Anda di halaman 1dari 9

Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifous Roxb)… (Victor Kayadoe, dkk)

EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifous Roxb) SEBAGAI INHIBITOR


KOROSI BAJA SS-304 DALAM LARUTAN H2SO4

THE EXTRACT OF PANDAN LEAF (Pandanus amaryllifous Roxb)


AS CORROSION INHIBITORS OF SS-304 IN H2SO4 SOLUTION

Victor Kayadoe1, Muhamad Fadli, Rahman Hasim, Mitra Tomasoa


Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura
Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka-Ambon, 97233
email: 1veky_kayadoe@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi inhibisi dan laju korosi baja SS-304
dalam larutan H2SO4 menggunakan ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifous Roxb)
dengan metode gravimetri. Ekstrak daun pandan diperoleh melalui ekstraksi maserasi
menggunakan etanol. Hasil uji fitokimia ekstrak daun pandan menunjukkan adanya
kandungan senyawa-senyawa metabolit sekunder flavonoid, steroid, alkaloid, antrakuinon,
dan tanin. Pada uji inhibisi korosi, dilakukan variasi konsentrasi ekstrak daun pandan dan
suhu untuk mengetahui pengaruhnya terhadap efisiensi inhibisi korosi baja SS-304 dalam
larutan H2SO4 1 M selama 3 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi inhibisi
meningkat dengan peningkatan konsentrasi inhibitor, yang berarti semakin menurunnya
laju korosi. Efisiensi inhibisi optimum diperoleh pada konsentrasi inhibitor 0,8%, yakni
89,06% dengan laju korosi 5,15 mm/tahun. Sebaliknya, meningkatnya suhu mengakibatkan
menurunnya efisiensi inhibisi, yang berarti meningkatnya laju korosi. Efisiensi terrendah
diperoleh pada suhu 50 °C, yakni 11,56% dengan laju korosi 74,33 mm/tahun.

Kata Kunci: Baja SS-304, Ekstrak daun pandan, Inhibitor korosi, Media HCl.

ABSTRACT

This study aims to determine the efficiency of inhibition and corrosion rate of SS-304 in
H2SO4 solution using the extract of pandan leaf (Pandanus amaryllifous Roxb) by
gravimetric method. The extract of pandan leaf was obtained by maceration extraction
using ethanol. Based on phytochemical test, it is found that there are several compounds of
secondary metabolites of flavonoids, steroids, alkaloids, anthraquinonoid, and tannins in
the exract of pandan leaf. In the corrosion inhibition test, it was performed various
concentration toward the extract of pandan leaf and temperature to determine its effect on
corrosion inhibition efficiency of SS-304 in H2SO4 1 M solution for 3 hours. The results
showed that the inhibition efficiency significantly increases with the increasing of inhibitor
concentration, which means the reduction in the corrosion rate. The optimum inhibition
efficiency was obtained at inhibitor concentration of 0.8%, which was 89.06% with a
corrosion rate of 5.15 mm/year. Conversely, the increasing of temperatures caused the
reduction of inhibition efficiency, which means the increasing of corrosion rate. The lowest
efficiency was obtained at a temperature of 50 °C, which was 11.56% with corrosion rate
of 74.33% mm/year.

Keywords: corrosion inhibitors, H2SO4 solution, SS-304, the extract of pandan leaf.

