Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Makhluk dan Khalik

1. Pengertian Makhluk

َ َ‫ خَ ل‬yang berarti diciptakan,


Makhluk merupakan sebuah kata serapan dari dari kata ‫ق‬
dan sebagai lawan kata nya adalah ‫( َم ْف ُع ُل‬khaliq) yg berarti pencipta. Secara umum, kata ini
merujuk pada organisme hidup yg diciptakan Tuhan.

2. Pengertian khalik

َ َ‫ خَ ل‬yang berarti
Secara etimologi, kata khalik berasal dari bahasa Arab, dari kata kerja ‫ق‬
َ َ‫ َخل‬ini diubah menjadi ‫ فَا ِع ُل‬atau pelaku, sehingga terbentuklah kata ‫ق‬
menciptakan. Kata ‫ق‬ ُ ِ‫خَ ال‬
ُ ِ‫ خَ ال‬ini menunjuk kepada
yang berarti pencipta, atau sang pencipta alam semesta. Pengertian ‫ق‬
Allah swt. sebagai pencipta seluruh makhluk yang hidup di alam semesta.

ُ ِ‫ خَال‬di dalam al-Qur’an selain berarti pencipta, dapat pula berarti:


Kata-kata ‫ق‬

1. Tuhan yang disembah

"(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan
selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala
sesuatu." (QS. Al-An'am:102)

2. Pengatur dan Pemelihara

Lihat lagi QS. Al-An'am:102 di atas

3. Pemberi bentuk

"Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang
mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Hasyr:24)

4. Tuhan Yang Maha Perkasa

"Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka
Patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak
menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”.
Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan
terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat
menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan
mereka?

Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa
lagi Maha Perkasa." (QS. Ar-Ra’du: 16).

B. Pembagian Makhluk

Berdasarkan pengertian makhluk, maka makhluk dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Makhluk Ghaib

Yaitu segala sesuatu yang ada di alam ghaib dan tidak dapat ditangkap oleh panca indera
manusia. Menurut sifatnya, makhluk ghaib ini dibagi menjadi 2, yaitu:

(a). Makhluk Ghaib Hakiki (mutlak), yaitu segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh
panca indera manusia, misalnya surga, neraka, malaikat dan sebagainya.

(b). Makhluk Ghaib Idhafi (nisbi), yaitu segala sesuatu yang pada saat sekarang tidak dapat
ditangkap oleh panca indera, tetapi pada masa lampau atau pada masa yang akan datang
dapat ditangkap oleh panca indera manusia, misalnya peristiwa sejarah, ilmu
pengetahuan dan ilmu hitam (black magic).

2. Makhluk Syahadah

Yaitu segala sesuatu yang ada di alam nyata dan dapat ditangkap oleh panca indera
manusia. Makhluk syahadah terbagi menjadi 2, yaitu:

(a). Makhluk Jamadi, seperti benda-benda mati: batu, emas, perak dan sebagainya.

(b). Makhluk Hayati, terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Makhluk Nabati (tumbuhan).

2. Makhluk Hayawani (binatang).

3. Makhluk Insani (manusia).

D. Sifat-sifat makhluk

1. Manusia
Manusia sebagai makhluk yang hidup diatas bumi dengan ketersediaan sarana kebutuhan
hidupnya dan fasilitas-fasilitas yang allah berikan secukupnya, manusia mempunyai sifat
yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainya.

Ada yang bersifat egois,lemah lembut,baik dll

Manusia yang hidup di mana pun pasti berasal dari satu yaitu Adam as. Kemudian
berkembang biak dan bertebaran dibumi. Dalam hal ini Allah berfirman: Q.S. An-Nissa

Artinya : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kamukepada Tuhanmu yang telah


menciptakan kamudaripada satu diri,dan daripadanya allah menciptakan pasangannya,dan
memperkembangbiakandari keduanya lelaki dan perempuan.yang banyak, dan bertakwa lah
kepada Allah yangkamu saling meminta dengan menyebut nama-Nya,dan periharalah
hubungan keluarga,karena sesungguhnya allah sangat memperhatikan kamu.”

2. Malaikat.

Malaikat sebagai makhluk gaib,tidak memasuki alam yang nyata ini,tetapi dia memasuki
alam rohaniah, dia bertugas sebagai perantara dan pelaksana kehendak allah terutama yang
berhubungan dengan alam rohaniah manusia.

3. Jin

Jin adalah makhluk gaib dan termasuk golongan makhluk halus. Ia tidak dapat disentuh oleh
pancaindara manusia,tetapi dia bisa menjelmakan dirinya sebagai manusia biasa,binatang-
binatang sehingga dapat ditangkap oleh pancaindra manusia. Jin ada yang bersifat jahat dan
bersifat baik.

