Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dunia saat ini sedang menghadapi pandemi yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (virus
Corona) dan infeksinya yang disebut COVID-19. Infeksi virus ini awalnya ditemukan di
Wuhan, Cina pada Desember 2019 dan telah menyebar dengan cepat ke berbagai belahan
dunia. Pandemi ini mempengaruhi berbagai perubahan di sektor sosial ekonomi seluruh
wilayah yang terjangkit, dan bukan hanya Cina saja. Berdasarkan data yang dilansir dari
Satgas COVID-19, tertanggal 21 April 2020, sudah terkonfirmasi bahwa COVID-19 telah
menginfeksi 6760 orang di Indonesia dengan angka kematian sebesar 590 orang dan 747
orang dinyatakan telah berhasil sembuh. Di awal kemunculannya, virus ini mendapat
beragam respons yang muncul dari masyarakat Indonesia.
Sebagian mulai berhati-hati dan menerapkan pola hidup sehat, tetapi lebih banyak yang
tidak peduli dan terkesan meremehkan; bahkan menjadikan virus ini sebagai bahan candaan.
Bukan hanya masyarakat biasa, pejabat-pejabat pun banyak yang meremehkan keberadaan
virus ini dan tidak melakukan persiapan maupun antisipasi munculnya wabah ini di
Indonesia. Bahkan ketika COVID-19 mulai menyebar dengan cepat ke berbagai daerah dan
beberapa negara telah menutup akses keluar masuk, pemerintah dan warga Indonesia masih
terkesan santai dan kurang melakukan tindakan pencegahan terhadap virus ini. Sebenarnya,
orang-orang yang bersikap masa bodoh dengan kemunculan virus Corona jumlahnya lebih
sedikit daripada orang yang peduli dengan pencegahan virus ini. Tetapi, ketidakpedulian
mereka itulah yang kemudian mempercepat penyebaran virus. Orang-orang dalam kelompok
ini biasanya adalah orang-orang yang merasa dirinya kebal dan orang yang menganggap
bahwa sains tidak sepenuhnya benar (Ghaemi, 2020).
Ketidakpastian, kebingungan, dan keadaan darurat yang diakibatkan oleh virus Corona
dapat menjadi stressor bagi banyak orang. Ketidakpastian dalam mengetahui kapan wabah
akan berakhir membuat banyak golongan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah
bingung memikirkan nasib mereka. Kehidupan yang berjalan seperti biasa tanpa adanya mata
pencaharian membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Keberadaan virus
Corona yang mengancam setiap orang berpeluang menjadi stressor bagi sebagian besar
orang, dan dampaknya bisa jadi sama parahnya dengan dampak yang ditimbulkan jika
terinfeksi virus Corona itu sendiri (Taylor, 2019). Ketakutan akan kematian merupakan
konflik psikologis dasar pada manusia (Knoll, 2020) dan sesuai dengan Teori Manajemen
Teror, ketakutan akan kematian yang tidak pasti datangnya membuat manusia melakukan
berbagai hal untuk mempertahankan kehidupannya (Greenberg, Pyszczynski, Solomon,
1986).
Adanya COVID-19 tentu membuat teror yang dirasakan semakin intens. Tentunya, ada
beberapa hal positif dan negatif yang dilakukan orang-orang untuk bertahan hidup. Untuk
mengurangi kecemasan di masyarakat, sudah sepatutnya kita melakukan berbagai hal untuk
meningkatkan optimisme masyarakat di tengah pandemi ini. Masyarakat yang masih mampu
mencukupi kebutuhan hidupnya banyak yang meningkatkan kepeduliannya dengan
berkontribusi untuk membantu golongan yang tidak mampu dengan cara melakukan
penggalangan dana, melakukan donasi. Ada juga kelompok-kelompok lain yang membantu
menjahitkan APD untuk tenaga kesehatan serta memproduksi masker dalam jumlah besar
untuk dibagikan kepada orang-orang yang masih harus bekerja di luar. Karena adanya virus
Corona ini, masyarakat juga menjadi lebih peduli dan menjalankan pola hidup yang sehat.
Hal-hal tersebut merupakan sebagian kecil upaya pertahanan diri yang dilakukan oleh
masyarakat untuk menghindari infeksi COVID-19. Berdasarkan penjelasan dan latar
belakang diatas, maka dalam penelitian ini akan dikaji tentang analisis mengenai perubahan
gaya hidup masyarakat di masa pandemi Covid-19r.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perubahan gaya hidup masyarakat di masa pandemic COVID-19?
2. Apa saja perubahan dan pergeseran gaya hidup yang mungkin terjadi di masa pandemic
COVID-19?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui perubahan gaya hidup masyarakat di masa pandemic COVID-19.
2. Untuk mengetahui perubahan dan pergeseran gaya hidup yang mungkin terjadi di masa
pandemic COVID-19.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi serta dapat juga sebagai
bahan referensi yang berkaitan dengan perubahan gaya hidup masyarakat di masa
pandemic COVID-19
b. Penelitian ini dapat dijadikan penelitian yang relevan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Universitas Negeri Surabaya.
Penelitian ini diharapkan mampu untuk dijadikan sarana acuan dalam
meningkatkan dan menambah wawasan mengenai perubahan gaya hidup
masyarakat di masa pandemic COVID-19.
b. Bagi Peneliti
1) Penelitian ini untuk memenuhi syarat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir
Ujian Akhir Semester mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
2) Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang didapat selama perkuliahan kedalam karya nyata.
c. Bagi Masyarakat Umum
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan informasi yang luas
mengenai perubahan gaya hidup masyarakat di masa pandemic COVID-19 di
Kalangan Masyarakat.

