Disusun oleh :
BANJARMASIN
2020
ABSTRAK
Keadaan ini tentu saja berdampak PHK pada karyawan di negara yang
ditinggalkan. Efisiensi yang diberlakukan oleh perusahaan pada dewasa ini,
merupakan jawaban atas penambahan posisi-posisi yang tidak perlu di masa lalu,
sehingga dilihat secara struktur organisasi, maka terjadi penggelembungan yang
sangat besar. Ketika tuntutan efisiensi harus dipenuhi, maka restrukturisasi
merupakan jawabannya. Di sini tentu saja terjadi pemangkasan posisi besar-
besaran, sehingga PHK masih belum dapat dihindarkan.
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ......................................3
2.2 Fungsi Dan Tujuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) .........................3
2.3 Prinsip – Prinsip Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) .............................4
2.4 Jenis – Jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ....................................5
2.5 Mekanisme Dan Penyelesaian Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) ......................................................................................................6
2.6 Proses dan Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) .......................8
2.7 Kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ....................................9
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pengganti Ujian Akhir Semester pada Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pemutusan Hubungan Kerja bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ahmad Alim Bachri, selaku dosen
Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Di Negara ini pun pernah terjadi PHK secara besar – besaran dimana pada
waktu itu terjadi krisis moneter, yang mengakibatkan perusahaan tidak
sanggup lagi menggaji karyawannya. Langkah ini terpakas di lakukan sebagai
solusi dari perusahaan karna mengalami kerugian yang cukup besar.
Sementara perusahaan harus memenuhi kewajibannya untuk menggaji
karyawan.
Dan pada waktu itu PHK menjadi momok besar yang sangat menakutkan.
Para karyawan cemas akan nasibnya yang akan di berhentikan dari
1
pekerjaannya. Hingga saat ini PHK menjadi pemikiran yang negatif karna di
anggap sebagai pemecatan. Padahal PHK bukan itu tapi ini merupakan proses
dari sebuah keberlangsungan perusahaan. Dan akan dibahas lebih jelasnya
dalam pembahasan makalah ini.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1) Mengetahui definisi dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) .
2) Mengetahui fungsi dan tujuan pemutusan hubungan kerja (PHK) .
3) Mengetahui jenis – jenis dan prinsip – prinsip dari Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) .
4) Mengetahui mekanisme pemberian PHK kepada karyawan dan cara
penyelesaian perselisihan yang akan timbul setelah Pemutusan hubungan
kerja dilakukan .
5) Mengetahui bentuk dari pemberian kompensasi kepada karyawan yang
mendapatkan pemutusan hubungan kerja dari lembaga swasta .
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2) Menggantikan kinerja yang buruk. Bagian integral dari manajemen adalah
mengidentifikasi kinerja yang buruk dan membantu meningkatkan
kinerjanya.
3) Meningkatkan inovasi. PHK meningkatkan kesempatan untuk
memperoleh keuntungan , yaitu :
1. Pemberian penghargaan melalui promosi atas kinerja individual
yang tinggi.
2. Menciptakan kesempatan untuk level posisi yang baru masuk
3. Tenaga kerja dipromosikan untuk mengisi lowongan kerja sebgai
sumber daya yang dapat memberikan inovasi/menawarkan
pandangan baru.
4) Kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar. Meningkatkan
kesempatan untuk mempekerjakan karyawan dari latar belakang yang
berbeda-beda dan mendistribusikan ulang komposisi budaya dan jenis
kelamin tenaga kerja.
Tujuan lain pemberhentian yakni agar dapat mencapai sasaran seperti yang
diharapkan dan tidak menimbulkan masalah baru dengan memperhatikan tiga
faktor penting, yaitu faktor kontradiktif, faktor kebutuhan, dan faktor sosial.
4
Prinsip-prinsip dalam pemutusan hubungan kerja adalah mengenai alasan
dan mekanisme pemutusan hubungan kerja.
Maka alasan pemutusan hubungna kerja (PHK) antara lain sebagai berikut:
1) Undang-Undang
Undang-undang dapat menyebabkan seseorang harus berhenti seperti
karyawan WNA yang sudah habis izinnya.
