Anda di halaman 1dari 6

PELATIHAN BAB 7

Nama: Fenti Chakimatul Isnaeni


NIM. A1D018088

Jawaban:
1. Periode laten adalah suatu periode antara tibanya inokulum dan perkembangan penyakit
atau pembawa nirgejala dari penyakit yang ditimbulkan atau suatu hubungan parasit
dormam atau diam yang setelah waktu tertentu berubah menjadi aktif.
Periode tak bergerak atau periode diam merupakan periode atau waktu terhambatnya
pertumbuhan propagul patogen pascapanen, yang berpengaruh terhadap semua proses
infeksinya.
2. Istilah periode tida bergerak lebih disukai deigunakan di dunia penyakit pascapanen
dikarenakan lebih menjelaskan bahwa periode diam itu menghambat seluruh proses
infeksi patogen. propagul patogen pascapanen tidak hanya dihambat perkembangannya
sejak mengadakan pemantakan (penetrasi) ke dalam jaringan produk pascapanen, tetapi
juga sejak propagul berkecambah, pembentukan apresorium, perkecambahan apresorium,
dan samapi ke pengolonian di dalam jaringan poduk pascapanen.
3. Tiga kemungkinan munculnya enzim berpotensi pada inang:
a. Enzim tidak seluruhnya dapat diganti, sehingga pada buah mentah akan kehilangan
senyawa pengimbas enzim.
b. Apabila enzim dihasilkan, pencapaian sisi labil dalam dinding sel kemungkinan di
hambat.
c. Enzim kemungkinan tidak aktif karena adanya penghambat dalam jumlah yang lebih
tinggi pada buah mentah.
4. Mekanisme fitoaleksin pada pisang karena patogen antraknosa adalah dengan adanya
penumpukan senyawa antijamur (fitoaleksin) di dalam jaringan inang atau bagian buah
yang terinfeksi sehingga jamur yang menginfeksi pisang menjadi terhambat
perkembangannya.
5. Perkecambahan propagul jamur patogen pascapanen dapat dihambat oleh
ketidaktersediaannya air bebas di permukaan produk pascapanen, sehingga
mikrokelembaban yang menguntungkan bagi jamur tidak ada. Selain itu, penghambatan
perkecambahan propagul jamur patogen juga dapat dilakukan dengan adanya senyawa
penghambat di permukaan produk yang belum masak, seperti penghambat enzim pektat
jamur.
PELATIHAN BAB 8

Jawaban:
1. Infeksi patogen pascapanen dengan kehilangan pascapanen saling berkaitan. Semakin
tinggi tingkat infeksi patogen pascapanen pada produk pascapanen, maka kehilangan
pascapanen akan semakin tinggi juga. Gejala penyakit akibat serangan patogen akan
menimbulkan kerusakan pada produk, kemudian apabila upaya pencegahan atau
penanganan produk yang tidak dilakukan sedini mungkin dan seefektif mungkin maka
infeksi patogen akan semakin menyebar, sehingga tingkat kehilangan produk pascapanen
akan semakin tinggi.
2. Infeksi patogen pascapanen merupakan proses masuknya organisme merugikan seperti
jamur, bakteri, dan virus pada produk pascapanen sehingga dapat terjadi perkembangan
dan pertumbuhan penyakit pascapanen.
3. Patogen pascapanen dapat melakukan infeksi secara langsung dengan senjata yang
dipunyainya, seperti enzim yang memudahkan patogen memantak dan masuk ke dalam
produk.
PELATIHAN BAB 9

