Anda di halaman 1dari 30

TEKNIK PENGHEMATAN

ENERGI PADA SISTEM


ILUMINASI DAN TATA
CAHAYA
Overall Energi Eficiency of Electricity
(Energi used
(Efficency of Effictively with in the
Electric Appliances) domain of cunsumer)

Incandescent 8 % 2,8
Lamp
Crude Oil
100
Fluorescent 22 % 2,7
Lamp
Thermal Power Plant
39 Electric 45 % 15,7
Heater

Consumer Electric
35 Water Heater 90 % 31,5
Electric
Stove

Motor 90 % 31,5
PENDAHULUAN

Definisi Penerangan :  Penerapan radiasi visibel


(sensasi visual) kepada
sesuatu obyek.

Fungsi penerangan :  Agar dapat melihat


sesuatu benda dengan
jelas.

Jenis Penerangan :  Penerangan alami


 Penerangan buatan
Cahaya

Benda

Agar kita dapat melihat sesuatu benda, ada dua syarat pokok :
1. Panca indra mata sehat.
2. Ada cahaya datang dari benda ke mata.
Cahaya mempunyai suatu panjang gelombang, tetapi
karena sangat kecil panjang gelombang cahaya dinyatakan
dalam satuan Angstrom / A (10 -10).

Spektrum cahaya yang tampak ini mencakup warna-warna :


100 %
100 %

Ungu : 3800 A - 4360 A. 75

kepekaan mata
Biru : 4360 A - 4950 A. 63 %

50
Hijau : 4950 A - 5660 A. 32 %

Kuning : 5660 A - 5890 A. 25

Jingga : 5890 A - 6270 A. 4% 555 m


11 %

0
Merah : 6270 A - 7600 A.
350 400 450 500 550 600 650 700 750 m

panjang
gelombang

Berikut ini akan dijelaskan pengertian-pengertian istilah atau satuan


yang digunakan :
 Lumen merupakan satuan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
 Lux (lumen/m2) ialah satuan cahaya yang jatuh pada satu luasan
(intensitas penerangan / iluminansi).
 Lumen/watt merupakan satuan dari efisiensi lampu yaitu jumlah
lumen yang dipancarkan sumber cahaya pada setiap daya listrik
(watt) yang dikomsumsi.
Beberapa faktor Penyebab Penerangan Alami
Tidak Dapat Dimanfaatkan Secara Optimal :

1. Cahaya Alami sangat dipengaruhi oleh cuaca.


2. Cahaya Alami sebagian besar hanya menerangi
bagian sisi objek (bangunan, kapal, mobil dll.)
3. Cahaya Alami sangat berpengaruh pada beban
AC (pada kondisi objek yang dikondisikan).
4. Cahaya alami yang langsung juga mambawa
hawa panas.

Sehingga cahaya alami tidak banyak dipergunakan


langsung dalam melakukan pekerjaan/kegiatan.
Sumber Cahaya Penerangan Buatan
1. Lampu Pijar
• efisiensi rendah.
• umur lampu tidak panjang (rata-rata 750 jam).
• suasana panas.
• harga rendah.
• cocok untuk penerangan terpusat.
2. Lampu Fluorescent (TL).
• efisiensi tinggi.
• umur lampu panjang (rata-rata 10.000 jam).
• suasana sejuk.
• cocok untuk penerangan merata.
• terdapat rugi-rugi ballast.
3. Lampu Gas bertekanan tinggi.
• efisiensi cukup tinggi.
• umur lampu agak panjang (rata-rata 3.000 jam).
• cocok untuk penerangan setempat dan terarah.
• memerlukan waktu untuk mencapai kondisi cahaya penuh.
• terdapat rugi-rugi ballast.
( Lihat tabel lampiran 1 )
Lampiran 1
Tabel Efikasi Beberapa Jenis Lampu
( SK SNI T-14-1993-03)

Rentang Efikasi(lumen per watt)