4. Setan

Setan adalah makhluk halus yang allah ciptakan dari api,sifatnya jahat. Setan kerjanya
menyesatkan manusia kejalan yang tidak diridhoi oleh allah.

C. Sifat-sifat sang khalik(Allah swt)

1. Wujud
Wujud artinya ada. Umat muslim yang beriman menyakini bahwa Allah swt itu ada.
Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaannya. Keimanaan
seseorang akan membuatnya dapat berfikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta
isinya ada karena allah yang menciptakannya. Dalam al-quran disebutkan yang artinya

Sesungguhnya rabb,engkau ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa,lalu ia bersemayam diatas arsy. Dia menutupkan malam kepada siang dan
mengikutinya dengan cepat dan (diciptakanya pula) matahari, bulan dan bintang-
bintang(masing-masing) tunduk kepada perintah-NYA.

Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanya hak Allah. Maha suci Allah,Rabb
semesta alam.’’(QS. AL-A’raf: 54)

2. Qidam

Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai
pencipta lebih dulu daripada semesta alam dan isinya yang ia ciptakan. Dalam al-quran
disebutkan yang artinya :

“Dialah yang awal dan yang akhir yang Zhahir dan Bathin; dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu.”(QS. AL-Hadid: ayat 3)

3. Baqa’

Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia,hewan,tumbuhan,dan makhluk lainya selain allah
akan mati dan hancur kita akan kembali kepada-Nya dan itu pasti. Hanya allah lah yang
kekal. Dalam al-quran disebutkan, yang artinya:

“semua yang ada dibumi itu akan binasa,dan tetap kekal wajah Rabb-mu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”(QS.Ar-Rahman: 26-27)

4. Mukhalafatu lil hawadits

Sifat Allah ini artinya adalah berada dengan ciptaan-Nya. Itulah keistemewaan dan
keagungan Allah swt. Dalam al-quran disebutkan yang artinya:

“tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia,dan Dialah yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.”(QS.Asy-Syura: ayat 11)

5. Qiyamuhu binafsihi
Qiyamuhu biniafsihi artinya Allah berdiri sendiri. Allah menciptakan alam semesta,
membuat takdir,menghadirkan surga dan neraka,dan lain sebagainya. Tanpa bantuan makhluk
apapun.berbeda dengan manusia yang sangat lemah,dan pastinya membutuhkan satu sama
lain. Telah disebutkan dalam al-quran yang artinya :

“Allah tidak ada ilah(yang berhak disembah)melainkan Dia,yang maha kekal lagi terus
menerus mengurus makhluk-Nya.’’(QS.Ali-Imran ayat : 2)

6. WahdaniyyahSifat Allah wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan
kalimat syahadat, asyhadu alaa ilaa ha illallah washadu anna muhamadarsullwla, tiada tuhan
selain Allah.

Dalam al-quran telah disebutkan yang artinya:

“sekiranya ada dilangit dan di bumi ilaha-ilah selain ALLAH, tentunya keduanya itu
sudah rusak dan binasa, maka maha suci ALLAH,yang mempunyai arsy daripada apa yang
mereka sifatkan.”(QS.Al-Anbiya: 22)

7. Qudrat

Qurat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas segala yang ada atau
yang telah diciptakan. Kekuasaan Allah sangat berbeda dengan kekuasaan manusia di
dunia.Allah memiliki kuasa terhadap hidup dan mati segala makhluk.

Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan kekuasaan manusia di
dunia dapat hilang atas kuasa Allah.dalam al-quran disebutkan, yang artinya:

“seungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.Al-Baqarah:20)

8. Iradat

Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt memiliki
kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak terhadap takdir atau nasib
seseorang,maka ia takkan dapat mengelak atau menolaknya. Kehendak Allah ini juga
kemauan Allah tanpa ada campur dari tangan manusia atau makhluk lainya. dalam al-quran
telah disebutkan,yang artinya: “seungguhnya Tuhanmu maha pelaksana terhadap apa yang
Dia kehendaki.”(QS.Hud:107)

9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui.ALLAH Maha mengetahui segala sesuatu,meskipun pada hal
yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari penglihatan Allah.

Dalam al-quran telah disebutkan yang artinya,”katakanlah(kepada mererka): apakah


kamu akn memberitahukan kepada ALLAH tentang agamamu(keyakinanmu),padahal
ALLAH mengetahuai apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi,dan Allah maha
mengetahui segala sesuatu.(QS.Al-Hujarat: ayat 16)

10. Hayat

Sifat ALLAH hayat atau hidup,namun hidupnya Allah tidak seperti manusia,karena Allah
yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati,Allah tidak mati, Allah akan hidup terus
selama-lamanya. Dalam al-quran disebutkan yang artinya:

“Allah tidak ada ilah(yang berkehendak disembah)melainkan Dia yang hidup kekal lagi
terus menerus mengurus(makhluk-Nya),tidak mengantuk dan tidak tidur.”(QS.AL-Baqarah:
ayat 255)

11. Sam’un

Sifat Allah sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua hal yang diucapkan
manusia,meskipun ia berbicara dengan halusnya atau tidak terdengar sama sekali.
Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak akan pernah sirna. Dalam al-quran disebutkan yag
artinya:” dan Allah-lah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.”(QS.Al-Maidah: ayat
76)

12. Basar

Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas.ia dapat melihat semua yang
kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secra sembunyi-sembunyi. Allah mampu
melihat ,baik yang besar maupun yang kecil, yang nyata maupun kasat mata. Sifat allah ini
menandakan bahwa Allah maha sempurna.