2) Keinginan Perusahaan
Perusahaan dapat memberhentikan karyawan secara hormat ataupun tidak
apabila karyawan melakukan kesalahan besar
3) Keinginan karyawan
Buruh dapat memutuskan hubungan kerja sewaktu-waktu karena alasan
mendesak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4) Pensiun
Ketika seseorang telah mencapai batas usia tertentu sesuai dengan
peraturan perusahaan
5) Kontrak kerja berakhir
6) Kesehatan karyawan
Kesehatan karyawan dapat dijadikan alasan pemberhentian karyawan. Ini
bisa berdasarkan keinginan perusahaan atau keinginan karyawan yang juga
telah diatur berdasarkan perundang-undangan ketenagakerjaan yang
berlaku.
7) Meninggal dunia
8) Perusahaan dilikuidisasi
9) Karyawan dilepas jika perusahaan dilikuidisasi atau ditutup karena
bangkrut.
5
• Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Permanen.
PHK permanen dapat disebabkan 4 hal, yaitu :
1) Keinginan sendiri
2) Kontrak yang Habis
3) Pensiun
4) Kehendak Perusahaan
6
Selama belum ada penetapan dari LPPHI, karyawan dan pengusaha
harus tetap melaksanakan segala kewajibannya. Sambil menunggu
penetapan, pengusaha dapat melakukan skorsing, dengan tetap membayar
hak-hak karyawan.
7
bersama dengan disaksikan oleh mediator. Bila tidak dicapai
kesepakatan, mediator akan mengeluarkan anjuran.
2) Konsiliasi
Forum Konsiliasi dipimpin oleh konsiliator yang ditunjuk oleh para
pihak. Seperti mediator, Konsiliator berusaha mendamaikan para
pihak, agar tercipta kesepakatan antar keduanya. Bila tidak dicapai
kesepakatan, Konsiliator juga mengeluarkan produk berupa anjuran.
3) Arbitrase
Lain dengan produk Mediasi dan Konsiliasi yang berupa anjuran dan
tidak mengikat, putusan arbitrase mengikat para pihak. Satu-satunya
langkah bagi pihak yang menolak putusan tersebut ialah permohonan
Pembatalan ke Mahkamah Agung. Karena adanya kewajiban
membayar arbiter, mekanisme arbitrase kurang populer.
3. Kasasi (Mahkamah Agung)
Pihak yang menolak Putusan PHI soal Perselisihan Pemutusan
Hubungan kerja dapat langsung mengajukan kasasi (tidak melalui
banding) atas perkara tersebut ke Mahkamah Agung, untuk diputus.
8
Kemudian menurut Mutiara S. Panggabean Proses Pemberhentian
hubungan kerja jika sudah tidak dapat dihindari maka cara yang diatur telah
diatur dalam Undang-undang No.12 tahun 1964. Perusahaan yang ingin
memutuskan hubungan kerja harus mendapatkan izin dari P4D (Panitia
Penyelesaian Perburuhan Daerah) dan jika ingin memutuskan hubungan kerja
dengan lebih dari sembilan karyawan maka harus dapat izin dari P4P (Panitia
Penyelesaian Perburuhan Pusat) selama izin belum didapatkan maka
perusahaan tidak dapat memutuskan hubungan kerja dengan karyawan dan
harus menjalankan kewajibannya.
9
• Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Maka dari pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan dinamika dalam sebuah
organisasi perusahaan. Dan jika pandangan mengenai PHK itu negative
maka itu kurang tepat karna PHK merupakan proses yang akan dialami
semua karyawan misalnya dengan pensiun atau kematian. Maka dari itu
pemutusan hubungan kerja dibagi kedalam dua bagian yaitu :
11
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat di sampaikan dalam makalah ini, hendaknya
dalam pemutusan hubungan kerja harus sesuai dengan undang undang
yang berlaku agar tidak ada perselisihan dan tidak ada pihak yang merasa
di rugikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hukumtenagakerja.com/pemutusan-hubungan-kerja/pemutusan-
hubungan-kerja-dan-konsekuensinya/
https://atikanafridayanti.wordpress.com/2013/11/21/pemutusan-hubungan-
kerja-phk/
Hasibuan, M.S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:PT
Bumi Aksara.
Ridwan.2014. Pemutusan hubungan kerja.
http://ridwanirairawans.wordpress.com/makalah-tentang-phk/
12