Anda di halaman 1dari 11

Nama : Asy Shafa Audina Saragih

NIM : 0310182065

Kelas : Tadris Biologi 3/V

Mata Kuliah : Ekologi Tumbuhan

POPULASI

A. Pengertian Populasi

Dalam ekologi maka satuan dasar pengkajiannya adalah populasi. Sebagai


contoh, misalnya dalam satu kolam dihuni oleh jenis-jenis ganggang hijau,
ganggang kersik bakteri, Cyclops, cacing, serangga air, ikan mujahir, ikan
lele, ikan tambakan dan ikan emas. Populasi berasal dari bahasa latin yaitu
populous = rakyat, berarti penduduk. Didalam pelajaran ekologi, populasi
adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan
populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan dengan menentukan
batas – batas waktunya serta tempatnya. Jadi, populasi adalah Kumpulan
individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Setiap jenis jumlahnya lebih dari satu. Kumpulan makhluk hidup sejenis
dalam kola mini membentuk suatu populasi. Jadi dalam kola mini dapat
ditemukan populasi makhluk hidup. (Soeriaatmadja R.E.) mengemukakan
bahwa cara menentukan batasan populasi yang lebih baik adalah dengan
mendasarkannya pada pengaruh satu individu terhadap individu yang lain
dalam satu populasi.
Menurut (Gunawan Susilowarno) Populasi adalah kumpulan dari individu-
individu yang terdiri dari satu spesies yang bersama sama menempati luas
wilayah yang sama, mengandalkan sumber daya yang sama, dan dipengaruhi
oleh faktor lingkungan sama serta memiliki kemungkinan yang tinggi untuk
berinteraksi satu sama lain.
Menurut (Siti Resmi) Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan
orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau
kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian.
Menurut (Johar Arifin) Populasi adalah keseluruhan obyek atau individu
yang akan diteliti; memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap.
Jadi, populasi dipandang sebagai suatu system yang dinamis dari segala
individu yang selalu melakukan saling berhubungan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa populasi adalah kumpulan individu sejenis yang selalu
melakukan saling hubungan dan mempunyai potensi untuk saling berbiak.
Saling hubungan antara anggota populasi bukan hanya dalam pembiakan
tetapi juga dalam persaingan mempertahankan hidupnya yang disebut
kompetensi. Lebih besar jumlah individu populasi dalam satuan luas tertentu
lebih hebat kompetisi yang terjadi. Akibat dari kompetisi dalam jangka pendek
ialah yang “kuat” yang menang dan yang “lemah” tersisihkan, yaitu punah
atau mencari tempat tinggal baru (beremigrasi). Akibat jangka panjang ialah
terjadi perubahan berangsur-angsur pada populasi yang memungkinkannya
lebih sesuai atau lebih beradaptasi dengan lingkungannya.
Menurut Sugiyono (2001: 55) pengertian populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda
alam yang lain. populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh objek atau subjek itu.
Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama,
yang hidup pada suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Misalnya saja tanaman padi di persawahan begitu juga dengan perumputan
atau serangga yang ada. Ahli ekologi memastikan dan menganalisis jumlah
dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies
dan kondisi lingkungan.
Pada suatu tempat populasi suatu tumbuhan mempengaruhi populasi
tumbuhan lain. Populasi jenis tumbuhan pohon akan mempengaruhi populasi
tumbuhan yang hidup pada pohon-pohon itu serta yang tumbuh di bawah
naungannya. Saling pengaruhnya juga terlihat pada persainagn akan
kebutuhan-kebutuhan dalam mempertahankan hidup dan jenis. Kesatuan
seluruh populasi di suatu tempat tertentu membentuk komunitas. Dalam
biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama
(spesies) yang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu.
Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain
dan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep populasi banyak dipakai dalam
ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari
sistem yang lebih luas.
Odum (1998) mendefinisikan populasi sebagai kelompok kolektif
organismee-organismee yang berasal dari species yang sama yang menduduki
ruang atau tempat tertentu, memiliki ciri atau sifat tertentu yang bukan
merupakan sifat dari individu. Beberapa sifat itu adalah kerapatan, natalitas
(laju kelahiran), mortalitas (laju kematian), penyebaran umum, potensi biotik,
disperse, dan bentuk pertumbuhan atau perkembangan. Populasi juga memiliki
sifat-sifat genetik yang secara langsung berkaitan dengan ekologinya yaitu
sifat adaptif, sifat keserasian reproduktif dan ketahanan.

