Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Met.Penelitian & Penulisan Skripsi
Disusun oleh:
NIM : 101118110115
STIE INABA
BANDUNG
2020
1
Judul Usulan Penelitian : Pengaruh Capital
: Adequacy Ratio (CAR), Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional
(BOPO) dan Financing To Deposit Ratio (FDR)
terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank
Victoria Syariah Periode 2012 - 2019
NIM : 101118110115
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
bimbingan dan petunjuk-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh CAR, BOPO, dan FDR terhadap Return On Asset
Bank Victori Syariah Periode 2012 – 2019 ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Met.Penelitian & Penulisan Skripsi, dapat
diselesaikan.
Penulis menyadari dan menghargai setinggi-tingginya bahwa selama
penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Melalui tulisan ini,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Yoyo Sudaryo, SE., AK., M.M., CA. selaku Ketua STIE INABA
Bandung.
2. Bapak Dr. Riyandi Nur Sumawidjaja, Drs., M.M. selaku Wakil Ketua Bidang
Akademik dan pembimbing.
3. Ibu DR. Hj. Erna Herlinawati, Dra, M.Si. selaku Ketua Prodi Manajemen,
4. Bapak Drs H. Ismi Iswandi, M.Si selaku Dosen Wali
5. Para Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Manajemen STIE INABA yang
telah mengajar, mengarahkan dan membantu penulis selama perkuliahan.
6. Kedua orangtua tercinta yang senantiasa menjadi motivasi penuh, semangat
belajar dan inspirasi pantang menyerah bagi penulis.
7. Seluruh pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan penulisan ini.
Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat
diharapkan guna menuju ke arah perbaikan. Dan harapan penulis semoga proposal ini
dapat menyumbangkan setitik manfaat, khususnya bagi dunia perbankan, dan
umumnya bagi para pembaca.
ii
Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat
diharapkan guna menuju ke arah perbaikan. Dan harapan penulis semoga proposal ini
dapat menyumbangkan setitik manfaat, khususnya bagi dunia perbankan, dan
umumnya bagi para pembaca
Penulis.
iii
DAFTAR ISI
iv
2.3 Hipotesis ....................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 38
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Irham Fahmi, 2014 : 2).
Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak
adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang
memberikan landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Bahkan berdasarkan
hasil survei dari Islamic Finance Country Index dari Global Islamic Finance Report,
industri keuangan syariah di Indonesia telah menorehkan prestasi dengan menempati
peringkat keempat industri keuangan syariah dunia yang dinilai dari ukuran-ukuran
tertentu dan bobot yang bervariasi, seperti jumlah lembaga keuangan syariah, izin
pengaturan syariah, besarnya volume industri, edukasi dan budaya, serta kelengkapan
infrastruktur (Infobank, 2011).
Menurut Surat keputusan Menteri keuangan Republik indonesia No. 792
Tahun 1990 tetang “Lembaga Keuangan”, lembaga keuangan diberi batasan sebagai
semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Harus diakui jika setiap negara dalam membangun dan menggerakan roda
ekonominya membutuhkan peran lembaga keuangan, terutama para pebisnis. Jika
negara yang aktivitas ekonominya tinggi maka peran lembaga keuangan pasti tinggi.
Oleh karena itu lembaga keuangan yang berada di suatu negara harus selalu berada
dalam keadaan sehat, tidak hanya secara jangka pendek namun juga secara jangka
panjang. Pentingnya kesehatan lembaga keuangan, khususnya perbankan, dalam
penciptaan sistem keuangan yang sehat mempunyai beberapa alasan. (Irham Fahmi,
2014:3).
Bank dituntut memiliki kinerja yang baik dan sehat dengan menjalankan
operasionalnya secara normal dan memenuhi kewajibannya sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku. Kinerja keuangan adalah prestasi kerja di bidang keuangan
yang telah dicapai oleh perusahaan dan tertuang pada laporan keuangan dari
perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan
alat analisis. (Kurniasari,2014:12). Salah satu alat ukur yang digunakan untuk
3
menetukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis yaitu CAMELS.
Analisis CAMELS ini terdiri dari Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity,
Sensitivity to Market. Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal
sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah. Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan ketentuan
Bank Indonesia mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri
dari, Capital meliputi CAR/Capital Adequacy Ratio, Asset meliputi NPL/Non
Performing Loan, Earning meliputi NIM/Net Interest Margin Ratio, dan
BOPO/Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Likuiditas meliputi
LDR/Loan To Deposit Rasio dan GWM/Giro Wajib Minimum, sedangkan Sensitivity
to Market meliputi Penilaian rasio sensitivitas terhadap risiko pasar didasarkan pada
Interest Expense Ratio (IER).