88
Molekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: 88 - 96

PENDAHULUAN alternatif inhibitor organik yang murah dan


Baja merupakan salah satu jenis ramah lingkungan dari ekstrak bahan alam.
logam paduan yang banyak digunakan Pada penelitian ini, dimanfaatkan
dalam perindustrian. Salah satunya adalah ekstrak daun pandan sebagai alternatif
baja tahan karat (Stainless Steel) 304 atau inhibitor korosi baja SS-304 dalam media
yang sering dikenal dengan SS-304.
H2SO4. Hasil uji fitokimia terhadap
Fenomena yang tidak dapat dipungkiri kandungan senyawa kimia dalam daun
keberlangsungannya pada suatu logam pandan telah dilaporkan Prameswari dan
yang digunakan dalam industri adalah Widjanarko (2014) bahwa ekstrak air,
korosi atau pengkaratan, yang
etanol dan air:etanol dari daun pandan
mengakibatkan penurunan daya guna wangi positif mengandung alkaloid, tannin,
logam tersebut. flavonoid, dan polifenol. Kadar flavonoid
Banyak proses dalam industri yang total dan fenolik total dalam ekstrak daun
dapat mengakibatkan korosi baja SS-304, pandan yang maksimum diperoleh pada
di antaranya proses pickling, cleaning, ekstrak etanol 96%, masing-masing
descaling, maupun pengasaman minyak. sebesar 478,7629 dan 99,4086 mg/g
Keseluruhan proses ini berlangsung dalam (Agustiningsih, dkk., 2010).
media asam yang melibatkan penggunaan Senyawa-senyawa organik yang
asam-asam mineral, seperti asam klorida terkandung dalam ekstrak daun pandan
dan asam sulfat (Bentiss, dkk., 2000). tersebut dapat berperan sebagai inhibitor
Walaupun baja memiliki beberapa korosi karena memenuhi karakteristik
kelebihan, yaitu relatif kuat, keras, inhibitor senyawa organik seperti adanya
mengkilap, mudah dibersihkan, dan tahan heteroatom, gugus polar, ikatan π, serta
terhadap kondisi dingin maupun panas, pasangan elektron bebas yang menjadi
namun asam-asam mineral dengan sarana bagi inhibitor berikatan dengan
kereaktifan yang cukup tinggi dapat logam secara koordinasi (Spinelli, dkk.,
menyebabkan terjadinya korosi pada baja 2009). Beberapa penelitian telah
tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu melaporkan penggunaan ekstrak bahan
pencegahan untuk menghindari kerugian alam yang mengandung senyawa-senyawa
yang dapat ditimbulkan akibat korosi. organik ini dapat menghambat korosi
Salah satu caranya dengan menambahkan logam dengan efisiensi yang cukup tinggi.
inhibitor korosi (Scendo, 2007). Ekstrak daun pepaya yang mengandung
Inhibitor korosi berdasarkan alkaloid, saponin, flavonoid, dan tannin
sumbernya dibedakan atas inhibitor dilaporkan memiliki efisiensi inhibisi
organik dan anorganik. Pemilihan suatu korosi baja St.37 sebesar 96,22% dalam
inhibitor tidak hanya didasarkan pada media asam sulfat (Irianty dan Khairat,
kemampuannya dalam menghambat korosi dkk., 2013), ekstrak daun sirsak (Annona
dengan efisiensi yang tinggi, namun aspek Muricata L.) yang mengandung flavonoid,
tingkat toksisitas terutama bila saponin, terpen, alkaloid dan tannin di
diaplikasikan dalam industri makanan dan laporkan memiliki efisiensi inhibisi korosi
juga masalah pencemaran lingkungan perlu baja ringan sebesar 80,61% dalam media
dipertimbangkan. Alasan inilah yang HCl 1 N (Vimala, dkk., 2012), dan ekstrak
membatasi penggunaan inhibitor dari kayu akasia yang mengandung tannin
bahan anorganik. Pertimbangan terhadap dilaporkan dapat menurunkan laju korosi
harga yang mahal dan tingkat toksisitas baja lunak dalam media H2SO4 0,5 M
yang tinggi dari bahan kimia sintetik, selama 3 hari sebesar 0,0089 mg/m2.jam
mendorong dikembangkannya sumber dibandingkan tanpa inhibitor sebesar
1,013503 mg/m2.jam (Gusti, dkk., 2013).

