Anda di halaman 1dari 7

Artikel Penelitian

Efektivitas Air Perasan Kulit Jeruk Manis sebagai


Larvasida Nyamuk Aedes aegypti

Effectivity of Sweet Orange Peel Juice as a Larvasides of Aedes aegypti


Mosquito

Dita Nurhaifah, Tri Wahyuni Sukesi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan

Abstrak terion and instar I, II, and which had become pupa / die exclusion criteria.
Demam berdarah dengue ditularkan nyamuk Aedes aegypti yang dapat Tested larvae were observed for 24 hours with three times repetition. The
dicegah dengan temefos. Penggunaan yang berkelanjutan berdampak pa- study desaign was true experimental. The place of study was in Entomology
da resistensi nyamuk dan kerusakan lingkungan. Untuk itu perlu larvasida Laboratory of Universitas Ahmad Dahlan on June 2014. Natural larvasides
alami dengan menggunakan air perasan kulit jeruk manis. Tujuan penelitian was made from sweet orange peel juice. Concentration used was of 0.05%,
untuk membuktikan efektivitas air perasan kulit jeruk manis dalam mem- 0.2%, 0.4%, 0.6%, 0.8%, 1%, 1.2%, and 1.4%. Determination of concen-
bunuh larva uji dilihat dari nilai LC50 dan LT50 serta perbedaan efektivitas- tration based on preliminary test where the highest larva mortality 1% and
nya dengan temefos. Sampel 25 larva Aedes aegypti setiap gelas media the lowest at 0%. Processing of data was conducted using linear regression
dengan kriteria inklusi instar III yang aktif dan kriteria eksklusi larva instar I, analysis and probit regression. Juice of sweet orange peel was effective as
II dan yang telah menjadi pupa/mati. Larva uji diamati selama 24 jam de- the Aedes aegypti mosquito larvicides. LC50 value was 0,731% and LT50
ngan tiga kali pengulangan. Desain penelitian adalah eksperimental murni. value was 13.211 hours. Group of treatment compared to temfos (control
Tempat penelitian di Laboratorium Entomologi Universitas Ahmad Dahlan positive) resulted a significant difference in the concentration of 0.05%,
pada Juni 2014. Larvasida alami dibuat dengan menghaluskan kulit jeruk 0.2%, 0.4%, and 0.6%.
manis dan disaring sampai diperoleh sarinya. Konsentrasi yang digunakan Keywords: Aedes aegypti, sweet orange peel juice, larvicides
adalah 0,05%; 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; 1%; 1,2%; dan 1,4%. Penetapan
konsentrasi berdasarkan pada uji pendahuluan, kematian larva tertinggi pa-
da konsentrasi 1% dan terendah pada 0%. Pengolahan data dengan ana- Pendahuluan
lisis regresi linear dan regresi probit. Air perasan kulit jeruk manis efektif se- Kasus demam dengue dan demam berdarah dengue
bagai larvasida nyamuk Aedes aegypti. Nilai LC50 adalah 0,731% dan nilai (DBD) meningkat insiden dan distribusi sepanjang 40
LT50 adalah 13.211 jam. Kelompok perlakuan yang dibandingkan dengan tahun terakhir. Setiap tahun, diperkirakan terdapat 20 ju-
temfos (kontrol positif) menghasilkan perbedaan yang signifikan pada kon- ta kasus infeksi dengue dan menyebabkan kira-kira 24 ju-
sentrasi 0,05% ; 0,2%; 0,4% dan 0,6%. ta kematian.1 DBD adalah penyakit demam akut dise-
Kata kunci: Aedes aegypti, air perasan jeruk manis, larvasida babkan oleh empat serotipe virus dari Genus Flavivirus,
virus RNA dari keluarga Flaviridae. Dengue ditularkan
Abstract oleh genus Aedes, nyamuk yang tersebar di daerah tropis
Dengue hemorrhagic fever is transmitted by Aedes aegypti mosquito that dan subtropis di seluruh dunia.2 Host alami DBD adalah
can be prevented with temefos. Sustainable use affects on mosquito re- manusia, agennya adalah virus dengue.3
sistance and environmental damage. Therefore, it needs natural larvasides Pada tahun 2013, jumlah penderita DBD yang dila-
by using sweet orange peel juice. The study aimed to prove the effectivity porkan sebanyak 112.511 kasus dengan jumlah kematian
of sweet orange peel juice in killing test larvae seen from the LC50 and LT50
value as well as any difference of its effectivity with temefos. Samples were Korespondensi: Tri Wahyuni Sukesi, Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKM
Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbulharjo,
25 Aedes aegypti larvae in each glass medium active instar III inclusion cri-
Yogyakarta, No. Telp: 0274-563515, e-mail: yunisukesi.fkmuad@gmail.com

207
Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9, No. 3, Februari 2015

871 orang (angka kesakitan = 45,85 per 100.000 pen- LT50.


duduk dan angka kematian = 0,77%). Terjadi peningka- Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini di-
tan jumlah kasus pada tahun 2013 dibandingkan tahun lakukan untuk membuktikan efektivitas air perasan kulit
2012, terdapat 90.245 kasus dengan angka kesakitan jeruk manis sebagai larvasida dengan melihat nilai LC50
sebesar 37,27 per 100.000 penduduk.4 Untuk mencegah dan LT50 air perasan kulit jeruk manis dalam membunuh
penularan virus DBD adalah dengan pemberantasan nya- larva Aedes aegypti serta membandingkan efektivitas air
muk Aedes aegypti baik pemberantasan secara fisik, bio- perasan kulit jeruk manis dengan temefos sebagai lar-
logi, maupun kimiawi.5 Contoh pengendalian secara ki- vasida.
miawi adalah penyemprotan insektisida di fokus area dan
pembagian bubuk abate.6 Metode
Selama ini, pemerintah menyarankan kepada masya- Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
rakat untuk menggunakan bubuk abate (temefos) seba- murni. Desain eksperimen yang digunakan adalah post
gai salah satu upaya pengendalian vektor DBD. Namun, test only control group design. Pada rancangan ini, peneli-
penggunaan temefos secara terus menerus dalam pengen- ti membandingkan jumlah larva yang mati antara peng-
dalian vektor memungkinkan timbulnya resistensi ter- gunaan temefos dengan larvasida alami dari air perasan
hadap larvasida tersebut karena sifat transovarial dari kulit jeruk manis dalam berbagai konsentrasi. Total larva
nyamuk.7 Tidak hanya itu, penggunaan pestisida sintetis Aedes aegypti yang digunakan adalah 25 ekor per gelas.
yang intensif dapat menimbulkan pencemaran dan ber- Dalam gelas uji, media yang digunakan adalah air se-
dampak negatif pada kesehatan manusia, misalnya terte- banyak 100 mL maka dimasukkan 25 larva uji dalam se-
lan akan memicu keracunan.8,9 Banyaknya dampak tiap gelas media agar kondisi media tidak terlalu padat di
negatif penggunaan pestisida sintetis mendorong peneli- samping itu, jumlah tersebut juga sudah menjadi standar
tian mengenai larvasida alami, salah satunya dari buah dari WHO. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah larva
jeruk dari berbagai spesies. Buah jeruk dipilih karena Aedes aegypti instar III yang masih bergerak aktif. Krite-
memiliki senyawa kimia yang memiliki aktivitas biologis, ria eksklusi yang ditetapkan adalah larva Aedes aegypti
seperti flavonoid, karotenoid, dan limonoid.10 Penelitian larva instar I dan II, larva yang mati dan larva yang
mengenai pemanfaatan tanaman jeruk sudah banyak di- berubah menjadi pupa. Pengamatan terhadap penelitian
lakukan, Bilal dkk,11 yang telah memanfaatkan jeruk ini dilakukan secara observasi langsung dengan cara
lemon sebagai larvasida nyamuk Aedes albopictus den- mencatat waktu, konsentrasi yang mampu membunuh
gan nilai LC50 pada 377,4 ppm dan nilai LT50 pada jam dan jumlah larva uji yang mati. Penelitian ini dilakukan
ke-31. di Laboratorium Entomologi Fakultas Kesehatan Masya-
Berdasarkan skrining fitokimia yang dilakukan Olu- rakat Universitas Ahmad Dahlan pada bulan Juni 2014.
remi dkk,12 menunjukkan bahwa kulit jeruk mengan- Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dung tanin, saponin, fitat oksalat, flavonoid, dan limo- kulit buah jeruk manis. Dalam pembuatan air perasan
noid. Limonoid memiliki kemampuan untuk mengham- kulit jeruk manis, peneliti membuat larutan stok 25%
bat pembentukan sel kanker, mengurangi pembentukan yang diencerkan dengan air keran dari Rumus 1.
low-density lipoprotein (LDL) serta berdasarkan uji la- Sebelum melakukan pengenceran air perasan kulit
pangan yang dilakukan pada serangga, limonoid mampu jeruk manis sesuai dengan konsentrasi yang diperlukan,
menghambat serangga untuk makan (antifeedant).13 peneliti terlebih dahulu membuat larutan stok dengan
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang konsentrasi 25% dengan cara kulit jeruk manis sebelum
menimbulkan busa bila dikocok dalam air dan dalam dikupas dicuci terlebih dahulu, selanjutnya diangin-
konsentrasi rendah dapat menimbulkan hemolisis sel anginkan. Setelah kering, selanjutnya dikupas dan diiris
darah merah.14 Cara kerja saponin yang diekstrak dari tipis dengan maksud mempermudah dalam menghalus-
berbagai tanaman memiliki efek gangguan tahap perkem- kan kulit jeruk manis. Kemudian peneliti menimbang 25
bangan dan gangguan pergantian kulit (molting). Pada gram kulit jeruk yang sudah diiris tipis. Sebanyak 25
stadium larva Culex fatigan menunjukkan pigmentasi gram kulit jeruk tersebut dihaluskan menggunakan
yang parah serta kerusakan bentuk kepala dan perut.15 blender dengan menambahkan 100 mL air, sehingga
Penelitian mengenai air perasan kulit jeruk manis se-
Rumus 1.
bagai larvasida, sebelumnya pernah dilakukan oleh
Wati,16 nilai LC50 dari larvasida alami air perasan kulit V1M1= V2M2
jeruk manis yang diperoleh adalah 0,946%. Dalam
Keterangan:
penelitian tersebut, belum diperoleh nilai LT50 dari lar- V1 : volume larutan mula-mula
vasida alami air perasan kulit jeruk manis sehingga pene- M1 : konsentrasi larutan mula-mula
liti juga merasa perlu melakukan penelitian larvasida dari V2 : volume larutan seteah diencerkan
M2 : konsentrasi larutan setelah diencerkan
air perasan kulit jeruk manis untuk mengetahui nilai

