Anda di halaman 1dari 27

SATUAN ACARA PENYULUHAN

IMPLEMENTASI TEKNIK MARMET DALAM PERAWATAN


PAYUDARA PADA IBU MENYUSUI UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI ASI

POSYANDU SUMURAPAK

Oleh :

1. Resma Masda Syahri


2. Revina Yulianti
3. Risa Diana Hasti

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI


TAHUN 2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Air susu ibu (ASI) terutama yang eksklusif tidak tergantikan oleh susu
manapun. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih
cerdas, mempunyai kekebalan terhadap berbagai penyakit dan secara
emosional akan lebih nyaman karena kedekatan dengan ibu. Manfaat positif
diperoleh ibu yang memberikan ASI eksklusif.Sejumlah penelitian menunjukkan
bahwa pemberian susu formula dan susu sapi dapat mengakibatkan alergi bagi bayi.
Persoalan muncul dengan adanya ibu yang tidak menyusui bayinya, baik disengaja
maupun tidak. Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi generasi yang
berkualitas, hal ini harus diperhatikan sehingga tidak mengambil langkah yang
kontraproduktif dari cita-cita kehidupan yang sehat dan indah. Faktor- faktor
penghambat suksesnya pemberian ASI eksklusif haruslah diminimalisir.
Misalnya, harus diwaspadai adanya ketidaktaatan penyedia lapangan kerja pada
undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.Banyak tindakan yang relatif
murah dan mudah diterapkan untuk meningkatkan kesehatan dan kelangsungan
hidup bayi baru lahir. Salah satunya adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera
setelah lahir atau biasa disebut inisiasi menyusu dini serta pemberian ASI Eksklusif.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan sekaligus minuman alami pertama untuk bayi,
yang menyediakan semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk
pertumbuhan enam bulan pertama. ASI juga mengandung antibodi dari ibu yang
menjadi daya tahan tubuhnya dan membantu memerangi penyakit. Oleh karenanya,
ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi, karena mengandung
unsur-unsur gizi spesifik yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Tidak ada cairan atau makanan lain yang diperlukan
bayi, selain dari pada ASI

2
B. TUJUAN 

1. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang , diharapkan peserta


penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya Teknik Marmet dalam perawatan
payudara pada ibu sehingga peningkatan Produksi Asi meningkat , angka kejadian
penyakit dan Stanting yang dapat dicegah dengan ASI yang diberikan secara Ekslusif
pada anak dapat ditekan.

2.      Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu

menjelaskan kembali :

a.       Definisi ASI

b.      Tujuan Pemberian ASI

c.       Keunggulan dan keuntungan ASI

d. Upaya-Upaya Untuk Memperbanyak ASI

e. Cara Pemberian ASI Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah

d. Kerugian Tidak Memberikan ASI Eksklusif

3
BAB II

KEGIATAN PENYULUHAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH

Banyak Ibu yang belum mengetahui penyebab dan dampak tidak memberikan asi
ekslusif. Maka dari itu perlu diberikan pendidikan kesehatan mengenai penting nya
pemberian asi ekslusif .

STRATEGI PELAKSANAAN

1. Topik : Implementasi Teknik Marmet Dalam Perawatan Payudara Pada


Ibu Menyusui Untuk Meningkatkan Produksi Asi .

a. Sub Topik      : Pengertian , keuntungan dan Manfaat , upaya-upaya untuk

memperbanyak asi dan kerugian tidak memberikan ASI

Eksklusif

1. Sasaran :

a. sasaran : Ibu dan ayah

b. Target : Ibu yang Menyusui

2. Metode : Ceramah, diskusi dan Tanya Jawab.

3. Media : Media timbal balik dan lefleat

4. Waktu dan tempat : 09.00 WIB dan Posyandu Sumurapak

a. Hari : Kamis

b. Tanggal : 6 februari 2020

c. Jam : 09.00 WIB


4
d. Waktu :± 20 Menit

e. Tempat : Posyandu Sumurapak

5. Seting tempat

LEMBAR BaLIKL

Keterangan :

