Anda di halaman 1dari 24

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HEPATITIS

OLEH MAHASISWA :
INGGAR JUWITA FATCHURINA

DOSEN PEMBIMBING,

WIWID YULIASTUTI, S.Kep, Ns, M.kep


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HEPATITIS

A. Pengertian
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2011).
Hepatitis adalah inflamasi hepar yang disebabkan oleh salah satu dari lima
agen virus yang berbeda, hepatitis dapat ringan dan dapat disembuhkan sampai
kronis dan fatal (Carpenito L. J, 2013 page 1332).

B. Etiologi
Hepatitis A penyebabnya virus hepatitis A ( HAV ) ditularkan melalui jalur
fekal oral; sanitasi yang jelek kontak antar manusia. Dibawa oleh air dan
makanan. Hepatitis B penyebabnya virus hepatitis B, cara penularannya melalui
parenteral; atau lewat kontak kontak dengan karier atau penderita infeksi akut,
kontak seksual dan oral-oral. Penularan perinatal dari ibu ke bayinya. Ancaman
kesehatan kerja yang penting bagi petugas kesehatan.
Hepatitis C penyebabnya virus hepatitis C ( HCV ). Cara penularannya
melalui tranfusi darah dari produk darah; terkena darah yang terkontaminasi
lewat peralatan atau parafenalia obat. Hepatitis D disebabkan oleh virus
hepatitis D ( HDV ) cara penularan sama seperti HBV, antigen permukaan HBV
diperlukan untuk replikasi; pola penularan serupa dengan pola penularan
hepatitis B. Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV), cara
penularannya melalui jalur fekal-oral; kontak antar manusia dimungkinkan
resikonya rendah.

C. Klasifikasi
Adapun 6 jenis hepatitis viral yaitu (Sylvia A.
Price.2006.Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Page 485) :
1. Hepatitis A

Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan


gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu,
rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya
nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang
yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut.
Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke
hepatitis kronik.
Masa inkubasi 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur
yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum
dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4
minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang
diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan
hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi
tertular hepatitis A.
2. Hepatitis B

Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan,


mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam.
Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi,
transfusi darah dan gigitan manusia. Pengobatan dengan interferon alfa-
2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi
terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa
tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah
pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain.
3. Hepatitis C

Hepatitis C mencakup sekitar 20% dari semua kasus hepatitis


viral dan paling sering ditularkan melalui yang ditransfusi dari donor
asimtomatik, berbagi jarum dengan pengguna obat intra vena dan cairan
tubuh atau didapat dari tato.
4. Hepatitis D

Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik,
yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus
hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan
transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul
sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
5. Hepatitis E

Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu


makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri (self-
limited), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester
ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi
feces.
6. Hepatitis F

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum
sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
7. Hepatitis G

Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan


hepatitis B atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis
kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum. Hepatitis B , dapat terjadi
tanpa gejala. Namun dapat juga terjadi artalgia dan ruam pada kulit.