Tipe Lampu
Tanpa Dengan
CR
Rugi-rugi Ballast Rugi-rugi Ballast

1. Pijar 5 -23 - 100

2. Tabung Fluorecent ( 10 - 65 W ) 50 -100 30 - 85 50 - 70

3. Fluorecent Kompak ( SL dan PL ) - 25 - 60 50 - 70

4. Merkuro ( 80 - 2000 W ) 40 - 60 40 - 56 < 50

5. Halida Logam ( 250 - 2000 W ) 66 - 95 60 - 90 50 - 70

6. Natrium Tekanan Tinggi ( 18 - 200 W ) 50 - 150 60 - 115 < 50

7. Natrium Tekanan Rendah ( 50 - 1000 W ) 100 - 200 68 - 143 0


Lampu Pijar :

Tabel Efisiensi Lampu Pijar :

Watt Lumen Lm/Watt


10 78 7,8
25 260 10,4
40 465 11,6
60 835 13,9
100 1620 16,2
150 2600 17,3
200 3650 18,2
300 3850 19,5
500 9850 19,9
1000 21000 21,0
1500 33500 22,3
Lampu
fluorescent :

Bagan Lampu TL :
Tabel Warna Lampu terhadap Jenis fosfor :

Zat Fluorencent Cahaya Warna Lampu


Phosphor 360 BI 3200 – 4500 A Ultra biru

Phosphor E 2700 – 4000 A Ultra biru

Calcium Tungstate 3100 – 7000 A Biru

Magnesium Tungstate 3600 – 7200 A Biru keputihan

Zinc silicate 4600 – 6400 A Hijau

Zinc Beryllium Silicate 4800 – 7500 A Kuning keputihan

Cadmium Silicate 4800 – 7400 A Kuning merah Jambu

Cadmium Borate 5200 – 7500 A Merah jambu


Bagan Lampu PLC Elektronik
(fluorescent kompak) :

Bagan Lampu SL
(fluorescent Kompak) :
Lampu gas bertekanan tinggi :

Bagan Lampu Merkuri : Bagan Lampu Metal Halida


(Lampu Halogen) :
Bagan Lampu Sodium tekanan tinggi dan tekanan rendah :
1. Perencanaan Dan Perancangan Penerangan
 Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Peruntukan ruangan :
• ruang kerja biasa : 250 lux.
• ruang kerja terus menerus : 350 lux.
• ruang kerja sangat teliti : 1000 lux.
• ruang lorong/ parkir : 100 lux.
2. Disain ruangan tersebut :
• warna gelap refleksi cahaya (rp) : 30%.
• warna sedang refleksi cahaya (rp) : 50%.
• warna terang refleksi cahaya ((rp) : 70 %.
3. Interior ruangan yang digunakan :
• interior gelap refleksi cahaya (rw) : 10%.
• interior sedang refleksi cahaya (rw) : 30%.
• interior terang refleksi cahaya (rw) : 50%.
4. Jenis lampu yang digunakan.
5. Jenis Armatur lampu.
 Dasar Perhitungan Jumlah Lampu :
a) Cara perhitungan dengan indek refleksi cahaya :

1. Tentukan peruntukan ruangan (E) (dalam lux), Panjang (p),


lebar (l) dan tinggi (h) ruangan :
2. Diperoleh indek ruangan :