: penyaji : moderator : Pembimbing Akademik

: fasilitator : peserta : Pembimbing Lapangan

6. Pengorganisasian :

a. Moderator : Risa Diana Hasti

b. Penyaji : Resma Masda Syahri

c. Fasilitator : Revina Yulianti

5
B. PEMBAGIAN TUGAS

1. Peran Moderator

a. Membuka dan menutup acara

b. Membuat tata tertib acara

c. Mengatur kelancaran acara

d. Mengingatkan co leader tentang waktu kegiatan

2. Peran Penyaji

a. Menyampaikan materi

b. Co Leader dan leader bekerjasama dalam melaksanakan acara

c. Menjawab pertanyaan dari semua peserta

3. Peran Fasilitator

a. Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan

b. Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan berlangsung

c. Membuat absensi bagi peserta penyuluhan

d. Memfasilitasi kegiatan penyuluhan

6
C. KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahap Kegiatan Kegiatanaudiens

1. Pembukaan 1. Memberikan salam a. Menjawab

3 Menit 2. Perkenalan kelompok/diri, pembimbing klinik salam

dan anggota kelompok b. Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan dan

4. Membuat kontrak waktu dan bahasan mendengarkan

c. Menyetujui

kontrak
2. Pelaksanaan 1. Orang tua mengetahui pengertian a. Memperhatikan

12 menit dan
a. Definisi Asi Ekslusif dan Asi
mendengarkan
b. Definisi Teknik Marmet
b. menjawab
c. Manfaat dan keuntungan ASI
c. memperhatikan
d. Upaya-Upaya Untuk Memperbanyak ASI
dan
e. Kerugian Tidak Memberikan ASI Eksklusif
mendengarkan
f. Teknik Marmet
d. menjawab
Sesi Tanya jawab
e. memperhatikan

dan

mendengarkan

f. menjawab

g. memperhatikan

dan

mendengarkan

7
h. menjawab

i. memperhatikan

dan

mendengarkan

j. menjawab

k. memperhatikan

dan

mendengarkan

l. menjawab

m. memperhatikan

dan

mendengarkan
3. Penutup a. mengevaluasi kegiatan dengan memberikan a. Memperhatikan
kesempatan kepada klien untuk bertanya dan
5 menit
b. menyimpulkan isi materi yang telah diberikan mendengarkan
c. salam penutup b. Menjawab
salam

D. EVALUASI

Kriteria Evaluasi

8
1. Evaluasi Struktur

a. Minimal 70 % dari audiens mengikuti penyuluhan

b. Tempatdan media tersedia sesuai perencanaan

c. Perandan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

2. Evaluasi Proses

a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

d. Suasana penyuluhan tertib

e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 orang

3. Evaluasi Hasil

a. Sekitar 70% audiens mengikuti penyuluhan

b. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang pengertian Asi Ekslusif

dan Asi

c. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang pengertian Teknik

Marmet

d. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang Manfaat dan

keuntungan ASI

e. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang Upaya-Upaya Untuk

Memperbanyak ASI

f. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang Teknik Marmet

9
g. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang Cara Pemberian ASI

Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah

h. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang Kerugian Tidak

Memberikan ASI Eksklusif.

Lampiran meteri:

MATERI PENYULUHAN

10
ASI EKSLUSIF

A.    Pengertian

ASI Eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja, tanpa tambahan
cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur dan nasi tim.

Asi Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan
tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2
tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang
didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun
negara.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu carian hidup yang dapat berubah dan memberi
respon terhadap kebutuhan bayi seiring dengan pertumbuhannya. ASI adalah suatu cairan
yang terbentuk dari campuran dua zat yaitu lemak dan air yang terdapat dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu dan
bermanfaat sebagai makanan bayi.

WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan


memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan :

1. Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.


2. ASI eksklusif diberikan pada bayi hany ASI saja tanpa makanan tambahan atau
minuman.
3. ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam.
4. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot.

Teknik Marmet memeras atau meminjat payudara yang dianjurkan dengan menggunakan
tangan dan jari dengan memeadukan pemijatan payudara pada sel-sel pembuat asi dan
saluran asi untuk meningktkan oksitosin agar pengeluaran asi optimal ,lebih praktis, efektif
dan efesien dibandingkan dengan menggunakan pompa .teknik marmet dengan menggunakan
tangan dan dan jari mempunyai keuntungan selain tekanan negative dapat diatur, lebih

11
praktis dan ekonomis karena cukup mencuci bersih tangan dan jari sebelum memeras atau
meminjat payudara.