PT Bank Victoria Syariah berawal dari PT Bank Swaguna berdiri di Cirebon
sejak tahun 1967. Pada tahun 2007 diakuisisi oleh PT Bank Victoria International,
Tbk dan dikonversi menjadi Bank Umum Syariah dengan izin operasionaldari Bank
Indonesia (BI) dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No12/8/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 10 Februari 2010 dan efektif sejak tanggal 1
April 2010.
Selanjutnya, PT Bank Swaguna diubah namanya menjadi PT Bank Victoria
Syariah sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Nomor 5
tanggal 6 Agustus 2009 yang dibuat dihadapan Erni Rohainin SH, MBA, Notaris
Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berkedudukan di Jakarta Selatan. Perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
berdasarkan Surat Keputusan Nomor : AHU-02731.AH.01.02 tahun 2010 tanggal 19
Januari 2010, Serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 83 tanggal 15 Oktober 2010. Tambahan Nomor 31425.
Dalam operasionalnya PT Bank Victoria Syariah dilihat dari data keuangannya
memiliki beberapa kendala yang terjadi. Kendala tersebut terlihat pada laporan
4
Hal tersebut sesuai dengan penelitian oleh Bambang Sudiyatno dan Asih
Fatmawati (2013) dan Didik P dan Bambang Sudiyatno (2017) yang menyatakan jika
BOPO negatif signifikan terhadap ROA. Namun berbeda dengan penelitian oleh
Widhian, Bogy & Sartika (2016) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA.
Selain CAR dan BOPO, variable yang mempengaruhi ROA yaitu Financing To
Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. FDR yaitu
jumlah pendanaan yang dikeluarkan oleh bank syariah untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan selama waktu tertentu dari hasil penghimpunan dana pihak
ketiga (Harjanti & Mahmudah, 2016).
Berikut ini akan disajikan data laporan keuangan mengenai Return On Asset (ROA),
pada PT Bank Victoria Syariah Periode 2012-2019 yang dapat dilihat pada Tabel 1.1
berikut ini :
Tabel 1.1 Laporan Keuangan PT Bank Victoria Syariah periode 2012-2019
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
ROA 1,43% 0,50% -1,87% -2,36% -2,19% 0,36% 0,32% 0,05%
Sumber : Annual report pada Bank Victoria Syariah
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa Return On Assets (ROA)
pada Bank Victoria Syariah periode 2012 – 2019 mengalami fluktuasi cenderung
menurun. Pada tahun 2017 ketika ROA naik sebesar 1,83%, sedangkan tahun 2018
mengalami penurunan ROA sebesar 0,04%,dan tahun 2019 ROA pada Bank
Victoria Syariah memiliki ROA sebesar 0,05% dan cenderung mengalami penurunan
yang drastic sebesar 0,27%. Penurunan yang terjadi pada tahun 2019 harus
diantisipasi agar tidak terjadi penurunan yang melampaui standar minimal BI yaitu
1,5%. Karena ROA mencerminkan kinerja bank dan apabila penurunan terus
berlanjut pada tahun berikutnya maka tingkat kepercayaan masyarakat pada bank
tersebut akan menurun.
Adapun laporan keuangan mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Financing to Deposit Ratio
6
(FDR) pada Bank Victoria Syariah Periode 2012 – 2019 dapat dilihat pada Tabel 1.2
berikut:
Tabel 1.2 Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank
Victoria Syariah Periode 2012 – 2019
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
CAR 28,08% 18,40% 15,27% 16,14% 15,98% 19,29% 22,07% 19,44%
BOPO 87,90% 91,95% 143,31% 119,19% 131,34% 96,02% 96,38% 99,80%
FDR 73,77% 84,65% 95,19% 95,29% 100,67% 83,59% 82,78% 80,52%
Sumber : Annual report Bank Victoria Syariah
Berdasarkan tabel 1.2 diatas menunjukan secara empiris tampak bahwa rasio-
rasio keuangan dari tahun ke tahun mengalami perubahan dan terdapat penyimpangan
dengan teori yang menyatakan hubungan CAR, BOPO, dan FDR terhadap ROA.
Pada tahun 2016 dan 2017, ketika ROA naik masing – masing -2,19% dan 0,36%
,CAR juga mengalami kenaikan masing – masing sebesar 15,98 % dan 19,29% .
Sehingga memberi kesan bahwa rasio CAR berpengaruh positif dan signifikasn
terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Victoria Syariah.
Hal yang terjadi pada BOPO, dimana pada tahun 2017 dan 2018 naik masing –
masing 96,02% dan 96,38%, ROA justru mengalami penurunan masing – masing
0,36% dan 0,32%. Sehingga memberi kesan bahwa rasio BOPO berpengaruh
negative dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Victoria Syariah.
Rasio FDR mengalami penyimpangan dengan teori yang ada. Ketika rasio FDR naik
sebesar 10,54% pada tahun 2014, ROA justru mengalami penurunan sebesar 1,37%.
Sebaliknya ketika rasio FDR turun masing masing sebesar 17,05% pada tahun 2017
dan 0,81% pada tahun 2018, ROA justru naik sebesar 0,17% pada tahun 2017 dan
1,83% pada tahun 2018. Sehinggan kesan bahwa FDR berpengaruh negative terhadap
ROA, padahal dalam teori sebelumnya dikatakan bahwa FDR berpengaruh positif
terhadap ROA.
7
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Return On Assets (ROA) pada PT Bank Victoria Syariah Periode
2012-2019?
2. Bagaimana Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT Bank Victoria Syariah
Periode 2012-2019?
3. Bagaimana Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada PT
Bank Victoria Syariah Periode 2012-2019?
4. Bagaimana Financing To Deposit Ratio (FDR) pada PT Bank Victoria Syariah
Periode 2012-2019?
5. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Assets
(ROA) pada PT Bank Victoria Syariah Periode 2012-2019?
6. Apakah Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh
terhadap Return On Assets (ROA) pada PT Bank Victoria Syariah Periode 2012-
2019?
7. Apakah Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return On
Assets (ROA) pada PT Bank Victoria Syariah Periode 2012-2019?
8. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO), Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap
Return On Assets (ROA) pada PT Bank Victoria Syariah Periode 2012-2019?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
8
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang dicapai adalah:
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan bidang
manajemen keuangan khususnya berkaitan dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Financing
to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan PT
Bank Victoria Syariah.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan, pengalaman dan mengembangkan
pengetahuan tentang ilmu manajemen keuangan.
9
b. Bagi Bank
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
pihak bank bagaimana cara agar tidak menurun dan dapat meningkatkan
Return On Asset yaitu dengan mengetahui posisi dari Capital Adequacy
Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO),
dan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada PT Bank Victoria Syariah.
c. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau referensi bagi
pihak – pihak yang minat dalam penelitian yang sejenis.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian tidak langsung menuju lokasi yang diteliti
namun secara online melalui website remis PT Bank Victoria Syariah sehingga
memperoleh annual report periode 2012 – 2019 . Berikut tersaji jadwal kegiatan
penelitan Tabel 1.6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Pengumpulan data
4. Penyusunan penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS
10
11
keuangan dengan tujuan mampu memberikan profit atau nilai tambah bagi
perusahaan.
Munurut Horne dan Wachowicz Jr. (2012:3) ada tiga macam fungsi
manajemen keuangan yaitu :
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah fungsi manajemen keuangan yang penting
dalam penunjang pengambilan keputusan untuk berinvestasi karena
menyangkut tentang memperoleh dana investasi yang efisien, komposisi
aset yang harus dipertahankan atau dikurangi.
2. Keputusan Pendanaan (Pembayaran Deviden)
Kebijakan deviden perusahaan juga harus dipandang sebagai integral
dari keputusan pendanaan perusahaan. Pada prinsipnya fungsi
manajemen keuangan sebagai keputsan pendanaan menyangkut tentang
keputusan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan harus dibagikan
kepada pemegang saham atau ditahan guna pembiayaan investasi di
masa yang akan datang.
3. Keputusan Manajemen Aset
Keputusan Manajemen Aset adalah fungsi manajemen keuangan yang
menyangkut tentang keputusan alokasi dana atau aset, komposisi
sumber dana yang harus dipertahankan dan penggunaan modal baik
yang berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan yang baik
12
bagi perusahaan.
Sedangkan menurut Sutrisno (2012:5) fungsi manajemen keuangan
terdiri dari 3 (tiga) keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu
perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan
harus mengalokasikan dana dalam bentuk-bentuk investasi yang akan
dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk,
macam, dan kompisisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi
dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan yang diharapkan
dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh
karena itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian.
Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat
memperngaruhi pencapaian tujuan, kebijakan maupun nilai
perusahaan.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan striktur
modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber
dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kenutuhan-
kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
3. Keputusan Deviden
Deviden merupakan bagian dari keuntungan yang dibayarkan oleh
perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu deviden
ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh
pemegang saham. Keputusan deviden merupakan keputusan
manajemen keuangan untuk menentukan besarnya presentase laba
yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash
deviden, stabilitas deviden yang dibagikan, deviden saham,
13
2. Asset Quality (Kualitas Aset), yaitu penilaian kualitas aset meliputi penilaian atas
komponen-komponen yaitu kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko
kredit, perkembangan risiko kredit bermasalah, kecukupan PPAP (penyisihan
penghapusan aktiva produktif), kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji
ulang (review) internal, dan sistem dokumentasi dan kinerja penanganan aktiva
produktif bermasalah.
3. Management (Manajemen), yaitu penilaian didasarkan pada manajemen
permodalan, manjemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan
manajemen umum.
4. Earning (Rentabilitas), yaitu penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi
penilaian atas komponen-komponen yaitu pencapaian Return On Asset (ROA),
pencapaian Return On Equity (ROE), pencapaian Net Interest Margin (NIM),
tingkat efisiensi, perkembangan laba operasional, diversifiksi pendapaan,
penerapan prinsip akuntansi dan pengakuan pendapatan dan biaya, prospek laba
operasional.
5. Liquidity (Likuiditas), yaitu penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian
atas komponen-komponen yaitu rasio aktiva/pasiva yang likuid, potensi maturity
mismatch, kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR), proyeksi cashflow (arus kas),
konsentrasi pendanaan, kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assets
and Liability Management), akses kepada sumber pendanaan, stabilitas
pendanaan
6. Sensitivity to Risk Market (Sensitivitas terhadap Risiko Pasar), yaitu penilaian
terhadap faktor sensitivitas terhadap risiko pasar didasarkan pada kemampuan
modal bank dalam mengcover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi suku
bunga dan nilai tukar serta kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.
Pada uraian di atas maka dapat dipahami bahwa, perkembangan penilaian
kondisi bank bersifat dinamis, sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank
disesuaikan dengan kondisi yang senantiasa berubah agar lebih mencerminkan
16
kondisi bank yang sesungguhnya baik pada saat ini maupun pada masa yang akan
datang.
a. Rasio laba terhadap total asset (Return On Assets). Rasio ini digunakan
untuk mengukur efektifitas bank didalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan.
b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
BOPO merupakan perbandingan antara beban operasional terhadap
pendapatan operasional.
5. Liqudity (likuiditas)
Penilaian likuiditas didasarkan kepada dua macam rasio, yaitu:
a. Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktivitas lancar.
b. Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank.
2.1.4 Return On Assets (ROA)
Menurut Fahmi (2012:98), “Return On Assets adalah rasio yang melihat
sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian
keuntungan sesuai dengan yang diharapkan”. Sedangkan menurut Sawir (2005:18),
“Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan”. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan
tersebut dari segi penggunaan asset.
Semakin besar ROA suatu perusahaan maka semakin baik pula posisi
perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset (Dendrawijaya, 2003). Tinggi
rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen yang
menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Sebaliknya, rendahnya ROA
dapat disebabkan oleh banyaknya aset perusahaan yang menganggur, investasi dalam
persediaan terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aktiva tetap beroperasi dibawah
normal dan lain sebagainya. Mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2014, ROA dirumuskan sebagai berikut:
Laba Sebelum Pajak
ROA = x 100%
Total Asset
19
Modal Bank
CAR = x 100%
Total Aktiva tertimbang Menurut Risiko
Biaya Operasional
BOPO = x 100% (Dewi, 2015)
Pendapatan Operasional
Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Semakin tinggi FDR maka semakin tinggi dana
yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan dana pihak ketiga yang disalurkan
maka pendapatan atau profitabilitas semakin meningkat (Sumarlin, 2016).
Adapun rumus dari Rasio Financing to Deposits Ratio (FDR) adalah:
Total Pembiayaan
FDR = x 100%
Total Dana
2.2.1 Hubungan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Return On Asset (ROA)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang berkaitan dengan faktor
permodalan bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung resiko. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8%
dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), atau ditambah dengan Resiko
Pasar dan Resiko Operasional, hal ini tergantung pada kondisi bank yang
bersangkutan (Riyadi, 2006). Besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada
mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien menjalankan kegiatannya. Jika modal
yang dimiliki oleh bank tersebut mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak
dapat dihindarkan, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien,
sehingga kekayaan bank (kekayaan pemegang saham) diharapkan akan semakin
meningkat demikian juga sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan
antara CAR dengan ROA adalah positif.
manajemen bank tersebut (Riyadi, 2006). Dengan demikian besar kecilnya BOPO akan
mempengaruhi profitabilitas bank (ROA). Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam
menjalankan usaha pokoknya terutama kredit, dimana bunga kredit menjadi pendapatan
terbesar perbankan. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat
fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Tingkat
kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaianlaba bank (Suhada,2009).
Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan
aktivitasusahanya. Bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang
kurang sehat rasio BOPO-nya lebih dari 1. Semakin tinggi biayapendapatan bank berarti
kegiatan operasionalnya semakin tidak efisien sehingga pendapatanya jugasemakin kecil.
Dengan kata lain BOPO berhubungan negatif terhadapprofitabilitas bank. Teori ini didukung
oleh Yuliani (2007), Wisnu Mawardi (2004) dan Yacub Azwir (2006) yang menyatakan bahwa
BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara BOPO dengan ROA adalah negatif.
2.2.3 Hubungan Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan Return On Asset
(ROA)
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan
kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank (Dendawijaya, 2003). Sehingga
semakin tinggi LDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut
mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka
kinerja bank juga meningkat (Mahardian, 2008). Dengan demikian besar kecilnya rasio FDR
suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut. Rasio Financing to Deposit Ratio
(FDR) yaitu jumlah pendanaan yang dikeluarkan oleh bank syariah untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan selama waktu tertentu dari hasil penghimpunan dana
pihak ketiga (Harjanti & Mahmudah, 2016). Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat
mempengaruhi tingkat profitabilitas Bank Syariah (Sumarlin, 2016). Dalam Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 26/5/BPPP tanggal 2 Mei 1993, besarnya FDR ini ditetapkan oleh
Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Semakin tinggi FDR maka semakin tinggi dana
23
yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan dana pihak ketiga yang disalurkan maka
pendapatan atau profitabilitas semakin meningkat (Sumarlin,2016).Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara FDR dengan ROA adalah positif.
2.2.4 Penelitian Terdahulu
Berikut terdapat Tabel yang berisi jurnal-jurnal penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti.
Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Terdahulu
N Judul Penulis / Metode Hasil Persamaan Perbedaan
o Penerbit Jurnal Analisis Penelitian
1 ANALISIS Edhi Satriyo Analisis Berdasar Variabel: Peneliti
PENGARUH Wibowo, data yang hasil CAR,BOPO, menambah
SUKU Muhammad dilakukan analisis ROA kan suku
BUNGA, Syaichu adalah datayang bunga,
INFLASI, analisis telah Pada BANK inflasi,
CAR, BOPO, Volume 2, kuantitatif dilakukan SYARIAH NPF dan
NPF Nomor 2, maka dapat tidak
TERHADAP Tahun 2013, ditarik adanya
PROFITABI Halaman kesimpulan FDR
LITAS 1-10 ISSN bahwa
BANK (Online): BOPO
SYARIAH 2337-3792 berpengaru
h
signifikan
negative
terhadap
ROA
sedangkan
variable
CAR, NPF,
Inflasi dan
Suku
Bunga
tidak
berpengaru
h.
Penelitian
ini
memiliki
beberapa
keterbatasa
24
n. Pertama,
kemampua
n model
dalam
menerangk
an variabel
independen
hanya
sebesar
41,5 %
artinya
ROA dapat
dijelaskan
oleh
faktor-
faktor lain
diluar
variabel
yang telah
diteliti
tersebut.
Sehingga
penelitian
yang telah
dilakukan
kurang
mampu
mencermik
an kinerja
keuangan
bank
syariah.
Kedua,
pendeknya
periode
pengamata
n sehingga
hasilnya
tidak
mewakili
profitabilit
as bank
25
syariah
2 PENGARU Gladis Analisis Berdasarka Variabel : Peneliti
H CAR, Anindiansy data yang n hasil CAR,BOPO, menambah
NPL, ah1, dilakukan pengujian ROA kan
BOPO, Bambang adalah dapat NPL,LDR
DAN LDR Sudiyatno1, analisis ditarik PADA BANK dan tidak
TERHADA Elen kuantitatif kesimpulan YANG GO adanya
P ROA Puspitasari , Uji bahwa PUBLIK DI FDR
DENGAN 1, Yeye normalita persamaan BURSA EFEK
NIM Susilawati1 s, regresi INDONESIA
SEBAGAI Uji asumsi pertama
VARIABE klasik , Uji terdapat 2
L ISBN: 978- t, Uji F, faktor yang
INTERVE 979-3649- Uji sobel mempenga
NING 72-6 test ruhi NIM
(STUDI adalah
PADA BOPO dan
BANK LDR,
YANG GO sedangkan
PUBLIK CAR dan
DI BURSA NPL tidak
EFEK berpengaru
INDONESI h terhadap
A NIM.
