PEROBAAN IV
PENENTUAN GOLONGAN DARAH
NIM : 191320007
KELOMPOK : I (SATU)
PRODI FARMASI
2020
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan golongan darah donor dan
resipien
B. Landasan Teori
Darah merupakan bagian penting pada system transportasi di dalam tubuh
manusia. Darah adalah cairan yang bersirkulasi melewati jantung, pembuluh arteri,
vena dan kapiler. Darah membawa nutrisi, elektrolit, hormon, vitamin, antibody,
serta oksigenuntuk jaringan tubuh dan membawa sisa yang tidakberguna dan
karbon dioksida (CO2) ke organ-organ pembuangan. Pada dunia kedokteran,
golongan darah manusia dibagi 4, yaitu: A, B, AB dan O. Dengan demikian dalam
pemeriksaan darah juga dilakukan pengujian untuk menentukan golongan darah
(Andiani, 2011).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru
ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru,
mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari
makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat eksresi, mengangkut hormone
dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan
ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas yang
dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif,
menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
Menurut Sasmita (2008), darah merupakan salah satu elemen penting
dalam kehidupan kita. Dan darah di tubuh kita di pompa oleh jantung melalui
jaringan arteri dan vena. Darah adalah semacam cairan yang melakukan sirkulasi
ke seluruh tubuh. Darah terdiri dari berbagai jenis sel, yaitu:
1. Sel darah merah (erytrosit) yang membawa gas pernapasan dan berwarna
merah
2. karena adanya hemoglobin.
3. Sel darah putih (leukosit) yang memerangi penyakit.
4. Keping darah (trombosit) yang sangat berperan penting dalam pembekuan
darah.
Pengujian darah secara manual umumnya dilakukandengan metode ABO. Pada
metode ABO digunakan suatu antisera, yaitu antisera A dan antisera B. Sample
darah yang diletakan di atas kaca preparat ditetesi antisera dengan perbandingan
darah dan antisera 1: 2,lalu akan terjadi penggumpalan. Untuk hasil pembacaan
yang lebih akurat dapat digunakan mikroskop dalam mengamati aglutinasi yang
terjadi. Karena setiap golongan darah mempunyai suatu zat anti tertentu. Seperti
pada golongan darah A mempunyai anti B, jika golongan darah A diberikan
antisera A maka darah tersebut akan menggumpal, sedangkan untuk darah
golongan B mempunyai anti A. Darah golongan AB mempunyai anti A dan anti B
dan golongan darah O tidak mempunyai zat anti ( Azhar, 2014)
Pemberian darah sebagai terapi bagi orang sakit sebelumnya akan diuji
kecocokannya antara darah donor dan darah penderita. Uji ini dimaksudkan agar
tidak terjadi reaksi transfusi yang bisa membahayakan jiwa si penerima darah.
Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka
darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah
golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan
pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan
setetes darah donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok :
teknik ini disebut cross-matching
Mempersiapkan transfusi darah secara cermat dengan mencari kepastian :
1. Golongan darah donor dan resipien
2. Banyak bencana alam, kecerobohan pengguna jalan raya, setiap orang
memiliki karu golongan darah
Untuk mendapatkan ketelitian dan kecermatan dalam melaksanakan transfusi
darah, mutlak harus dilakukan yang disebut cross matching. Yaitu menguji
kecocokan eritrosit donor dengan serum resipien dan sebaliknya eritrosit resipien
dengan serum donor. Hal ini perlu dilakukan, terutama pada transfusi darah
dengan volume yang cukup besar, sehingga eritrosit resipien terdapat di dalam
plasma donor.
D. Cara Percobaan
1. Tandailah pada gelas objek (dengan pensil gelas) daerah-daerah A dan B
2. Kemudian teteskan kepada masing-masing daerah tersebut satu tetes darah
naracoba
3. Tetskan pada daerah bertanda A satu tetes serum anti A dan pada daerah
bertanda B satu tetes serum anti B dengan pipet-pipet yang tersedia (jangan
sampai tertukar)
4. Campurkan darah tersebut dengan serum antinya dengan menggunakan lidi
pengaduk yang masih bersih dan jangan sampai tercampur antara daerah A dan
daerah B
5. Amatilah setelah satu menit, apakah ada agregasi aglitinasi. Pengamatan
sebaiknya dilakukan dengan kanta atau dengan mikroskop. Aglutinasi di
daerah A berarti darah yang diselidiki bergolongan A, aglutinasi di darah B
berarti darah yang diselidiki bergolongan B. kalau tidak aglutinasi pada kedua
daerah maka kedua daerah bergolongan darah AB dan kalau tidak terjadi
aglutinasi pada keduanya maka darah yang diselidiki bergolongan darah O.
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Darah merupakan komponen yang sangat penting dalam tubuh manusia,
mengapa demikian, dilihat dari segi fungsi dan urgennya dalam tubuh manusia.
Dalam dunia kesehatan khususnya dalam pelayanan di dalam rumah sakit,
ketersedian darah merupakan hal yang sagat penting untuk tetap dijaga, mengapa
demikian, apabila terjadi kecelakaan yang menyebabkan terjadinya luka dan
kehilngan darah, tentunya diperlukan ketersediaan darah dengan jangka waktu
penanganan sesegera mungkin. Mengapa demikian, karena apabila seseorang
kehilangan banyak darah dalam jang waktu yang lama dapat menyebabkan
kematian bagi diri seseorang.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus ( factor Rh).
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh
darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki-laki
dan 4,5 liter untuk perempuan. Golongan darah manusia terbagi menjadi 4
golongan, yaitu A, B, AB dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen
dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut
sebagai antibody dan agglutinin. Golongan darah manusia bersifat herediter yang
ditentukan oleh alel ganda. Sistem penggolongan darah yang umum dikenal dalam
system ABO (Subowo, 1992).
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa untuk menentukan golongan darah seseorang maka masing-masing darah di
beri anti A berwarna biru dan anti B berwarna kuning. Darah yang menggumpal
pada anti A berarti golongan darah A dan darah yang menggumpal pada anti B
maka golongan darah B. Jika darah yang menggumpal pada anti A dan anti B
berarti golongan darah AB tetapi jika tidak ada sama sekali darah yang
menggumpal baik pada anti A maupun anti B berarti golongan darah O.
Praktikum kali ini probandus memiliki golongan darah B positif. Karena
pada bagian B yang ditetesi oleh serum B terjadi penggumpalan. Hal ini
disebabkan karena plasma darahnya mengandung aglutinin A (anti A). Sedangkan
pada eritrositnya mengandung aglutinogen B. Jadi ketika darah ditetesi dengan
anti B, maka akan terjadi reaksi aglutinasi antara eritrosit dan serum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, muhammad. 1997. Golongan Darah Manusia. Jakarta: Erlangga
Azhar, nugraha F. 2014. Alat Pembaca Golongan Darah dan Rhesus. Teknik
Elektrinika Politeknik Caltex Riau. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol
2 No 1.