208
Nurhaifah & Sukesi, Efektivitas Air Perasan Kulit Jeruk Manis sebagai Larvasida

diperoleh larutan stok sebanyak 25% air perasan kulit an normal, dikhawatirkan larva uji mati bukan karena
jeruk manis. larvasida alami yang diberikan melainkan karena suhu
Berdasarkan rumus di atas, konsentrasi yang digu- yang terlalu ekstrem baik itu terlalu tinggi ataupun ter-
nakan dalam uji pendahuluan adalah 1%, 2%, 3%, 4%, lalu rendah. Maka, peneliti memutuskan untuk me-
dan 5%. Hasil yang diperoleh dalam uji pendahuluan ngontrol dengan mengatur suhu kamar menjadi 27°C.
adalah bahwa pada konsentrasi 1% larva uji sebanyak 25 Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah tim-
ekor sudah mati semua (kematian 100%). Begitu pula bangan analitik, blender, saringan, akuades, tisu, batang
pada konsentrasi 2%, 3%, 4%, dan 5%. Semua larva uji pengaduk untuk pembuatan air perasan kulit jeruk ma-
sudah mati kurang dari 24 jam. Pada uji sebenarnya, kon- nis, labu ukur, propipet, corong buchner, mikropipet,
sentrasi yang digunakan peneliti adalah konsentrasi di batang pengaduk, gelas plastik, ose jarum, dan senter un-
bawah 1% yaitu 0,05%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1%, tuk alat uji larvasida. Data yang dicatat peneliti adalah
1,2%, dan 1,4%. kematian larva pada masing-masing media uji selama 24
Jumlah larva Aedes aegypti per gelas media yang di- jam pada pengamatan jam ke-1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 20
gunakan dalam penelitian ini adalah 25 ekor larva sesuai dan 24. Setelah diperoleh data kematian larva Aedes ae-
dari standar World Health Organization (WHO).1 WHO gypti, selanjutnya peneliti melakukan analisis data. Ana-
dalam Dengue: Guidelines for diagnosis, treatment, pre- lisis data dalam penelitian ini ada dua yaitu analisis re-
vention and control menyatakan bahwa jumlah larva gresi linier dan analisis regresi probit. Pada analisis re-
yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 25 gresi linier untuk mengetahui sebaran data normal atau
ekor larva. Selain merupakan standar dari WHO, alasan tidak menggunakan uji Saphiro wilk karena jumlah sam-
peneliti menggunakan 25 ekor larva bersifat teknis kare- pelnya < 50. Dilanjutkan dengan uji Levene untuk me-
na media yang digunakan adalah gelas yang berisi 100 ngetahui varian datanya homogen atau tidak. Apabila
mL air. Apabila media diisi lebih dari 25 ekor, kematian distribusi datanya normal dan varianya homogen maka
larva bisa karena faktor kepadatan dalam media. Kontrol dilanjutkan analisis varian dengan uji anova satu arah di-
positif dalam penelitian ini adalah air sumur, sedangkan lanjutkan uji Turkey, tetapi apabila syarat tersebut tidak
kontrol negatif dalam penelitian ini adalah temefos. terpenuhi maka analisis dengan uji Kruskal Wallis dilan-
Kontrol positif berupa air sumur digunakan dengan jutkan Uji Mann Whitney.
alasan bahwa kematian larva uji benar karena pengaruh
pemberian larvasida alami air perasan kulit jeruk manis, Hasil
sedangkan kontrol negatif berupa temefos dimaksudkan Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat jumlah dan pre-
untuk melihat dan membandingkan keefektifan larvasida sentase kematian larva Aedes aegypti yang diberi per-
alami dalam membunuh larva uji. lakuan, yaitu dengan menambahkan air perasan kulit
Peneliti selanjutnya membuat larutan air perasan kulit jeruk manis konsentrasi 0,05%, 0,2%, 0,4%, 0,6%,
jeruk manis dengan konsentrasi yang ditetapkan di atas 0,8%, 1%, 1,2%, dan 1,4%. Hasil uji sebenarnya diper-
sebanyak 100 mL. Jumlah larutan 100 mL tersebut di- oleh hasil bahwa air perasan kulit jeruk manis pada kon-
masukkan ke dalam gelas plastik. Setelah media uji siap, sentrasi 1% dan 1,4% sudah mampu membunuh larva
peneliti memasukkan larva Aedes aegypti stadium III se- Aedes agypti sebanyak 100% dan konsentrasi terendah
banyak 25 ekor. Alasan peneliti menggunakan larva yang tidak mampu membunuh larva Aedes aegypti
Aedes aegypti stadium III adalah larva karena instar III adalah 0,05%, yaitu tidak terdapat kematian.
ukurannya sudah cukup besar sehingga mudah untuk di- Berdasarkan Tabel 2 kita dapat melihat hasil analisis
identifikasi serta larva instar III merupakan sampel regresi yang masing-masing nilai memiliki makna. Nilai
penelitian yang menjadi standar dari WHO. Setelah lar- R dapat menunjukkan tingkat hubungan antar variabel
va dimasukkan ke dalam media uji, selanjutnya peneliti bebas dengan variabel terikat, nilai R2 menunjukkan pe-
mengamati dan menghitung jumlah kematian larva uji ngaruh perlakuan. Hasil uji regresi diperoleh nilai R
sampai 24 jam. Apabila setelah 24 jam 50% larva uji sebesar 782, artinya korelasi variabel bebas dan terikat
belum mati, maka peneliti dapat menambah waktu memiliki hubungan sangat erat karena mendekati angka
pengamatan sampai 48 jam dan seterusnya sampai mak- 1. Nilai R2 sebesar 612 artinya pengaruh pemberian air
simal 96 jam karena jika lebih dari 96 jam kematian lar- perasan kulit jeruk manis dalam membunuh larva uji
va dapat disebabkan faktor lain. Selain itu, sebesar 61%, sisanya dipengaruhi variabel lain.
dikhawatirkan larva sudah berubah stadium menjadi pu- Berdasarkan Tabel 3, kita dapat mengetahui nilai
pa sehingga penelitian harus diulang kembali. Penelitian mean masing-masing perlakuan dari kontrol negatif, kon-
ini dilakukan dalam tiga replikasi/ulangan. Dalam sentrasi 0,05%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1%, 1,2%,
penelitian ini, salah satu variabel pengganggu adalah dan 1,4%. Tabel 3 menunjukkan nilai rata-rata dari ma-
suhu, karena suhu akan memengaruhi kondisi biologis sing-masing variabel. Data yang digunakan dalam bentuk
larva. Apabila suhu tidak dikontrol menjadi suhu ruang- numerik sehingga dapat diketahui nilai rata-rata masing-