B.     Komposisi ASI

ASI memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh bayi seperti :

1. Protein
Mengandung asam amino esensial, taurin yang tinggi untuk pertumbuhan mata.
2. Karbohidrat
3. Lemak

Lemak ASI merupakan :

a.       Sumber kalori

b.      Sumber vitamin yang larut

c.       Sumber asam lemak yang esensial

4. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap sampai umur 6 bulan
5.  Air
88% dari ASI terdiri dari air yang berfungsi untuk meredakan rasa haus untuk melarutkan
zat-zat yang ada didalamnya.
6.  Vitamin
Vitamin dalam ASI lengkap diantaranya vitamin A, D, C.
7. Kalori
90% dari karbohidrat dan lemak. 10% dari protein.

C.    Manfaat ASI Bagi Bayi

12
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena memiliki keunggulan :

1. Memenuhi syarat yaitu mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan
energi dalam susunan yang dibutuhkan.
2. Tidak memberatkan fungsi saluran cerna dan ginjal.
3. Memiliki zat anti infeksi dan antibody.
4. Asi benar – benar bergizi sehingga tidak memerlukan susu tambahan . Asi mudah
dicerna dan langsung terserap , kekurangan gizi , alergi, kolikasi dan obesitas lebih kecil
kemungkinan terjadi pada bayi .

D.    Keuntungan ASI

Bagi Bayi
Adapun manfaat ASI bagi bayi adalah:
a. Dapat memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir,
pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi kemungkinan obesitas.
b. Mengandung Antibodi
Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan atau daya
tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan
menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri
immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada saat kadar
immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi
belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi.
Kesenjangan tersebut hanya akan dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian ASI. Air
susu ibu merupakan cairan yang mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga
dapat menjadi pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur.
c. ASI mengandung komposisi
yang tepat ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi terdiri dari
proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk
kehidupan 6 bulan pertama. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai mendapatkan makanan
pendamping ASI seperti buah-buahan ataupun makanan lunak dan lembek karena pada

13
usia ini kebutuhan bayi akan zat gizi menjadi semakin bertambah dengan pertumbuhan
dan perkembangan bayi sedangkan produksi ASI semakin menurun. Tetapi walaupun
demikian pemberian ASI juga jangan dihentikan, ASI dapat terus diberikan sampai bayi
berumur 2 tahun atau lebih.
d. Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit
bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.
Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat memberikan rasa kantuk dan rasa nyaman.
Hal ini dapat membantu menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur dengan pulas.
Secara psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan ibu.
e. Terhindar dari alergi Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu
formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak
menimbulkan efek ini. Pemberikan protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan
mengurangi kemungkinan alergi.
f. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan
sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh
optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan
terhindar dari kerusakan sel-sel saraf.
Bagi Ibu

a. Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post
anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekang
produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. Pemberian ASI memberikan 98% metode
kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya
ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
b. Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan
pasca-persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca-persalinan

14
mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu
yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.
c. Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat
badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah besar, selain
karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini
sebenarnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.
Denagan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan
lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Dan jika timbunan lemak
menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
d. Ungkapan kasih sayang
Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui bayi
menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit. Bayi juga bisa mendengarkan
detak jantung ibu, merasakan kehangatan sentuhan kulit ibu dan dekapan ibu.
a. Ibu sehat, cantik dan ceria
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oksitosin nya akan bertambah, sehingga dapat
mengurangi jumlah darah yang keluar setelah malahirkan. Kandungan dan perut bagian
bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang menyusui bisa
menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat tubuh sebelum hamil.
Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah, menyebabkan ibu dalam masa
menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah menstruasi, pada masa ini juga
mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar rencana. Menyusui setelah
melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan
menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause. Menurut statistik,
menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena.

15
E.     Upaya-upaya memperbanyak ASI

Ibu :

1.      Sarankan ibu beristirahat cukup

2.      Pengaturan makanan yang baik

a. Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah makanan pengganti seperti jagung, ubi,
kentang, roti, dan sebagainya.
b. Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan nabati seperti telur, daging, ayam, ikan
segar, hati, ikan asin, tempe, tahu, kacang-kacangan dan sebagainya.
c. Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi, daun katuk, wortel,
buncis, dan sebagainya. Karena sayuran tersebut dapat membantu merangsang produksi
ASI.
d. Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti papaya, jeruk, apel, tomat, dan sebagainya
yang banyak mengandung vitamin dan mineral.
e. Perlu minum dalam jumlah lebih banyak kurang lebih 6 gelas dalam 1 hari akan lebih
bermanfaat bila ibu menyusui minuman cairan bergizi seperti susu, air, kacang-
kacangan, sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan sebagainya.
f. Hindarilah makanan yang merangsang terlalu pedas, terlalu dingin, terlalu panas,
mengandung alkohol untuk menjaga alat-alat pencernaan.

Untuk bayi, bayi harus :

1. Bangunkan bayi jika sudah waktunya untuk disusui.


2. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman.
3. Tidurkan bayi di samping ibu.
4. Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan lainnya.

16
F.     Pemberian ASI bagi Ibu yang Bekerja di Luar Rumah

Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap
memberikan ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat kerja. Apabila
tidak memungkinkan. ASI dapat diperas kemudian disimpan.

Beberapa tips pemberian ASI adalah sebagai berikut :

1. Berikan ASI sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja


2. Peras/pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Hal ini perlu dilakukan agar
produksi ASI tetap terjaga.
3. Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya
terjadi di pagi hari.
4. Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast pump
sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan
menjadi sulit dibersihkan.
5. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memeras susu, tempat yang ideal
seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk. Ditempat
kerja, mungkin bisa dirunag rapat yang kosong, toilet dan lain-lain.
6. Cuci tangan dengan sabun, sedangkan payudara dibersihkan dengan air.
7. Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya susu, juice, atau
sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara.
8. Saat memeras ASI, ibu harus dalam kondisi yang santai. Kondisi psikologis ibu menyusui
sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif.
9. Lakukan perawatan payudara : massage/pemijatan payudara, serta kompres air hangat
dan dingin bergantin.

G. Kerugian tidak memberikan ASI Eksklusif

1. Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit ( baik pada anak maupun pada ibu )
2. Kerugian kognitif

17
3. Biaya kesehatan untuk pengobatan
4. Biaya susu formula

H.    Cara Penyimpanan ASI

1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/plastic, termasuk plastic klip : 80-100 cc.
2. ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan lagi
setelah dua hari.
3. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius.
4. ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam dalam
air hangat.
5. Petunjuk untuk penyimpanan ASI dirumah :

a.       Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

b.      Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ frezzer.

c.       Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.

I. Teknik Marmet

Teknik marmet merupakan kombinasi cara memerah ASI dan memijat payudara sehingga
refleks ASI dapat optimal. Teknik memerah ASI dengan cara marmet bertujuan untuk
mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak di bawah areola sehingga diharapkan
dengan mengosongkan ASI pada sinus laktiferus akan merangsang pengeluaran prolaktin.
Pengeluaran hormon prolaktin diharapkan akan merangsang mammary alveoli untuk
memproduksi ASI. Semakin banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara akan
semakin baik produksi ASI di payudara .

J. Kelebihan Teknik Marmet
Berikut beberapa keunggulan cara memerah ASI manual dengan teknik Marmet
dibanding menggunakan pompa ASI:

18
1. Beberapa pompa ASI menimbulkan rasa tidak nyaman, juga tidak efektif. Berbeda
dengan memerah ASI menggunakan tangan yang bisa Moms atur sendiri gerakan
serta kekuatannya, sehingga bisa lebih efektif mengeluarkan ASI.
2. Banyak ibu lebih nyaman dengan cara memerah ASI manual dengan alasan lebih
alami.
3. Kontak kulit dengan kulit lebih menstimulasi ASI daripada dengan corong plastik
pompa ASI Karena itu, cara memerah ASI manual biasanya mempermudah refleks
keluarnya susu.
4. Lebih nyaman.
5. Lebih ramah lingkungan
6. Tak memerlukan alat khusus
7. Gratis

K. Cara Kerja Teknik Marmet


Sel penghasil susu (alveoli) mengeluarkan ASI. Apabila sel penghasil susu
distimulasi, maka sel-sel tersebut akan mengeluarkan ASI ke dalam sistem saluran
(refleks pengeluaran ASI). Sebagian kecil susu bisa mengalir ke saluran dan mengumpul
di saluran susu di bawah areola yang dikenal sebagai saluran akhir.

