Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN PEMAHAMAN GLOBALISASI DENGAN MODEL COOPERATITIVE

LEARNING METODE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VI SEMESTER 1 SDN


PULE 2 KEC. KANDAT

LILIS MAESAROH LESTARINI


SDN Pule 2 Kecamatan Kandat Kab. Kediri
e-mail: sdnpule2@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman globalisasi dengan
model Cooperative Learning metode STAD pada pembelajaran IPS Kelas VI Semester 1 SD
Negeri Pule 2 Kecamatan Kandat. Hipotesisnya, jika prosedur pembelajaran menggunakan
model Cooperative Learning metode STAD, maka akan dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi globalisasi. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model siklus
dengan 4 langkah utama yaitu: Perencanaan,pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Pule 2 Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri, waktu
selama 3 bulan pada semester I Tahun Pelajaran 2010/2011. Pengumpulan data dengan
observasi dan tes tertulis. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif melalui analisis tes individual dan tes pada kelompok diskusi. Kesimpulannya model
Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman globalisasi dengan cara
membentuk kelompok-kelompok diskusi. Setiap kelompok diskusi bertanggung jawab untuk
mempelajari masalah yang berbeda-beda. Kemudian secara bersama berdiskusi untuk saling
menukar pengetahuan, sehingga siswa dapat memahami materi melalui pengalaman
mengkontruksi pengetahuannya sendiri.

Kata Kunci: Pemahaman Globalisasi, Model Cooperative Learning, Metode STAD.

Pendahuluan dianalisis faktor-faktornya sehingga dapat


Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan jalan pemecahannya. Untuk
merupakan salah satu mata pelajaran mencapai tujuan pendidikan IPS tersebut
yang diajarkan di sekolah dasar di maka tugas utama guru adalah
samping mata pelajaran lain. mengembangkan materi pelajaran dengan
Pembelajaran IPS mengintegrasikan ilmu- tepat dan tepat sesuai dengan tingkat
ilmu sosial dengan humaniora yang kemampuan dan perekembangan siswa
bertujuan membina anak didik dan serta sesuai dengan tuntutan kurikulum.
mengembangkan kemampuan mental Kenyataan di lapangan agaknya
intelektual menjadi warga negara yang berbeda dengan harapan di atas.
berketrampilan dan berkepedulian sosial Pembelajaran IPS di kelas VI SD Negeri
serta bertanggung jawab sesuai dengan Pule 2 selama ini lebih banyak
nilai-nilai dan norma yang berlaku. menerapkan model konvensional
Tekanan utama pembelajaran IPS (ekspositori) yang menekankan dominasi
berkenaan dengan gejala dan masalah guru dalam proses pembelajaran. Model
kejidupan nyata di masyarakat bukan pada pembelajaran ini memiliki beberapa
teori dan keilmuannya. Dari gejala dan kelemahan antara lain: 1. Pembelajaran
masalah sosial tadi kemudian ditelaah, lebih menekankan pada hafalan. 2. Siswa