PERIODE Untuk
TAHUN persamaan
2015-2018) regresi
kedua
terdapat 4
faktor yang
mempenga
ruhi
profitabilit
as bank
(ROA)
adalah
rasio CAR,
BOPO,
LDR,
dan NIM,
sedangkan
NPL (risiko
26
kredit)
ditemukan
tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
(ROA).
3 PENGAR Watung Metode 1. CAR Variabel : Penelitian
UH CAR, E.Claudi penelitia berpengar CAR,BOPO, menambah
NPL, NIM, a n ini uh ROA kan NPL,
BOPO, Rembet1 menggu signifikan NIM, LDR
LDR Dedy N. nakan terhadap PADA dan tidak
TERHADA Baramuli2 penelitia terhadap BANK adanya
P RETURN n adalah ROA pada UMUM FDR
ON ASSET metode Bank SWASTA
(ROA) ISSN 2303- asosiatif Umum NASIONAL
(STUDI 1174 dengan Swasta DEVISA
PADA Pendekatan Nasional YANG
BANK kuantitatif Devisa TERDAFTAR
UMUM yang DI BEI
SWASTA terdaftar
NASIONAL di Bursa
DEVISA Efek
YANG Indonesia
TERDAFTA yang
R DI BEI) terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia.
2. NPL
tidak
berpengar
uh
signifikan
terhadap
ROA pada
Bank
Umum
Swasta
Nasional
Devisa
yang
terdaftar
27
di Bursa
Efek
Indonesia.
3. NIM
tidak
berpengar
uh
signifikan
terhadap
ROA pada
Bank
Umum
Swasta
Nasional
Devisa
yang
terdaftar
di Bursa
Efek
Indonesia.
4. BOPO
tidak
berpengar
uh
signifikan
terhadap
ROA pada
Bank
Umum
Swasta
Nasional
Devisa
yang
terdaftar
di Bursa
Efek
Indonesia.
5. LDR
tidak
berpengar
uh
signifikan
28
terhadap
ROA pada
Bank
Umum
Swasta
Nasional
Devisa
yang
terdaftar
di Bursa
Efek
Indonesia.
6. CAR
berpeng
aruh
signifik
an
terhada
p
ROA,
sedangkan
NPL,NIM,B
OPO dan
LDR tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
ROA pada
Bank Umum
Swasta
Nasional
Devisa yang
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia.
29
Suku Bunga
SBI secara
simultan
berpengaruh
terhadap
ROA.
2) Hasil
pengujian
Biaya
Operasio
nal per
Pendapat
an
Operasio
nal
(BOPO)
memiliki
pengaruh
negatif
terhadap
Return On
Aset
(ROA)
pada Bank
Umum
Syariah(B
US).
3) Hasil
pengujian
Non
Performin
g
Financing
(NPF)
tidak
berpengar
uh
terhadap
Return On
Aset
(ROA)
pada Bank
Umum
Syariah(B
US).
4) Hasil
pengujian
Financing
32
to Deposit
Ratio
(FDR)
memiliki
pengaruh
positit
terhadap
Return On
Aset
(ROA)
pada Bank
UmumSyar
iah
5) Hasil
pengujian
Net
Operating
Margin
(NOM)
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
Return On
Aset
(ROA)
pada Bank
UmumSya
riah.
6) Hasil
pengujia
n Dana
Pihak
Ketiga
(DPK)
tidak
berpeng
aruhterh
adap
Return
On
Aset
33
(ROA)
pada Bank
Umum
Syariah
(BUS).
Berdasark
an hasil
penelitian
yang telah
dilakukan,
dapat
disimpulk
an bahwa
masih
terjadi
inkonsiste
nsi hasil.
Yang
berarti
masih
layak
untuk
melakukan
penelitian
kembali.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat kerangka pemikiran dan model
penelitian sebagai berikut:
34
Manajemen
keuangan
Kinerja
Keuangan
Analisis Rasio
Keuangan
(CAR)
(FDR)
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan “jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan”. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono ,2016)
36