Disusun oleh:
Kelompok 9
Balgisza Nur Maghfirah 175030200111006
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-
Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Manajemen Kompensasi Dan Motivasi Kerja”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang telah memberikan
tugas terhadap kami. Kami juga ingin berterimakasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kesempurnaan. Dan ini merupaan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat
berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
2.1 Konsep dan Peran Kompensasi bagi Karyawan dan Organisasi...................................3
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kebijakan Kompensasi.........................................5
2.3 Tujuan dan Macam-Macam Kompensasi.......................................................................6
2.4 Prinsip dan Azas Kompensasi........................................................................................8
2.5 Konsep Motivasi dan Hubungan Motivasi dengan Kinerja.........................................10
2.6 Teori - Teori Motivasi dan Sumber Motivasi...............................................................13
2.7 Teknik Memotivasi Kerja Pegawai..............................................................................16
BAB III........................................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................18
3.2 Saran............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUA
N
3
BAB II
PEMBAHASA
N
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa
untuk kerja mereka. Kompensasi juga merupakan salah satu cara yang paling efektif bagi
departemen personalia guna meningkatkan prestasi kerja, motivasi serta kepuasan kerja
karyawan. Adapun pengertian kompensasi menurut Gary Dessler (2003, p349-350),
mengatakan bahwa kompensasi pegawai berarti semua bentuk penggajian atau ganjaran
yang mengalir kepada pegawai atau timbul dari kepegawaian mereka.
Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena mencerminkan
upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya manusianya. Selain itu kompensasi
sering merupakan komponen-komponen biaya yang paling besar dan penting. Bila
pengupahan dan penggajian tidak diadministrasikan secara tepat, perusahaan bisa
kehilangan para karyawannya yang baik dan harus mengeluarkan biaya untuk menarik,
menyeleksi, melatih dan mengembangkan penggantinya. Bahkan apabila karyawan tidak
keluar, mereka mungkin menjadi tidak puas terhadap perusahaan dan menurunkan
produktivitas mereka.
A. Bentuk Kompensasi
Kompensasi yang diberikan oleh organisasi kepada pekerjanya terdapat dalam
beberapa bentuk. Menurut Gary Dessler (203, p349-350), membagi kompensasi
kedalam tiga komponen, yakni :
1. Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam bentuk
upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Pada dasarnya terdapat dua dasar penentuan
upah pegawai:
a. Berdasarkan waktu. Pada umurnya pegawai digaji atas dasar waktu
pelaksanaan pekerjaan, seperti karyawan pabrik atau buruh kasar biasanya
dibayar atas upah (wages) menurut jam atau harian. Sedangkan seorang
pegawai digaji (salaried) seperti para manajer, profesional dan administratif.
b. Upah borongan (piecework). Upah borongan mengaitkan kompensasi secara
langsung dengan jumlah produksi yang dihasilkan karyawan. Dalam versi
sederhana, upah karyawan dihitung dari standar satuan yang dihasilkan dalam
satu jam.
2. Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk tunjangan seperti
asuransi dan liburan atas dana perusahaan. Tunjangan ini digolongkan dalam paket
kesejahteraan, dimana paket ini diberikan kepada seluruh pegawai berdasarkan
keanggotaan mereka dalam perusahaan. Dibawah ini adalah beberapa jenis tunjangan
:
a. Tunjangan bayaran suplemen menyediakan bayaran untuk tidak bekerja.
Tunjangan ini meliputi asuransi ketunakaryaan, uang liburan dan hari libur.
b. Tunjangan asuransi merupakan jenis lain lain dari bentuk kesejahteraan
pegawai. Pada umumnya perusahaan membaginya kedalam bentuk asuransi
jiwa dan perumah sakitan secara berkelompok, asuransi kecelakaan dan
asuransi ketidakmampuan.
3. Ganjaran nonfinansial (nonfinancial rewards) seperti hal-hal yang tidak mudah
di kuantifikasi, yaitu ganjaran- ganjaran seperti pekerjaan yang lebih menantang, jam
kerja yang lebih luwes dan kantor yang lebih bergengsi.