209
Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9, No. 3, Februari 2015

Tabel 1. Jumlah dan Presentase Larva Aedes aegypti yang Mati Setelah Pemberian Air Perasan Kulit
Jeruk Manis Selama 24 Jam pada Uji Sesungguhnya

Jumlah Kumulatif Kematian Larva


Rata-rata Persentase
Kelompok Perlakuan Pengulangan Kematian (ekor) Kematian (%)

I II III

Konsentrasi 0,05% 0 0 0 0 0
Konsentrasi 0,2% 18 12 13 14,33 57,32
Konsentrasi 0,4% 21 21 20 20,66 82,64
Konsentrasi 0,6% 24 23 24 23,66 94,64
Konsentrasi 0,8% 25 24 24 24,33 97,32
Konsentrasi 1 % 25 25 25 25 100
Konsentrasi 1,2% 25 25 24 24,66 98,64
Konsentrasi 1,4% 25 25 25 25 100
Kontrol positif 25 25 25 25 100
Kontrol negatif 0 0 0 0 0

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi untuk Mengetahui Pengaruh Konsentrasi Air dingkan dengan kelompok kontrol positif (temefos
Perasan Kulit Jeruk Manis dengan Kematian Larva Uji
0,01%), maka diketahui hasil yang memiliki perbedaan
Model r R2 Nilai p  adalah konsentrasi 0,05%, 0,2%, 0,4%, dan
0,6%. Perlakuan pada konsentrasi 0,8%, 1%, 1,2%, dan
Konsentrasi air perasan 0,782 0,612 0,000
kulit jeruk manis 1,4% tidak memiliki perbedaan yang signikan. Se-
dangkan, perbedaan antara kontrol negatif (air keran)
Tabel 3. Hasil Uji Kruskal Wallis untuk Mengetahui Nilai Rata-rata Masing-
dengan perlakuan yang hasilnya tidak ada perbedaan
masing Perlakuan adalah konsentrasi 0,05% sementara konsentrasi lain ter-
dapat perbedaan.
Model Perlakuan n Rata-rata Ranking
Berdasarkan Tabel 5 kita dapat mengetahui perbe-
Mortalitas larva Kontrol negatif 3 3,50 daan dari rata-rata kematian larva pada masing-masing
0,05 3 3,50 perlakuan, yaitu dengan pemberian kontrol positif, kon-
0,2 3 8,00
0,4 3 11,00
trol negatif, maupun pemberian air perasan kulit jeruk
0,6 3 15,00 manis pada masing-masing konsentrasi. Berdasarkan
0,8 3 18,83 Tabel 5 dapat diketahui nilai L50 pada setiap ulangan dan
1 3 24,50
1,2 3 21,70
rata-rata nilai LC50 air perasan kulit jeruk manis ter-
1,4 3 24,50 hadap kematian larva Aedes aegypti. Hasil analisis regre-
Kontrol positif 3 24,50 si diperoleh rata-rata LC50 pada konsentrasi 0,731%
Total 30
dalam kisaran konsentrasi 0,560% – 0,921%.
Berdasarkan analisis probit, diperoleh rata-rata LT50 pa-
da jam ke-13.211 dalam kisaran waktu 10.314 – 16.597
masing konsentrasi. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pa- jam
da konsentrasi 1%, 1,4% dan kontrol positif, sedangkan
nilai rata-rata terendah pada konsentrasi 0,05%. Pembahasan
Pada Tabel 4 kita dapat melihat adanya perbedaan ke- Larvasida alami yang digunakan adalah air perasan
matian larva antara perlakuan pemberian air perasan kulit jeruk manis. Sebelum melakukan uji sebenarnya,
kulit jeruk manis dibandingkan dengan temefos dan air peneliti melakukan uji pendahuluan dengan konsentrasi
sumur. 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Dari uji pendahuluan diper-
Hasil uji Kruskal Wallis dilakukan untuk mengetahui oleh konsentrasi yang akan digunaan pada uji sebenar-
perbedaan antar perlakuan dengan rata- rata jumlah ku- nya, yaitu 0,05%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1%, 1,2%,
mulatif kematian larva. Dari hasil uji tersebut didapatkan dan 1,4%.
nilai p sebesar 0,001. Artinya, ada perbedaan rata-rata Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat dili-
jumlah kumulatif kematian larva Aedes aegypti menggu- hat konsentrasi air perasan kulit jeruk manis terendah
nakan air perasan kulit jeruk manis, temefos, dan air ke- yang dapat menimbulkan kematian larva uji adalah kon-
ran. Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai sentrasi 0,2% dengan persentase 57,32%. Selain itu, da-
perbedaan, dilakukan uji Mann Whitney. pat dilihat bahwa pada kelompok kontrol negatif (air ke-
Hasil uji Mann Whitney, dapat diketahui perbedaan ran) tidak terdapat larva uji yang mati. Sedangkan pada
antara dua perlakuan. Jika kelompok perlakuan diban- kontrol positif terdapat 100% kematian larva uji. Hal ini

