Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN SEMENTARA

1. Syarat Perkandangan Burung Walet


Biasanya burung walet biasa ditempatkan di kandang atau tempat
tinggal di tempat yang terpencil, jauh dari pemukiman warga atau
keramaian. Suhu di tempat itu sekitar 24-26 derajat Celcius. Kelembapan
udara 80%-95%. Rumah atau sarang walet yang baik adalah semakin jauh
dan semakin tinggi. Di dalam ruangan ini ada lubang sebagai tempat keluar
masuk walet dan tempat istirahat.

Rumah yang memiliki cat warna cream atau terang akan memiliki
lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan perhatian dari burung walet.
Walet lebih senang bersarang di utara dan timur menghadap dinding. Butuh
waktu 10 hari bagi walet untuk membangun sarang rumah mereka sendiri.
Daerah perkebunan dan sawah juga tempat yang strategis untuk peternakan
walet. Wilayah pesisir dan bergoa juga disenangi burung walet. Hutan juga
disenangi oleh burung walet, bahkan walet bisa terbang 50-100 km dari
sarangnya.
Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri.
Untuk mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah walet
harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk musim kemarau.
Beberapa cara untuk menghasilkan serangga adalah:
A. menanam tanaman dengan tumpang sari.
B. budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
C. membuat kolam dipekarangan rumah walet.
D. menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.
 sarang-putih memiliki tubuh berukuran agak kecil (12 cm). Tubuh
bagian atas coklat kehitaman.
 Sarang berupa air liur, telur berwarna putih, jumlah 2 butir
2. Pakan Burung Walet
Pakan untuk burung walet yang baru menetas bisa dengan
memberikannya rayap, kumbang, dan semut. Serangga bersayap seperti
lalat, nyamuk, ngengat, srabut dedaunan, larva serangga ulat dan kroto.
Semua anakan burung memakan serangga yang ekstra daging atau protein
sereal atau biji bijian atau karbohidrat dan mineral lainnya. Rasio protein
60%/40%. Daerah perkebunan sawit kelapa serta buah buahan juga
digunakan sebagai tempat mencari makan burung walet. Lokasi lokasi
sumber air (danau, sungai, waduk, pantai) juga digunakan untuk mencari
makan burung walet dan mencari minum.

3. Pemanenan Sarang Burung Walet


Pemanenan sarang walet dapat dilakukan sebanyak 2x, 3x hingga 4x
dalam setahun, tergantung cara panennya.
A. Panen Rampasan
Panen rampasan, mengartikan bahwa sarang walet siap untuk dipakai
bertelur, namun pasangannya belum sempat bertelur. Cara tadi memiliki
keuntungan karena jarak panen cepat, kemudian kualitas sarang walet lebih
bersih dan produksinya lebih banyak. Namun, memiliki kelemahan yaitu tidak
ada peremajaan, induk wallet cepat lelah, kemudian kualitas menjadi kecil
karena air liurnya tidak mengimbangi kecepatan waktu dalam membuat
sarang.

Kualitas sarang walet lebih bersih karena tidak ada kotoran dari anak
burung dan produksi sarangnya pertahunnya menjadi lebih banyak. Tapi cara
ini tentunya mempunyai kelemahan karena tidak akan sempat mengalami
peremajaan, sarang burung dipanen sebelum dipakai untuk bertelur. Burung
yang terus menerus membuat sarang akan mengalami kelelahan sehingga
kualitas dari sarangnya akan menjadi kecil serta tipis.
B. Panen Buang Telur
Cara ini biasanya dilakukan setelah burung walet membuat sarang dan
bertelur dua butir. Biasanya telur akan dibuang dan hanya sarangnya diambil.
Keuntungan cara ini karena panen dapat dilakukan sampai 4 kali dalam
setahun, kualitas sarangnya lebih baik dibanding dengan panen rampasan.
Kelemahannya adalah burung walet tidak memiliki waktu untuk berkembang
biak dan menetaskan telur.

C. Panen Penetasan
Panen penetasan, cara pemanenan sarang ini biasanya dilakukan pada
waktu anak walet sudah menetas dan terbang. Kelemahannya adalah kualitas
sarang yang rendah. Keuntungannya adalah burung walet berhasil berkembang
biak dan membuat populasinya di dalam rumah wallet meningkat. Setelah
panen penetasan ini perlu dilakukan pembersihan sarang karena banyak
kotoran anak burung atau bulu induknya yang menempel pada sarang.

4. Penanganan Telur Burung Walet


Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah. Anak walet yang
belum mampu makan sendiri perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali
sehari.  Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif
sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh diturunkan 1–
2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin.

Setelah berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam
kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok
kotak.  Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung
pada malam hari, kemudian diletakan dalam rak untuk pelepasan. 

Anda mungkin juga menyukai