B. Pertumbuhan Populasi

Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi. Karena


tidak ada populasi yang tumbuh secara terus menerus maka kita mengetahui
adanya pengaturan populasi. Interaksi spesies seperti predator, kompetisi,
herbivory dan penyakit berdampak terhadap pertumbuhan pop dan
pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan dalam struktur komunitas
oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana suatu populasi
tumbuh. Pertumbuhan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah
populasi disetiap waktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah
kelahiran, kematian dan migrasi. Pertumbuhan populasi merupakan proses
sentral di dalam ekologi. Karena tidak ada populasi yang tumbuh secara terus
menerus maka kita mengetahui adanya pengaturan populasi

Interaksi spesies seperti predator, kompetisi, herbivory dan penyakit


berdampak terhadap pertumbuhan pop dan pertumbuhan populasi
menghasilkan perubahan dalam struktur komunitas oleh karena itu sangat
penting untuk mengetahui bagaimana suatu populasi tumbuh.
Suatu populasi yang dilepaskan pada suatu lingkungan yang sesuai, akan
terus bertambah jumlahnya. Pertumbuhan yang lengkap tentang dinamika
populasi tumbuhan perlu diketahui,oleh karenanya memerlukan informasi
tentang jumlah individu secara genetic, jumlah individu yang di produksi
secara negative, dan jumlah medule pertumbuhan yang hadir pada individu.

Model pertumbuhan populasi continous time cocok dengan pertumbuhan


continue dan dalam kasus dimana laju kelahiran, laju kematian,dan ukuran
berkolerasi dengan umur, seperti dalam banyak tumbuhan annual dan
populasi.

Namun populasi tumbuhan biasa menhgasilkan hanya dalam periode


singkat selama setahun, dan tidak semua tumbuhan mencapai dewasa yang
reproduktif.Pertumbuhan intermediate dalam tumbuhan membuat jumlah
individu sebagai suatu indicator tak baik tentang kebutuhan sumber daya
populasi.

Jumlah populasi dari waktu ke waktu dapat meningkat secara tajam dan
dapat pula mengalami peningkatan kecil. Besar dan kecilnya peningkatan
anggota suatu populasi dalam kurun waktu tertentu adalah menunjukkan laju
pertumbuhan dari populasi tersebut, yg dlm perhitungan statistic sering
disimbulkan dgn r (rate=laju). Untuk dpt mengetahui seberapa besar laju
pertumbuhan (r) dlm kurun wktu tertentu, maka terlebih dahulu harus
diketahui laju kelahiran (b=birth) dan laju kjematian (d=death). Laju kelahiran
dan laju kematian dpt dicari dgn rumus sbg berikut:

Laju kelahiran (b) = jmlh klahiran / total anggota populasi x 100%


Laju kematian (d)= jmlh kematian/ total anggota populasi x 100 %
Laju pertumbuhan (r) dapat dicari dgn rumus r=b-d

C. Kerapatan Populasi

Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan


dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai
jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume)
atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50
individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per
meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50
individu afik( kutu daun) per daun.

Pengaruh populasi terhadap  komunitas dan ekosistem tidak hanya


tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung
kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk
membedakn kerapatan kasar dari kerapatan ekologi( kerapatanspesifik.

Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang


total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas
ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh :
kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per
daun,

Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam


bentuk kerapatan mutlak(absolut) dan kerapatan nisbi( relatif). Pada
penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area,
sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh,
melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak
atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah). Pengukuran kerapatan
populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan
sample (sampling).

Kerapatan populasi merupakan ukuran populasi dalam hubungannya


dengan satuan ruang. Kerapatan kotor merupakan banyaknya individu atau
biomasa yang terdapat dalam satuan ruangan keseluruhan. Kerapatan ekologis
berarti banyaknya individu atau biomasa per satuan habitat atau banyaknya
individu menempati per satuan atau volume yang tersedia.

Ukuran populasi tumbuhan dan hewan di suatu tempat tertentu (kerapatan


populasi) biasanya tergantung dari migrasi. Karena pengaruh pakan atau
lingkungan fisik populasi maka ukuran populasi suatu spesies akan tidak sama
dengan ukuran spesies lain. Misalnya gajah yang bertubuh besar yang rendah
potensi biologiknya, akan dengan cepat merusak lingkungan hidupnya hingga
persediaan pakannya juga cepat habis, dan akan segera diikuti dengan angka
kematian tinggi, tetapi angka kelahirannya rendah dan akhirnya angka
kematian pun akan turun kembali diikuti meningkatnya angka kelahiran.