D. Patofisiologi
Masa inkubasi hepatitis A berkisar dari 1 sampai 7 minggu dengan rata-rata
30 hari. Perjalanan penyakt dapat berlangsung lama, dari 4 hingga 8 minggu.
Umumnya untuk hepatitis A berlangsung lebih lama dan lebih berat pada
penderita yang berusia di atas 40 tahun. Virus hepatitis A hanya terdapat dalam
waktu singkat di dalam serum; pada saat timbul ikterus kemungkinan pasien
tidak infeksius lagi.
Perjalanan penyakit dan faktor resiko. Berbeda dengan hepatitis A yang
terutama ditularkan lewat jalur fekal-oral, hepatitis B terutama ditularkan
melalui darah ( jalur perkutan dan permukosa ). Virus tersebut pernah
ditemukan pada darah, saliva, semen serta sekret vagina dan dapat ditularkan
melalui membran mukosa serta luka pada kulit.
Hepatitis B memiliki masa inkubasi yang panjang rata-rata 70-80 hari. Virus
hepatitis B mengadakan replikasi dalam hati dan tetap pada serum selama
periode yang relatif lama sehingga memungkinan penularan virus tersebut.
Dengan demikian, individu yang beresiko untuk terkena hepatitis B adalah para
dokter bedah, pekerja laboratorium klinik, dokter gigi, perawat, dan terapis
respiratorik. Staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi dan laki-
laki biseksual dan homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para
pemakai obat-obat IV juga beresiko tinggi.
Skrining HbsAg pada donor darah sangat menurunkan insidens hepatitis B
pasca transfusi.
Masa inkubasi hepatitis C bervariasi dan dan dapat berkisar dari 15 hingga
160 hari. Perjalanan klinis hepatitis C yang akut serupa dengan hepatitis B;
gejala hepatitis C biasanya ringan. Meskipun demikian, status karier yang
kronis sering terjadi dan terdapat peningkatan resiko untuk menderita penyakit
hati yang kronis sesudah hepatitis C, termasuk sirosis dan kanker hati. Terapi
interferon dosis rendah untuk jangka waktu yang lama terbukti efektif dalam
sejumlah uji cobaa pendahuluan pada beberapa penderita hepatitis C. walaupun
begitu, respon tersebut hanya bersifat sementara. Kombinasi preparat interferon
dengan rabavirin suatu analaog nukelosida, kini telah diuji untuk menentukan
apakah ada manfaat yang lebih lama ( Fried & Hoofnagle, 1995). Pemeriksaan
skrining hepatitis C pada darah yang akan digunakan untuk transfusi telah
mengurangi jumlah kasus hepatitis yang berkaitan dengan transfusi. Masa
inkubasi hepatitis D rata-rata 35 hari dan masa inkubasi hepatitis E rata-rata 42
hari.

E. Manifestasi klinis
Dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit kepala, malaise, fatique,
anoreksia, febris, urin berwarna gelap, gejala ikterus pada sklera dan kulit, nyeri
tekan pada hati, dapat timbul antralgia, ruam.

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Laboratorium

a. Pemeriksaan pigmen :

• urobilirubin direk
• bilirubun serum total
• bilirubin urine
• urobilinogen urine
• urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein :

• protein totel serum


• albumin serum
• globulin serum
• HbsAG

c. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase :

• AST atau SGOT


• ALT atau SGPT
• LDH
• Amonia serum

2. Waktu protombin

• respon waktu protombin terhadap vitamin K

3. Radiologi
• foto rontgen abdomen
• pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal
yang berlabel radioaktif
• kolestogram dan kalangiogram
• arteriografi pembuluh darah seliaka

4. Pemeriksaan tambahan

• Laparoskopi
• biopsi hati

G. Penatalaksanaan Medis

1. Pencegahan

a) Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak


menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk
darah.
b) Pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi
pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB,
intramuskular.

2. Obat-obatan terpilih.

a) Kortikosteroid, pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada


reaksi imun yang berlebihan.

Contoh :

• Hidrocotison 100 mg intravena tiap 6 jam


• Interveron, hanya diberi pada kasus –kasus agak berat.
• Starting dosis 40 mg / hr dan dikurangi secara bertahap sampai berhenti
sesudah 6 minggu.

b) Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.


c) Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
d) Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr
intravena.
e) Roboransia.
f) Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
g) Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
h) Infus glukosa 10% 2 lt / hr.

3. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.

4. Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di
berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang
cukup

5. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang
mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis
total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus
sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.

H. Komplikasi
• Edema serebral, gagal ginjal, gangguan elektrolit, gangguan pernafasan,
hipoglikemi, hipotensi dan sepsis
• Sindroma Guilain Baire
• Hepatitis kronik persisten
• Hepatitis agresif
• Perkembangan karsinoma hepato seluler

I. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:
1) Hipertermi b/d proses penyakit
2) Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
3) Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Nyeri akut b/d proses penyakit d.d
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam diharapkan
tingkat nyeri menurun
Intervensi : manajemen nyeri
Tindakan
Observasi :
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas,intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
Terapeutik :
1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istrirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih
bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2.
Jakarta: EGC.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, US