pl
k = h(p+l)
3. Tentukan indek rp (refleksi langit2), rw (refleksi wall) dan
rm (refleksi maintainence dan untuk rm = 0,1).
Kemudian lihat tabel efisiensi penerangan ( h ). (lampiran 2)
4. Jenis lampu ( farmatur ) yang digunakan (lumen).
5. Jumlah armatur :
ExA
n= farmatur x h x d
dimana : d adalah faktor depresiasiuntuk masa pemeliharaan.
(lihat lampiran 2)
Lampiran 2
Tabel efisiensi Penerangan
rp 0,7 0,5 0,3
k rw 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1
0,5 0,28 0,23 0,19 0,27 0,23 0,19 0,27 0,22 0,19
0,6 0,33 0,28 0,24 0,32 0,28 0,24 0,32 0,27 0,24
0,8 0,42 0,36 0,33 0,41 0,36 0,32 0,40 0,36 0,32
1,0 0,48 0,43 0,4 0,47 0,43 0,39 0,46 0,42 0,39
1,2 0,52 0,48 0,44 0,51 0,47 0,44 0,50 0,46 0,43
1,5 0,56 0,52 0,49 0,55 0,52 0,49 0,54 0,51 0,48
2,0 0,61 0,58 0,55 0,60 0,57 0,54 0,59 0,56 0,54
2,5 0,64 0,61 0,59 0,63 0,60 0,58 0,62 0,59 0,57
3,0 0,66 0,64 0,61 0,65 0,63 0,61 0,64 0,62 0,60
4,0 0,69 0,67 0,65 0,68 0,66 0,64 0,66 0,65 0,63
5,0 0,71 0,69 0,67 0,69 0,68 0,66 0,68 0,66 0,65
Faktor depresiasi (d) untuk masa pemeliharaan:
1 tahun 2 tahun 3 tahun
Pengotoran ringan 0,85 0,80 0,70
Pengotoran sedang 0,80 0,70 0,65
b) Cara perhitungan dengan daya listrik :

1. Tentukan peruntukan ruangan untuk melihat daya pencahayaan


maksimum yang diijinkan (lihat tabel lampiran 3).
2. Tentukan luas ruangan yang akan dipergunakan menurut fungsinya.

Contoh
Sebuah ruangan untuk kantor dengan luas 10 x 20 m perlu dipasang
lampu TL. 2 x 40 W. Berapakah titik lampu yang diperlukan ?

- Luas ruangan 10 x 20 m2 = 200 m2 .


- Dari tabel diperoleh daya penerangan untuk ruang kanor 15 W/m2.
maka :
Titik lampu = ( 15 W/m2 x 200 m2 ) / ( 2 x 40 W)
= 37,5
- Sehingga pemasangan titik lampu yang diperoleh adalah :
( 5 baris dengan 7 kolom ), ( 4 baris dengan 9 kolom ),
atau ( 6 baris dengan 7 kolom ).
Lampiran 3
TINGKAT PENCAHAYAAN YANG DIREKOMENDASIKAN
( SK SNI T-14-1993-03)

Macam Pekerjaan LUX Contoh


1. Pencahayaan untuk daerah yang tidak 20 - Iluminasi minimum
terus menerus dipergunakan. - Parkir dan daerah sirkulasi
50
dalam ruangan
100 - Kamar tidur hotel

2. Pencahayaan untuk bekerja dalam 200 - Membaca dan menulis yang


ruangan. tidak terus menerus
350 - Pencahayaan umum untuk
perkantoran, pertokoan,
membaca dan menulis.
400 - Ruang gambar
(tidak mengambar rinci).

3. Pencahayaan setempat untuk pekerjaan 750 - Pembacaan untuk koreksi


yang teliti tulisan
1000 - Gambar yang sangat teliti

2000 - Pekerjaan secara rinci dan


presisi.
DAYA PENCAHAYAAN MAKSIMUM YANG DIIJINKAN *)

Jenis Banguna/Ruangan Daya Pencahayaan


Mak. W/m2
1. Kantor 15

2. Ruang Kelas 15

3. Audotorium 25

4. Pasar Swalayan 20

5. Hotel :
- Kamar Tamu 17
- Daerah Umum 20

6. Rumah Sakit : (Ruang Pasen) 15

7. Gudang 5

8. Kafetaria 10

9. Garasi 2

*) termasuk rugi-rugi ballast


2. Melakukan Housekeeping (Pemeliharaan)
a. Memperhatikan keadaan lampu :
• Keadaan lampu masih : nyala / mati. Lampu TL

• kondisi kerja lampu : baik / tidak.


