Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi dan tingkat aktivitas tektonik relatif
daerah Pakisaji dan sekitarnya, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Tahapan
penelitian berupa persiapan, pekerjaan lapangan serta pengolahan dan analisis data. Secara
morfogenesa, geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi tiga satuan, yaitu satuan perbukitan
patahan, satuan perbukitan karst dan satuan dataran aluvial. Pola aliran sungainya dikontrol oleh kekar
dan sesar sehingga membentuk pola rektangular dengan stadia erosi sungai pada tahapan muda dan
dewasa. Jentera geomorfik daerah penelitian termasuk kedalam tahapan dewasa. Stratigrafi daerah
penelitian dari tua ke muda yaitu satuan breksi sisipan lava dan batupasir (Formasi Mandalika)
diendapkan pada Kala Oligo-Miosen, satuan batuan batugamping sisipan batulempung (Formasi
Wonosari) diendapkan Kala Miosen Tengah dan satuan endapan aluvial diendapkan Kala Holosen.
Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah struktur kekar dan sesar. Struktur kekar
berupa kekar gerus dan kekar tarik, serta struktur sesar berupa sesar mendatar dan sesar normal. Struktur
geologi tersebut terjadi dalam satu periode yaitu Kala Miosen Akhir – Plistosen. Berdasarkan Indeks
Aktivitas Tektonik Relatif (IATR) pada empat subdas seluas 63.21 km2, disimpulkan bahwa bagian
Barat daerah penelitian sekitar 63.7% (40.29 km 2) meliputi subdas Kali Golo, Tumpaksablah dan Kali
Gadu memiliki tingkat aktivitas tektonik menengah / kelas 3. Sedangkan bagian Timur daerah penelitian
sekitar 26.3% (22.92 km2) yang merupakan subdas Kali Doso memiliki tingkat aktivitas tektonik
rendah/ kelas 4. IATR sangat erat korelasinya dengan kondisi geologi yang tercermin pada bentuk
morfologi, bentuk DAS, batuan penyusun, pengaruh deformasi dan erosi.
Kata Kunci: geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, IATR.
Lokasi Penelitian
2.2. Stratigrafi
Zona Pegunungan Selatan di Jawa Timur
pada umumnya merupakan blok yang terangkat
dan miring ke arah selatan. Batas utaranya
ditandai escarpment yang cukup kompleks.
Diantara Parangtritis dan Pacitan merupakan
tipe karts yang disebut Pegunungan Seribu atau 1) Satuan Batuan Breksi Sisipan Lava dan
Gunung Sewu (Lehmann. 1939). Batupasir.
Penamaan didasarkan pada litologi yang
Tabel 1. Kolom Stratigrafi Regional Pegunungan dijumpai, yaitu breksi sisipan lava dan
Selatan Jawa Timur ( Samodra dkk, 1992 ) batupasir. Satuan batuan ini menempati ±60 %
dari luas daerah penelitian, pada peta geologi
ditandai dengan warna coklat. Kedudukan jurus
perlapisan batuannya berkisar N90°E – N100°E
dengan kemiringan berkisar 15°-20°. Ketebalan
satuan batuan ini berkisar 450 m.
Satuan batuan ini pada bagian bawah
dicirikan oleh breksi sisipan batupasir,
ketebalan breksi berkisar 5–10m, batupasir
berkisar 0.5–1m memiliki struktur sedimen
berupa paralel laminasi. Bagian tengah satuan
dicirikan oleh breksi masif dengan ketebalan
5m. Bagian atas satuan dicirikan oleh breksi
sisipan lava dengan ketebalan breksi > 4m dan
lava 1–3m memiliki struktur bantal, vesikular
dan amigdaloidal. Pada beberapa tempat
memperlihatkan gejala ubahan propilit dan
keterdapatan mineral pirit pada kekar-kekar
sebagai penciri utama pada satuan ini.
Pada salah satu lokasi penelitian
dijumpai kontak ketidakselarasan bersudut
antara satuan batuan breksi sisipan lava dan
Berdasarkan hasil pengamatan, batupasir berada di bawah satuan batugamping
pengukuran dan pemerian batuan yang sisipan batulempung. Menurut hukum
tersingkap di daerah penelitian, maka dapat superposisi dapat disimpulkan bahwa satuan
disimpulkan bahwa tatanan stratigrafi yang ada batuan breksi sisipan lava dan batupasir
di daerah penelitian dari tua ke muda dibagi berumur lebih tua dari satuan batuan diatasnya..
menjadi tiga satuan batuan, yaitu: Merujuk pada literatur, satuan batuan ini
1) Satuan Batuan Breksi Sisipan Lava dan merupakan busur vulkanik produk gunung api
Batupasir (Old Andesite Formation) yang diperkirakan
2) Satuan Batuan Batugamping Sisipan terbentuk kala Oligo - Miosen (van Bemmelen,
Batulempung 1949). Penarikan umur radiometri (K-Ar) oleh
Soeria-Atmadja, dkk tahun 1994 dari penelitian
3) Satuan Endapan Aluvial
aktivitas tektonik dibagi menjadi empat kelas, Kali Doso 8.1 5.6 1.4 3
relatif seragam dari 7.8 hingga 14.8. Sub DAS Lmf Ls SMF Kelas
Berdasarkan data DD dari empat subdas
Kali Golo 3.1 2.2 1.4 2
tersebut, maka disimpulkan bahwa aktivitas
tektonik pada subdas Kali Golo, subdas Kali Kali Tumpaksablah 3.3 2.1 1.6 3
Tumpaksablah, subdas Kali Gadu dan subdas Kali Gadu 2.7 1.9 1.4 2
Kali Doso termasuk kategori aktif atau berada Kali Doso 6.3 2.2 2.9 3
pada kelas 2
Sub DAS Eld Erd Vfw Esc VF Kelas Tabel 10.. Indeks Aktivitas Tektonik Relatif (IATR)
Kali Golo 250 240 50 170 0.7 2
Indeks Aktivitas Tektonik Relatif
(El Hamdouni dkk.,2007 dalam Dehbozorgi dkk.,2010)
Kali Tumpaksablah 250 280 60 165 0.6 2
Sub DAS AF Bs Dd Vf Smf IATR Kelas
Kali Gadu 285 305 80 210 0.9 2
Kali Golo 1 3 2 2 2 2 3
Kali Doso 215 200 75 173 2.2 3 Kali Tumpaksablah 1 3 2 2 3 2.4 3
Kali Gadu 3 3 2 2 2 2.4 3