Kasus Semu :
Pada tanggal 10 november 2020 anak N diantar oleh orangtuanya ke RSUD
dr. Iskak Tulungagung dengan wajah cemas. Sang ibu mengatakan anak N
sudah demam ssejak 4 hari yg lalu, anak N juga mengalami mual dan muntah.
Ketika ditanya anak N mengisyaratkan bahwa kepalanya sakit dan nyeri pada
perut. Dari hasil pemeriksaan didapatkan nadi 112x/mnt, Suhu tubuh 38
derajat celcius, dan pernapasan 32x/mnt.
Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin

Hipertermi Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula hati

Gangguan suplay darah normal pada


Perubahan kenyamanan Hepatomegali
sel-sel hepar
Perasaan tidak nyaman di kuadran
Gangguan metabolisme karbohidrat Kerusakan sel parenkim, sel hati dan
kanan atas
lemak dan protein duktulii empedu intrahepatik

Nyeri Anoreksia
Gglikogenesis Glukoneogenesis
menurun menurun

Perubahan Nutrisi :
Glikogen dalam hepar berkurang
Kurang Dari Kebutuhan
Glikogenolisis menurun

Glukosa dalam darah berkurang

Cepat lelah Keletihan

Kerusakan sel parenkim, sel hati dan


duktuli empedu intrahepatik

Obstruksi Kerusakan konjugasi


Gangguan eksresi Kerusakan sel eksresi
empedu Bilirubin tidak sempura dikeluarkan
Retensi bilirubin melalui duktus hepatikus

Regurgitasi pada duktuli


Bilirubin direk meningkat
empedu intra hepatik
Ikterus
Bilirubin direk
meningkat

Peningkatan garam Ikterus Larut dalam air


empedu dalam darah

Pruritus Perubaha Eksresi ke Billirubinuria dan kemih


kenyamanan dalam kemih berwarna gelap
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yaoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN HEPATITIS

Ruangan : Wijaya kusuma


No. Reg : …………………………………….

Pengkajian diambil tanggal : 10 November 2020 jam 08.00

I.Identitas Klien

Nama / Jenis kelamin : An. N/ L


Alamat : Boyolangu
Umur anak : 4 th
Nama ayah : Tn. A
Pendidikan ayah : Sarjana
Pekerjaan ayah : PNS
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Diagnosa medis : Hepatitis
Tanggal masuk RS : 10 November 2020

II. Riwayat Keperawatan

1. Riwayat penyakit
1.1. Keluhan utama : Demam dan nyeri
1.2. Lama keluhan : 4 hari yg lalu sebelum masuk rumah sakit
1.3. Akibat timbulnya keluhan : ……………………………………………………..
1.4. Faktor yang memperberat : ……………………………………………………..
2. Riwayat penyakit sekarang : Px diantar oleh kedua orangtuanya ke RSUD Dr. Iskak
Tulungagung tgl 10 November 2020 jam 08.00 dengan raut wajah cemas. Ibunya
mengatakan anaknya sudah mengalami demam selama 4 hari sblm masuk rumah sakit,

Askep Anak
mual muntah dalam sehari. Anak mengatakan nyeri kepala (+), Nyeri perut (+),. Hasil
pemeriksaan didapatkan N 112x/mnt, S: 38C, RR: 32x/mnt

3. Riwayat keperawatan dahulu :


3.1. Pre natal : Keluhan selama hamil tidak ada
3.2. Natal : Umur kehamilan 9 bulan lebih 10 hari
3.3. Post natal : Tidak ada keluhan
3.4 Luka / operasi : Tidak ada luka operasi
3.5. Allergi : Tidak memiliki riwayat alergi

3.6. Pola kebiasaan : Aktif


.
3.7. Tumbuh kembang :
- Tengkurap usia : 6 bulan
- Duduk usia : 7 bulan
- Berdiri usia : 11 bulan
- Mengoceh usia : 6 bulan
- Bicara usia : 12 bulan
3.8. Riwayat Imunisasi :
BCG : 3 bulan HB : 2-4 bulan
DPT : 6 mgg Meningitis :
Polio : 0-7 hr Lain – lain :
Campak :

4. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu px mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki


keluhan kesehatan yg terjadi pada px saat ini
5. Riwayat Psikososial : Tidak ada
……………………………………………………………………………………………
6. Riwayat seksual : Tidak ada kelainan seksual
…………………………………………………………………………..………………..
7. Riwayat keluarga : …………………………………….……………………….
7.1. Komposisi keluarga terhadap : Lengkap
Keluarga Inti : Ayah, ibu dan anak
………………………………………………………………………………..
7.2. Lingkungan rumah dan Komunitas : Disekitar rumah px memiliki teman yg seumuran
8. Kultur dan kepercayaan : Keluarga yakin bahwa penyakit yg diderita px saat ini akan
sembuh jika mematuhi terapi yg diberikan
9. Fungsi dan hubungan keluarga : Hubungan keluarga sangat baik
10. Pola perilaku yang mempengaruhi kesehatan: Kelalaian terhadap anak

Askep Anak
11. Persepsi keluarga terhadap anak : Keluarga takut jika terjadi sesuatu terhadap sang anak

III. Pemeriksaan fisik


Anak dan neonatus
1. Keadaan umum : Anak terlihat lemah
Kesadaran : Penuh / compos mentis
BB : 25 kg
TB : 100 cm
LL : 8 cm
2. Tanda – tanda vital :
- Tensi : - Nadi : 112x/mnt Suhu : 38C
- Pernafasan : 32x/mnt
3. Kepala dan wajah
- Rambut kepala : merata berwarna hitam
- Bentuk kepala : normal
- Ukuran – ukuran kepala : normal
- UUB : normal
- UUK : normal
4. Mata : Sklera : putih bening
Konjungtiva : anemis
5. Telinga : normal
6. Hidung : normal
7. Mulut : kering
8. Tenggorokan : posisi trakea simetris
9. Leher : tidak ada bendungan vena, tidak ada pembesaran tyroid
10. Dada : simetris kanan kiri
11. Paru – paru : normal, vocal fremitus kanan kiri sama
12. Jantung : atas ics II linea parasternalis, bawah ics IV linea parasternalis
KaKi
13. Abdoment : normal
14. Ginjal : normal
15. Genetalia : tidak ada kelainan
16. Axstremits : normal
17. Rektum : normal
18. Neurologi : normal
19. Endokrin : normal

Askep Anak
IV. Pola Kesehatan Fungsional

1. Nutrisi / Makan / Minum : sudah 4 hari nafsu makan menurun hanya habis ¼ porsi
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Eliminasi : BAK normal
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Istirahat dan tidur : kesulitan tidur karena nyeri kepala dan perut
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. Aktivitas dan latihan : px mengatakan tubuhnya lemas

V. Pemeriksaan Penunjang :
( Hasil Laboratorium dan Hasil Pemeriksaan Lain )

VI. Persepsi Keluarga Terhadap Penyakit Anaknya :

VII. Penatalaksanaan Dan Terapi :


1) IVFD Dextrose 5%
2) Inj. Ranitidin ½ amp/8 jam (IV)
3) Inj. Ondancentron 4mg/8 jam (IV)
4) Inj. Paracetamol drip (IV)
5) Nuticol forte 3x1
6) Curliv 1x1
7) Asam mefenamat 3x1

Askep Anak
VIII. Pengkajian Tumbuh Kembang :
* Sebelum sakit : px sangat ceria dan aktif bermain

* Selama sakit : px lemas (+), bedrest (+)

Mahasiswa

( Inggar Juwita Fatchurina )

Askep Anak
ANALISA DATA
Nama pasien : An. N
Umur : 4 tahun
No. Register : ……………………………….

NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN

1 Tanda dan gejala mayor Virus hepatitis


HIPERTERMIA
DS: Ibu px mengatakan badan
anaknya demam sejak 4 hr Inflamasi hepar
yg lalu
DO: Suhu tubuh 38 derajat
celcius Hipertermia

Tanda dan gejala minor


DS: -
DO : Kulit teraba hangat dan
merah
NYERI AKUT

2 Tanda dan gejala mayor Inflamasi hepar


DS: Px/anak mengatakan nyeri
pada kepala dan perut
DO: Tampak meringis, frekuensi Peregangan kapsula hati
nadi meningkat, gelisah, sulit
tidur
Skala nyeri : 5 Hepatomegali
N : 110x/mnt
Tanda dan gejala minor
DS: - Perasaan tidak nyaman
DO: Nafsu makan berubah pada kuadran

Nyeri Akut

Askep Anak
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : An. N


Umur : 4 tahun
No. Register : ……………………………….

TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL

10
november 2020 Hipertermia b/d proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai
normal

Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis ditandai dengan infeksi

Askep Anak
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : An. N
Umur : 4 tahun
No. Register : ……………………………….
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN

1 Hipertermia b/d proses Setelah dilakukan Manajemen hipertermia (1.15506)


penyakit d.d suhu tubuh intervensi keperawatan Observasi
diatas niali normal selama 1x24 jam -Identifikasi penyebab hipertermia
diharapkan hipertermia -Monitor suhu tubuh
membaik Terapeutik
KH : -berikan cairan oral
Kulit merah menurun -lakukan pendinginan eksternal
Suhu tubuh membaik (kompres dingin pada aksilla)
Suhu kulit membaik Edukasi
-anjurkan tirah baring
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu

2 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri (1.08238)


pencedera fisiologis d.d intervensi keperawatan Observasi
infeksi selama 1x24 jam -Identifikasi lokasi, karakteristik,
diharapkan tingkat nyeri durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
menurun nyeri
KH : -Identikasi skala nyeri
Keluhan nyeri menurun -Identifikasi respons nyeri non
Meringis menurun verbal
Gelisah menurun Terapeutik
Kesulitan tidur menurun -Berikan teknik non farmakologis
Frekuensi nadi membaik untuk mengurangi rasa nyeri
-Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
-Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
-Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

Askep Anak
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. N Umur : 4 tahun No. Register : …………………………….. Kasus : Hepatitis

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1 1 10 Nov 2020 Observasi S : Ibu pasien mengatakan badan anaknya sudah
-Mengidentifikasi penyebab hipertermia : 10 Nov 2020 tidak demam
08.00 inflamasi O : Suhu tubuh mulai menurun, S : 37,5 derajat
-Memonitor suhu tubuh : 38 derajat celcius 11.00 celcius
Terapeutik A : Masalah hipertermia teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
09.00 -Memberikan cairan oral O : Memonitor suhu tubuh
-Melakukan pendinginan eksternal (kompres T : Melakukan pendinginan eksternal
dingin pada aksilla) 12.00 E : Menganjurkan tirah baring
10.00 Edukasi K : Injeksi pct drip (IV)
-Menganjurkan tirah baring
Kolaborasi
11.00 -Mengkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena : inj. Paracetamol drip (IV)

2 2 10 Nov 2020 Observasi


-Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 10 Nov 2020 S : Anak mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di
09.00 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri kepala dan perut
O : Keluhan nyeri mereda, skala nyeri 3
-Mengidentikasi skala nyeri : skala nyeri 5 A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian
-Mengidentifikasi respons nyeri non verbal : 11.00 P : Intervensi dilanjutkan
meringis O : Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
11.00 Terapeutik durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
-Memberikan teknik non farmakologis untuk Mengidentikasi skala nyeri
mengurangi rasa nyeri : kompres hangat T : Memberikan teknik non farmakologis
dingin/hangat untuk mengurangi rasa nyeri
-Memfasilitasi istirahat dan tidur

Askep Anak
Edukasi E : Mengajarkan teknik non farmakologis
-Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu untuk mengurangi rasa nyeri
nyeri 12.00 K : Mengkolaborasi pemberian analgetik :
-Mengajarkan teknik non farmakologis untuk asam mefenamat 3x1 oral
12.00 mengurangi rasa nyeri : kompres hangat/dingin
Kolaborasi
-Mengkolaborasi pemberian analgetik : asam
mefenamat 3x1 oral

Askep Anak
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN

Topik : ………………………………..
Sasaran : ………………………………..
Ruang : ………………………...……...

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI

Askep Anak
Askep Anak

Anda mungkin juga menyukai