Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENDAHULUAN

Formulasi Tablet Evervescent Dengan Metode Granulasi Basah

Disusun Oleh : Kelompok IV

Arni 191320003

Roscita Enjel T 191320018

Elsyahrani Rafika Intan 191320004

Shindi Pratiwi 191320010

Nadya Humaira 191320007

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLID

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO

2020
FORMULASI TABLET EVERSVECENT

I. BAGIAN RESEARCH & DEVELOPMENT (R & D)


A. LATAR BELAKANG
Sediaan effervescent telah diketahui dan digunakan sebagai obat
sejak 100 tahun yang lalu. Sediaan effervescent merupakan metode yang
nyaman untuk pemberian sejumlah zat aktif atau bahan kimia yang telah
diukur sebelumnya dengan disolusi. Effervescent dapat di definisikan
sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil
reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent
adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling
(Lieberman,dkk., 1992).
Tablet effervescent merupakan tablet yang langsung larut bila
dimasukkan dalam air serta menyegarkan karena adanya karbonat yang
membantu memperbaiki rasa pada beberapa obat sehingga tablet
effervescent lebih enak untuk dikonsumsi serta lebih disukai masyarakat
karena penggunaannya lebih praktis (Banker and Anderson, 1989).
Komponen dalam formulasi tablet effervescent selain mengandung
zat aktif juga mengandung sumber asam yang dapat membuat suasana
asam pada campuran effervescent, salah satu sumber asam yang sering
digunakan adalah asam sitrat dan asam tartrat.
Penggunaan asam sitrat-asam tartrat lebih dipilih daripada hanya
menggunakan satu macam asam saja. Hal ini di karenakan penggunaan
asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran. Apabila asam sitrat
sebagai asam tunggal akan menghasilkan campuran lekat dan sukar
untuk menjadi granul sedangkan apabila asam tartrat sebagai asam
tunggal, granul yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya
dan akan menggumpal (Ansel, 1989).
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari sediaan tablet evervecent
2. Untuk mengenali dan mengetahui formulasi dari sediaan tablet
evervecent.
3. Mengetahui bagaimana tahapan proses pembuatan dari sediaan
tablet evervecent.
C. DESAIN FORMULA
1. NAMA PRODUK SEDIAAN
Humevecent
2. BENTUK SEDIAAN
Tablet evervecent
3. ALASAN PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN
a) Memberikan cita rasa menyenangkan karena membantu
menutupi rasa zat aktif yang tidak menyenangkan.
b) Tablet evervecent mudah digunakan setelah dilarutkan, nyaman
dan merupakan bentuk sediaan yang mengandung zat aktif.
c) Dapat dikemas secara individual untuk mencegah masuknya
kelembaban sehingga menghindari masalah ketidakstabilan
kandungan selama penyimpanan.
d) Dapat diberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet atau
kapsul (setelah dilarutkan terlebih dulu dalam air minum).
e) Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.
f) Lebih stabil bagi zat aktif yang tidak stabil dalam larutan.

4. FORMULA

Nama Bahan Fungsi Pemakaian


Bahan
Asam Ascorbat Zat aktif 500 mg
Acetaminophen Zat aktif 500 mg
Natrium Bicarbonate Sumber basa 500 mg
Asam sitrat Sumber asam 430 mg
Laktosa Zat pengisi, Zat 200 mg
pemanis
Flavoring Perasa q.s
Kolidon 30 Zat pengikat 20 mg
sIsopropanol Zat pelarut q.s
PEG-4000 Zat pelicin 60 mg