Kerapatan atau kepadatan populasi merupakan besaran atau parameter


tentang banyaknya individu atau biomassa per satuan ruang atau tempat,
misalnya kerapatan/kepadatan 300 batang pohon jati (tectona
grandis).Kerapatan atau kepadatan populasi jarang bersifat tetap (statis).

Besar populasi dapat diukur dari :

1) Kelipatan
2) Kepadatan jumlah
3) Kepadatan biomassa

Terdapat 2 macam kepadatan populasi tumbuhan yaitu :

1) Kepadatan kotor (crude density


2) Kepadatan ekologi (ecological density)Contoh: tumbuhan cassia
tora (ketepeng kecil).
D. Struktur Populasi

Struktur populasi menggambarkan kondisi ikatan antar individu anggota


populasi di alam kehidupannya dalam wujud : distribusi, pengelompokkan,
dan lain-lain. Dengan mengetahui struktur populasi, kita akan mengetahui
interaksi yang terjadi antar individu tersebut.

Sifat demografi yang penting bagi setiap anggota populasi adalah


kenyataan pada saat keseimbangn populasi itu dalam keadaan reproduktif.
Karena itu maka pada umumnya populasi dibagi dalam tiga kategori, yaitu
pre-reproduktif, reproduktif dan post-reproduktif. Untuk itu biasanya dikaji
melalui piramida-piramida umur seperti dalam gambar berikut.
E. Ciri-ciri Populasi

Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri
yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri
statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok
individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya.

a) Ciri- ciri biologi


Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri
biologi, antara lain :
1) Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada
yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya
waktu (umur)
2) Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh,
berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati)
3) Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons
terhadap perubahan lingkungan
4) Mempunyai hereditas
5) Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor
herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah
kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi.
Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk
meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.
b) Ciri- ciri statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di
terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri-
ciri individu itu sendiri, antara lain:
1) Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut
parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas,
mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
2) Sebaran (agihan, struktur) umur
3) Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen)
4) Dispersi(sebaran individu intra populasi)

Sifat-sifat pada Populasi:


1) Kerapatan atau kepadatan.
Kerapatan lazim digunakan pada tumbuhan, sedangkan kepadatan
biasanya digunakan pada manusia. Populasi organisme pada suatu daerah
tidak akan tetap dari waktu ke waktu berikutnya. Jika jumlah populasi
suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan berubah. Ada dua
hal yang mempengaruhi perubahan kepadatan populasi organisme pada
suatu daerah.
a) Adanya individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang
datang dari tempat lain atau imigrasi.
b) Adanya individu yang pergi, yaitu individu yang mati daan yang
pergi pindah ke tampat lain atau emigrasi.
c) Apabila luas suatu daerah tetap dan jumlahnya individu yang
datang lebih besar daripada yang pergi maka kepadatan populasi
akan mengecil. Pada suatu daerah yang tersedia cukup ruang dan
makanan akan cenderung mendorong bertambahnya jumlah
individu. Hal itu akan meningkatkan jumlah populasi sekaligus
meningkatkan kepadatan populasi. Meningkatnya jumlah populasi
organisme pada suatu daerah akan menyebabkan terjadinya
pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi akan terus
berlangsung selama lingkungan mampu menunjang kehidupan.
Apabila populasi sudah mencapai titik maksimum atau melebihi
daya dukung lingkungan akan menurun.
Kecepatan pertumbuhan populasi pada dasarnya bergantung pada
rasio antara natalitas dengan mortalitas. Apabila natalitas lebih besar
dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya meningkat. Apabila
natalitas lebih kecil dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya
menurun.
2) Natalitas (angka Kelahiran)
Natalitas atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah
individu baru yang menyebabkan populasi bertambah per satuan waktu.
Dengan demikan, meningkatnya natalitas merupakan faktor pendorong
meningkatnya pertumbuhan populasi.
3) Mortalitas (angka Kematian)
Mortalitas atau angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah
pengurangan individu per satuan waktu. Terjadinya kematian merupakan
salah satu faktor utama yang mengontrol ukuran suatu populasi. Populasi
organisme pada suatu ekosistem senantiasa mengalami perubahan.
Perubahan tersebut ada yang tampak jelas dan ada pula yang tidak jelas.
Bentuk pertumbuhan, Penyebaran umur dan perkembangan populasi.
Penyebaran umur merupakan cirri atau sifat penting populasi yang
mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Karena itu suatu populasi
menentukan status reproduktif yang sedang berlansung dari populasi dan
menyatakan apa yang dapat diharapkan pada masa mendatang. Biasanya
populasi yang sedang berkembang cepat mengandung sebagian besar
individu – individu muda, populasi yang stasioner memiliki umur yang
lebih merata dan populasi yang menurun akan mengandung sebagian besar
individu –individu yang berumur tua. Jika dikaji lebih dalam maka
terdapat tiga umur ekologi yaitu prereproduktif, reproduktif dan
posreproduktif.
4) Perluasan atau penyebaran populasi.
Perluasan atau penyebaran populasi  adalah gerakan individu – individu
atau anak – anaknya kedalam atau keluar darerah dari populasi. Ada tiga
bentuk penyebaran populasi yaitu sebagai berikut:
a) Emigrasi yaitu gerakan keluar atau kepergian individu keluar dari
batas – batas tempat populasi sehingga populasinya berkurang.
b) Imigrasi yaitu gerakan kedalam batas – batas tempat populasi,
sehingga populasi bertambah.
c) Migrasi yaitu berangkat (pergi) dan dating (kembai) secara
periodik.
5) Mempunyai sifat – sifat genetik yang berhubungan secara lansung dengan
ekologi, yaitu : beradaptasi, keserasian, reproduktif dan ketahanan.