210
Nurhaifah & Sukesi, Efektivitas Air Perasan Kulit Jeruk Manis sebagai Larvasida

Gambar 1. Hasil Uji Mann Whitney

Tabel 5. Nilai LC50 Air Perasan Kulit Jeruk Manis dalam Membunuh Larva
Aedes aegypti ga mati sebelum berkembang menjadi pupa.18
Analisis probit diketahui bahwa rata-rata nilai LC50
Model Ulangan LC50 (%) dari konsentrasi air perasan kulit jeruk manis adalah
LC50 Air perasan kulit jeruk manis I 0,724 0,731%. Artinya konsentrasi air perasan kulit jeruk ma-
II 0,741 nis dapat membunuh 50% dari total larva uji pada kon-
III 0,728 sentrasi 0,731% pada interval 0,560% dan 0,921%.
Rata-rata 0,731
Pada penelitian yang dilakukan Wati,16 yang sama-sama
menggunakan air perasan kulit jeruk manis diperoleh ni-
Tabel 6. Nilai LT50 Air Perasan Kulit Jeruk Manis dalam Membunuh Larva lai LC50 pada konsentrasi 0,946% pada interval 0,763%
Aedes aegypti
dan 1,117%. Sedangkan, nilai LC50 pada temefos sebe-
Model Ulangan LT50 (%) sar 0,177%.19 Artinya kemampuan temefos dalam mem-
bunuh larva Aedes aegypti lebih baik dibandingkan de-
LT50 Air perasan kulit jeruk manis I 13,012
II 13,402
ngan air perasan kulit jeruk manis (Citrus sinensis), te-
III 13,219 tapi penggunaan temefos yang terlalu sering dapat me-
Rata-rata 13,211 nimbulkan efek yang tidak baik bagi kesehatan manusia
dan bagi kelestarian lingkungan. Semakin rendah nilai
membuktikan bahwa memang ada pengaruh pemberian LC50 suatu larvasida alami maka, semakin baik pula efek-
air perasan kulit jeruk manis terhadap kematian larva tivitas larvasida tersebut karena dengan jumlah bahan
Aedes aegypti. Tingginya angka kematian larva uji dapat baku yang sedikit dapat menghasilkan daya larvasida
disebabkan oleh adanya kandungan senyawa kimia pada yang tinggi. Selain itu, larvasida tersebut ramah lingkung-
kulit jeruk manis yang berperan dalam aktivitas biologis an karena tidak meninggalkan residu pada lingkungan.
pada pertumbuhan dan perkembangan larva. Berbagai Hasil analisis probit nilai LT50 tersebut terlihat bahwa
jenis tanaman telah diketahui mengandung senyawa bio- untuk membunuh larva Aedes aegypti dari populasi sam-
aktif seperti fenilpropan, terpenoid, alkaloid, asetogenin, pel air perasan kulit jeruk manis pada ulangan pertama
steroid dan tanin yang bersifat sebagai insektisida.17 adalah selama 13.012 jam, ulangan kedua 13.402 jam
Senyawa yang terkandung dalam kulit jeruk antara lain dan ulangan ketiga 13.219 jam. Dari hasil tersebut diper-
limonoid, 
  saponin dan tannin. 12-15 Limonoid oleh rata-rata LT50 air perasan kulit jeruk manis yang
dan saponin berperan sebagai penghambat makan pada mampu membunuh larva Aedes aegypti adalah selama
serangga (antifeedant), 
  bekerja untuk melayu- 13.211 jam. Artinya, waktu yang dibutuhkan air perasan
kan saraf pada sistem pernafasan serangga dan tannin da- kulit jeruk manis dapat membunuh 50% dari total larva
pat memengaruhi kegagalan moulting pada larva sehing- uji adalah selama 13.211 jam pada interval 10.314 jam

