Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER SERVIKS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

1. AFANI NAHDIYATUL H.
2. DWI AYU MULYANI
3. MUSFIROTUN AINI
4. SALSABILLA ASA A

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

TAHUN AKADEMIK 2015-2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Berkat limpahan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Maksud dan tujuan dari

penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Inggris dan dengan

harapan pembaca dapat lebih mengerti dan memahami tentang segala sesuatu dari Penyakit

Kanker Serviks sehingga dengan bertambahnya pengetahuan tersebut dapat meminimalisir

kasus yang ada.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih

jauh dari ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

akan senantiasa penulis harapkan dalam upaya penyempurnaan makalah ini. Akhirnya

penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam kegiatan

belajar mengajar. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Tegal, November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian Kanker Serviks.....................................................................................3
2.2 Faktor Penyebab.....................................................................................................3
2.3 Klasifikasi pertumbuhan sel akan kankers serviks..................................................5
2.4 Gejala Klinis...........................................................................................................6
2.5 Pemeriksaan diagnostik..........................................................................................6
2.6 Klasifikasi klinis.....................................................................................................6
2.7 Terapi.....................................................................................................................7
2.8 Konsep Keperawatan..............................................................................................7
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP........................................................................................................................13
3.1 Simpulan..............................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina.Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.90% dari kanker
serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel
kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Karsinoma
serviks biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa
dan epitel sel kolumnar.

Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat
penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila
program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun
dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara
berkembang.

Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel
epitel serviks.Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya
pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.

Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,
kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme
timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat variasi
hingga sulit untuk dipahami.

Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah
kanker payudara.sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama
sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus
berada di negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab
utama kematian wanita dan kasusnya turun secara drastik semenjak diperkenalkannya
teknik skrining pap smear oleh Papanikolau. Namun, sayang hingga kini program
skrining belum lagi memasyarakat di negara berkembang, hingga mudah dimengerti
mengapa insiden kanker serviks masih tetap tinggi.

Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan


diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan
kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi
ini masih berupa “simptomatis” karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker
yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi
masih dalam tahap penelitian.

1
Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit
secara anatomis dan senantiasa berubah seiring dengan kemajuan teknologi
kedokteran.Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk
membandingkan tingkat keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan
penyakit.Secara universal disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui
sistem stadium.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud kanker serviks ?
b. Apa saja penyebab kanker serviks ?
c. Bagaimana klasifikasi pertumbuhan sel kankers serviks ?
d. Apa saja gejala klinis dari kanker serviks ?
e. Bagaimana Pemeriksaan diagnostic dari kanker serviks ?
f. Apa saja klasifikasi klinis kanker serviks ?
g. Apa saja terapi yang diperlukan ?
h. Bagaimana asuhan keperawatan kanker serviks ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kanker Serviks


Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan
salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data
yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks
mencapai sepertiga nya.Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita
meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang
menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.
Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita,
tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang
sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.
Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang sulit dideteksi sejak dini,
karena kanker serviks stadium awal memang tidak memiliki gejala yang khas, bahkan
nyaris tanpa gejala sama sekali. Dan biasanya gejala tersebut terdeteksi apabila
penderita sudah mengalami kanker serviks pada stadium lanjut. Sebenarnya kanker
serviks bisa dideteksi sejak dini jika seorang wanita rutin melakukan Pap Smear, tetapi
sayangnya banyak wanita yang tidak mau melakukan Pap Smear karena berbagai
alasan yang ada.
Untuk mencegah terjadinya kanker serviks salah satunya adalah Pap Smear,
Pap Smear sendiri merupakan pemeriksaan sederhana yang bisa mendeteksi kelainan
pada serviks. Lakukan Pap Smear secara rutin minimal 6 bulan kelainan pada serviks
bisa diketahui sejak dini. Serta bisa dilakukan program skrinning dan pemberian
vaksinasi. Sedangkan standart pengobatan kanker serviks biasanya meliputi, operasi
pengangkatan, radioterapi dan kemoterapi. Saat ini juga sudah tersedia obat herbal
untuk mencegah kanker serviks. Sebelum menggunakan obat herbal disarankan untuk
berkonsultasi dulu kepada ahlinya, untuk menghindari hal-hal yang tidak inginkan.

