Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhammad Fadhlan Amri

NIM : 190902038

Mata Kuliah : Statistik Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Bengkel Ginting, M.Si

Tata Cara Penarikan Sampel yang Mewaklili Populasi

A. Defenisi Populasi dan Sampel

Dikutip dari Sugiyono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dapat bersifat terbatas dan tidak terbatas. Dikatakan terbatas apabila jumlah
individu atau objek dalam populasi tersebut terbatas dalam arti dapat dihitung. Sedangkan
bersifat tidak terbatas dapat ditentukan jumlah individu atau objek dalam populasi tersebut.

Dalam mendefinisikan populasi, peneliti harus mempertimbangkan kriteria sebagai


berikut :

1. Biaya, jika ingin meneliti populasi diluar pulau, maka peneliti harus belajar budaya dan
bahasa tempat yang kana dilakukan penelitian agar dapat terjadi interaksi dengan  baik.
Keadaan ini memerlukan waktu yang lama sehingga juga memerlukan biaya yang besar.
2. Praktik, kesulitan dari populasi dalam berperan serta sebagai subyek karena berasal dari
daerah yang sulit dijangkau.
3. Kemampuan orang dalam berpartisipasi dalam penelitian, kondisi kesehatan seseorang
yang menjadi subjek harus dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan populasi.
4. Pertimbangan desai penelitian, pada penelitian dengan desain eksperimen, maka
diperlukan populasi yang mempunyai kriteria homogenitas dalam upaya untuk
mengendalikan variabel random, perancu, dan variabel lainya yang akan mengganggu
dalam penelitian.
Dikutip dari Aziz Alimul Hidayat, (2007) sampel memiliki artian bagian populasi
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Dalam penelitian keperawatan kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi,
dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut yang digunakan.

Sedangkan, menurut Noto Atmojo (1993) Sampel penelitian adalah sebagian dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Pada dasarnya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam menetapkan sampel yaitu :

1. Representatif, adalah sampel yang dapat mewakili populasi yang ada. Untuk memperoleh
hasil dan kesimpulan penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian, maka
sampel harus mewakili populasi yang ada.
2. Sampel harus cukup banyak, artinya jumlahnya harus memenuhi sehingga perlu
menggunakan rumus statistik. Sebenarnya tidak ada pedoman umum yang digunakan untuk
memnentukan besarnya sampel untuk suatu penelitian, tetapi besar kecilnya jumlah sampel
akan mempengaruhi kevalidan dari hasil penelitian.

Polit dan Hungler mengungkapkan (1993), bahwa semakin besarnya sampel yang
dipergunakan semakin baik dan representatif hasil yang diperoleh. Prinsip umum yang
berlaku adalah sebaiknya dalam penelitian digunakan jumlah sampel sebanyak mungkin.
Namun demikian penggunaan sampel sebesar 10-20% untuk subjek dengan jumlah lebih
dari 1000 dipandang sudah cukup.

Ada dua kriteria sampel yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian, yaitu
sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) merupakan kriteria dimana subjek penelitian
mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pertimbangan ilmiah
harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi (Nursalam, 2003).
2. Kriteria eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti) merupakan kriteria dimana subjek
penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian yang penyebabnya antara lain :
1. Adanya hambatan etik.
2. Menolak menjadi responden.
3. Terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian.
4. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun
interpretasi hasil penelitian.

Teknik Pengambilan Sampel

1. Non-probability Sampling

Non-probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi


peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik Sampling Nonprobality ini meliputi : Sampling Kuota, Sampling Insidental,
Purposive Sampling, Sampling Jenuh, Snowball Sampling.

 Sampel Kuota. Sampel Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri- ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.Contoh Sampling Kuota,
akan melakukan penelitian tentangKaries Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang,
jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas
5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang
anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

 Sampel Insidental. Sampel Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan


kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
 Sampel Purposive. Sampel Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Contoh Sampel Purposive, akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini
lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan
generalisasi.

 Sampel Jenuh (Sensus). Sampel Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil.

 Sampel Bola Salju (Snowball Sampling). Snowball Sampling adalah teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama
dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang
lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya.
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball.


Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan
Purposive Sampling dan Snowball Sampling.

2. Probabilitas Sampling.

Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan
sampel dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi,
klaster, dan sistematis.
 Sampel Acak. Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini.
Nama tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun namanya
teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian.
Pada teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas
atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang harus
diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah
responden yang ada dalam populasi.

Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional
maupun dengan menggunakan tabel random.

a. Cara Trandisional

Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat
dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut: tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui;
daftar semua anggota dalam populasi, masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan;
kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat; nomor anggota
yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian; lakukan terus sampai jumlah
yang diinginkan dapat dicapai.

b. Menggunakan Tabel Acak

Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang
dihasilkan oleh komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut
umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh
komputer. Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih
sampel dengan langkah sebagai berikut: identifikasi jumlah total populasi; tentukan jumlah
sampel yang diinginkan; daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi; berikan semua
anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000–299 untuk populasi yang berjumlah
300 orang, atau 00–99 untuk jumlah populasi 100 orang; pilih secara acak (misalnya tutup mata)
dengan menggunakan penunjuk pada angka yang ada dalam tabel; pada angka-angka yang
terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari
akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari akhir saja;
jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu
dalam sampel.

Teknik Stratifikasi

Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi
populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik
berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Mereka juga dapat
dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi kelompok laki-laki dan kelompok
perempuan. Di masyarakat, populasi dapat berupa kelompok masyarakat, misalnya petani,
pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian
akan tidak tepat dan tidak terwakili; jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu
kelompok terlalu banyak yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak terwakili
karena tidak muncul dalam proses pemilihan.

Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan
cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui
bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan
dengan menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh
besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Seperti halnya teknik memilih
sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah- langkah untuk menentukan
sampel yang diinginkan.
Langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti berikut :

a. Identifikasi jumlah total populasi.

b. Tentukan jumlah sampel yang diinginkan.

c. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi.

d. Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki.

e. Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik
random di atas.

f. Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada. Sampai jumlah sampel dapat dicapai.

 Teknik Klaster

Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip
probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kedua teknik
yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster Sampling ini memilih sampel bukan
didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek
yang secara alami berkumpul bersama.

Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin
luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga
dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian. Memilih sampel dengan
menggunakan teknik klaster ini mempunyai beberapa langkah seperti berikut. Identifikasi
populasi yang hendak digunakan dalam studi.

Tentukan besar sampel yang diinginkan. Tentukan dasar logika untuk menentukan
klaster. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster. Daftar semua subjek
dalam setiap klaster dengan membagi antara jurnlah sampel dengan jumlah klaster yang ada.
Secara random, pilih jumlah angggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaster. Jumlah
sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi per klaster.

 Teknik Sistematis

Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic sampling. Teknik
pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan
sampel pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6
atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua
anggota populasi. Untuk populasi yang didaftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode
menggunakan teknik sistematis juga dapat diterapkan. Walaupun mungkin saja terjadi bahwa
suatu nama seperti nama yang berawalan su, sri dalam bahasa Indonesia akan terjadi
pengumpulan nama dalam awalan tersebut. Sisternatis proporsional dapat memilih dengan baik.

Teknik observasi lapangan khusus untuk penelitian di lokasi tambang Pengumpulan Data
penelitian Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung dilapangan.
Mengamati tidak hanya melihat, melainkan merekam, menghitung,mengukur, dan mencatat
kejadian yang ada di lapangan. Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi
partisipasi) yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejalagejala pada
objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian, dan observasi tidak langsung (observasi
non-partisipasi) yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada
objek tidak secara langsung di lapangan.
Daftar Pustaka

Lecture Notes Week 8: Sampling Design and Sampling Procedure (BINUS University).
Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson South-Western.
Arikunto Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis, edisi revisi 2010.
Jakarta: Rineka Cipta
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
Bandung: Alfabeta.
Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administasi. Bandung: Alvabeta.

Anda mungkin juga menyukai