89
Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifous Roxb)… (Victor Kayadoe, dkk)

Berdasarkan latar belakang yang Uji Fitokimia


telah dikemukakan, kemampuan ekstrak
Uji senyawa alkaloid
daun pandan dalam menghambat proses
korosi perlu diuji. Pada penelitian ini, uji Larutan ekstrak daun pandan
inhibisi korosi dilakukan terhadap baja SS- ditotolkan pada 4 lempeng lapis tipis silika
304 dalam media H2SO4 menggunakan gel 60 F254 berukuran 2x8 cm dan dielusi
metode gravimetri, dengan variasi menggunakan eluen heksan:kloroform
konsentrasi ekstrak dan suhu inhibisi untuk (2:8), hasil optimasi. Tiap noda yang
mengetahui pengaruhnya terhadap efisiensi diperoleh setelah dielusi kemudian
inhibisi dan laju korosi. disemprot dengan pereaksi Dragendorff
dan dilanjutkan dengan H2SO4 5%
METODE PENELITIAN etanolik, adanya alkaloid ditunjukkan
dengan diperoleh noda cokelat pada
Alat dan Bahan
kromatogram.
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah gelas kimia, gelas Uji Senyawa Fenolik
ukur, labu takar, botol sampel, hot plate, Sebanyak 2 mL ekstrak daun pandan
stop watch, benang nilon, shaker, neraca dilarutkan dengan 2 mL FeCl3 1%, adanya
analitik, dan rotary vacuum evaporator. fenolik menimbulkan warna hijau, merah
ungu, biru atau hitam kuat.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Lempeng baja SS-304 Uji Senyawa Steroid
diperoleh dari UD. Banyu Mas Surabaya- Pengujian steroid dilakukan dengan
Jawa Timur, daun pandan dari desa Poka- cara disemprotkan kromatogram hasil KLT
Ambon, etanol, H2SO4 (96%), aseton, dengan pereaksi Liebermann-Burchard dan
akuades, pelat KLT, pereaksi uji fitokimia. dilanjutkan dengan pemanasan di oven
Prosedur Kerja pada suhu 100 °C selama 10 menit, adanya
steroid ditunjukan dengan perolehan noda
Preparasi spesimen baja SS-304
berwarna hijau-biru pada kromatogram.
Lempeng baja SS-304 dipotong
dengan ukuran 3 x 4 x 0.1 cm3. Uji Senyawa Antrakuinon
Sebelum digunakan, baja terlebih Pengujian antrakuinon dilakukan
dahulu digosok menggunakan kertas dengan cara disemprotkan kromatogram
ampelas, dicuci dengan akuades dan hasil KLT dengan KOH 5% adanya
aseton, dibilas lagi dengan akuades antrakoinon ditunjukkan dengan diperoleh
kemudian dikeringkan. noda berwarna merah pada kromatogram
Pembuatan ekstrak daun pandan Uji Senyawa Flavonoid
Ditimbang 50 g serbuk kering daun Sebanyak 2 mL Ekstrak daun pandan
pandan dimasukkan kedalam botol kaca, dilarutkan dalam 2 mL HCl 2 N dan
kemudian ditambahkan 375 mL etanol ditambahkan serbuk Zn, adanya flavonoid
96%. Campuran dibiarkan selama 5 hari ditunjukan melalui perubahan warna
sambil diaduk 3-4 jam perhari dengan orange ketika dikocok.
shaker, kemudian disaring. filtrat yang
Uji Senyawa Terpenoid
dihasilkan diuapkan pelarutnya
menggunakan hingga diperoleh ekstrak Sebanyak 2 mL kloroform
pekat (100%), yang selanjutnya dilakukan ditambahkan ke 0,5 g ekstrak, H2SO4 pekat
uji fitokimia untuk mengetahui kandungan (3 mL) secara hati-hati ditambahkan
senyawa (Harbone, 1987; Adfa, 2005, hingga membentuk lapisan. Munculnya
Vimala, dkk., 2012).