E. BATASAN MASALAH
Berbagai kompleksitas permasalahan muncul terkait dengan objek yang akan di kaji.
Oleh karena itu, pembatasan masalah perlu dilakukan agar penelitian tidak jauh menyimpang
dengan topik yang akan di kaji. Hal ini dilakukan agar pembahasan dapat lebih spesifik dan
terfokuskan sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan yang terarah pada aspek yang akan
diteliti. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah fenomena perubahan gaya hidup
di masa pandemic COVID-19 pada masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. KAJIAN PUSTAKA
1. DEFINISI MASYARAKAT
Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut “society” asal kata “sociuc” yang berarti
kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab yaitu “syirk” yang berarti
bergaul atau dalam bahasa ilmiahnya interaksi. Adanya saling bergaul itu tentu karena
adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai
perorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain. Arti yang lebih khusus
masyarakat disebut pula kesatuan sosial maupun ikatan-ikatan kasih sayang yang erat.
Kata masyarakat hanya terdapat dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Malaysia.
Kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia yang artinya berhubungan dan
pembentukan suatu kelompok atau golongan.
Masyarakat menurut Para ahli Sosiologi adalah sebagai berikut:
a. Mac Iver dan Page mendefinisikan masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial
dan selalu berubah.
b. Koentjaraningrat mendefinisikan masyarakat adalah kesatuan hidup makhluk-
makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat tertentu.
c. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut masyarakat adalah tempat
orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dalam pengertian
lain masyarakat atau disebut community (masyarakat setempat) adalah warga sebuah
desa, sebuah kota, suku atau suatu negara. Apabila suatu kelompok itu baik, besar
maupun kecil, hidup bersama, memenuhi kepentingan-kepentingan hidup bersama,
maka disebut masyarakat setempat. Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan
bahwa masyarakat adalah satu kesatuan manusia (sosial) yang hidup dalam suatu
tempat dan saling bergaul (interaksi) antara satu dengan yang lain, sehingga
memunculkan suatu aturan (adat/norma) baik secara tertulis maupun tidak tertulis dan
membentuk suatu kebudayaan.
2. Tinjauan COVID-19
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 yang
dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga
infeksi paru-paru, seperti pneumonia. COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis
penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV.
Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah
itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan. Penyebarannya yang cepat membuat
beberapa negara menerapkan kebijakan untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2,
yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem
pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai
sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia dan
sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita
dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak
napas, dan nyeri dada.