11
kurang aktif dan kreatif dalam kegiatan menyebabkan beberapa permasalahan
pembelajaran. 3. Menghambat yang dihadapi dalam pembelajaran selama
perkembangan siswa dalam ini antara lain: 1. Siswa kurang mamahami
mengemukakan ide dan gagasan. 4. konsep IPS dengan baik karena
Kegiatan pembelajaran didominasi guru, pembelajaran verbalisme. 2. Siswa kurang
sehingga kreatifitas siswa sangat rendah. aktif dan kreatif dalam belajar karena
5. Sumber informasi hanya dari buku paket belum terbiasa menyampaikan idea tau
pelajaran dan guru. 6. Siswa belum terlatih gagasan. 3. Kurangnya minat dan motivasi
untuk belajar dan bekerja sama dalam belajar siswa karena memahami ilmu yang
diskusi dan kerja kelompok. Hal ini dipelajari. 4. Kurangnya kompetensi guru
berakibat mata pelajaran IPS kurang sehingga proses pembelajaran kurang
disukai dan dinomorduakan disbanding berhasil mencapai tujuan.
mata pelajaran yang menyulitkan, banyak Hal ini dapat diketahui dari data
hafalan, membosankan , dan menjadikan yang diperoleh pada pembelajaran IPS
siswa pasif dalam belajar. Disamping itu kelas VI SD Negeri Pule 2 tahun pelajaran
kondisi kelas VI SD Negeri Pule 2 kurang 2010/2011 pada materi pokok globalisasi
mendukung tercapainya pembelajaran dengan KKM 6,2 diperoleh hasil yang
yang ideal. Hal ini dapat digambarkan kurang memuaskan. Dari jumlah siswa 25
antara lain: 1. Mayoritas siswa memiliki anak, hanya 12 anak (48%) yang
latar belakang ekonomi menengah ke mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 13
bawah yang cenderung kurang antusias anak (52%) nilainya masih di bawah KKM.
terhadap masalah peningkatan prestasi. Artinya ketuntasan belajar hanya 48 %.
Hal ini dapat dilihat dari minimnya jumlah Rendahnya hasil belajar siswa tersebut
siswa yang memiliki buku pelajaran karena kurangnya pemahaman tentang
sendiri. Juga kurang adanya respon positif globalisasi yang diakibatkan oleh kondisi
dari pihak orang tua terhadap kelas dan siswa yang kurang kondusif.
perkembangan prestasi belajar siswa. Hal Kondisi kelas dan siswa kelas VI
ini dapat menghambat upaya peningkatan sekarang (tahun pelajaran 2010/2011)
kualitas pembelajaran dan prestasi belajar relative hamper sama dengan tahun lalu.
siswa. 2. Ruang kelas VI SD Negeri Pule 2 Jika dibiarkan tanpa ada tindakan
memiliki media pembelajaran dan alat pembaharuan, tentunya dapat terjadi
peraga yang sangat terbatas. Alat peraga menurunnya hasil belajar pada materi
yang dimilikipun banyak yang kondisinya pelajaran yang sama.
sudah rusak. Keterbatasan ini Untuk mengantisipasi hal itu, maka
mempengaruhi kualitas dan hasil perlu diadakan suatu penelitian tindakan
pembelajaran sehingga proses kelas sebagai suatu cara untuk mencari
pembelajaran kurang efektif dan efisien solusi untuk pemecahan masalah di atas.
dalam mencapai tujuan pembelajaran Penelitian tersebut harus dilaksanakan
yang diharapkan. Keadaan yang demikian secara kolaboratif oleh peneliti, supervisor,

12
dan melibatkan siswa yang secara aktif sebagai pembelajaran gotong royong,
berperan didalamnya. Dasar utama yaitu system pembelajaran yang memberi
dilaksanakannya penelitian tindakan kelas kesempatan pada peserta didik untuk
(PTK) adalah untuk perbaikan proses bekerja sama dengan siswa lain dalam
pembelajaran ( Mc. Niff dalam Retno tugas-tugas yang terstruktur. Menurut
Winarni, 2009,17). Dan tujuan utama Isjoni (2009, 17) model Cooperative
penelitian tindakan kelas adalah untuk Learning terdiri dari empat metode yaitu:
perbaikan dan peningkatan layanan 1) Metode STAD, 2) Mtode Jigsaw, 3)
professional guru dalam proses belajar Metode GI, dan 4) Metode Struktural.
mengajar (Retno Winarni, 2009, 17). Masing-masing metode memiliki kelebihan
Sehingga dengan adanya pelaksanaan dan kekurangan sendiri-sendiri.
PTK diharapkan menjadi solusi dalam Dalam PTK ini peneliti memilih
meningkatkan pemahaman materi model Cooperative Learning dengan
globalisasi. Dalam PTK ini peneliti metode STAD. Pemilihan terhadap metode
mengembangkan model pembelajaran STAD karena merupakan salah satu tipe
inovatif untuk manggali potensi siswa pembelajaran kooperatif yang paling
dalam mengkontruksi pengetahuan melalui sederhana dan menekankan pada adanya
kerja sama antar siswa. Model aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk
pembelajaran tersebut dapat saling memotivasi dan saling membantu
meningkatkan aktifitas siswa untuk terlibat dalam menguasai materi pelajaran untuk
secara penuh dalam pembelajaran yang mencapai prestasi belajar maksimal
bermakna. Model pembelajaran yang akan (Slavin dalam Isjoni, 2009, 51). Dengan
digunakan adalah pembelajaran karakteristik tersebut, metode STAD
Cooperative Learning metode STAD. sesuai untuk diterapkan pada
Model Cooperative Learning atau pembelajaran IPS kelas VI sekolah dasar.
pempelajaran kooperatif adalah salah satu Manfaat yang dapat diambil dari
bentuk pembelajaran inovatif yang pelaksanaan PTK ini yaitu: 1.
berdasarkan faham konstruktivis. Model ini Meningkatkan pemahaman siswa terhadap
dapat meningkatkan belajar siswa lebih materi globalisasi. 2. Meningkatkan
baik dan meningkatkan sikap tolong kualitas pembelajaran denga
menoong dalam perilaku sosial (Stahl menggunakan model Cooperative
dalam Isjoni, 2009,12). Model Cooperative Learning metode STAD. 3. Mengatasi
Learning dalam lingkup pendekatan hambatan-hambatan yang muncul pada
konsrtuksional ini menekankan pada pembelajaran dengan menggunakan
kemampuan siswa dalam mengkonstruksi model Cooperative Learning metode
pengetahuan sendiri dengan pengalaman STAD. Penerapan model pembelajaran ini
empiris (Isjoni, 2009, 30). Sedangkan diharapkan dapat menjadi solusi untuk
menurut Anita Lie (dalam Isjoni, 2009, 16) memecahkan masalah yang dihadapi dan
Cooperative Learning dapat diistilahkan memperbaiki praktek pembelajaran serta