90
Molekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: 88 - 96

warna cokelat kemerahan menunjukan Laju korosi per tahun dihitung


adanya terpenoid. menggunakan rumus berdasarkan
standar ASTM (Soltani, Tavakkoli,
Uji Senyawa Tanin
Khayatkashani, Jalali, & Mosavizade,
Sebanyak 0,5 g ektrak dididihkan 2012) (Soltani, dkk., 2012):
dengan 10 mL air dalam tabung reaksi,
kemudian disaring. Sedikit tetes FeCl3 KxW
Laju korosi (mm/tahun) 
0,1% ditambahkan dan teramati warna AxTxD
hijau kecoklatan atau warna hitam biru. Dengan :
K = Konstanta laju korosi (87600)
Preparasi Media Korosi
W = Pengurangan berat (g)
Larutan H2SO4 1 M diperoleh A = Luas permukaan logam (cm2)
dengan cara melarutkan H2SO4 pekat T = Waktu ekspos (jam)
(96%) sebanyak 55,52 mL dengan akuades D = densitas logam (g/cm3)
dalam labu takar 1 L. Untuk pembuatan
media korosi dengan penambahan ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN
daun pandan 10%, 10 mL ekstrak daun
Ekstraksi Daun Pandan
pandan 100% dimasukan ke dalam labu
takar 100 mL kemudian ditambahkan Ekstrak daun pandan diperoleh dengan
H2SO4 1 M hingga tanda batas. Perlakuan metode ekstraksi maserasi serbuk kering
yang sama dilakukan pada ekstrak daun daun pala dalam pelarut etanol. Daun
pandan 7,5, 5, dan 2,5% dengan pandan dibuat menjadi serbuk agar proses
penambahan ekstrak daun pandan 100% ekstraksi optimal. Proses maserasi
masing-masing 7,5, 5, dan 2,5 mL. dilakukan pada suhu ruang agar tidak
merusak senyawa dalam ektrak tersebut
Pengujian Efisiensi Inhibisi selama 1x24 jam. Selama ekstraksi,
Uji efisisensi inhibisi dilakukan pengadukan dilakukan menggunakan
dengan metode gravimetri. Spesimen shaker dengan kecepatan 100 rpm agar
ditimbang dengan neraca analitis kontak antara pelarut dan sampel merata.
kemudian direndam dalam media korosi Etanol yang bersifat polar akan melarutkan
tanpa inhibitor dan media korosi dengan senyawa-senyawa yang bersifat polar
inhibitor selama 3 jam pada konsentrasi dalam ekstrak serbuk daun pandan,
ekstrak daun 10, 7,5, 5, dan 2,5%. berdasarkan prinsip “like dissolve like”
Konsentrasi dengan efisiensi inhibisi (Khopkar, 2003). Pelarut etanol dalam
yang optimum digunakan untuk variasi ekstraksi serbuk daun pandan wangi telah
suhu, yaitu pada suhu 30, 40, 45, dan dilaporkan Agustiningsih, dkk. (2010)
50 °C. Pengujian efisiensi inhibisi, baik sebagai pelarut yang paling maksimal
pada variasi konsentrasi inhibitor mengekstrak senyawa fenolik dan
maupun variasi suhu dilakukan secara flavonoid.
triplo. Maserat yang diperoleh disaring dan
Efisiensi inhibisi dihitung filtratnya dievaporasi menggunakan rotary
menggunakan rumus: vacuum evaporator untuk menguapkan
Wo  Wi pelarut, sehingga ekstrak tidak rusak oleh
% Efisiensi Inhibisi = x 100%
Wo suhu tinggi (Damayanti dan Fitriana,
Dengan Wo adalah pengurangan massa 2012). Ekstrak yang telah bebas pelarut
spesimen pada media korosi tanpa ditunjukkan pada Gambar 1.
inhibitor, dan Wi adalah pengurangan
massa spesimen pada media korosi
dengan inhibitor.

91
Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifous Roxb)… (Victor Kayadoe, dkk)