3. Tinjauan Gaya Hidup


Gaya hidup mempunyai banyak artian dan diartikan sesuai dengan bidang ilmu
pengetahuan masing-masing tokoh yang mengemukakannya. Menurut seorang ahli psikologi
Alfred Adler (1929), gaya hidup adalah Sekumpulan perilaku yang mempunyai arti bagi
individu maupun orang lain pada suatu saat di suatu tempat, termasuk didalam hubungan sosi
al, konsumsi barang, entertainment dan berbusana. Perilaku-perilaku yang nampak di dalam
gaya hidup merupakan campuran dari kebiasaan, cara-cara yang disepakati bersama dalam
melakukan sesuatu, dan perilaku yang berencana.
Gaya hidup berkembang karena ada kebutuhan, tuntutan dan penguatan, adalah mahzab
behavioristik yang menyatakan bahwa suatu perilaku akan diulangi bila perilaku tersebut
membawa kepuasan atau kenikmatan dan tidak ada hukuman yang menyertainya. Gaya hidup
menurut Kotler (2009) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang”
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Assael (1984), gaya hidup adalah “A
mode of living that is identified by how people spend their time (activities), what they
consider important in their environment (interest), and what they think of themselvesand the
world around them (opinions)”.
Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana
orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada
lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar
(opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2000), gaya hidup menunjukkan bagaimana
seseorang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan
waktu. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya hidup merupakan suatu pola
hidup seseorang tentang bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka
anggap paling penting bagi diri mereka dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana
pandangan mereka tentang diri mereka ataupun tentang dunia luar sekitar mereka.

4. Perubahan gaya hidup


Perubahan gaya hidup pada masyarakat juga berkaitan erat dengan perkembangan zaman
serta teknologi karena teknologi dan zaman yang semakin berkembang dan canggih akan
menciptakan perkembangan dan penerapan gaya hidup seperti gaya berpakaian, gaya
berbicara, gaya berbahasa, maupun gaya hidup yang konsumtif dalam kehidupan sehari-hari.
Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Maka
dari itu dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan
dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan cara
mengalokasikan waktu.

5. Perubahan gaya hidup di masa pandemic


Bagaimanapun juga pola dan gaya hidup masyarakat di masa pandemi ini menjadi lebih
berubah dari biasanya, dimana lebih banyak waktu luang, borosnya kuota (konsumtif),
tidak optimalnya belajar online, kurangnya interaksi dengan lingkungan luar, dan lain
sebagainya. Pembelajaran online yang tengah berlaku ini memang harus dimaknai secara
luas dan kritis, supaya seluruh pihak (terutama pemerintah) dapat melakukan pemetaan
terhadap kondisi di lapangan. Sehingga berdasarkan pemetaan tersebut maka akan
muncul bahan analisis yang kemudian dapat dipergunakan untuk sarana evaluasi lebih
lanjut, mengingat berakhirnya masa pandemi Covid-19 ini belum dapat diprediksi secara
pasti baik dari segi dampak jangka panjang serta jangka pendek.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menaruh titik fokus fenomena saat ini yang terjadi yakni tentang bagaimana
analisis terhadap orientasi pada mahasiswa ketika masa pandemi berakhir. Orientasi yang
dimaksud disini adalah tentang keseluruhan pola hidup yang mencakup perilaku, interaksi,
gaya hidup, komunikasi, kecenderungan sosial, diskusi, dan lain sebagainya. Penelitian ini
dilakukan dengan kuesioner yakni jalan menyebar angket via online dengan media Google
Form. Adapun menurut Nawawi dalam (Lopa, 2019) menyatakan bahwa data studi kasus
data diperoleh dari semua pihak yang saling terkait, atau dengan kata lain adalah
dikumpulkan dari berbagai sumber.
C. INSTRUMENTASI PENELITIAN
D. SAMPEL DAN POPULASI

Anda mungkin juga menyukai