5. BAHAN AKTIF
Bahan aktif yang digunakan pada formula ini adalah Asam
Ascorbat dan Acetaminophen.

a. Monogram Bahan Zat Aktif Paracetamol


Struktur kimia

Rumus molekul C8H9NO2


Nama Paracetamol
Nama lain Acetaminofhen
Nama kimia n-acetil-4-aminofenol
Berat molekul 151,16
Pemerian Serbuk hablur,putih,tidak berbau,rasa pahit (FI III,hal 32)
Suhu lebur 1690C-1720C
pH Antara 5,3 dan 6,5 (codek hal 988)
Kelarutan Larut dalam 70 bagian air,7 bagian etanol,13 bagian
aceton,40 bagian glicerol,9 bagian propilen glikol,larut
dalam larutan alkali hidroksida
Stabilitas  Terhidrolisis pada ph minimal 5-7
 Stabil pada temperatur 450C (dalam bentuk serbuk)
 Dapat terdegradasi oleh quinominim dan terbentuk
warna pink,coklat dan hitam
 Relatif stabil terhadap oksidasi
 Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada
suhu 250C dan kelembaban 90%
 Tablet yang dibuat granulasi basah menggunakan
pasta gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembaban
tinggi dibandingkan menggunakan povidon
(codek hal 988)
Inkompatibilitas Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon dan rayon
(codek hal 988)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya (FI IV,hal
650)
Daftar pustaka FI III,hal 32
FI IV,hal 650
codek hal 988-989

b. Monogram Bahan Zat Aktif Asam Ascorbat


Nama Kimia Asam Askorbat
Nama Umum Vitamin C
Nama Asing Acidum Ascorbicum
BM 176,13
Rumus Bangun

Rumus Kimia C6H8O6


Pemerian Serbuk atau Hablur ; putih atau agak kuning; tidak
berbau; rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun
menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara,
dalam larutan cepat teroksidasi.
Organoleptis Bentuk : Serbuk
Warna : Putih agak kuning
Rasa : asam
Bau : Bau tidak berbau
Bobot Jenis (BJ) 1,65
Rotasi Optik Antara +20,50 dan +21,50
Indeks Refraksi -
Identifikasi 1. Larutan 2% b/v mereduksi perlahan lahan larutan
kalium tembaga (II) tartrat P dan jika dipanaskan
reduksi berlangsung lebih cepat.
2. Pada 2 ml larutan 2% b/v tambahkan 4 tetes
larutan biru metilen P, hangatkan hingga suhu
40o ; terjadi warna biru tua yang dalam waktu 3
menit berubah menjadi lebih muda atau hilang.
3. Larutkan 15 mg dalam 15 ml larutan asam
trikloroasetat P 5% b/v, tambahkan lebih kurang
200mg arang jerap P, kocok kuat kuat selama 1
menit, saring, jika perlu ulangi penyaringan
hingga filtrat jernih. Pada 5 ml filtrate tambahkan
1 tetes pirol P, goyangkan perlahan-lahan hingga
larut, panaskan diatas tangas air pada suhu 50o;
terjadi warna biru.
Penetapan Kadar Timbang saksama 400mg, larutkan dalam campuran 100
ml air bebas karbondioksida P dan 25 ml asam sulfat
(10% v/v), P. Titrasi segera dengan Iodium 0,1 N
menggunakan indikator larutan kanji P.
Khasiat Antiskorbut
Dosis/Takaran -

6. ALASAN PEMILIHAN BAHAN AKTIF


a. Asam Ascorbat
Alasan penggunaan karena asam askorbat berfungsi untuk
antioksidan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai
serangan penyakit dan toksin, berperan dalam menjaga kesehatan
epitel pembuluh darah dan membantu dalam penurunan kadar
kolesterol.
b. Acetaminophen
Parasetamol atau asetaminofen diindikasikan untuk mengurangi
rasa nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi,
nyeri otot, dan nyeri setelah pencabutan gigi serta menurunkan
demam. Selain itu, parasetamol juga mempunyai efek anti-
radang yang lemah. Paracetamol diketahui memiliki sifat alir
serta kemampuan kompressibilitas yang kurang baik, dosis yang
digunakan pada formulasi ini juga cukup besar, sehingga metode
granulasi basah lebih cocok digunakan untuk pembuatan tablet
paracetamol (Ansel,1989).
7. BAHAN BAKU TAMBAHAN

Nama Bahan Fungsi Pemakaian


Bahan
Natrium Bicarbonate Sumber basa 500 mg
Asam sitrat Sumber asam 430 mg
Asam Tartrat Sumber asam 430 mg
Laktosa Zat pengisi, Zat 200 mg
pemanis
Flavoring Perasa q.s
Kolidon 30 Zat pengikat 20 mg
Isopropanol Zat pelarut q.s
PEG-4000 Zat pelican 60 mg

1. Monogram Bahan Tambahan Natrium Bicarbonate

Rumus molekul NaHCO3

Nama kimia Sodium hydrogen carbonate


Berat molekul 84,01

Pemerian Serbuk putih atau hablur monoklin kwcil, buram


tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut
dalamn etanol (95%) P
Inkompatibilitas Sodium bikarbonat bereaksi dengan asam,
gaeram asam, dan garam alkoloida.
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup baik.
pH 8,3
Fungsi Sumber Basa
2. Monogram Bahan Tambahan Asam Sitrat