Hasil optimasi ini kemudian


dijadikan acuan untuk mengidentifikasi
senyawa-senyawa yang terkandung
dalam ekstrak daun pandan. Sementara
senyawa lainnya digunakan pereaksi
tertentu dengan cara menambahkan ke
dalam larutan ekstrak dalam tabung
reaksi. Hasil uji fitokimia ekstrak daun
pandan ditunjukkan pada Gambar 2 dan
Tabel 1.
Gambar 1. Ekstrak Daun Pandan
Hasil Uji Fitokimia
Analisis fitokimia ekstrak etanol
daun pandan menggunakan berbagai
pereaksi kimia bertujuan untuk
mengetahui adanya kandungan senyawa
metabolik sekunder dalam ekstrak, yang
berperan dalam proses inhibisi (Irianty
dan Khairat, 2013; Vimala, dkk., 2012;
Gusti, dkk., 2013). Uji fitokimia
terhadap kandungan beberapa golongan
senyawa dengan pereaksi semprot
diawali dengankan optimasi rasio
pelarut dari pelarut nonpolar (n-
heksana), semipolar (etil asetat), hingga
pelarut polar (etanol). Berdasarkan hasil Gambar 2. Hasil Uji Fitokimia: Alkaloid
penelitian, rasio pelarut dengan (a), antrakuinon (b), Polifenol
pemisahan yang paling baik dengan (c) dan Steroid (d), Ekstrak
spot-spot yang paling jelas diperoleh Daun Pandan (kontrol) (e),
flavonoid (f), tannin (g),
pada rasio pelarut n-heksana:kloroform
= 1:8. terpenoid (h)

Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Daun Pandan


Golongan
Senyawa
Jenis Pereaksi Perubahan Hasil
Metabolit
Sekunder
Alkaloid Dragendorff Noda cokelat atau orange nampak +
pada sinar tampak
Flavonoid Shinoda Test Warna ekstrak menjadi orange +
Steroid Lieberman Noda hijau atau biru pada sinar +
Burchard tampak
Antrakuinon 5 % KOH Intensitas noda berwarna kuning pada +
Alkaholis sinar tampak semakin pekat
Tanin FeCl3 1% Warna larutan hijau kecokelatan +
Terpenoid Uji Salkowski Tidak terbentuk lapisan berwarna -
cokelat kemerahan

92
Molekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: 88 - 96

Berdasarkan hasil uji fitokimia Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun


diperoleh bahwa ekstrak daun pandan Pandan terhadap Inhibisi Korosi
mengandung senyawa-senyawa meta- Baja SS-304
bolit sekunder, seperti flavonoid, Untuk mempelajari pengaruh
steroid, alkaloid, antrakuinon, polifenol konsentrasi arginin, variabel lain dibuat
dan tanin. Adanya kandungan senyawa-
konstan yakni suhu ruang, waktu
senyawa ini mengindikasikan bahwa perendaman 3 jam dan konsentrasi media
ekstrak daun pandan berpotensi dalam asam 1 M. Hasil pengujian pengaruh
menghambat laju korosi baja SS-304 konsentrasi arginin terhadap efisiensi
dalam larutan H2SO4 karena adanya
inhibisi dan laju korosi per tahun baja SS-
heteroatom, gugus polar, ikatan π dan 304 dalam media H2SO4 ditunjukkan pada
pasangan elektron bebas. Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh Konsentrasi ekstrak daun pandan terhadap Efisiensi Inhibisi dan Laju
Korosi Per Tahun
Konse- trasi
ekstrak Luas Baja Berat Berat Laju Korosi Per
EI (%)
daun (cm2) Awal (g) Akhir (g) tahun (mm/tahun)
pandan (%)
0 23,68 6,582 6,280 - 46,44
0,5 23,62 6,053 5,935 60,94 18,19
0,6 24,66 6,204 6,114 70,31 13,24
0,7 23,41 6,341 6,289 82,81 8,07
0,8 23,31 6,053 6,020 89,90 5,15

Berdasarkan Tabel 2, semakin besar dalam media H2SO4 dengan penambahan


konsentrasi inhibitor yang ditambahkan, inhibitor. Gas hidrogen yang teramati pada
efisiensi inhibisinya (%EI) semakin besar permukaan baja, menunjukkan proses
dan laju korosi baja SS-304 semakin korosi pada reaksi katodik akibat discharge
menurun. Hal ini disebabkan, tingginya ion hidrogen yang berasal dari larutan
konsentrasi ekstrak daun pandan asam (Caliskan & Akbas, 2011).
mengakibatkan frekuensi interaksi antara Hubungan %EI terhadap konsntrasi ekstrak
sisi aktif dari molekul dengan permukaan daun pandan ditunjukkan pada Gambar 3.
baja semakin banyak, sehingga membentuk
100
lapisan pasif (passive layer) yang stabil.
Efisiensi Ihibisi (%)

90
Oleh karena itu semakin besar area
80
permukaan baja yang tertutupi dan
70
menghalangi serangan larutan korosif
60
(Soltani, dkk., 2012; Amin & Ibrahim,
50
2011). Pada penelitian ini diperoleh 0.4 0.6 0.8 1
efisiensi optmimum pada konsentrasi Konsentrasi Inhibitor (%)
inhibitor 0,8% sebesar 89%.
Keberadaan ion H+ dalam media Gambar 3. Hubungan %EI terhadap
korosi (H2SO4) mengakibatkan zat tersebut Konsentrasi Ekstrak Daun
bersifat agresif terhadap pelarutan logam. Pandan
Pengamatan saat pengujian inhibisi
menunjukkan gas hidrogen yang dihasilkan Peningkatan efisiensi inhibisi ini
saat perendaman baja dalam media H2SO4 mengakibatkan menurunnya laju korosi per
tanpa inhibitor lebih banyak dibandingkan tahun (mm/tahun) dari 46,44 mm/tahun

93
Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifous Roxb)… (Victor Kayadoe, dkk)

hingga 5,15 mm/tahun, yang berarti bahwa si inhibisi ekstrak daun pandan terhadap
masa pemakaian baja SS-304 akan menjadi korosi baja SS-304 dalam media H2SO4,
lebih dari delapan kali jika menggunakan dengan variabel lain dibuat tetap, yaitu
inhibitor ekstrak daun pandan 0,8% waktu perendaman 3 jam dan kosentrasi
dibandingkan dengan tanpa inhibitor, H2SO4 1 M. Hasil uji inhibisi korosi
sesuai Tabel 2 dan Gambar 4. dengan variasi suhu ditunjukkan pada
Tabel 3.
60
Laju Korosi
(mm/tahun)

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat


40
bahwa meningkatnya suhu menyebabkan
20 bertambahnya kecepatan reaksi korosi. Hal
0 ini terjadi karena makin tinggi suhu maka
0 0.5 1 energi kinetika dari partikel-partikel yang
Konsentrasi Ekstrak daun pandan bereaksi akan meningkat sehingga
(%) melampaui besarnya harga energi aktivasi
dan akibatnya laju kecepatan reaksi
Gambar 4. Grafik Hubungan Laju Korosi (korosi) juga akan makin cepat, begitu juga
terhadap Konsentrasi Ekstak Daun Pandan sebaliknya. Menurut Shreir dkk (1994),
Pengaruh suhu terhadap inhibisi Pada peningkatan suhu tertentu, laju difusi
korosi baja SS-304 menggunakan reaktan meningkat dua kali yang
ekstrak daun Pandan mengakibatkan proses aktivasi meningkat
10-100 kali.
Berdasarkan hasil pengujian inhibisi
dengan variasi konsentrasi ekstrak daun Dengan adanya suhu tinggi,
pandan, diperoleh efisiensi inhibisi yan ionisasi larutan asam akan semakin cepat
optimum dalam media H2SO4 1 M pada dan pori-pori permukaan logam akan
kosentrasi ekstrak daun pandan 0,8 %. semakin besar. Kondisi ini mengakibatkan
Konsentrasi ekstrak daun pandan yang difusi zat asam dan molekul oksigen pada
menghasilkan efisiensi yang optimum ini pemukaan logam akan semakin cepat,
selanjutnya digunakan untuk mempelajari sehingga pelarutan logam akan semakin
pengaruh perubahan suhu terhadap efisien- cepat.