13
meningkatkan kompetensi guru dalam pendapat, pandai, dan mengerti benar
mengelola pembelajaran yang berkualitas. (Hoetomo,M.A,2005,360-361). Kata
Untuk mengatasi masalah tersebut pemahaman itu sendiri artinya proses,
di atas akan digunakan model perbuatan, cara memahami atau
pembelajaran yang inovatif. Salah satu memahamkan sesuatu (KBBI, 1996,714).
model pembelajaran inovatif yang akan Dalam mata pelajaran IPS di SD dipelajari
diterapkan adalah model Cooperative berbagai macam konsep-konsep yang
Learning metode STAD. Model berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
Cooperative Learning dengan metode Yang dimulai dari konsep paling
STAD yang akan dikembangkan oleh sederhana sampai pada konsep yang
Slavin (Isjoni, 2009, 51) menekankan pada kompleks. Secara definitif, konsep itu
adanya aktivitas dan interaksi siswa untuk sendiri menurut Moore (S.P.Taneo, 2009,
saling memotivasi dan saling membantu 3–118) adalah sesuatu yang tersimpan
dalam menguasai materi pelajarn untuk dalam pikiran suatu pemikiran, suatu ide
mencapai prestasi yang maksimal. atau gagasan. Khusus dalam
Penerapan model Cooperative Learning pembelajaran IPS konsep yang dimaksud
dengan metode STAD diharapkan dapat adalah yang berkaitan dengan manusia
meningkatkan pemahaman siswa terhadap dan masyarakat. Pemahaman tentang
materi globalisasi pada mata pelajaran konsep globalisasi harus dipahami untuk
IPS, serat dapat mengatasi hambatan- mempersiapkan siswa agar mampu
hambatan yang dialami dalam menghadapi arus globalisasi dalam
pembelajaran pada materi tersebut. kehidupan sehari-hari. Konsep tentang
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. globalisasi diajarkan dalam pembelajaran
Mengetahui model Cooperative Learning materi pokok globalisasi yang
metode STAD dapat meningkatkan menitikberatkan pada pemahaman tentang
pemahaman materi globalisasi. 2. globalisasi dan dampak positif serta
Mengetahui bagaimana penggunaan negatifnya. Juga sikap dan cara
model Cooperative Learning metode menghadapi proses globalisasi.
STAD dalam meningkatkan pemahaman Materi pokok globalisasi
materi globalisasi. 3. Mengetahui merupakan salah satu konsep IPS dalam
hambatan apa yang dialami dalam ilmu Sosiologi. Konsep globalisasi berasal
pembeljaran menggunakan model dari istilah yang digunakan oleh Theodore
Cooperative Learning metode STAD untuk Levitte pada tahun 1985
materi globalisasi. (http://id.wikipedia.org/wiki/globalisasi).
Kata “ globalisasi” diambil dari kata global
Kajian Teori yang artinya universal atau mendunia.
1. Pemahaman materi globalisasi Konsep globalisasi itu sendiri belum
Pemahaman berasal dari kata memiliki definisi yang mapan, kecuali
dasar “paham” yang artinya pengertian, sekedar definisi kerja sehingga tergantung