Rumus molekul C₆H₈O₇

Sinonim Acidium cirtricum monohydricum


Berat molekul 192,12

Pemerian Hablur bening, tgidak berwarna atau serbuk


habrul granul sampai halus, putih; tidak berbau
atau praktis; rasa sangat asam. Bentuk hidrat
mekar dalam udara kering.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
etanol ; agak sukar larut dalam eter.
Inkompatibilitas Citric acid inkompabilitas dengan potassium
tartrat, alkali dan alkali tanah carbonate dan
bicarbonate, asetat dan sulfida.
pH 2,2
Fungsi Sumber Asam
3. Monogram Bahan Tambahan Asam Tartrat

Rumus molekul C4H6O6

Sinonim Tartericf acid


Berat molekul 150,09

Pemerian Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk


hablur halus sampai granul, warna putih; tidak
berbau; rasa asam dan stabil di udara.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol
Identifikasi a) Menunjukkan reaksi tartrat seperti yang tertera
pada Uji Identifikasi Umum , yaitu :
(1) Larutkan beberapa mg dalam 2 tetes
larutan natrium periodat P (1 dalam 20).
Tambahkan 1 tetes asam sulfat 1 N, dan
setelah 5 menit tambahkan beberapa tetes
asam sulfit P, kemudian beberapa tetes
fukhsin-asam sulfit LP : terjadi warna
merah muda dalam waktu 15 menit.
(2) Ke dalam 10 mg hingga 20 mg zat uji
yang dilarutkan dalam 5 ml air,
tambahkan 0,5 ml larutan besi (II) sulfat
P 1% dan 0,05 ml larutan hidrogen
peroksida P 3% : terjadi warna kuning
yang tidak stabil. Setelah warna hilang
tambahkan natrium hidroksida 2 N tetes
demi tetes : terjadi warna biru intensif
(3) Campur 0,1 ml larutan yang
mengandung 1 mg sampai 2 mg asam
tartrat P dengan 0,1 ml larutan kalium
bromida P 10%, 0,1 ml larutan resorsinol
P 2% dan 3 ml asam sulfat P, panaskan di
atas tangas air selama 5 menit hingga 10
menit : terjadi warna biru tua yang
berubah menjadi merah jika larutan
didinginkan dan dituang ke dalam air.
b) Jika dipijarkan, perlahan-lahan terurai, bau
seperti gula terbakar (perbedaan dari asam sitrat)
4. Monogram Bahan Tambahan Laktosa

Struktur
molekul

Rumus molekul C12H22O11


Nama kimia O-β-D-galactopyranosyl-(1  4)-β-D-glucopyranose
Berat molekul 342,30
Pemerian Laktosa anhidrat adalah serbuk atau partikel kristal
berwarna putih, rasa manis, tidak berbau.
Suhu Lebur 2320C
Kelarutan Larut dalam air, sedikit larut dalam ethanol 95% dan eter.
Density 1,589 g/cm3
Stabilitas Laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan dalam
penyimpanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh panas,
kondisi lembab yang kelembabannya hingga 80%.
Inkompatibilitas Laktosa anhidrat inkompatibel dengan oksidator kuat.
Dapat mengalami reaksi maillard dengan amin primer dan
sekunder bila disimpan dalam kondisi kelembaban tinggi
pada waktu tertentu.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.
Kegunaan Tablet filler atau diluent atau pengisi.
Pustaka Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman 359 –
361

5. Monogram Bahan Tambahan PEG 4000

Rumus molekul H(O,CH2- CH2 ) nOH

Nama kimia Poliyaetilenglicolum 4000


Berat molekul 3000-3700

Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol ( 95%)


Khasiat dan penggunaan Memenuhi syarat yang tertera pada
poliyaethylenglycloum 400.

