Dosen Pengampuh :
Disusun oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Asbabun Nuzul Al – Qur’an”.
Hal ini tidak terlepas dari rahmat dan Rahim serta pertolongan-Nya, sehingga semua
hambatan dan kendala yang dihadapi dapat diselesaikan dengan lancar.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al –
Qur’an, karena itu makalah ini kami susun dengan maksimal agar dapat memperoleh nilai
yang maksimal pula. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu berkontribusi meminjamkan buku referensi untuk kelancaran
penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah “Asbabun Nuzul Al – Qur’an” dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kajian tentang Al Qur’an merupakan pengetahuan yang harus dikaji sedalam-
dalamnya bagi umat islam. Karena begitu pentingnya ilmu mengenai Al Qur’an,
sebagai umat islam sudah barang tentu untuk mengerti kandungannya harus terlebih
dahulu mengetahui sejarah turunnya dan sejarah sebab diturunkannya. Sehingga kita
dapat mempelajarinya secara menyeluruh dan lebih mendalam. Mempelajari hanya
terkait isinya saja kurang tepat dan dirasa kurang tanpa belajar asal usulnya.
Melihat begitu agungnya Al Qur’an yang merupakan kitab yang satu-satunya
sebagai mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Isinya sebagai
pedoman hidup manusia yang bersifat universal dan selalu sesuai dengan
perkembangan zaman yang ada. Karena Al Qur’an merupakan kalam (firman/ucapan)
yang memiliki nilai mukjizat yang diturunkannya melalui wahyu Illahi kepada
Rasulullah SAW. Membacanya sebagai ibadah, memberikan pengertian yang pasti
dan meyakinkan, sebagai petunjuk dari Allah bagi hambaNya, syariat dari langit
untuk manusia dan dengan Al Qur’an ini Allah menutup kitab-kitab samawi serta
dengannya Allah menggantungkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Maka sangat perlu sekali bagi kita untuk mengkaji tentang turunnya Al Qur’an
tersebut, tahapan-tahapan yang ada mulai dari sisi Allah di Lauh al-Mahfuzh ke Bayt
al-Izzah (langit dunia) hingga sampai pada dunia kita. Karena sesungguhnya tidak
mungkin Allah dalam menurunkan Al Qur’an dengan begitu saja tanpa mempunyai
maksud dan tujuan yang pasti. Salah satunya turunnya Al Qur’an dilakukan secara
berangsur-angsur itupun ada maksud yang tepat, guna kebaikan dan kemaslahat umat
manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Asbabun Nuzul Al Qur’an?
2. Bagaimana tahapan penurunan Al Qur’an ?
3. Apa saja macam-macam Asbabun Nuzul Al Qur’an ?
4. Apa saja manfaat Asbabun Nuzul Al Qur’an ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Asbabun Nuzul Al Qur’an.
2. Untuk mengetahui bagaimana tahapan penurunan Al Qur’an
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam Asbabun Nuzul Al Qur’an
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat Asbabun Nuzul Al Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sauqiyah Musyafa’ah,dkk, Studi Al-Qur’an, UIN Sunan Ampel Press, Surabaya, 2013, Hlm 166.
2
Achmad Zuhdi,dkk, Studi Al-Qur’an, UIN Sunan Ampel Press, Surabaya, 2016, Hlm 250.
3
Ibid, Hlm 252.
B. Tahap Penurunan Al Qur’an
Al Qur’an itu sampai kepada Nabi Muhammad SAW melalui tiga tahap;
Tahap pertama penyampaian Al Qur’an dari Allah kepada Lauh al-Mahfuzh.
Maksudnya, sebelum Al Qur’an disampaikan kepada Rasulullah SAW. Sebagai
utusan Allah terhadap manusia,ia terlebih dahulu disampaikan kepada Lauh al-
Mahfuzh, yaitu suatu lembaran yang terpelihara dimana Al Qur’an pertama kalinya
ditulis pada lembaran tersebut, Allah menjelaskan berikut ini. 4
Artinya : Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia, yang
(tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. (QS. Al Buruuj (85) 21-22)
Tidak ada manusia yang tahu bagaimana cara penyampaian Al Qur’an dari Allah ke
Lauh Mahfuzh. Dan manusia tidak wajib mengetahuinya, tetapi wajib
mempercayainya karena begitu yang dikatakan Allah. 5
Tahap ketiga adalah turunnya Al Qur’an dari bayt al-izzah secara berangsur-
angsur kepada Nabi Muhammad SAW melalui jibril selama 22 tahun 2 bulan 22 hari,
atau selama 23 tahun. Jibril menyampaikan wahyu ke dalam hati Nabi, sehingga
setiap kali wahyu itu disampaikan beliau langsug menghafalnya. Al Qur’an dalam
surah Al Baqarah (2) ayat 97 menyebutkan hal tersebut yaitu,7
4
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, AMZAH, Jakarta, 2014, hlm 16.
5
Ibid.
6
Ibid, hlm 17.
7
Ibid.
Artinya : Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah
menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi
orang-orang yang beriman.
Seperti yang telah digambarkan diatas, Al Qur’an itu diturunkan kepada Nabi
tidak dengan sekaligus, tetapi secara berangsur-angsur.
Asbab an-nuzul dari riwayat diatas adalah dalam suatu riwayat dikemukakan,
ketika kaum Quraish durhaka kepada Nabi saw, beliau berdoa agar mereka
mendapatkan kelaparan umum seperti kelaparan yang pernah terjadi pada zaman
nabi Yusuf. Alhasil mereka menderita kekurangan sampai mereka makan tulang
maka turunlah Q.S. ad – Dukhan ayat 10. Kemudian mereka menghadap Nabi saw
10
Achmad Zuhdi,dkk, Studi Al-Qur’an, Surabaya, 2016, Hlm 256-258
untuk meminta bantuan. Maka Rasulullah saw berdoa agar diturunkan hujan.
Akhirnya hujan pun turun, maka turunlah Q.S. ad – Dukhan ayat 15. Namun
setelah mereka memperoleh kemewahan mereka kembali kekeadaan semula (sesat
dan durhaka) maka turunlah ayat QS. ad – Dukhan ayat 16. Dalam riwayat
tersebut dikemukakan bahwa siksaan itu akan turun di waktu perang Badar.11
Artinya : Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
memikirkan. (67)
b. QS. Al Baqoroh ayat 219
11
Achmad Zuhdi,dkk, Studi Al-Qur’an, UIN Sunan Ampel Press, Surabaya, 2016, Hlm 258-259
12
Sauqiyah Musyafa’ah,dkk, Studi Al-Qur’an, UIN Sunan Ampel Press, 2013, Hlm 187.
manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,(219)
Artinya : Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah.
Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah
Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui (158)14
Diriwayatkan oleh Al – Bukhari, Muslim dan selainnya dari Urwah
berkata, aku berkata pada Aisyah –istri Nabi, “Apakah engkau telah melihat
firman Allah,”“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar
Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke baitullah atau berumroh, maka
tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya”, maka tidak mengapa
bagi seorang pun untuk tidak melakukan thawaf(sa’i) diantara keduanya. Aisyah
Radiyallahu Anha berkata, “Sungguh salah yang engkau katakana wahai anak
saudariku, sesungguhnya jika ayat itu seperti yang engkau tafsirkan, maka tidak
mengapa untuk tidak melaksanakan thawaf(sa’i) anatara keduanya. Akan tetapi,
ayat tersebut turun karena orang – orang anshar sebelum masuk ke dalam Islam
mereka bertahlil untuk patung “Manah Thagiyah”, dan orang orang yang bertahlil
pada patung tersebut tidak ingin berthawaf antara shafa dan marwah, kemudian
mereka menanyakan hal ini pada rasulullah “wahai rasulullah! Sesungguhnya
kami dulu pada zaman jahiliyah merasa enggan untuk berthawaf antara shafa dan
marwah”, maka Allah menurunkan firman-Nya “Sesungguhnya shafa dan marwah
adalah bagian dari syiar Allah”, hingga firman-Nya “maka tidak ada bagian dari
dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya.15
13
Ibid.
14
QS. Al Baqoroh ayat 158.
15
Imam As-Suyuthi, Asbabun Nuzul, Pustaka Al Kautsar, 2015, Hlm 38-39
3. Pengetahun asbab an-nuzul dapat mengkhusukan (takhsish) hukum terbatas pada
sebab, menganut kaidah (khusus as-sabab) “sebab khusus”. Sebagai contoh
turunnya ayat-ayat dhihar pada permulaan Surah al-Mujadalah, yaitu dalam kasus
Aus Ibn As-samit yang menzihar istrinya, Khaulah binti Hakam Ibn Tha’labah.
Hukum yang terkandung dalam ayat-ayat ini khusus bagi keduanya dan tidak
berlaku bagi orang lain. 16
4. Yang paling penting ialah asbab an-nuzul dapat membantu memahami apakah
suatu ayat berlaku umum atau berlaku khusus, selanjutnya dalam hal apa ayat itu
diterapkan. Maksud yang sesungguhnya suatu ayat dapat dipahami melalui
pengenalan asbab an-nuzul. 17
5. Pengetahuan tentang asbab an-nuzul akan mempermudah orang menghafal ayat-
ayat al-qur’an serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang
mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya. Sebab, pertalian antara sebab dan
musabab (akibat), hukum dan peristiwanya, peristiwa dan pelaku, masa dan
tempatnya, semua ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan mantapnya dan
terlukisnya dalam ingatan.18
16
Sauqiyah Musyafa’ah,dkk, Studi Al-Qur’an, UIN Sunan Ampel Press, 2013, Hlm 188.
17
Ibid.
18
Ibid, Hlm 189.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Mempelajari asbab an-nuzul sangat penting bagi yang ingin mengkaji ilmu
tafsir, bahkan sebuah kewajiban bagi ahli tafsir. Cara mengetahui asbab an-nuzul
pertama, dengan riwayat yang shahih, yakni riwayat yang memenuhi syarat-syarat
yang telah ditetapkan oleh para ahli hadits. Kedua, menggunakan lafadh fa at-
ta’qibiyah bermakna maka atau kemudian. Ketiga, dipahami dari konteks yang jelas.
Keempat, tidak disebutkan secara tegas terhadap redaksi. Ada ulama yang
terhadap riwayatnya, karena ada dua kategori dalam sebab penurunannya. Pertama,
banyak turun ayat pada satu peristiwa, sedangkan yang kedua, banyak terjadi
Kebanyakan ulama untuk menjadikan pedoman hukum lebih sepakat pada “umum
lafadh” daripada “khusus sebab”, karena mempunyai tiga macam dalil yaitu: pertama,
lafadh syar’I saja yang menjadikan hujjah dan dalil. Kedua, kaidah tersebut
ditanggungkan kepada makna selama tidak ada pemalingannya dari makna tersebut.
Ketiga, para sahabat dan mujtahid kebanyakan tanpa memerlukan qias atau mencari
dalil apabila berhujjah dengan lafadh yang umum dari sebab yang khusus.
DAFTAR PUSTAKA