Dalam al-quran telah disebutkan,yang artinya: “sesungguhnya Allah mengetahui apa yang
ghaib dilangit dan dibumi,dan maha melihat apa yang kamu kerjakan.”(QS.AL-Hujarat: 18)

13. Kalam
Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya al-quran sebagai
petunjuk yang benar bagi manusia didunia. Al-quran merupakan firman Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Dalam al-quran disebutkan yang

artinya: “Dan Allah telah berbicara kepada musa dengan langsung.”(QS. An-Nisa: 164)

14. Qadirun

Sifat allah ini berarti Allah adalah Dzat yang maha berkuasa. Allah tidak lemah, ia
berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya. Dalam al-quran disebutkan yang
artinya: ‘’sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”(QS.Al-Baqarah: 20)

15. Muridun

Allah mempunyai sifat muridun,yaitu sebagai dzat yang maha berkehendak. ia


berkehendak atas nasib dan takdir manusia. Dalam al-quran telah disebutkan,yang artinya :

“sesungguhnya tuhanmu maha melaksanakan apa yang dia kehendaki.”(QS.Hud :107)

16. ‘Alimun

Sifat Allah alimun,yaitu dzat yang maha mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang
telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran
manusia. Dalam al-quran telah disebutkan, yang artinya: “dan Allah maha mengetahui
sesuatu”.(QS.An-Nisa: 176)

17. Hayyun

Artinya,Allah adalah dzat yang hidup tidak akan pernah mati,tidak akan pernah tidur
ataupun lengah. Dalam al-quran disebutkan,yang artinya: “dan bertakwalah kepada Allah
yang hidup kekal dan yang tidak mati.”(QS.Al-Furqon :58)

18. Sami’un

Allah adalah dzat yang maha mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan manusia,
permintaan atau doa hambanya. Dalam al-quran disebutkan yang artinya:”Allah maha
mendengar dan maha mengetahui.”(QS.Al-Baqarah :256)

19. Basirun
Allah dzat yang maha melihat. Sifat Allahini tidak terbatas seperti halnya manusia. Allah
selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu hendaknya kita selalu berbuat baik. Dalam al-
quran disebutkan yang artinya: ‘’dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan”.(QS.Al-
Hujarat :18)

20. Mutakalimun

Sifat Allah ini berarti yang berbicara. Allah tidak bisu, ia berbicara atau berfirman
melalui ayat-ayat al-quran. Bila al-quran menjadi pedoman hidup kita,maka kita telah patuh
dan tunduk kepada Allah swt.

Kedudukan Sang Khaliq dan Makhluq

Perbedaan antara kedudukan Sang Pencipta dan Makhluk adalah batasan yang
memisahkan antara kekufuran dan iman. Keyakinan Ahlussunnah wal Jamaah adalah
mencampuraduk kedua kedudukan tersebut akan mengakibatkan kekufuran. –wal `iyadzu
billah--.Bagi setiap kedudukan ada hak-hak khusus. Tetapi di sana terdapat masalah-masalah,
terutama yang berhubungan dengan Rasulullah SAW, dan keistimewaan-keistimewaan beliau
yang membedakan diri beliau dengan manusia dan mengunggulkan beliau atas yang lain.
Masalah-masalah ini terkadang menjadi rancu bagi sebagian orang, akibat dangkalnya akal,
lemahnya pikiran, terbatasnya pandangan dan buruknya prasangka. Hingga akhirnya ia
mengkafirkan sebagian umat Islam dan mengeluarkan mereka dari lingkaran Islam, karena
menyangka bahwa mereka telah mencampuraduk kedudukan Sang Pencipta dan kedudukan
makhluk, serta menganggap mereka telah mengangkat derajat Rasulullah kepada kedudukan
Tuhan.

Kalangan Ahlussunnah wal Jamaah tahu apa yang wajib bagi Allah dan apa yang
wajib bagi RasulNya. Ahlussunnah wal Jamaah juga tahu apa yang hanya menjadi hak Allah
dan apa yang hanya menjadi hak RasulNya, dengan tanpa berlebihan dan pemujaan yang
mencapai batas pensifatan Rasulullah dengan sifat-sifat uluhiyah.

Sebenarnya, sikap berlebihan dalam mencintai Rasulullah SAW, taat dan bergantung kepada
beliau merupakan sikap terpuji, dan dianjurkan, sebagaimana hadits:

‫ال تطروني كما أطرت النصارى ابن مريم‬

"Jangan kalian memujiku seperti umat Nasrani memuji Isa bin Maryam".
Arti hadits menyebutkan bahwa memuji Rasulullah SAW dan berlebihan didalamnya dengan
sikap tidak seperti sikap umat Nasrani adalah terpuji. Jika arti hadits tidak demikian, maka
yang dimaksud dalam hadits adalah larangan untuk mencintai dan memuji Rasulullah secara
mutlak. Pernyataan ini tidak disampaikan oleh orang terbodoh di kalangan muslimin, karena
Allah telah memberi pengagungan kepada Rasulullah serta memerintahkan kita untuk
mengagungkannnya, sebatas tidak memberinya sifat-sifat Tuhan. Al-Bushiri mengatakan:

‫دع ما ادعت النصارى في نبيهم ** واحكم بما شئت مدحا فيه واحتكم‬

"Tinggalkan apa yang disangkakan umat Nasrani terhadap nabi mereka, dan berilah sifat sifat
untuk Rasulullah sesuai keinginanmu".

Pengagungan terhadap Rasulullah SAW, dengan tanpa memberinya sifat-sifat Tuhan bukan
merupakan bagian dari kekufuran, bahkan hal itu merupakan seagung-agung ketaatan dan
taqarrub. Ini pun juga berlaku bagi orang-orang yang telah diagungkan Allah, seperti para
Nabi, para Rasul, para malaikat, para syuhada' dan orang-orang yang shalih. Allah berfirman:

ِ ‫ًذلِكَ َو َم ْن يُ َعظِّ ْم ُح ُر َما‬


‫ت هللاِ فَه َُو خَ ْي ٌر لَهُ ِع ْن َد َربِّ ِه‬

"Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di


sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya". (QS. Al Hajj: 30)

Ka'bah, Hajar Aswad, dan Maqam Ibrahim adalah sebongkah batu. Tetapi Allah telah
memerintahkan kita mengagungkannya, semisal dengan cara thawaf, mencium hajar aswad,
berdoa di pintu Ka'bah dan Multazam. Ketika kita lakukan semua itu, kita tidak menyembah
kecuali kepada Allah SWT, dan tidak berkeyakinan adanya manfaat atau bahaya di dalam
benda-benda itu.

Tentang Rasulullah SAW, Ahlussunah wal Jamaah mengatakan, beliau adalah manusia, yang
dimungkinkan mengalami hal-hal yang sama dengan yang lain, sebatas tidak mengurangi
kedudukan beliau dan mengakibatkan umat lari dari beliau. Pengarang Aqidatul Awam
mengatakan :

‫وجائز في حقهم من عرض ** بغير نقص كخفيف المرض‬


"Jaiz bagi mereka (nabi dan para utusan) menemukan hal-hal yang bersifat manusiawi
dengan tanpa mengurangi derajat beliau, seperti sakin yang ringan".

Beliau adalah hamba yang tidak mempunyai manfaat dan bahaya, tidak pula memberi
kematian dan kehidupan. Beliau telah menyapaikan risalah, menyampaikan amanah,
menasihati umat, membuka kesusahan, dan berjuang dalam jalan Allah. Beliau pun kembali
kepada Allah, ridha dan diridhai Allah.

Maka,dari sini jelas, bahwa memberinya sifat manusia harus disertai sikap yang dapat
membedakan diri beliau dengan manusia pada umumnya, dimana hal ini bersifat umum bagi
semua nabi dan rasul, supaya padangan kita kepada mereka sesuai dengan kedudukan
mereka. Karena menyamakan para nabi dan utusan dengan manusia pada umumnya adalah
paham jahiliyah, seperti yang difirmankan Allah:

َ ‫فَقَا َل ْال َمأَل ُ الَّ ِذينَ َكفَرُوا ِم ْن قَوْ ِم ِه َما نَ َرا‬


‫ك إِاَّل بَ َشرًا ِم ْثلَنَا‬

"Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu,
melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami". (QS. Hud: 27).

ْ
ِ ‫ال هَ َذا ال َّرسُو ِل يَأ ُك ُل الطَّ َعا َم َويَ ْم ِشي فِي اأْل َس َْو‬
‫اق‬ ِ ‫َوقَالُوا َم‬
"Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?".
(QS. Al Furqan: 7)

Itulah diantara firman-firman Allah dalam Al-Qur'an yang menjadi saksi, bagaimana
anggapan kaum Jahiliyah terhadap Nabi mereka. (Wallahu A'lam Bish Shawab)

Anda mungkin juga menyukai