• Kondisi bola lampunya : bersih / kotor.
• Kedudukan lampu masih : baik / tidak.
b. Memperhatikan armatur lampu :
• Kondisi aramatur : bersih / kotor.
• Warna cat armatur masih : putih / abu-abu.
• Kedudukan armatur masih : baik / tidak.
c. Memperhatikan peralatan pendukung lampu :
• ballast lampu masih : baik / tidak.
• pengkawatan masih : baik / tidak.
• bila ada reflektor, masih : bersih / tidak.
• tempat dudukan lampu : baik / tidak
• dan hal lainnya.
d. keadaan langit-langit bangunan, tempat lampu
di pasang. Apakah keadaannya : bersih / bersih.
3. Memasang time clock

a. Untuk penerangan luar bangunan yang waktu operasi tidak 24 jam


terus menerus harus dapat dikendalikan dengan timer clock.
b. Penerangan ruangan tertentu, dimana karyawan (pemakainya) lebih
banyak. Sehingga untuk menghidupkan atau matikan lampu
ruangan kerja dibutuhkan seseorang untuk melakukan pekerjaan tsb.
Maka untuk mengurangi beban pekerjaan tersebut, dipasang time
clock pada panel penerangan tersebut.
Time clock tersebut di”set” sesuai dengan jam masuk karyawan tsb.
c. Time clock juga dapat dipasang bersama dengan door swith pada
ruangan tertentu.
4. Memasang photo cells

a. Untuk penerangan luar bangunan yang waktu operasi tidak 24 jam


terus menerus harus dapat dikendalikan dengan photocell.
b. Penerangan ruangan yang dikombinasikan dengan penerangan alami.
Ini banyak dijumpai pada pabrik-pabrik. Sehingga untuk menghidupkan
atau matikan lampu dipergunakan photo cell yang akan dengan kondisi
penerangan alami pada saat itu.
5. Penggunaan ballast hemat energi
( ballast elektronik ).

a. Untuk pemakaian ballast konvensional pada lampu TL mengakibatkan


rugi-rugi ballast + 25 % dari nilai watt lampu. Sehingga :
Untuk TL 40 W, daya untuk ballast sebesar + 10 W. Total daya listrik
sebesar 50 W, pemakain energi listrik TL 40W dengan ballast konvensional.
b. Dengan pemakaian ballast eletronik pada lampu TL 40 W dapat mengurangi
pemakaian energi listrik sebesar 20 -30 % dari total energi listrik dengan
ballast konvensional. Ini disebabkan daya listrik pada lampu berkurang, daya
listrik pada ballast berkurang dan tingkat penerangan lampu meningkat.
Ballast
Ballast
Eletronik
S

Konvensional
S

Lampu

Lampu
Stater
6. Memilih lampu yang lebih efisien
( sesuai penggunaan ).

Dapat dilihat pada lampiran 1 :


7. Gunakan tingkat cahaya sesuai dengan pengunaan
ruangan ( sesuai standar ruangan).

Dapat kita pergunakan tabel standar ruangan pada lampiran 3


8. Gunakan Penggunaan Reflektor Cermin

Penggunaan reflektor cermin (silver/aluminium) meningkatkan


cahaya secara optimal ke arah obyek, tetapi akan menimbulkan
silau jika kurang tepat dalam pemilihannya. Untuk mengatasi
silau tersebut perlu dipasang kisi-kisi (gril) pada permukaan
armatur atau menggunakan tutup prismatik dan oval.
Penggunaan tutup pada armatur akan menurunkan cahaya
hingga 30 %.
Contoh
9. Cara Pencahayaan

Pencahayaan yang optimal dan efisien, dalam arti sesuai dengan


kegiatan, tetapi dengan jumlah lampu yang sesedikit mungkin
dapat diperoleh dengan berbagai cara :
1. Pencahayaan umum merata (a)
2. Pencahayaan lokal / Pencahayaan setempat (b & d )
3. Pencahayaan campuran (c )
KONSERVASI ENERGI PADA
SISTEM PENERANGAN
1. Perencanaan dan perancangan sesuai dengan standar yang berlaku.
2. Melakukan Housekeeping (pemeliharaan).
3. Memasang time Clock.
4. Penggunaan Photocells.
5. Penggunaan ballast yang hemat energi (atau ballast Elektronik).
6. Memilih Lampu yang lebih Efisien
(sesuai dengan penggunaannya).
7. Gunakan Tingkat Pencahayaan sesuai penggunaan ruangan
(sesuai Standar Ruangan).
8. Penggunaan Reflektor Cermin
9. Cara Pencahayaan
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai