ABSTRACT
Competence or quality of someone in the organization or company becomes important. The increase in
resources is carried out through education and training activities. The use of teaching methods appropriate
widyaiswara will produce the expected results. This article is to improve the teaching methods of widyaiswara
in training to improve human resources. The method used in this research is the study of literature. The results
showed that the Widyaiswara teaching method can be carried out using methods that are suitable with the
training material, combining the teaching methods according to the training needs and innovating the
teaching methods so that the training participants are interested in the material delivered by Widyaiswara
Keywords: Human resources, education and training, teaching methods
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan aset dari segala aspek pengelolaan terutama yang
menyangkut eksistensi pada satu organisasi. Sumber daya manusia adalah segala sesuatu
daya yang dimiliki oleh manusia dalam melaksakan segala aktivitasnya. Sumber daya yang
berkualitas akan menjadi menjadi peranan yang penting dalam sebuah organisasi atau
perusahaan, dengan sumber daya yang berkualitas maka kinerja yang dimiliki akan baik.
Menjadi manusia yang berdaya menjadi salah satu hal yang penting dalam menjalankan tugas
dan tanggungjawab yang dimiliki. Manusia yang berdaya tentu saja akan memiliki kualitas
yang mampu membangun dan mengembangkan dirinya dan negaranya. Kunci dalam
meningkatkan sumber daya yaitu melalui pendidikan.
Pendidikan akan memberikan pengaruh yang besar dalam diri manusia. Salah satunya
memiliki kualitas atau kompetesi yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Berbagai cara dapat dilakukan dalam
meningkatkan sumber daya yaitu melalui pendidikan dan pelatihan. Kegiatan pendidikan dan
pelatihan memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk mengembangkan dan
melatih kemampuan sehingga mampu dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab.
Berbagai jenis kegiatan pendidikan dan pelatihan diharapkan akan memberikan bekal bagi
peserta pelatihan untuk menguasai keterampilan-keterampilan tersebut
Dalam diklat tentu berkaitan dengan dengan pelatih yaitu widyaiswara. Kualitas yang
dimiliki oleh widyaiswara akan berpengaruh terhadap hasil pendidikan dan pelatihan dan
keberhasilan pencapaian dari peserta diklat. Bebagai pelatihan banyak dilakukan dengan
harapan dapat meningkatkan sumber daya manusia, namun terkadang pendidikan dan
pelatihan tersebut tidak maksimal terlaksana dikarenakan berbagai kendala yang dihadapi
seperti ketidaksesuaian materi diklat dengan metode yang digunakan, ketidaksesuain materi
diklat dengan peserta diklat dan lainnya.
Mewujudkan hasil pendidikan dan pelatihan yang diharapkan tentu dilakukan dengan
berbagai cara dan membutuhkan perhatian. Salah satu hal yang harus diperhatikan tersebut
yaitu penggunaan metode mengajar kepada peserta diklat sehingga dapat mewujudkan tujuan
pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan sumber daya peserta pelatihan. Berlatar
belakang dari hal tersebut maka penelitian ini bermaksud untuk mengetahui peningkatan
metode mengajar widyaiswara dalam diklat untuk meningkatakan sumber daya manusia
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Penulis
mengumpulkan berbagai referensi terkait topik melalui buku, artikel jurnal dan lainnya.
Referensi tersebut dibaca secara menyeluruh untuk mendapatkan penjelasan yang tepat
terkait strategi manajemen pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan sumber daya
manusia
PEMBAHASAN
Sumber daya manusia
Dalam menjalankan kehidupan tentu akan selalu berkaitan dengan kekuatan manusia
dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada. Kekuatan yang dimiliki seseorang akan mampu
menyelesaikan segala masalah atau pekerjaan dengan sebaiknya. Hal ini sesuai dengan
pengertian sumber daya manusia adalah orang-pegawai, karyawan, buruh-yang bekerja untuk
suatu organisasi, perusahaan, lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, tentara, polisi, dan
sebagainya yang direkrut untuk melaksanakan aktivitas manajemen organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi (Wirawan, 2015)
Sumber daya manusia yang bisa “hidup” dalam arti mampu bersaing di era
kesemrawutan global adalah manusia yang benar-benar unggul (Uno & Lamatenggo, 2016).
Pergeseran informasi ekonomi memerlukan kemampuan sumber daya manusia sementara itu
persaingan global semakin intensif (Wibowo, 2014). Melihat kondisi yang terjadi saat ini
tentu harus dilakukan perombakan berbagai hal salah satunya sumber daya manusia itu
sendiri. Mulai dari kualitas kerjanya, kinerjanya, mutu kerja dan hal lainnya yang menjadi
pendorong dalam bersaing dengan sumber daya manusia lainnya. Pengembangan sumber
daya manusia merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge), kemam-puan (ability), dan keterampilan (skill) pegawainya sesuai
dengan tuntutan pekerjaan yang dilakukan
Diklat
Pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
meningkatkan kompetensi dari peserta diklat baik keterampilan maupun sikapnya dalam
menjalankan tugas atau tanggung jawab dan kehidupannya. Pendidikan dan pelatihan adalah
suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan kompetensi dari peserta diklat
baik keterampilan maupun sikapnya dalam menjalankan tugas atau tanggungjawab dan
kehidupannya. Berkaitan juga dengan pendapat yang disampaikan oleh Daryanto dan Bintoro
dalam Herlina & Dkk (2016) yang dapat disimpulkan bahwa kekurangan keahlian yang
dimiliki oleh seseorang sehingga individu/kelompok tersebut berusaha untuk memiliki
keahlian tersebut dengan melakukan pendidikan dan latihan sebagai solusinya. Maka dapat
dikatakan bahwa pendidikan dan pelatihan selalu dilakukan oleh individu/kelompok untuk
memenuhi kekurangan yang dimiliki sehingga diklat termasuk proses belajar seumur hidup
dan sepanjang aktivitas diri demi kelangsungan hidup.
Adapun yang menjadi tujuan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk melaksanakan tugas
jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS.
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaru dan perekat persatuan dan
kesatuan bangsa.
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat
d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas umum
dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dapat tercapai, sebaiknya perlu didasarkan pada
prinsip-prinsip berikut:
1. Semua manusia dapat belajar. Individu dari semua umur dengan kapasitas intelektual
yang bermacam-macam mempunyai kemampuan untuk mempelajari perilaku-perilaku
baru.
2. Seorang individu harus bermotivasi untuk aktualisasi diri, promosi, insentif berupa uang.
3. Belajar adalah aktif, bukan pasif. Pendidikan yang efektif menuntut aksi dan melibatkan
semua peserta pelatihan/pendidikan.
4. Peserta dapat memperoleh pengetahuan lebih cepat dengan bimbingan.
5. Materi yang sesuai harus diberikan. Pengajar harus memilih alat-alat dan materi yang
cukup lengkap.
6. Waktu harus diberikan untuk dapat menyerap pelajaran.
7. Metode-metode belajar harus bervariasi.
8. Peserta harus memperoleh kepuasan belajar. Pendidikan harus memenuhi kebutuhan,
keinginan dan harapan peserta.
9. Peserta memerlukan penguat dari perilaku yang tepat. Hadiah-hadiah positif dan secara
langsung menguatkan perilaku yang diinginkan.
Model pendidikan dan pelatihan yaitu: diklat tatap muka, diklat di tempat kerja, diklat
jarak jauh, dan diklat kerja sama dengan lembaga lain.
a. Diklat Tatap Muka (DTM)
Diklat tatap muka merupakan diklat konvensional dan reguler. Diklat ini
diselenggarakan di lembaga pelatihan seperti Balai Diklat Keagamaan atau LPMP yang
umumnya berada di kota-kota besar. Dalam diklat model ini peserta diklat dipanggil melalui
instansi masing-masing untuk mengikuti diklat selama jangka waktu tertentu di bawah
bimbingan para widyaiswara. Pembelajaran umumnya dilaksanakan di dalam kelas atau
laboratorium tergantung dari kebutuhan materi diklatnya. Kelemahan diklat jenis ini peserta
diklat harus meninggalkan tugas pokoknya selama ia mengikuti diklat.
b. Diklat di Tempat Kerja (DDTK)
Diklat model ini diselenggarakan oleh Balai Diklat bekerja sama dengan Kantor
Kementerian Kabupaten/Kota. Diklat dilaksanakan di tempat di mana per bekerja sehingga
peserta diklat tidak perlu datang ke Balai Diklat dengan demikian tidak harus meninggalkan
tugasnya dalam jangka waktu relatif lama. Model diklat seperti ini mengharuskan para
widyaiswara (WI) untuk terjun langsung menyambangi peserta diklat di tempat tugasnya. Hal
ini mendatangkan keuntungan karena para WI mengetahui kondisi riil dan terkini dari para
peserta diklat, hanya saja mengingat perbandingan jumlah WI dan peserta diklat yang belum
proporsional menjadikan para WI harus mengatur mengatur waktu dan tenaganya.
c. Diklat Jarak Jauh (DJJ)
Diklat ini diselenggarakan berbasis ICT (Information Communication Technology).
Dalam sistem diklat online, peserta diklat dituntut untuk belajar mandiri. Dalam hal ini,
media internet menjadi media belajar utama. Bahan belajar disampaikan melalui media ini.
Aspek pembelajaran lainnya, seperti: tanya jawab, diskusi,latihan, bimbingan, termasuk
evaluasi juga bisa dilakukan melalui media ini
Diklat online memberikan solusi atas kelemahan diklat konvensional karena peserta
diklat tidak perlu meninggalkan tugas mengajarnya. Hanya saja pengembangan diklat online
perlu disiapkan secara matang. Persiapan ini menyangkut infrastruktur lembaga, SDM
pengelola, dan juga tak kalah pentingnya adalah calon peserta diklat (tenaga pendidik).
Prasyarat yang mutlak harus terpenuhi yakni guru dituntut harus melek internet.
d. Kerja Sama dengan Lembaga lain.
Upaya peningkatan kompetensi pegawai atau sumber daya manusia merupakan kerja
besar yang memerlukan keterlibatan banyak pihak. Sinergisitas di antara para pihak ini akan
mempercepat upaya up grading kompetensi. Lembaga-lembaga seperti perguruan tinggi dan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sangat dibutuhkan partisipasinya. Pada umumnya
perguruan tinggi atau LSM menggelar pelatihan atau kegiatan ilmiah lainnya semisal seminar
dan workshop.
DAFTAR RUJUKAN
Amaddin, S., Fitriyah, N., & Irawan, B. (2015). Pendidikan Dan Pelatihan TOT Dalam Meningkatkan
Kinerja Pegawai Widyaiswara Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Provinsi Kalimantan Timur.
Jurnal Administrative Reform, 3(1), 148–160.
Herlina, E. S., & Dkk. (2016). Pengaruh Program Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai Di Pusdiklat Ir . H . Djuanda PT.KAI Persero Bandung. Jurnal ADPEND, 1(1), 53–70.
Hidayat, & Nurasyiah. (2017). Pengaruh Diklat (Pendidikan Dan Pelatihan) Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Di Bank BPR Rokan Hulu. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1), 71–82.
Triati, E. (2018). Optimalisasi Peran Widyaiswara Dalam Pelaksanaan Pendidikan, Pengajaran, dan
Pelatihan. Jurnal Ilmiah Kesejahteraan Sosial, 14(25).
Uno, H. B., & Lamatenggo, N. (2016). Landasan Pendidikan. (Suryani, Ed.). Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Wibowo. (2014). Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Press.
Wirawan. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.