F. Pola Penyebaran Individu

Penyebaran adalah pola tata ruang individu yang satu relative terhadap
yang lain dalam populasi. Penyebaran atau distribusi tumbuhan dalam suatu
populasi bisa bermacam-macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola
penyebaran, yaitu
Penyebaran secara acak , jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya
terjadi apabila faktor lingkungan sangat beragam untuk seluruh daerah dimana
populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari
organisme tersebut. Dalam tumbuhan ada bentuk-bentuk organ tertentu yang
menunjang untuk terjadinya pengelompkan tumbuhan.
Penyebaran secara merata, umumnya terdapat pada tumbuhan. Penyebaran
semacam ini terjadi apabila ada persaingan yang kuat antara individu-individu
dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk
mendapatkan nutrisi dan ruang.
Penyebaran secara berkelompok, adalah yang paling umum di alam,
terutama untuk hewan. Pengelompokan ini disebabkan oleh berbagai hal:

1) Respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal


2) Respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman akibat dari 
cara atau proses reproduksi atau regenerasi.

Penyebaran populasi merupakan pergerakan individu ke dalam atau keluar


dari populasi. Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran secara
geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka
belum menempatinya. Penyebaran populasi dapat disebabkan karena dorongan
mencari makanan, menghindarkan diri dari predator, pengaruh iklim, terbawa
air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya.Penyebaran populasi
melalui 3 cara yaitu (Taufik, 2009) :

1) Emigrasi : merupakan pola pergerakan individu keluar  daerah


populasinya ke tempat lain, dan tinggal permanen ditempat barunya.
2) Imigrasi : merupakan pola penyebaran individu ke dalam suatu daerah
populasi lain dan individu tersebut menetap menetap ditempat baru.
3) Migrasi : merupakan pola pergerakan individu dua arah, keluar dan
masuk atau pergi dan datang secara periodik selama kondisi
lingkungan tidak menguntungkan sehingga individu suatu populasi
akan berpindah tempat. Migrasi ini dapat terjadi secara musiman atau
tahunan.

Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu wilayah dapat dikelompokan menjadi


tiga yaitu:
a) Acak
Pola  peneyebaran secara acak dapat dilihat jika jarak , lokasi, sembarang
tumbuhan tidak mempunyai arah dan posisi terhadap lokasi spesies yang
sama.
b) Mengelompok
Pola penyebaran mengelompok (Agregated atau undispersed),
menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi
untuk menemukan tumbuhan yang sejenis. Anggota tumbuhan yang
ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok dikarenakan ada
beberapa alasan :
1) Reproduksi tumbuhan yang menggunakan:
a) Ruuner atau rimpang.
b) Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di
sekitar induk.
2) Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan
pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada lingkungan makro,
namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling
cocok untuk suatu spesies cenderung  ditempati lebih padat untuk spsies
yang sama.
c) Teratur
Pola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada
perkebunan, agricultur  yng lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi
lahan.

Anda mungkin juga menyukai