Jawaban:
1. Keberadaan lapisan air di permukaan produk yang disimpan dapat memperparah tingkat
keruskan pascapanen karena kelembaban di sekitar buah menjadi tinggi, sehingga
konidium atau spora jamur tumbuh dari periode tak bergerak.
2. Peranan pektat polisakarida dalam kelangsungan produk yang disimpan adalah menyusun
bahan antersal yang menyatikan dinding sel jaringan, sehingga sel dan jaringan yang
terurai akan meningkat permeabilitasnya dan mati, serta memungkinkan merembesnya
hasil metabolisme inang yang digunkan sebagai substrat untuk pertumbuhan patogen.
3. Tingkat pemasakan buah dan sayur menentukan jenis patogen pascapanen yang
menyerang karena terjadi perububahan fisiologi yang semakin besar. Semakin matang
buah dan sayur biasanya akan semakin rentan terhadap patogen yang aktif dari periode
tek bergeraknya. Jenis patogen yang menyerang akan menyesuaikan kondisi kerusakan
buah dan sayur tersebut, seperti pH, nutrisi, dan faktor lainnya.
4. Dua mekanisme penundaan perkembangan penyakit pascapanen karena perlakuan suhu
rendah:
a. Menghambat pemasakan inang, sehingga memperpanjang ketahanan penyakit yang
dipertalikan dengan kementahan.
b. Langsung menghambat patogennya dengan kondisi suhu yang tidak sesuai bagi
pertumbuhannya.
5. Faktor lingkungan meningkatkan tingkat keparahan patogen pascapanen, semakin sesuai
kondisi lingkungan bagi patogen maka semakin tinggi tingkat keparahan patogen
pascapanen. Suhu rendah banyak menghambat pertumbuhan patogen. Air dan
kelembaban juga mempengaruhi pertumbuhan patogen. Selain itu, kaeadaan atmosfer
seperti ketersediaan O2 dan CO2 juga akan mempengaruhi pertumbuhan patogen.
PELATIHAN 10

Jawaban:
1. Pengetahuan tentang faktor penyebab pembusukan buah sangat penting karena
kehilangan pascapanen akibat pembusukan buah sangat tinggi. Pengetahuan ini
diperlukan untuk mengambil tindakan pencegahan pembusukan buah, sehingga
kehilangan pascapanen dapat diminimalisir.
2. Faktor penyebab pembusukan buah:
a. Lentisel, merupakan pintu masuk alami bagi patogen pascapanen, contohnya lentisel
pada buah apel, apabila terdapat lorong atai jalur di lapisan bergabus atau pada sudut
antara epidermis dan jaringan pembungkus pori lentisel maka akan semakin mudah
terjadinya pemantakan jamur, pembusukan akan semakin cepat.
b. Ukuran dan kemasakan buah saat panen, contohnya pemetikan buah apel yang
terlambat pemetikannya akan semakin rentan terserang jamur Penicillium expansum.
c. Senyawa fenol, contohnya pada buah apel yang mempu memproduksi senyawa anti
jamur (asam 4-hidroksi-3-metoksibenzoat dan asam 4-hidroksi-benzoat) saat
terserang patogen Sclerotinia fructigena. Apabila kerentanan dan pemasakan buah
semakin tinggi maka senyawa fenolnya akn semakin rendah.
d. Pengelolaan kebun, contohnya pada tanaman stroberi apabila pemupukan,
pengelolaan kebun, jarak tanam, dan aplikasi pestisida serta kegiatan budidaya
lainnya apabila tida dilakukan denga tepat makan akan meningkatkan kerusakan
buah, sehingga pembusukan buah semakin tinggi.
e. Kondisi ruang simpan, buah stroberi biasanya akan lebih tahan simpan pada suhu
rendah.
3. Peranan unsur kalsium di dalam pembusukan buah pascapanen adalah semakin tinggi
kandungan kalsium pada buah maka akan semakin rendah tingkat keparahan pembusukan
buahnya. Hal ini dikarenakan tekstur buah akan lebih kompak dan tegar, serta lebih tahan
serangan patogen.
4. Kriteria ketika merancang ruang pendinginan:
a. Kisaran suhu
b. Kesahihan pengandali
c. Tingkat variasi spasial di dalam ruangan
d. Kapasitas pendinginan
e. Beban panas dari lingkungan luar
f. Bagaimana ruangan akan dipenuhi dan produk ditumpuk?
g. Seberapa sering pintu harus terbuka untuk produk yang baru masuk dan keluar
h. Biaya operasional
i. Kebersihan

Anda mungkin juga menyukai