211
Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9, No. 3, Februari 2015

dan 16.597 jam. Nilai LT50 adalah sebuah periode yang dungan zat dalam kulit jeruk manis terkait zat yang pa-
dihitung dalam waktu ketika bahan kimia dengan kon- ling dominan berperan sebagai larvasida.
sentrasi tertentu diperkirakan mampu menyebabkan ke-
matian dari 50% populasi hewan percobaan.20 Semakin Daftar Pustaka
rendah nilai LT50 maka semakin cepat laju infeksi yang 1. World Health Organization. Dengue: guidelines for laboratory and field
disebabkan suatu bahan kimia tersebut sehingga semakin testing of mosquito larvicides. Geneva: World Health Organization;
rendah nilai LT50 artinya bahan tersebut semakin bera- 2005.
cun.21 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Moeham- 2. Soedarto. Buku ajar parasitologi kedokteran. Jakarta: Sagung Seto; 2012
mandi,22 kondisi morfologi larva uji yang mati memiliki 3. Kurane I. Dengue hemorrhagic fever with spesial emphasis on im-
beberapa persamaan yaitu warna gelap dengan kondisi munopathogenesis. Comparative Immunology, Microbiology &
kepala hampir putus. Infectious Disease. 2007; 30: 329-40.
Hasil uji Mann Whitney, dapat diketahui perbedaan 4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia
antara dua perlakuan. Nilai yang diperoleh dari uji Mann tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014
Whitney mengenai perbedaan efektivitas air perasan 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan menteri kese-
kulit jeruk manis dengan temefos, yaitu pada konsentrasi hatan nomor 374 tentang pengendalian vektor. Jakarta: Departemen
0,05%, 0,2%, 0,4%, dan 0,6% terdapat perbedaan yang Kesehatan Republik Indonesia; 2010.
signifikan dengan temefos. Sedangkan pada konsentrasi 6. Taviv Y, Sikhu A, Sitorus H. Pengendalian DBD melalui pemanfaatan
0,8%, 1%, 1,2%, dan 1,4% tidak terdapat perbedaan pemantau jentik dan ikan cupang di Kota Palembang; Baturaja. Buletin
yang signifikan dengan temefos. Penelitian Kesehatan. 2010; 38 (4): 215 - 24.
Pemanfaatan beberapa spesies dan bagian jeruk seba- 7. Ridha MR, Nisa K. Larva Aedes aeypti sudah toleran terhadap temepos
gai larvasida didasarkan pada berbagai macam kandung- di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Jurnal Vektora. 2015; 3 (2): 9-
an senyawa kimia, seperti flavonoid dan limonoid.23 111.
Berdasarkan skrining fitokimia yang dilakukan Oluremi 8. Hartati SY. Prospek perkembangan minyak atsiri sebagai pestisida
dkk,12 kulit jeruk mengandung tanin, saponin, fitat ok- nabati. Perspektif. 2012; 11 (1): 45-8.
salat, flavonoid, dan limonoid. Kandungan senyawa tanin 9. Lauwrens, Florensia IJ, Wahongan GJ, Bernadus JB. Pengaruh dosis
pada kulit jeruk dapat menghalangi serangga dalam abate terhadap jumlah populasi jentik nyamuk Aedes sp di Kecamatan
mencerna makanan dan akhirnya mengganggu pertum- Malalayang Kota Manado. Jurnal e-Biomedik. 2014; 2 (1).
buhan serangga. Senyawa flavonoid menyerang sistem 10. Ferguson. Medicinal use of citrus [online]. 2014 [cited 2014 Apr 14].
pernafasan yang ada pada permukaan tubuh larva dan Available from: www.floridaplants.com/Reprints/medicinalcitrus.pdf.
menimbulkan kelayuan syaraf sehingga tidak mampu 11. Bilal H, Akram W, Ali-Hasan S. Lavicidal activity of citrus limonoids
bernafas, senyawa limonoid akan menghambat serangga against Aedes albopictus larvae. Journal Arthropos-Borne Disease.
untuk makan seperti halnya tanin (antifeedant). Sedang- 2012; 6(2): 104-11.
kan, saponin akan mengganggu perkembangan dan gang- 12. Oluremi OIA, Ngi J, Andrew IA. Phytonutrients in citrus fruit peel meal
guan pergantian kulit pada larva (moulting) sehingga lar- and nutritional implication [serial on internet]. Livestock Res Rur Dev
va tidak akan mampu berkembang ke stadium selanjut- for livestock production. 2007 [cited 2014 Aug 6]; 19 (7). Available
nya. from: http://www.lrrd.org/lrrd19/7/olur19089.htm
13. Stelljes KB. Questions about citrus limonoids [online]. 2014 [cited 2014
Kesimpulan Apr 8]. A vailable from: http://www.ars.usda.gov/is/pr/1999/
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka bg990323.htm.
kesimpulan yang diambil adalah bahwa air perasan kulit 14. Robinson T. Kandungan organik tumbuhan tingkat tinggi. Bandung:
jeruk manis dapat digunakan sebagai larvasida Aedes ae- ITB; 1991.
gypti dengan konsentrasi paling efektif adalah pada kon- 15. Chaieb I. Saponins as insecticides: a review. Tunisia. Tunisian Journal of
sentrasi 1% dan 1,4% karena kemampuan membunuh Plant Protection. 2010; 5: 39-50.
larva uji sama dengan temefos, yaitu mampu membunuh 16. Wati FA. Pengaruh air perasan kulit jeruk manis (Citrus aurantium sub
100% larva uji. Nilai lethal concentration 50 pada kon- spesies sinensis) terhadap tingkat kematian larva Aedes aegypti instar III
sentrasi 0,731% dan nilai lethal time 50 pada jam ke in vitro [skripsi]. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
13.211. Efektivitas air perasan kulit jeruk manis pada Maret; 2010
konsentrasi 0,8%, 1%, 1,2%, dan 1,4% tidak memiliki 17. Astuti EP, Riyadhi A, Ahmadi NR. Efektivitas minyak jarak pagar seba-
perbedaan yang signifikan dengan temefos 0,01%. gai larvasida ati-ovoiposisi dan ovisida terhadap larva nyamuk Aedes al-
bopictus. Buletin Penerbitan Tanaman Rempah dan Obat. 2011; 22 (1):
Saran 44-53.
Berdasarkan penelitian pengaruh air perasan kulit 18. Asikin S. Toksisitas tumbuhan jengkol terhadap hama tanaman.
jeruk manis terhadap larva Aedes aegypti yang telah di- Banjarbaru; Badan Penelitian Pertanian Lahan Rawa; 2013.
lakukan, diperlukan penelitian yang lebih lanjut dari kan- 19. Becker N, Petric D, Zgomba M, Boase C, Madon M, Dahl C, et al.

212
Nurhaifah & Sukesi, Efektivitas Air Perasan Kulit Jeruk Manis sebagai Larvasida

Mosquitoes and their control. 2nd ed. Berlin; Heidelberg: Springer- (Coleoptera: Chrysomelidae). The Philippine Agricultural. Scientist.
Verlag Berlin Heidelberg; 2010. 2001; 84:171-8.
20. International Union of Pure Applied Chemistry. Compendium of chem- 22. Moehammadi N. Potensi biolarvasida ekstrak herba Ageratum cony-
ical terminology [e-book]. 2nd ed. (the “Gold Book”). Compiled by zoides linn. dan daun Saccopetalum horsifieldii benn terhadap larva
McNaught AD, Wilkinson A. Oxford: Blackwell Sci Publ; 1997 [cited nyamuk Aedes aegypti L. Jurnal Berkala Penelitian Hayati. 2005; 10.
2014 Sept 6]. Available from: http://goldbook.iupac.org 23. Milind P, Dev C. Orange: range of benefits. International Research
21. Facundo HT, Hirao A, Santiago DR, Gabriel BP. Screening of microbial Journal of Pharmacy. 2012; 3 (7): 59-63.
agents for the control of the orchid lema, Lema pectoralis Baly

213

Anda mungkin juga menyukai