Gambar 2.4.

19
Cara Memerah ASI Teknik dr. Marmet

Cara memerah Air Susu Ibu dengan menggunakan teknik Marmet yaitu:
1. Perah payudara selama 5 – 7 menit,
2. Pijat payudara ± 1 menit

3. Perah payudara selama 3 – 5 menit,

4. Pijat payudara ± 1 menit, dan

5. Perah payudara selama 2-3 menit.

a. Memijat Payudara
1. Tekan 2 jari (Gambar 2.5.1) atau 3 jari (Gambar 2.5.4) ke dinding dada. Buat
gerakan melingkar pada satu daerah di payudara. Setelah beberapa detik,
pindahkan jari ke daerah berikutnya. Arah pijatan spiral (Gambar 2.5.1, 2.5.2)
mengeliling payudara atau radial (Gambar 2.5.3, 2.5.4) menuju puting susu.
2. Kepalkan tangan, tekan ruas ibu jari ke dinding dada (Gambar 2.5.5). Pindahkan
tekanan berturut-turut ruas telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking ke arah
puting (Gambar 2.5.6). Ulangi gerakan ini pada daerah berikutnya.

20
b. Memerah Payudara

a) Letakkan ibu jari di tepi atas aerola pada posisi pukul 12 (Gambar 2.6.1&2).

b) Letakkan jari telunjuk di tepi bawah aerola pada posisi pukul 6. Ketiga jari lain
menyangga payudara (Gambar 2.6.1&2).

c) Dengan kedua jari, tekan jaringan payudara ke dalam ke arah rongga dada tanpa
ibu jari dan jari telunjuk berubah posisi (Gambar 2.6.3).

d) Lanjutkan dengan gerakan ke depan memijat jaringan di bawah aerola sehingga


memerah ASI dalam saluran ASI (Gambar 2.6.4). Lakukan gerakan ini beberapa
kali sampai pancaran ASI yang keluar berkurang.
e) Ubah posisi ibu jari dan telunjuk misalkan pada posisi pukul 9 dan 3 (Gambar
2.6.5). Ulangi tahap 3-4.
f) Lakukan hal sama pada posisi yang berbeda. Setiap posisi ibu jari dan telunjuk
selalu berhadap-hadapan.

21
c. Memerah ASI yang tidak dianjurkan

a) Menekan puting susu (Squeeze), memijat dengan 2 jari dapat menyebabkan lecet
(Gambar 2.7.1).

b) Mengurut – mendorong (Sliding on) dari pangkal payudara, dapat menyebabkan


kulit nyeri (payudara memar atau memerah) (Gambar 2.7.2).

c) Menarik puting dan payudara (Pulling) dapat menyebabkan kerusakan jaringan


(merusak lapisan lemak pada aerola) (Gambar 2.7.3).

22
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta :
Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

23
Sulistyawati, Ari.2009. Buku Ajar Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : C.V. ANDI
GFFSET.
Yanti, Damai. Dian Sundawati. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung : PT
RefiUnknown 05.40

No NAMA IBU PRE POST

1 Ny. Baiyar

2 Ny. Meliza

3 Ny. Mega

4 Ny. Lianuryanti

5 Ny.leni

6 Ny. Lesdiza

7 Ny. Nola TABEL HASIL INTERVENSI IBU


8 Ny. Selvi MENYUSUI

9 Ny. Intan

10 Ny.Susi

11 Ny. Nora

12 Ny. Deby

13 Ny. Roza
24
14 Ny. Mesty

15 Ny. Evi
Dokumentasi

25
26
27

Anda mungkin juga menyukai