Anda di halaman 1dari 5

PROFIL WIRAUSAHAWAN AGRIBISNIS

MAKALAH
Makalah Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Kewirausahaan I Kelas B

Disusun Oleh:

Yenyen Husnayaen 175009030

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2020
1

Profil Wirausahawan Agribisnis


Sandi Octa Susila yang lebih akrab disapa dengan sebutan Kang Sandi
merupakan pemilik sekaligus pengelola Perusahaan Mitra Tani Parahyangan yang
berorientasi profit; PT. Bumi Parahyangan Investama yang merupakan perusahaan
khusus investor yang tertarik dengan usahanya; Pusat Pelatihan Pertanian dan
Pedesaan Swadaya (P4S) yang berfokus pada kegiatan magang, penelitian,
liburan, kunjungan dari kota atau narasumber kegiatan yang terkait dengan
usahanya di sektor pertanian; serta Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan,
tempat bernaung 385 petani binaannya.
Kang Sandi yang merupakan kelahiran 13 Oktober 1992 ini berasal dari
Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Beliau
merupakan lulusan S1 IPB Agronomi dan Holtikultura serta S2 Master
Manajemen Agribisnis (MMB) IPB.
Dengan melihat permasalahan yang terjadi di sekitar Kang Sandi seperti
bahwa Petani tidak bisa memasarkan hasil produksi secara maksimal serta
potensi pasar yang besar membuat beliau tergerak untuk menekuni wirausaha di
bidang Agribisnis sejak semester 5, S1 IPB. Beliau mendokumentasikan satu per
satu hasil produksi ayahnya dan para petani di kampung halamannya kemudian
mengunggah serta memberikan keterangan produk di setiap foto yang
diunggahnya di salah satu media daring business to business e-commerce yang
dapat dilihat seluruh Negara.
Pada awalnya beliau menyebarkan foto produk panen dari para petani
rekanannya tanpa ijin karena tidak mau memberikan hanya sekedar harapan
kepada mereka bahwa produk mereka dijamin terjual, sehingga beliau membeli
produk per harian saja kepada para petani tersebut. Pada bulan ke-4 setelah
mengunggah foto, kang Sandi mendapatkan klien besar pertamanya. Salah satu
waralaba cepat saji skala internasional memintanya untuk memasok cabang
mereka yang berada di Sukabumi. Kebetulan cabang tersebut dekat dengan lokasi
perkebunan milik ayahnya di Cianjur. Omzet yang diterima beliau Rp 3 juta
dengan keuntungan sekitar Rp 300 ribu - Rp 500 ribu per dua minggu yang mana
angka tersebut cukup besar bagi seorang mahasiswa dan beliau merasa tertantang
untuk memperbesar lagi usahanya.
2

Masih di tahun yang sama yaitu pada Februari 2015, kang Sandi sempat
tertipu. Beliau dihubungi oleh seseorang untuk mengirimkan hasil tani beras
sebanyak 6 ton dan minyak lebih dari 100 galon yang mana per galonnya itu 18
liter, ke daerah Jonggol, salah satu kecamatan di Bogor dan dijanjikan
pembayaran dalam 14 hari sebesar Rp 190 juta. Kang Sandi menyanggupi, dengan
modal Rp130 juta yang dipinjam dari ayahnya. dan yakin omzet Rp 60 juta sudah
di depan mata. Namun, 14 hari setelah pengiriman produk, si pemesan mulai tidak
bisa dihubungi dan saat dikunjungi ruko si pemesan tersebut sudah kosong.
Akhir tahun 2015, IPB mengadakan PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa
Tingkat Nasional), Kang Sandi dihubungi oleh rektor IPB dan manajemen IICC
(IPB International Convention Center) untuk menyuplai bahan baku konsumsi
untuk 15.000 mahasiswa selama empat hari. Modal yang diperlukan sekitar Rp
130 juta. Beliau merasa diingatkan lagi dengan kejadian tertipu sebelumnya, dan
sempat trauma akan tertipu lagi. Namun beliau yakin, IPB dengan brand besarnya
tidak akan demikian. Modal Rp 130 juta tersebut juga beliau dapatkan dari sang
ayah yang menjual mobilnya lagi. Sehingga total modal yang dipinjam sebesar Rp
260 juta.
Selama 4 hari acara PIMNAS tersebut, kang Sandi yang dibantu istrinya
dan seorang karyawan harian menyuplai semua kebutuhan bahan baku dengan
bekerja hampir 24 jam. Kerja keras tersebut menghasilkan omzet sampai dengan
Rp 300 juta. Kang Sandi mulai membayarkan hutang-hutang, termasuk kepada
ayahnya sebagai pengembalian modal yang pernah dipinjam, sementara sisanya
diputar kembali sebagai modal.
Dikarenakan waktu kang Sandi habis untuk memilah produk hasil tani
dengan menjual yang bagus dan membuang yang kondisinya kurang baik.
Kemudian, harus bolak-balik menjemput hasil tani dengan mobil pick up sewaan.
Kang Sandi mulai berinisiatif mengumpulkan mitra petani, untuk menjelaskan
standar kualitas hasil tani yang beliau inginkan, yang sudah disesuaikan dengan
harga belinya. Dengan demikian prosesnya menjadi lebih praktis. Hasil tani yang
diterima sudah bersih dan tidak perlu bolak balik jemput karena petani datang
sendiri.
3

Kang Sandi dan rekannya mengatur secara hati-hati pola tanamnya. Kapan
suatu komoditas panen tepat pada saat dibutuhkan benar-benar dipantau. Di
kantor holding office Mitra Tani Parahyangan beliau itu, PO atau purchase order
dimulai sejak pukul 8 pagi hingga 5 sore. Setelah itu PO direkapitulasi dan
disebarkan orderan ke petani mitra. Petani sudah paham berapa rata-rata
permintaan produk yang dibutuhkan. Berikutnya proses penyerahan produk
dilakukan di holding office beliau. Terakhir, produk dipacking dan siap antar,
serta diterima oleh klien di pagi harinya.
Berperilaku santun, rendah hati, akrab dengan para pegawainya adalah ciri
khas kang Sandi. Kunci sukses beliau adalah kepiawaiannya dalam merangkul
petani, meyakinkan perusahaan dan membangun team work. Tidak hanya
berorientasi profit, beliau juga membantu petani sekitar dalam permodalan dengan
bentuk natura (pupuk, benih, pestisida, dsb). Dalam kurun waktu 4 tahun, produk
pertanian di bawah binaannya berhasil memasok 25 hotel di Jawa Barat dan
beberapa retail di Jakarta.
Saat ini Mitra Tani Parahyangan yang dikelola kang Sandi memiliki lahan
pribadi seluas 8 hektar dan lahan PTPN seluas 70 hektar, serta terdapat 70 hektar
lahan petani binaan di bawah naungan Mitra Tani Prahyangan. Beliau juga
mengembangkan inovasi agrowisata yang dibuka untuk para pengunjung yang
studi banding, kuliah lapangan hingga untuk umum dalam bentuk kelompok.
Kang Sandi juga tengah mengkaji bisnis ekspor ke Timur Tengah.
Kredibilitas dan integritas yang selalu ditonjolkan Kang Sandi
membuatnya mendapat kepercayaan dari Bupati Cianjur melalui Kepala Dinas
Pertanian, untuk menjadi Direktur Pengelola sekaligus Ketua Koperasi Sub
Terminal Agribisnis Cianjur. Beliau juga terpilih sebagai salah satu dari 21 Duta
Petani Milenial Indonesia oleh Menteri Pertanian RI.
4

DAFTAR PUSTAKA
------- “Milenial Sukses di Sektor Pertanian Hortikultura”, daya, 27 Maret 2020,
<https://www.daya.id/kisah-sukses/usaha/milenial-sukses-di-sektor-
pertanian-hortikultura> [diakses 5 Mei 2020]
------- “Sandi Octa Susila, Pemuda 26 Tahun Penghasilan Pertaniannya Rp 500
Juta Per Bulan”, Tabloid sinartani.com, 7 September 2019,
<https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/agri-profil/9792-Sandi-Octa-
Susila-Pemuda-26-Tahun-Penghasilan-Pertaniannya-Rp-500-Juta-Per-
Bulan> [diakses 5 Mei 2020]
Antoni, Ronaldi. dkk. “Kang Sandi: Agripreuner Muda Cianjur”, petani
muda.org, <http://petanimuda.org/kang-sandi-agripeuner-muda-cianjur/>
[diakses 5 Mei 2020]

Anda mungkin juga menyukai