Diusulkan oleh:
A. Latar Belakang
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Karena
rumah ialah tempat berlindung serta tempat istirahat setelah beraktivitas
seharian. Rumah yang baik untuk ditinggali ialah rumah yang memenuhi
syarat kesehatan. Rumah sehat berarti rumah yang bersih dan juga bebas dari
segala sumber penyakit, oleh karena itu manusia perlu menjaga rumahnya
agar tetap bersih dan dalam keadaan sehat. Banyak penyakit yang muncul
akibat sanitasi rumah yang tidak baik seperti rumahnya tidak bersih, banyak
bibit penyakit, dan juga tidak memenuhi kriteria rumah sehat. Salah satu
penyakit yang muncul akibat sanitasi rumah yang kurang baik ialah adalah
Demam Berdarah Dengue (DBD).
Menurut Kemenkes RI, Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
ialah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan kepada
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus.
Gejala yang mungkin muncul ditandai dengan demam mendadak, sakit
kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti
mimisan atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan
tubuh pada penderita.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonotik mengatakan kasus DBD di Indonesia hingga juli mencapai 71.633.
10 provinsi yang melaporkan jumlah kasus terbanyak ada di Jawa Barat
dengan 10.772 kasus, Bali 8.930 kasus, Jawa Timur 5.948 kasus, NTT 5.539
kasus, Lampung 5.135 kasus, DKI Jakarta 4.227 kasus, NTB 3.796 kasus,
Jawa Tengah 2.846 kasus, Yogyakarta 2.720 kasus, dan Riau 2.255 kasus.
Dengan jumlah kematiannya mencapai 459 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengatakan
kasus DBD di Jabar pada Januari 2020 mencapai 2.213 kasus dengan 20
kematian kemudian Februari terdapat 2.479 kasus dengan 18 kematian. Lalu
pada bulan Maret tercatat 2.942 kasus dengan 23 kematian, April sebanyak
888 kasus dengan 10 kematian, sedangkan pada Mei terdapat 759 kasus
dengan 7 kematian. Angka kematian akibat DBD terbanyak di Jabar terdapat
di Kabupaten Cirebon, yakni 11 kematian dengan 447 kasus DBD sampai
akhir bulan Mei. Sedangkan angka kematian akibat DBD kedua terbanyak
adalah di Kota Tasikmalaya dengan 8 kematian dari 413 kasus DBD sampai
akhir Mei.
Di Indonesia, rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah
sehat dan juga pentingnya pemberantasan sarang nyamuk menjadi salah satu
faktor utama munculnya berbagai penyakit. Terutama disaat musim
penghujan tiba populasi nyamuk Aedes Aegypti meningkat sehingga
memungkinkan kejadian kasus DBD meningkat. DBD merupakan penyakit
yang menimbulkan kasus kesakitan dan kematian yang cukup tinggi.
Pencegahan dan pengendalian penyakit DBD harus dilaksanakan sebaik
mungkin supaya dapat mencegah meningkatnya kasus kesakitan dan
kematian akibat DBD.
Berdasarkan data dari Puskesmas Bantar terdapat satu RW yang
memiliki Angkat Bebas Jentik (ABJ) yang sangat rendah yaitu di RW 06
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Rendahnya
ABJ diakibatkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pemberantasan sarang nyamuk. RW 06 Kelurahan Sukamulya merupakan
kawasan padat penduduk dengan jumlah penduduk 819 jiwa dengan 288
Kepala Keluarga. Mata pencarian masyarakatnya sebagian besar sebagai
buruh harian lepas. Riwayat pendidikan terakhir masyarakat di RW 06
Keluraha Sukamulya paling banyak tamat SD. Sementara untuk keadaan
lingkungan di Kelurahan Sukamulya didominasi oleh lahan persawahan
dengan luas 55 Ha dan lahan pemukiman 88,11 Ha. Sarana pelayanan
kesehatan yang terdapat di Keluraha Sukamulya terdiri dari 11 posyandu, 1
puskesmas pembantu, 2 klinik/balai pengobatan, 4 bidan dan 1 praktik dokter.
Melihat dari informasi yang didapatkan hal tersebut perlu mendapat perhatian
yang cukup besar dari tenaga kesehatan. Oleh karena itu, Menyadari
pentingnya rumah sehat dan pengendalian DBD kami Mahasiswa Jurusan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi
sebagai calon tenaga kesehatan melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan
kepada masyarakat Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota
Tasikmalaya.
B. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini yaitu “Rumah Antik”. Arti atau makna dari
Rumah Antik yaitu sebuah rumah yang bebas dari jentik nyamuk guna
untuk mencegah dan mengurangi kasus DBD. Pada kegiatan ini akan
dilaksanakan kegiatan penyuluhan mengenai pencegahan DBD terkait
3MPLUS dan mengenai Rumah Sehat yang berkaitannya dengan PHBS
pada setiap keluarga, pelatihan/praktik membersihkan rumah agar menjadi
rumah sehat serta perlombaan rumah sehat untuk mencegah dan
mengurangi kasus DBD.
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan umum
Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat Kelurahan
Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya mengenai
pencegahan DBD terkait 3MPLUS dan materi mengenai Rumah Sehat
yang berkaitannya dengan PHBS pada setiap keluarga
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan DBD
melalui 3MPLUS dan rumah sehat yang berkaitan dengan PHBS
pada setiap keluarga sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan dan
pelatihan dengan indikator keberhasilnan 50% pengetahuan
masyarakat meningkat.
b. Menumbuhkan sikap peduli terhadap pencegahan DBD dengan
dilihat dari keikutsertaan partisipasi 50% dari seluruh peserta.
c. Memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait rumah sehat
dengan menggunakan Metode Simulasi dengan harapan peserta
terbiasa dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
D. Manfaat Kegiatan
1. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan DBD
2. Meningkatnya sikap masyarakat terkait pencegahan DBD
3. Melatih masyarakat agar lebih meningkatkan PHBS di Rumah
E. Waktu Kegiatan
Kegiatan ini akan dilakukan pada hari Sabtu, 12 Desember 2020
pukul 09.00-12.00 WIB dan pada hari Minggu, 13 Desember 2020 pukul
09.00-12.00 WIB
F. Tempat Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan secara Online dan Offline. Kegiatan
online dilakukan melalui Google meet sedangkan offline bertempat di
Mesjid uswatun hasanah, Kp. Leuwimalang RW 6, Kelurahan Sukamulya,
Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.
G. Pelaksanaan Kegiatan
2. Pengeluaran
KESEKRETARIATAN
Doorprize 120.000
8. 6 buah 20.000
Peserta
JUMLAH 500.000
I. Monitoring Evaluasi
H. Evaluasi
1. Evaluasi pendidikan
Penilaian kegiatan ini dilakukan dengan cara membandingkan
pengetahuan mengenai sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
(Pre Test – Post Test).
2. Evaluasi pelatihan
Penilaian kegiatan pelatihan dilakukan dengan lembar penilaian
berupa lembar ceklis yang akan diisi saat pelatihan berlangsung,