6. ALASAN PEMILIHAN BAKU TAMBAHAN


a. Natrium bikarbonat
Berfungsi sebagai penstabil karena kemampuannya
mengabsorbsi lembap yang dapat menginisiasi reaksi
evervescent. Berupa hablur berwarna atau serbuk hablur putih.
Mudah larut dalam air lebhi mudah larut dalam air mendidih dan
juga sebagai sumber karbondioksida.
b. Asam sitrat
Merupakan asam yang paling sering digunakan dan harganya
yang lebih murah. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan
cepat, dan dalam bentuk granul dapat mengalir dengan bebas.
Terdapat juga bentuk anhidrat sehingga mempunyai sifat
higrokopis.
c. Asam tartrat
Digunakan sebagai sumber asam digunakan sebagai sumber
asam dikarenakan asam tartrat memiliki kelarutan yang sangat
baik dalam air sehingga reaksi effervescent dapat terjadi dengan
cepat ( Mohrle, 1989)
d. Laktosa
laktosa merupakan eksipien yang baik digunakan dalam tablet
effervescent karena menunjukkan aju pelepasan obat yang baik,
granulnya cepat kering, dan waktu hancurnya tidak terlalu peka
terhadap perubahan pada kekerasan tablet. Laktosa
menghasilkan kompresibilitas yang baik, tidak berwenang dan
bersifat iner. (Lachman, 1994)
e. Flavoring
Tujuan penambahan flavoring atau perisa adalah untuk
mengubah perisa alami tablet atau memberikan atau
menambahkan terhadap rasa, juga digunakan untuk member
aroma atau bau terhadap tablet.
f. Kolidon
Kolidon digunakan untuk menghasilkan waktu disintegrasi yang
lebih cepat, penerimaan rasa, dan kekerasan yang cukup.
g. Isopropanol
Sebagai pelarut, isopropanol juga mudah didapat karena
terdistribusi luas harga terjangkau, dan juga keamanan bagi
pengguna yang telah dipertimbangkan dalam jumlah tertentu.
h. PEG 4000
Berfungsi sebagai pelicin larut air yang efektif sehingga
digunakan dalam tablet evervescent.
II. BAGIAN PRODUKSI
A. PERHITUNGAN BAHAN
1) Perhitungan Bahan
Bobot 1 tablet = 650 mg
Dibuat 100 tablet
20
Dilebihkan 20% = x 100 = 20 tablet
100
= 100 tablet + 20 tablet = 120 tablet
a. Asam Ascorbat = 500 mg x 120 = 60.000 mg
b. Acetaminophen = 500 mg x 120 = 60.000 mg
c. Natrium Bikarbonat = 500 mg x 120 = 60.000 mg
d. Asam Sitrat = 430 mg x 120 = 52.600 mg
e. Asam tartrat = 430 mg x 120 = 52.600 mg
f. Lactosa = 200 mg x 120 = 24.000 mg
g. Orange Flavour = q.s
h. Kolidon = 20 mg x 120 = 2400 mg
i. Isopropanol = 100 ml x 120 = 12000 mg
j. PEG 4000 = 60 mg x 120 = 7200 mg