B. Peran kompensasi
Secara khusus, Kheith Davis and Werther W.B (1996), menguraikan tujuan manajemen
kompensasi efektif, meliputi :
a. Memperoleh Personil yang berkualitas
Kompensasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk memberikan daya tarik kepada
para pelamar.Tingkat pembayaran harus responsif terhadap suplai dan permintaan
pasar kerja, karena para pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan
yang diharapkan.
b. Mempertahankan karyawan yang ada
Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan
akibatnya menimbulkan perputaran karyawan yang semakin tinggi.
c. Menjamin keadilan
Manajemen kompensasi berupaya keras agar keadilan internal dan eksternal
terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan dengan
nilai relatif sebuah pekerjaan, sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan
besaran yang sama. Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja
merupakan yang dapat di bandingkan dengan perusahaan lain di pasar kerja.
d. Penghargaan Terhadap Perilaku yang Diinginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak
sebagai insentif untuk perbaikan di masa depan, rencana kompensasi efektif,
menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman, tanggumg jawab dan perilaku-perilaku
lainnya.
e. Mengendalikan biaya
Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan memperoleh dan
mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan. Tanpa manajemen
kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar dibawah atau di atas standart.
f. Mengikuti Aturan Hukum
Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan faktor-faktor legal yang
dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kebijakan Kompensasi
Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam, di mana semakin lama
waktu bekerja, maka semakin besar pula upah yang didapat. Upah merupakan
basis pembayaran yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan
pemeliharaan. Sedangkan gaji atau salary umumnya berlaku untuk tarif mingguan,
bulanan atau tahunan.
b) Insentif
Insentif merupakan tambahan-tambahan gaji di atas atau di luar gaji atau upah
yang diberikan oleh organisasi. Program-program insentif disesuaikan dengan
memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan-
keuntungan, atau upaya-upaya pemangkasan biaya tergantung dengan kebijakan
perusahaan.
c) Tunjangan
d) Fasilitas
Jenis-Jenis Kompensasi
Kompensasi ini berupa bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran prestasi, bayaran
insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan, dan opsi saham), dan
bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham)
Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, seorang psikologi pada tahun 1943.
Teori ini mengungkapkan jika 5 kebutuhan manusia tersebut berdasarkan hirarkinya.
Dimulai dari kebutuhan yang sangat mendasar hingga mencapai kebutuhan yang
paling tinggi. Hal-hal ini dibahas dalam teori Hirarki Kebutuhan. Berikut ini 5
kebutuhan manusia yang dibahas di dalamnya.
Konsep penting dari teori motivasi ini adalah pada kekuatan yang ada di dalam diri
manusia, yang mana merupakan motivasi prestasi. Menurut MC Clelland, individu
dapat memiliki motibasi jika memang dirinya memiliki keinginan untuk berprestasi
lebih baik dibandingkan lainnya. Terdapat 3 kebutuhan yang dijelaskan di dalam teori
ini.
Kebutuhan prestasi yang tercermin dari keinginanya untuk mengambil tugas yang
bisa dipertanggung jawabkan secara individu. Dalam hal ini, seseorang harus bisa
menentukan tujuan yang logis dengan memperhitungkan resiko yang ada serta
melakukannya secara kreatif dan inovatif.
Kebutuhan Afiliasi.
kebutuhan Kekuasaan, kebutuhan ini dapat terlihat pada diri seseorang yang ingin
memiliki pengaruh atas diri orang lain. Mereka haruslah peka terhadap struktur
pengaruh antara satu sama lainnya, bahkan mencoba untuk menguasai orang tersebut
hingga mengatur tingkah lakunya.
Usaha fisik dan mental yang telah dilakukan manusia sama dengan kegiatan
bermain dan istirahat.
Rata Rata seseorang akan mau belajar jika dalam kondisi yang layak, tak hanya
menerima namun juga ikut mencari tanggung jawab.
Ada kemampuan yang sangat besar dalam kecerdikan, daya imajinasi, serta
kualitas yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam organisasi yang
tersebar luas di seluruh pegawai.
Pengendalian yang dilakukan dari luar hukuman bukanlah cara yang tepat untuk
mengarahkan kepada tujuan organisasi.
Teori Herzberg ini sering dikenal sebagai teori dua faktor atau teori M-H. Teori
ini menjelaskan bagaiamana seorang manajer bisa mengendalikan faktor-faktor yang
dapat memberikan kepuasan kerja ataupun tidak. Berdasarkan penelitian yang ada,
dua kelompok faktor tersebut dapat mempengaruhi individu dalam organisasi yaitu
motivasi. Motivasi disini sebagai faktor dari sumber kepuasan kerja seperti prestasi,
tanggung jawab, dan penghargaan.
Kelompok dari faktor kedua merupakan “iklim baik” yang mana dapat
dibuktikan bukan sebagai sumber dari kepuasan kerja namun sebagai sumber
ketidakpuasan kerja. Faktor ini biasanya merupakan kondisi kerja, hubungan antara
individu, serta teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan dari faktor faktor ini bisa
mengurangi ketidakpuasan kerja lebih efisien, namun tidak bisa mengakibatkan
dorongan kerja. Faktor “iklim baik” ini tidak akan memicu motivasi hanya saja jika
tidak ada fakor ini maka tidak berfungsinya faktor motivasi.
Teori yang dikemukakan oleh Aldefer ini dikenal dengan teori ERG yang
memiliki kepanjangan dari E=Existence yang mana kebutuhan akan eksistensi,
R=Relatedness yang mana kebtuuhan yang dikaitkan dengan pihak lainnya, serta
G=Growth menyatakan sebagai kebutuhan untuk tumbuh.
Makna dari ketiga istilah ini memiliki dua poin yang sangat penting. Pertama,
jika dilihat secara konseptual maka akan terlihat persamaan diantara model atau teori
yang dikembangkan oleh Alderfer dan Maslow. Hal ini dikarenakan Existence
berkaitan dengan hirarki pertama dan kedua yang ada di dalam teori Maslow.
Relatedness berkaitan dengan hirarki kebutuhan 3 dan 4 di dalma konsep Maslow
Sedangkan Growth memiliki arti yang sama dengan self actualization pada teori
Maslow. Kedua teori dari Alderfer ini memang lebih menekankan pada segala jenis
kebutuhan manusia tersebut diusahakan untuk dapat dipenuhi secara serentak. Bila
teori Alderfer ini diperhatikan lebih lanjut maka akan tampak beberapa hal dibawah
ini:
Semakin tidak terpenuhinya kebutuhan tertentu, maka akan membuat keinginan
untuk memuaskannya semakin besar.
Kuatnya keinginan untuk memuaskan kebutuhan “lebih tinggi” akan semakin
besar bila kebutuhan rendah telah dapat dipenuhi dengan baik.
Semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatannya lebih tinggi, maka akan
membuat keinginan memenuhi kebutuhan yang mendasar lebih besarPandangan
ini sepertinya didasarkan pada sifat pragmatisme manusia, yang mana
dikarenakan dasar akan keterbatasannya maka seseorang bisa menyesuaikan
dirinya pada kondisi yang objektif. Dengan kata lain memusatkan fokus dan
perhatiannya pada hal-hal yang mungkin bisa dicapainya.
Sumber Motivasi
Sumber-sumber motivasi seseorang bisa dari mana saja baik itu motivasi intrinsik
maupun motivasi ekstrinsik, berikut ini penjelasan sumber-sumber motivasi menurut
Suwatno (2011:175).
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motifasi yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar. Karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam
diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Jenis motivasi ini timbul
dalam diri individu atas dasar kemauan dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang
lain.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motifasi yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsan
dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak berkaitan dengan dirinya. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar individu.
2.7 Teknik Memotivasi Kerja Pegawai
3.1 Kesimpulan
f. Kemampuan Membayar
3.2 Saran
Saran untuk penulisan makalah selanjutnya adalah diharapkan untuk menambahkan
sumber referensi dikarenakan masih banyak kekurangan pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia E14. Jakarta : Salemba Empat
Medalia, Meta. 2018. Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Alat Pelindung Diri di PR.
X Nganjuk. Universitas Muhammadiyah Malang.
Norhadiana. 2019. “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan.” INA-Rxiv.
November 19. doi:10.31227/osf.io/fc69s.
Robbins, Stephen P dan Timoty A. Judge. 2015. Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba
Empat.