2.2 Faktor Penyebab


Faktor penyebab yang utama dari kanker serviks adalah disebabkan oleh HPV (
human papiloma virus ) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Dan kebanyakan

3
penelitian juga menemukan bahwa infeksi HPV memang mempunyai peranan besar
untuk semua kasus kanker serviks ( leher rahim ). Meskipun perjalanan infeksi HPV
menjadi kanker serviks memerlukan waktu yang panjang, sekitar 10-20 tahun,
akibatnya penderita yang sudah terinfeksipun tidak menyadirinya. Selain itu faktor
lainnya juga menjadi penyebab terjangkitnya kanker serviks ini.
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor
resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun
dianggap masih terlalu muda. Faktor usia diatas 40 tahun, semakin tua wanita
semakin tinggi resiko terkena kanker serviks
b. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.
Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma
serviks.
c. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
d. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks. Penyakit
menular seksual dengan bergonta ganti pasangan seks ( sifilis, gonore, HIV, kutil
kelamin dan virus HPV ).
e. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan.Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
f. Hygiene dan sirkumsisi
Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa di obati. Dan diiduga
adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya
belum disirkumsisi.Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak
terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma. Pemakain pembalut yang
mengandung bahan dioksin ( diaoksin adalah bahan pemutih buat pembalut daur
ulang ). Membersihkan organ vital dengan air yang tidak bersih
g. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi

4
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus,
hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.

2.3 Klasifikasi Pertumbuhan Sel Kankers Serviks


1. Mikroskopis
 Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia
berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tidak dapat dibedakan dengan
karsinoma insitu.
 Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan
epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa.Karsinoma insitu yang tumbuh
didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan
endoserviks.
 Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan
sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada
stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini
asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
 Stadium karsinoma invasive
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar
dan bentuk sel bervariasi.Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior
atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior
atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
 Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan
dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk
pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif
meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun
lesi berubah bentuk menjadi ulkus.

2. Makroskopis
 Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
 Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
 Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
 Stadium lanjut

5
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus
dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

2.4 Gejala Klinis


a. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan
baru terjadi pada stadium selanjutnya.Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi
lambat.
b. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebelum ada perdarahan.
Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi
sehingga cairan yang keluar berbau.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik


1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat
yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan
berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan : dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah
untuk melakukan biopsy.
Kelemahan : hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio,
sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak
terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali.
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan
pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.

2.6 Klasifikasi Klinis


 Stage 0 :Ca.Pre invasive
 Stage I : Ca. Terbatas pada serviks
 Stage Ia : Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara
histopatologis
 Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I

6
 Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah
mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
 Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
 Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.

2.7 Terapi
a. Irradiasi
 Dapat dipakai untuk semua stadium
 Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
 Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
b. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
c. Komplikasi irradiasi
 Kerentanan kandungan kencing
 Diarrhea
 Perdarahan rectal
 Fistula vesico atau rectovaginalis
d. Operasi
 Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
 Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
e. Kombinasi
Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan
bertambahnya vaskularisasi, odema.Sehingga tindakan operasi berikutnya
dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu
juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
f. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten.
5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap
resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.

2.8 Konsep Keperawatan


1. Pengkajian
a. Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
b. Data pasien :
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama, alamat
jenis kelamin dan pendidikan terakhir.

- Keluhan utama : pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan
disertai keputihan menyerupai air
- Riwayat penyakit sekarang :

7
Biasanya klien pada stsdium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu,
baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti :
perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal.

- Riwayat penyakit sebelumnya :

Data yang perlu dikaji adalah :

Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi
kandungan, serta adanya tumor.Riwayat keluarga yang menderita kanker.

- Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya


Ca. Serviks sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi yang rendah,
berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat
mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene terutama
kebersihan dari saluran urogenital.
c. Data khusus
Riwayat kebidanan : paritas, kelainan menstruasi, lama, jumlah dan warna
darah, adakah hubungan perdarahan dengan aktifitas, apakah darah keluar
setelah koitus, pekerjaan yang dilakukan sekarang
d. Pemeriksaan penunjang
Sitologi dengan cara pemeriksaan Pap Smear, kolposkopi, servikografi,
pemeriksaan visual langsung, gineskopi.

2.Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b/d perdarahn intraservikal
b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu
makan
c. Gangguan rasa nyama (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra
servikal
d. Cemas b.d terdiagnose c.a serviks sekunder akibat kurangnya pengetahuan
tentang Ca. Serviks dan pengobatannya.
e. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam
penampilan terhadap pemberian sitostatika.

3. Perencanaan
a. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan masif intra
cervikal

Tujuan :

Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan perfusi jaringan


membaik :

8
Kriteria hasil :

a. Perdarahan intra servikal sudah berkurang

b. Konjunctiva tidak pucat

c. Mukosa bibir basah dan kemerahan

d. Ektremitas hangat

e. Hb 11-15 gr %

f. Tanda vital 120-140 / 70 - 80 mm Hg, Nadi : 70 - 80 X/mnt, S : 36-37


Derajat C, RR : 18 - 24 X/mnt.

Intervensi :

- Observasi tanda-tanda vital

- Observasi perdarahan ( jumlah, warna, lama )

- Cek Hb

- Cek golongan darah

- Beri O2 jika diperlukan

- Pemasangan vaginal tampon.

- Therapi IV

b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


penurunan nafsu makan.

Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi

Kriteria hasil :

a. Tidak terjadi penurunan berat badan


b. Porsi makan yang disediakan habis.
c. Keluhan mual dan muntah kurang

Intervensi :

- Jelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan

- Berika makan TKTP

9
- Anjurkan makan sedikit tapi sering

- Jaga lingkungan pada saat makan

- Pasang NGT jika perlu

- Beri Nutrisi parenteral jika perlu.

c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra
servikal

Tujuan

Setelah dilakukan tindakan 1 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara


mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami

Kriteria hasil :

a. Klien dapat menyebutkan cara-cara menguangi nyeri yang dirasakan


b. Intensitas nyeri berkurangnya
c. Ekpresi muka dan tubuh rileks

Intervensi :

- Tanyakan lokasi nyeri yang dirasakan klien

- Tanyakan derajat nyeri yang dirasakan klien dan nilai dengan skala nyeri.

- Ajarkan teknik relasasi dan distraksi

- Anjurkan keluarga untuk mendampingi klien

- Kolaborasi dengan tim paliatif nyeri

d. Cemas yang berhubungan dengan terdiagnose kanker serviks sekunder


kurangnya pengetahuan tentang kaker serviks, penanganan dan
prognosenya.

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan selama 1 X 30 menit klien mendapat informasi


tentang penyakit kanker yang diderita, penanganan dan prognosenya.

Kriteria hasil :

a. Klien mengetahui diagnose kanker yang diderita


b. Klien mengetahui tindakan - tindakan yang harus dilalui klien.

10
c. Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk mencegah
komplikasi.
d. Sumber-sumber koping teridentifikasi
e. Ansietas berkurang
f. Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas.

Intervensi :

- Berikan kesempatan pada klien dan klien mengungkapkan persaannya.


- Dorong diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, serta
tata cara mengentrol dirinya.
- Identifikasi mereka yang beresiko terhadap ketidak berhasilan
penyesuaian. ( Ego yang buruk, kemampuan pemecahan masalah tidak
efektif, kurang motivasi, kurangnya sistem pendukung yang positif).
- Tunjukkan adanya harapan
- Tingkatkan aktivitas dan latihan fisik

e. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam


penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien


menjadi stabil

Kriteria hasil :

a. Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya


b. Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang
dekat.
c. Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara
konstruktif.
d. Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.

Intervensi :

- Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan
sikap positif.
- Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikanbperasaan dan
pikian tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan
pengobatan.
- Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap
mispersepsi tentang penyakitnya.

11
- Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri
melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal,
peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta
perkembangan spiritual dan moral.
- Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal
perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial,
penolakan untuk mendiskusikan masa depan.
- Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan
konseling secara profesional.

BAB III

12
PENUTUP

3.1 Simpulan

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh
di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina.Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55
tahun.90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks
dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal
yang menuju ke dalam rahim. Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona
transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.

Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak


akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat
dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.
Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh
dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.

Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan


diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi
dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu
saja terapi ini masih berupa “simptomatis” karena masih belum menyentuh dasar
penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar
atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian.

3.2 Saran

Diharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran pada penulisan


makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai