ditulis LT = f(Y) dan LJ =
g(Y). Pada kenyataannya fungsi permintaan uang agregat untuk
transaksi dan berjaga jaga tidak dalam bentuk linear, namun untuk
menghindari perhitungan yang rumit maka dapat diambil contoh

8
fungsi permintaan uang agregat tersebut dalam bentuk linear.
Misalnya, permintaan uang agregat untuk transaksi mempunyai
persamaan fungsi LT = 0,25 Y dan untuk berjaga-jaga mempunyai
persamaan LJ = 0,15 Y maka dapat digambarkan dalam bentuk
kurve sebagai berikut:

Pada gambar diatas terlihat bahwa kurve L1 atau AL = AJ + AT,


dimana AL = permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, AJ
= permintaan uang untuk berjaga-jaga, dan AT = permintaan uang
untuk transaksi.

2.2.2 Permintaan Uang Untuk Spekulasi

Motif spekulasi (speculation motive) dalam suatu sistem ekonomi


modern yaitu dimana lembaga keuangan masyarakat sudah
mengalami perkembangan yang sangat pesat yang mendorong
masyarakatnya untuk menggunakan uangnya bagi kegiatan
spekulasi. Spekulasi sendiri yaitu uang yang disimpan atau
digunakan untuk membeli surat-surat berharga, seperti obligasi
pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang
mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah
besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital
gain.

Yang membedakan permintaan untuk spekulasi menurut teori


keynes dengan teori kuantitas adalah permintaan akan uang tunai

9
untuk tujuan memperoleh keuntungan. Caranya adalah dengan
“berspekulasi” dalam pasar obligas, apabila harga obligasi
diharapkan untuk naik untuk naik di masa mendatang, maka orang
akan membeli obligasi dengan uang tunainya hari ini. Ini berarti
uang tunai yang saat ini untuk berspekulasi akan berkurang.
Sebaliknya, apabila harga obligasi diharapkan turun, maka
permintaannya akan uang tunai saat ini akan bertambah (obligasi
dijual).

Hubungan antara harga obligasi dan tingkat bunga yang berlaku


adalah berkebalikan. Harga obligasi naik sama saja artinya dengan
tingkat bunga turun. Sebaliknya, harga obligasi turun berarti tingkat
bunga naik. Bila harga obligasi diharapkan naik, ini berarti bahwa
harga obligasi saat ini dianggap terlalu rendah. Bila harga obligasi
diharapkan turun, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini dirasa
terlalu tinggi.

Oleh karena itu permintaan uang tersebut ditentukan oleh tingkat


bunga. Meningkatnya tingkat bunga menyebabkan kecenderungan
menurunnya permintaan uang untuk spekulasi dan sebaliknya
menurunnya tingkat bunga meningkatnya permintaan uang untuk
spekulasi. Dengan demikian secara matematis, jika permintaan
uang untuk spekulasi diberi simbol L2 maka dapat ditulis L2 = h ( r
), dimana ∂L2/∂r < 0. Fungsi permintaan uang untuk spekulasi ini
dapat digambar dalam bentuk kurve sebagai berikut.

10
Pada gambar diatas terlihat bahwa jika tingkat bunga = 0a maka
permintaan uang untuk spekulasi = 0A, jika tingkat bunga 0b maka
permintaan uang untuk spekulasi

2.2.3 Penawaran Uang

Dalam model IS-LM digunakan asumsi :

1) jumlah uang kartal dan giral yang beredar di masyarakat.

2) Pemerintah dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar


melalui kebijakan moneter. Ada 2 cara yaitu :

 Quantiatatif credit control yang mencakup: (a) Redicount


policy: kebijakan diskonto banksentral, (b) Open market
operation: kebijakan berkenaan dengan obligasi dipasar
terbuka, dan (c) Manipulasi legal reserve ratio: kebijakan
bank sentral dalam menentukanangka banding minimum
antara uang tunai dengan kewajiban bank giral.

 Qualitative credit control yakni selective credit control :


salah satu pengawasan kredit dengan moral situation (bank
sentral secara normal mempengaruhi kebijakan bank-bank
umum dalam hal kredit).

11
3) Perkonomian dengan sistem pengawasan devisa (masyarakat
tidak bebas mempunyai danmenggunakan valas), maka pemerintah
dapat mencetak uang sehingga menambah jumlahuag yang
beredar.

4) Jumlah uang yang beredar dipengaruhi oleh BOP. Surplus BOP


akan menambah jumlah uang beredar dan sebaliknya.

5) Tdak ada perubahan harga, sehingga pemerintah mempengaruhi


jumlah uang beredar secara nominal yang sama dengan jumlah
uang riil.

2.2.4 Menurunkan Kurve LM

Kurve atau fungsi LM adalah kurve atau fungsi yang menunjukkan


hubungan antara tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan
berbagai kemungkinan tingkat bunga yang memenuhi syarat
ekuilibriumnya pasar uang. Syarat ekuilibrium pada pasar uang
adalah terpenuhinya kesamaan antara permintaan uang agregat dan
penawaran uang agregat.

Berdasarkan bahasan diatas, berarti syarat ekuilibrium tersebut


dapat ditulis : MS = L, dimana MS = penawaran uang agregat dan
L = permintaan uang agregat. Sebagaimana diketahui L = L1 + L2,
dimana L1 = LT + LJ. Oleh karena L1 = L1(Y) dan L2 = L2( r)
maka L = L1 (Y) + L2 ( r ) atau L = L (Y, r). Dengan demikian
syarat ekuilibrium di pasar uang dapat ditulis MS =L (Y,r)

Kalau penawaran uang dan permintaan uang mempunyai


persamaan-persamaan sebagai berikut:

 Jumlah uang yang beredar (penawaran uang): Ms = M

 Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga: L1 = k1 (Y)

 Permintaan uang untuk spekulasi : L2 = k2 (r) + L20,

12
Maka M = k1 Y + k2 r + L20 model ekuilibrium di pasar uang.
Jika persamaan ini diselesaikan untuk nilai Y maka akan diperoleh
fungsi LM sebagai berikut:

k1 Y = M – k2 r – L20

M L20 k2

Y = ---- - ---- - ----- r persamaan fungsi LM.

k1 k1 k1

Untuk menunjukkan penerapan dari fungsi LM tersebut, berikut ini


diberikan contoh sederhana. Miasalnya, sebuah perekonomian
mempunyai data sebagai berikut:

 Jumlah uang yang beredar ( penawaran uang ) : M = 200


milyar rupiah

 Permintaan uang untuk transaksi ( milyar Rp.) : LT = 0,25 Y

 Permintaan uang untuk berjaga-jaga ( milyar Rp.) : LJ = 0,15


Y

 uang untuk spekulasi ( milyar Rp.) : L2 = 160 – 4r.

Atas dasar data diatas persamaan fungsi LM dapat ditemukan


dengan dua cara :

a. Menggunakan rumus

M = k1 Y + k2 r + L20 :

200 = 0,4Y +160 – 4r

0,4Y = 200 – 160 + 4 r

Y = 100 + 10 r

13
b. Menggunakan rumus :

M L20 k2 200 160 -4

Y = ---- - ---- - ----- r ; Y = ----- - ------ - ------ ;

k1 k1 k1 0,4 0,4 0,4

Y = 500 – 400 + 10 r

Y = 100 + 10r

Persamaan fungsi tersebut dapat digambar dalam bentuk grafik


seperti pada Gb. 4.6 berikut.

Pada Gb. 4.6 terlihat jika tingkat bunga naik maka tingkat pendapatan
nasional juga naik.

r
Gb. 4.6. Kurve
LM
25
LM
20
15
10
5

0 100 150 200 300 Y

Selanjutnya berikut ini dibahas bagaimana menurunkan kurve LM


secara grafis !

14
r r

L2

LM
(A) A
(B) B

0 Y 0 L2
M,L
L1
M

450
L1
a E a C
b F b D
M,
0 Y 0 (a) (b) M L
Gb. 4.7. Penurunan Kurva LM Secara
Grafis
Seperti halnya pada penurunan kurve IS, penurunan kurve LM
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan kuadran dimana kurve LM akan ditentukan. Dalam


hal ini kurve LM ditempatkan pada kuadran barat laut karena
agar nantinya dapat dipertemukan dengan kurve IS yang terletak
pada kuadran tenggara.

2) Menentukan kurve permintaan uang untuk transaksi dan


berjaga-jaga pada kuadran barat daya.

3) Menentukan kurve permintaan uang untuk spekulasi pada


kuadran timur laut.

15
4) Menentukan kurve bantuan yang menunjukkan syarat
ekuilibrium, yaitu M = L, yaitu kurve MM yang mempunyai
sudut 450 pada kuadran tenggara.

5) Tentukan dua titik pada kurve L2, yaitu titik A dan B. Kedua
titik tersebut tarik sampai memotong kurve bantuan MM di titik
C dan D. Kedua titik ini tarik ke kurve L1 ditemukan titik E dan
F. Kedua titik ini tarik ke kuadran barat laut sampai berpotongan
dengan garis-garis yang ditarik dari titik A dan B ke kuadran
barat laut. Pertemuan garis-garis tersebut akan membentuk titik-
titik (A) dan (B). Tarik garis yang menghubungkan titik (A) dan
(B) maka akan diperoleh kurve LM.

2.3 Keseimbangan Dalam Analisis Is-Lm

Setelah kita mengetahui bagaimana menurunkan kurva IS dan LM,


sekarang kita dapat membahas keadaan keseimbangan dalam
perekonomian dengan menggunakan analisis IS-LM. Kurva IS adalah
kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan nasional pada
berbagai tingkat bunga di mana dipenuhi syarat keseimbangan pasar
barang. Kurva LM adalah kueva yang menghubungkan tingkat-tingkat
pendapatan nasional pada berbagai tingkat bunga di mana dipenuhi syarat
keseimbangan pasar uang. Pada umumnya kurva IS berslope negatif,
sedangkan kurva LM berslope positif. Tingkat pendapatan nasional yang
memenuhi syarat keseimbangan baik pada pasar barang maupun pasar
uang terletak pada titik perpotongan antara kurva IS dan kurva LM.
Dengan demikian keadaan perekonomian di mana terpenuhi syarat
keseimbangan pasar barang dan juga terpenuhi syarat keseimbangan pasar
uang dikatakan berada dalam keseimbangan umum (general equilibrium)
dan titik potong antara kurva IS dan LM disebut titik keseimbangan IS-
LM.

16
Berikut ini dibahas bagaimana menurunkan titik keseimbangan IS-LM
tersebut. Untuk memperoleh titik potong kurva IS dan kurva LM, kita
harus menggabungkan kedua kurva tersebut ke dalam satu bidang kurva
dengan sumbu tegak menunjukkan tingkat bunga dan sumbu datar
menunjukkan tingkat pendapatan nasional. Hal ini berarti kita harus
menggabungkan proses penurunan kurva IS dan proses penurunan kurva
LM. Agar kurva IS dan LM dapat berpotongan maka jika kurva IS berada
pada kuadran tenggara maka kurva LM harus pada kuadran barat laut,
seperti contoh pada Gb. 4.3 dan 4.7 atau sebaliknya. Gabungan Gb. 4.3
dan 4.7 dalam rangka menentukan titik keseimbangan IS-LM dapat
disajikan pada Gb. 4.8 berikut

I S
I =I
S

450
0 I 0 Y

17
r r LM r
IS
I

E L2
0 I I 0 Y 0 L2

L1 M,L

L1 M

LS
450
0 Y 0 M M, L

Gb. 4.8. Penggabungan Penurunan Kurva IS dan Kurva LM


Titik E pada Gb. 4.8 adalah titik keseimbangan umum. Sedangkan titik-
titik baik pada kurva IS maupun kurva LM selain titik potong (E)
merupakan titik-titik keseimbangan semu. Ingat, titik-titik pada kurva IS
merupakan titik-titik keseimbangan pasar barang dan titik-titik pada kurva
LM merupakan titik-titik keseimbangan pasar uang. Nilai-nilai variabel-
variabel

endogen yang berkaitan dengan titik keseimbangan umum merupakan nilai-nilai


keseimbangan variabel-variabel tersebut ( lihat Gb. 4.9)