14
dari sisi mana orang memandangnya. membentuk pengetahuannya sendiri
Globalisasi juga disebut sebagai suatu dengan interaksi dengan lingkungannya
proses sosial, atau proses sejarah, atau dalam proses asimilasi dan akomodasi.
juga proses alamiah yang akan membawa Istilah Cooperative Learning dalam
seluruh masyarakat di dunia makin terikat pengertian bahasa Indonesia dikenal
satu dengan yang lain, untuk mewujudkan dengan nama pembelajaran kooperatif.
suatu tatanan kehidupan baru atau Cooperative Learning sendiri merupakan
kesatuan ko-eksistensi yang dapat suatu model pembelajaran dimana siswa
menghilangkan batas-batas geografis, belajar dan bekerja dalam kelompok-
ekonomi, dan budaya masyarakat. kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 4 – 6 orang dengan struktur
2. Cooperative Learning dengan kelompok yang heterogen (Slavin dalam
metode STAD Isjoni, 2009, 12). Menurut Johnson dan
Model pembelajaran yang Johnson (dalam Mulyono Abdurahman,
digunakan guru dalam mengajar dikatakan 1999, 123) ada empat elemen dasar
efektif jika pembelajaran itu dapat dalam model Cooperative Learning yaitu:
menumbuhkan dan mencerahkan gairah a). saling ketergantungan positif, b).
serta dorongan siswa untuk semangat dan interaksi tatap muka, c). akuntabilitas
aktif. Untuk itu guru harus bisa individual, d). ketrampilan dalam menjalin
mengembangkan materi yang akan hubungan interpersonal.
diajarkan menjadi materi yang bermakna Model Cooperative Learning terdiri
dan menarik serta dapat mencari dari empat metode yaitu: a. Metode STAD,
hubungan antara yang akan dipelajari b. Metode Jigsaw, c. Metode GI, d. Metode
dengan pengetahuan awal yang telah Struktural. Masing-masing metode
dimiliki siswa. Salah satu model tersebut memiliki ciri khasnya sendiri dan
pembelajaran yang bernaung dalam kelebihan serta kekurangannya masing
pendekatan konstruktivisme yaitu masing. Dalam penelitian ini peneliti
Cooperative Learning. Konstruktivisme menerapkan model pmbelajaran
mulai digagas oleh Mark Baldawin dan Cooperative Learning dengan metode
dikembangkan serta diperdalam oleh Jean STAD sebagai tindakan untuk mengatasi
Piaget adalah proses membangun atau masalah yang telah dirumuskan
menyusun pengetahuan baru dalam sebelumnya. Peneliti memilih model
struktur kognitif siswa berdasarkan Cooperative Learning metode STAD
pengalaman (Wina Sanjaya, 2005, 118). Karena metode tersebut merupakan salah
Menurut Utari seperti yang dikutip oleh satu tipe dalam model Cooperative
Isjoni (2009, 34-35) menyatakan bahwa Learning yang paling sederhana dan
dalam pendekatan konstruktivisme, mudah dilaksanakan sehingga sangat
pengetahuan baru tidak diberikan dalam sesuai untuk diterapkan pada
bentuk jadi (final), tetapi peserta didik pembelajaran IPS kelas VI sekolah dasar