Tabel 3. Pengaruh Suhu Terhadap Efisiensi Inhibisi (%) dan Laju Korosi per Tahun
(mm/tahun) dalam Media H2SO4
Luas Permukaan Baja Laju Korosi Per Tahun
Selisih Berat Baja (g) EI(%)
Suhu (cm2) (mm/tahun)
(°C) Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan
Inhibitor Inhibitor Inhibitor Inhibitor Inhibitor Inhibitor
27 23,68 23,31 0,3024 0,0330 46,44 5,37 89,06
35 24,08 22,60 0,6095 0,0780 92,04 12,54 87,21
40 25,40 24,94 0,9923 0,1205 142,06 17,57 87,86
45 24,24 23,19 1,3372 0,1559 200,60 24,45 88,34
50 23,49 24,27 1,9562 0,4961 302,83 74,33 74,64

94
Molekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: 88 - 96

95 menunjukkan peranan Ekstrak daun

Efisiensi Inhibisi (%)


90 pandan dalam menghambat korosi baja
85 pada semua variasi suhu yang digunakan.
80 Namun laju korosi baja, baik tanpa
75 inhibitor maupun dengan inhibitor
70 meningkat dengan naiknya suhu.
25 35 45 55 Sebagaimana ditunjukkan pada grafik pada
Suhu (oC) Gambar 6, laju korosi baja SS-304
meningkat sangat siginifikan pada suhu di
Gambar 5. Grafik Hubungan %EI atas 45 °C. Hal ini menunjukkan baja akan
terhadap suhu mengalami korosi dengan cepat pada suhu
Grafik pada Gambar 5 menunjuk- tinggi.
kan pengaruh suhu yang tidak linear
400
dengan efisiensi inhibisi. Hal ini

Laju Korosi (mm-1)


300 Dengan
menunjukkan kemampuan inhibisi ekstrak
200 Inhibitor
daun pandan pada korosi baja SS-304 pada
suhu tinggi tidak stabil. Peningkatan suhu 100
Tanpa
menyebabkan tingkat energi molekul pada 0 Inhibitor
permukaan logam mengalami pesaingan 0 50 100
antara gaya adsorpsi dan gaya desorpsi dari Suhu (oC)
logam (Wahyuningsih dkk, 2010). Secara
keseluruhan peranan inhibitor dari ekstrak Gambar 6. Hubungan Laju Korosi
daun pandan dalam menghambat proses (mm/tahun) terhadap suhu
proses korosi baja dalam media H2SO4,
namun seiring bertambahnya suhu, KESIMPULAN
efisiensi inhibisi yang ditunjukan semakin
Dalam ekstrak daun pandan
berkurang. Penurunan efisiensi inhibisi, terkandung senyawa-senyawa metabolit
menunjukan bahwa peranan inhibitor dari
sekunder flavonoid, steroid, alkaloid,
eksrak daun pandan pada suhu yang tinggi antrakuinon, dan tannin, sehingga ekstrak
relatif akan berkurang. Hal ini disebabkan daun pandan berpotensi sebagai inhibitor
karena adanya kompetisi difusi molekul alami dalam menghambat proses korosi
inhibitor dengan zat korosif pada
suatu logam.
permukaan logam. Besarnya molekul yang Semakin tinggi konsentrasi ekstrak
terdapat dalam ekstrak daun pandan daun pandan, semakin tinggi efisiensi
mengakibatkan difusinya lambat sehingga inhibisi yang ditunjukkan. Sementara
pada suhu tinggi, permukaan logam akan
semakin besar suhu, efisiensi inhibisi
lebih dahulu diserang zat korosif. Pada
arginin pada korosi baja SS-304 semakin
suhu tinggi kekuatan adsorpsi dari molekul
menurun. Efisiensi inhibisi yang paling
inhibitor menurun dan kekesatan atau
tinggi pada penelitian ini diperoleh pada
kekasaran (roughening) permukaan logam
konsentrasi 0.8%, yaitu sebesar 89,90%.
akibat korosi yang mengakibatkan proses
Efisiensi inhibisi yang semakin tinggi
penghambatan menjadi berkurang.
menunjukkan laju korosi yang semakin
Pengaruh suhu terhadap laju korosi
menurun.
per tahun (mm/tahun) baja SS-304 dalam
media H2SO4 dengan dan tanpa inhibitor DAFTAR PUSTAKA
ekstrak daun pandan ditunjukkan pada
Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 terlihat Adfa M., 2005. Survey Etnobotani, Studi
bahwa laju korosi tanpa inhibitor lebih senyawa flavanoid dan uji brine
tinggi dibandingkan tanpa inhibitor. Hal ini shrimp beberapa tumbuhan obat

95
Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifous Roxb)… (Victor Kayadoe, dkk)

tradisional suku Serawai di provinsi Khopkar, S. M. (2003). Konsep Dasar


Bengkulu. Jurnal Gradien, 1(1): 43- Kimia (terjemahan Saptohardjo A).
50. Universitas Indonesia, Jakarta.
Agustiningsih, Wildan, A., dan Prameswari, O. M., dan Widjanarko, S. B.,
Mindaningsih, 2010. Optimasi cairan 2014. Uji Efek Esktrak Air Daun
penyari pada pembuatan ekstrak daun Pandan Wangi terhadap Penurunan
pandan wangi (Pandanus amaryllifous Kadar Glukosa Darah dan
Roxb) secara maserasi terhadap kadar Histopatologi Tikus Diabetes Melitus.
fenolik dan flavonoid total. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2):
Momentum, 6(2): 36-41. 16-27.
Amin, M.A. and Ibrahim, M.M., 2011. Scendo, M., 2007. The effect of purine on
Corrosion and corrosion control of the corrosion of copper in choride
mild steel in concentrated H2SO4 solution. Corrosion Science, 49(2):
solutions by a newly synthesized 373-390.
glycine derivative. Corrosion Science, Shreir, L. L., Jarman, R. A., and Burstein,
53(3): 873-885. G. T. (1994). Corrosion, Corrosion
Bentiss, F., Trisnel, M., and Lagrence, M., Control. Volume 2, Butterworth
2000. The substituted 1,3,4- Heinemann, London.
oxadiazoles: a new class of corrosion Spinelli, A., and De Souza F. S., 2009.
inhibitors of mild steel in acidic Caffeic acid as a green corrosion
media. Corrosion Science, 42(1) : 127- inhibitor for mild steel. Corrosion
146. Science 51(3): 642 – 649.
Caliskan, N., and Akbas, E., 2011. The Soltani, N., Tavakkoli, N., Khayatkashani,
Inhibition effect of some pyrimidine M., and Jalali, M. R., 2012. Green
derivates on austenitic stainless steel approach to corrosion inhibition of
in acidic media. Materials Chemistry 304 stainless steel in hydrochloric
and Physics, 126(3): 983-988. acid solution by the extract of salvia
Damayanti, A., dan Fitriana, E. A., 2012. officinalis leaves, Corrosion Science,
Pemungutan minyak atsiri mawar 62, 122-135.
(rose oil) dengan metode maserasi. Vimala, J. R., Rose, A. L., and Raja, S.,
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1(2): 2012. A study on the phytochemical
1-8, ISSN: 2303-0623. analysis and corrosion inhibition on
Gusti, D. R., Farid, F., dan Lestari I. mild steel by annona muricata.L
Ekstrak kulit Kayu Akasia sebagai leaves extract in 1hydrochloric acid,
Inhibitor Pada Laju Korosi Baja Lunak Der Chemica Sinica, 3(3): 582-588,
Dalam media Asam Sulfat, Prosiding ISSN: 0976-8505.
Semirata, 2013, FMIPA Universitas Wahyuningsih, A., Sunarya, Y., dan
Lampung, Lampung. Aisyah, S., 2010. Metenamina sebagai
Harbone, J. B. (1978). Metode fitokimia: Inhibitor Korosi Baja Karbon dalam
Penuntun Cara Modern Menganalisis Lingkungan Sesuai Kondisi
Tumbuhan. (terjemahan Padmawinata, Pertambangan Minyak Bumi. Jurnal
K, Soediro, I). Terbitan kedua. ITB, Sains dan Teknologi Kimia, 1(1): 17-
Bandung. 29, ISSN: 2087-7412.
Irianty, R. S., Khairat, 2013. Ekstrak daun
papaya sebagai inhibitor korosi baja
AISI 4140 dalam medium air laut.
Jurnal Teknobiologi, IV(2): 77-82,
ISSN: 2087-5428.

96

Anda mungkin juga menyukai