2) Penimbangan Bahan
a. Asam Ascorbat = 60.000 mg
b. Acetaminophen = 60.000 mg
c. Natrium Bikarbonat = 60.000 mg
d. Asam Sitrat = 52.600 mg
e. Asam tartrat = 52.600 mg
f. Lactosa = 24.000 mg
g. Orange Flavour = q.s
h. Kolidon 30 = 2400 mg
i. Isopropanol = 12000 mg
j. PEG 4000 = 7200 mg
B. CARA KERJA
1. Sebelum memulai proses pembuatan produksi sebaiknya kita
persiapkan terlebih dahulu bahan yang akan kita gunakan seperti zat
aktif maupun zat tambahan. Cat aktif dan zat tambahan tersebut di
uji mutunya oleh Kuality kontrol kemudian dikarantina di gudang.
2. Setelah bahan bakku dan bahan tambahan telah dinyatakan lulus
oleh Huality control kemudian bahan tersebut dapat di proses lebih
lanjut. !emudian catat hasil yang di dapat kemudian hasil tersebut di
dokumentasi kan .
3. Bahan baku yang akan kita gunakan di pindahkan ke ruang produksi
non steril dikelas D " area grey area#. Setiap personil yang masuk ke
dalam ruang penimbangan memakai pakaian yang gro&ning area.
Sebelum dilakukan proses penimbangan sebaiknya alat yang akan
kita gunakan dikalibari dan divalidasi oleh personil K0. Bahan baku
yang akan kita gunakan baik zat aktif dan zat tambahan di timbang
di ba&ah 5( untuk mencegah terjadinya kontaminasi ilang. Setiap
proses penimbangan dilakukan proses pencatan dan
didokumentasikan.
4. Pembuatan granul evervecent
Pembuatan granul dibuat terpisah antara campuran fase dalam dan
campurn fase luar agar tidak terjadi reaksi dini. caranya adalah
sebagai berikut :
a. Buat larutan pengikat yaitu kollidon R 30 dengan isopropanol
dalam mesin pencampur yang telah dibersihkan dikalibrasi
dan di validasi sebelumnya
b. Campurkan fase dalam yang terdiri dari Sodium Bikarbonat
orange Flavor dan larutan pengikat dengan menggunakan super
mixer dengan ayakan 14 mesh.
c. Keringkan dalam Drying oven cabinet bersuhu 50-60°C lalu
diayak kembali dengan ayakan 16 mesh.
d. Campurkan fase luar yang terdiri dari Acetaminophen Asam
tartrat dan Dekstrosa dengan menggunakan super mixer lalu di
ayak dengan ayakan 16 mesh.
e. Masukkan campuran fase luar ke campuran fase dalam dengan
menggunakan mesin pencampur yang telah dibersihkan
dikalibrasi dan di validasi sebelumnya.
f. Tambahkan PEG sebagai lubrikan campur dengan menggunakan
super mixer.
g. Keringkan kembali di Drying oven cabinet hingga tingkat kering
yang sesuai
h. Lakukan evaluasi pada granul
5. Pembuatan granul evervecent

a. Pindahkan massa yang telah homogen ke dalam mesin pencetak


tablet Single punch Tablet press dan pada proses pemidahan ini
jangan sampai ada massa serbuk yang tertinggal. Sebelum
digunakan sebaiknya mesin pencetak tablet di kalibrasi
dibersihkan dan di validasi oleh personil validasi serta di periksa
terhadap kerusakan sebelum dan sesudah pemakaian.
b. Atur mesin pencetak tablet yang telah dikalibrasi sebelumnya
mulai dari Kekerasan, ketebalan dan diameter tablet yang
diinginkan. Kemudian tablet di cetak menjadi tablet effervescent.
Setelah itu tablet diambil secara acak oleh petugas QC untuk di
jadikan sebagai sampling dan dilakukan proses pengujian
terhadap tablet tersebut baik dari menguji kadar obat mutu obat
serta kestabilan obat tersebut. Setelah dinyatakan lulus oleh
petugas kemudian tablet effervescent yang telah di produksi
dapat masuk ke tahap proses pengemasan primer.
c. Tablet effervescent yang telah jadi dimasukkan ke dalam blister
filling machine. Syarat pengemas primer hendaknya inert tak
beracun serta dapat melindungi dan menjaga mutu tablet
effervescent. Setiap proses hendaknya dilakukan pencatatan dan
didokumentasikan.
d. Produk setengah jadi kemudian dipindahkan ke ruang pengemas
sekunder di ruang area kelas “ D” black area, dan setiap
karyawan harus memakai pakaian yang black area. kemudian
tablet dikemas dalam blister dan dilengkapi dengan tanggal
kadaluarsa obat, kandungan zat aktif HET dan brosur obat
tesebut. Dan setiap blister berisi 1 tablet effervescent
acetaminophen.
e. Kemudian simpan produk jadi di dalam gudang penyimpanan
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan. Jakarta

Depkes. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Direktorat Jenderal Pengawasan


Obat dan Makanan. Jakarta

Lachman, L., dkk. 1994. Teori dan Praktek Farnmasi Industri II, diterjemahkan
oleh Siti suyarmi, UI press. Jakarta

Lieberman, M.A. 1992. The Effect of Social Support on Respond on Stress. Dalam
Bretnitz and Golberger (Eds). Handbook of Stress: Theoritical & Clinical
Aspects. London: Collier MacMillan Publisher.

Mohrle , R. 1989. Effervescent Table, in H. A. Lieberman, L. Lachman, and J. B.


Schwartz. Pharmaceutical Dosage Forms : Table. Volume I. Second Edition:
Revised and Expanded. Marcel Dekker In c. New York.
Wade, Ainley and Paul J Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Edisi II. London: The Pharmaceutical Press Department of Pharmaceutical
Sciences.

Anda mungkin juga menyukai