15
khususnya pada materi globalisasi. Learning metode STAD. penelitian ini
Metode STAD itu sendiri pertama kali dilaksanakan dalam model siklus yang
dikembangkan oleh Slavin, dan berkelanjutan, yaitu siklus I dan siklus II.
merupakan salah satu tipe dalam model
Cooperative Learning yang menekankan Metode Penelitian
pada adanya aktifitas dan interaksi Tempat penelitian di SD Negeri
diantara siswa untuk saling memotivasi Pule 2 Kecamatan Kandat Kabupaten
dan saling membantu dalam mennguasai Kediri. Waktu penelitian bulan Januari
materi pelajaran untuk mencapai prestasi sampai dengan bulan Juni 2010. Subyek
belajar maksimal (Slavin dalam Isjoni, penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri
2009, 51). Penerapan model Cooperative Pule 2 Kecamatan Kandat Kabupaten
Learning dengan metode STAD Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011, jumlah
diharapkan dapat meningkatkan siswa 25 anak. Obyek penelitian:
pemahaman siswa terhadap materi Penggunaan model Cooperative Learning
globalisasi pada mata pelajaran IPS. metode STAD dalam memahami materi
Adapun tahap-tahap dalam Metode STAD globalisasi. Penelitian akan dilaksanakan
yaitu: a. penyampaian tujuan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat
pembelajaran dan memberi motivasi kegiatan penting yaitu: perencanaan,
belajar, b. penyampaian materi atau pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
informasi, c. mengorganisasikan siswa Pelaksanaan secara berulang dan
dalam kelompok-kelompok belajar, d. berkelanjutan sesuai dengan hasil refleksi.
membimbing kelompok bekerja dan Untuk penelitian ini direncanakan dalam
belajar, e. evaluasi, f. memberikan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua
penghargaan pada kelompok. pertemuan. Dalam satu pertemuan terdiri
Kondisi awal pembelajaran IPS dari dua jam pelajaran. Setiap satu jam
masih menggunakan model pembelajaran pelajaran 35 menit.
konvensional (ekspositori) yang Siklus I dilaksanakan dengan
menempatkan guru sebagai pusat kompetensi dasar: 3.1 Menjelaskan
pembelajaran sehingga siswa tidak aktif peranan Indonesia pada era global dan
dan kreatif. Hal ini terbukti dari rendahnya dampak positif serta negatifnya terhadap
pemahaman materi globalisasi pada siswa kehidupan bangsa Indonesia, yang terdiri
kelas VI tahun peajaran 2010/2011. dari indikator: 3.1.1 Menjelaskan
Rendahnya pemahaman materi globalisasi pengertian globalisasi, 3.1.2 Menyebutkan
tersebut harus diantisipasi, agar tidak bukti adanya proses globalisasi, 3.1.3
dialami lagi oleh siswa kelas VI tahun Mengidentifikasi dampak positif adanya
pelajaran 2010/2011. Untuk mengatasi globalisasi terhadap kehidupan bangsa
masalah tersebut perlu ada tindakan yang Indonesia, 3.1.4 Mengidentifikasi dampak
tepat berupa penelitian tindakan kelas negatif adanya globalisasi terhadap
dengan menerapkan model Cooperative kehidupan bangsa Indonesia.

16
Pembelajaran siklus I dilaksanakan melebihinya.
selama dua pertemuan, setiap pertemuan Siklus II dilaksanakan dengan
waktunya 70 menit. kompetensi dasar: .1 Menjelaskan
Tahap Perencanaan; Mengidentifikasi peranan Indonesia pada era global dan
masalah pembelajaran di kelas yang dampak positif serta negatifnya terhadap
meliputi analisis situai dan analisis belajar kehidupan bangsa Indonesia yang terdiri
siswa, Menyusun RPP dengan materi dari indikator: 3.1.5 menjelaskan sikap
tentang globalisasi melalui model dalam menghadapi globalisasi, 3.1.6
Cooperative Learning dengan metode menjelaskan latar belakang berdirinya
STAD, Menyiapkan media pembelajaran perusahaan asing di Indonesia, 3.1.7
dan alat peraga yang sesuai, Menyiapkan menyebutkan keuntungan adanya
instrument observasi dan alat tes. perusahaan asing di Indonesia, 3.1.8
Tahap Pelaksanaan; Tahapan menyebutkan kerugian adanya
pembelajaran melalui model Cooperative perusahaan asing di Indonesia.
Learning dengan metode STAD yaitu Pembelajaran siklus II dilaksanakan
penyampaian tujuan pembelajaran dan selama dua pertemuan, setipa pertemuan
memberi motivasi belajar, penyampaian waktunya 70 menit.
materi atau informasi, mengorganisasi
siswa dalam kelompok-kelompok belajar, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
membimbing kelompok bekerja dan Penelitian
belajar, evaluasi, memberikan Teknik yang dipakai untuk
penghargaan pada kelompok. mengumpulkan data penelitian ini adalah
Tahap Obserbasi; Observer mengamati tes dan non tes. Teknik tes berupa tes
proses pembelajaran (aktivitas guru dan formatif yang diberikan pada ahir
siswa) pada materi globalisasi. Observer pembelajaran. Sedangkan teknik non tes
diarahkan pada poin-poin yang terdapat berupa observasi, angket, dan cek list
dalam pedoman yang telah dipersiapkan. sebagai instrument untuk mengevaluasi
Tahap Analisis dan Refleksi; Pada tahap proses dan hasil belajar siswa. Tes tertulis
ini dilakukan analisis terhadap proses dan digunakan untuk mengetahui peningkatan
hasil pekerjaan siswa melalui tes tertulis hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus
dan observasi. Berdasarkan hasil analisis II. Observasi dilakukan untuk mengetahui
tersebut, akan diperoleh kesimpulan tingkat aktifitas siswa dan guru selama
bagian fase mana pada siklus I yang perlu proses pembelajaran.
diperbaiki atau disempurnakan dan fase Analisis data penelitian
mana yang telah memenuhi target. berdasarkan data yang tekumpul melalui
Kualitas proses pembelajaran dinyatakan instrument tes tertulis dan observasi yang
mengalai perbaikan apabila capaian digunakan secara proporsional sesuai
indicator keberhasilan yang telah dengan jenis data yang diperlukan. Teknik
ditentukan sesuai target atau bahkan analisis data yang digunakan adalah