I S
I =I
S
*
I S *

0 r* I 0 Y* Y

18
r r LM r
IS
I
E
r* r* r*
L
2
L
0 I I 0 Y 0 2
I* Y* L2*
L1 M,L

L1 M

L1 * L1*
LS
0 Y* Y 0 L2* MM,L
Gb. 4.9. Keseimbangan Umum dan Nilai-Nilai Keseimbangan
Variabel-Variabel Endogen

Keterangan :
 Titik E = titik keseimbangan umum
 OY* = pendapatan nasional keseimbangan
 OS* = tabungan nasional keseimbangan, besarnya sama dengan OI*
 Or* = tingkat bunga keseimbangan
 OL1 * = jumlah uang beredar untuk transaksi dan berjaga-jaga
 OL2 * = jumlah uang beredar untuk spekulasi
 OI* = Jumlah pengeluaran untuk investasi.
OY*,OS* ,Or* ,OL1 * ,OL2 *
, dan OI* adalah nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel
endogen.
Setelah kita membahas bagaimana menurunkan titik keseimbangan umum dan
nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel endogen secara grafis , sekarang kita
membahas hal tersebut secara matematis. Dengan menggunakan ilustrasi

19
fungsi-fungsi matematis yangsama dengan yang disajikan pada subbab 4.1 dan
4.2, yaitu :

C =40 + 0,6Y
I = 80 - 4r
IS : Y = 300 - 10r

M=200
LT = 0,25Y
LJ = 0,15Y
L2 = 160 - 4r

Dapat ditemukan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel endogen seperti di


bawah ini:

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori transformasi struktural merupakan teori yang berfokus pada
mekanisme yang diterapkan oleh negara-negara terbelakang yang awal mulanya
menekankan pertanian subsisten tradisional menjadi perekonomian yang lebih
modern lebih berorientasi perkotaan, serta industri manufaktur dan jasa yang lebih
beragam. Menurut model Lewis, meningkatknya tabungan investasi dipandang
para analis pola pembangunan sebagai syarat perlu tetapi tidak cukup bagi
pertumbuhan ekonomi. Dibutuhkan beberapa aspek lain untuk mebingkatkan
pertumbuhan ekonomi. Yang pertama adalah perdagangan interasional, dengan
melakukan ekspor barang ke luar negeri , maka pendapatan nasional akan semakin
meningkat, produksi juga akan bertambah. Selain itu, transformasi produksi juga
dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak
melakukan transformasi produk yang didukung oleh aspek-apek yang memadai
seperti tenaga kerja, modal, informasi yang cukup, dan mesin maka akan
menghasilkan output yang berkualitas sehingga akan berpengaruh terhadap
penawaran. Aspek lain yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi adalah faktor sosio-ekonomi seperti melakukan urbanisasi, serta
pertumbuhan dan distribusi penduduk di suatu negara. proses perubuhan struktural
mengarah pada kesimpulan bahwa langkah dan pola pembangunan dapat berbeda
karena faktor – faktor domestik maupun internasional, dan banyak diantaranya
yang berada di luar jangkauan kendali negara – negara berkembang.

3.2 Saran

Adanaya teori transformasi dan perubahan struktural diharapkan dapat


digunanakan dan diterapkan oleh negara-negara berkembang guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya dengan meningkatkan perdagangan
internasional melalui ekspor dan impor ke luar negeri.

21
DAFTAR PUSTAKA

Todaro, MP, Smith, C Stephen. 2011. Pembangunan Ekonomi edisi kesebelas jilid
1. Jakarta:Erlangga.
Todaro, P Micheal. 2010. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan Jilid 1.
Jakarta:Erlangga
Todaro, P Micheal. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Ketujuh
Jilid 1. Jakarta:Erlangga.

22

Anda mungkin juga menyukai