17
deskriptif kuantitatif untuk mengetahui siswa kelas VI SD Negeri Pule 2 menyukai
adanya peningkatan pemahaman siswa mata pelajaran IPS (64,7%) dan sebagian
terhadap materi pokok globalisasi melalui kecil tidak menyukai mata pelajaran IPS
model Cooperative Learning dengan (35,3%). Hal ini menunjukkan bahwa
metode STAD. Selain itu juga digunakan secara mental siswa siap untuk
teknik analisis teknik deskriptif kualitatif mempelajari materi dalam pelajaran IPS.
untuk mengetahui kualitas proses Pengumpulan data dilakukan bersama
pembelajaran pada materi globalisasi. oleh guru sebagai peneliti dan supervisor
Hasil analisis data tersebut kemudian yang diperoleh melalui observasi selama
dikategorikan dan diklasifikasikan proses pembelajaran pada siklus I dapat
berdasarkan kaitan loisnya kemudian diketahui keunggulan yang berhasil
ditafsirkan dan disajikan secara aktual dan dicapai serta hambata-hambatan yang
sistematis. Hasil analisis tersebut disajika dialami pada proses pembelajaran. Semua
secara bertahap sesuai dengan siklus masalah yang muncul menjadi dasar untuk
yang dilakukan. perbaikan rancangan pembelajaran pada
siklus II.
Indikator Keberhasilan Pembelajaran dilaksanakan
Untuk mengetahui tingkat berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
ketercapaian hasil penelitian pada setiap yang dikolaborasikan antara peneliti
siklus diperlukan suatu indikator yang dengan supervisor, metode dan alat
dapat menjadi tolak ukur keberhasilan peraga yang digunakan difokuskan pada
pembelajaran. Indikator tersebut implementasi pembelajaran yang
digunakan untuk mengukur tingkat berorientasi pada model Cooperative
ketercapaian proses belajar dan hasil Learning metode STAD dengan tujuan
belajar pada setiap siklus. Indikatornya untuk meningkatkan pemahaman materi
yaitu: a). Indikator keberhasilan proses 75 globalisasi. Refleksi pada siklus II ini
% siswa mampu memahami materi peneliti dan supervisor dengan mengacu
globalisasi, 75 % siswa aktif dalam pada data yang dikumpulkan selama
pembelajaran dan kerja kelompok, b). pembelajaran melalui teknik tes dan non
Indikator keberhasilan hasil 80 % hasil tes, maka data nilai yang diperoleh melalui
evaluasi siswa mencapai Kriteria penilaian proses dan hasil belajar dapat
Ketuntasan Minimal (KKM 6,2). diketahui bahwa siswa lebih meningkat
pemahamannya tentang materi pokok
HASIL PENELITIAN DAN globalisasi. Dari hasil perolehan data cek
PEMBAHASAN list individual juga dapat diketahui bahwa
Hasil Penelitian sebagian besar siswa aktif dalam
Setelah dilaksanakan mengikuti proses pembelajara dan
pembelajaran PTK pada siklus I selama melaksanakan semua tugas dengan baik.
dua pertemuan diketahui sebagian besar Hal ini menunjukkan siswa antusias dan

18
menyukai pembelajaran model
Cooperative Learning metode STAD. Saran-saran
Suatu keberhasilan dalam belajar
Kesimpulan tidak tergantung pada orang lain tetapi
Berdasarkan hasil penelitian dari lebih banyak ditentukan oleh diri sendiri.
siklus pertama sampai siklus kedua maka Untuk itu dalam mengikuti proses belajar
dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) mengajar hendaknya disertai motivasi
Implementasi pembelajaran dengan belajar yang tinggi, terlibat penuh secara
menggunakan model Cooperative fisik maupun mental, lebih memanfaatkan
Learning metode STAD dapat kerja sama d lam belajar untuk mencapa
meningkatkan pemahaman materi keberhasilan.
globalisasi pada siswa kelas VI SD Negeri Guru hendaknya mampu
Pule 2 Kecamatan Kandat Kabupaten menggunakan metode mengajar dengan
Kediri tahun pelajaran 2010/2011. (2) baik, mampu menjadi motivator sekaligus
Untuk meningkatkan pemahaman materi fasilitator bagi siswanya, lebih intensif
globalisasi dengan model Cooperative menanamkan rasa kebersamaandan kerja
Learning metode STAD dapat dilakukan sama dalam usaha untuk mencapai
dengan cara membentuk kelompok- keberhasilan dalam pembelajaran.
kelompok diskusi. Setiap kelompok diskusi Sekolah hendaknya lebih
bertanggung jawab untuk mempelajari menciptakan kondisi lingkungannya
masalah yang berbeda-beda. Kemudian sebagai tempat belajar dan bekreasi bagi
secara bersama-sama berdiskusi untuk siswanya, hendaknya terus meningkatkan
saling menukar pengetahuan. Dengan kemampuan guru dalam ketrampilan
demikian setiap siswa dan kelompok mengelola pembelajaran untuk mencapai
mempelajari materi secara utuh melalui tujuan belajar, sekolah juga harus mampu
pengalaman mengkonstruksi pengetahuan menjalin kerja sama dengan masyarakat
sendiri. (3) Hambatan yang dialami pada dan orang tua siswa untuk ikut
pembelajaran menggunakan model berpartisipasi dalam memajukan
Cooperative Learning metode STAD pendidikan
dalam memahami materi globalisasi
antara lain: masih ada beberapa siswa
yang lamban belajar, penggunaan alat DAFTAR PUSTAKA
peraga yang kurang merata pada semua
siswa, masih ada siswa yang kurang Arikunto, Suharsini, (1990) Dasar-dasar
terlatih dalam menggunakan alat peraga, Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
masih ada beberapa siswa yang kurang Bumi Aksara.
aktif selama pembelajaran, ada beberapa Abdurrahman, Mulyono, (1999) Pendidikan
siswa yang belum terbiasa mengajukan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
pertanyaan dan pendapat selama diskusi. Jakara, Rineka Cipta

19
Hoetomo M A, (2005) Kamus Lengkap
Bhasa Indonesia, Surabaya, Mitra
Pelajar.
http://id.wikipedia.org/wiki/globalisasi,
diakses tanggal 5 Januari 2010.
Isjoni, (2009) Cooperative Learning
Mengembangkan Kemampuan
Belajar Berkelompok, Bandung,
Alfabeta.
Nur, Mohamad, dkk, (2003) Pengajaran
Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivisme
dalam Pengajaran, Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Sobry Sutikno, M, (2009) Belajar dan
Pembelajaran Upaya Kreatif
Dalam Mewujudkan Pembelajaran
Yang Berhasil, Bandung,
Prospect.
Sanjaya, Wina (2005) Pembelajaran
Dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Jakarta, Kencana
Prenada Media Group. Soedijarto,
(1993) Menuju Pendidikan
Nasional Yang Relevan dan
Bermutu, Jakarta: Balai Pustaka
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa
(1996).
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
Balai Pustaka. Taneo, S.P, (2009)
Kajian IPS SD,Jakarta, Dirjen Dikti
Depdiknas.

20

Anda mungkin juga menyukai