Law 1 2006 - Mutual Legal Assistance
Law 1 2006 - Mutual Legal Assistance
ANNEX I.3
Menimbang : Considering:
a. bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum a. that the Republic of Indonesia is a Rule of Law State
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara based on Pancasila and the 1945 Constitution of the
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mendukung dan Republic of Indonesia supporting and guaranteeing
menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum legal certainty, orderliness and protection based on
yang berintikan keadilan dan kebenaran; justice and truth;
b. bahwa tindak pidana terutama yang bersifat transnasional b. that crimes specially those having transnational or
atau lintas negara mengakibatkan timbulnya permasalahan cross-state nature result in legal problems between
hukum suatu negara dengan negara lain yang memerlukan one state and other states requiring treatment
penanganan melalui hubungan baik berdasarkan hukum di through good relationship based on the law of
masing-masing negara; respective countries;
c. bahwa penanganan tindak pidana transnasional harus c. that the treatment of transnational crimes must be
dilakukan dengan bekerja sama antarnegara dalam bentuk conducted through inter-state cooperation in the
bantuan timbal balik dalam masalah pidana, yang sampai form of mutual legal assistance in criminal matters,
saat ini belum ada landasan hukumnya; which has not had any legal basis up to now;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud d. that based on considerations as intended in points a,
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk b, and c, it is necessary to establish a Law regarding
Undang-Undang tentang Bantuan Timbal Balik dalam Mutual Legal Assistance in Criminal Matters.
Masalah Pidana;
In view of:
Article 5 paragraph (1), Article 11, and Article 20 of the
Mengingat : 1945 Constitution of the Republic of Indonesia.
Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Dengan Persetujuan Bersama With the joint approval of
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA THE PEOPLE’S REPRESENTATIVE ASSEMBLY
dan OF THE REPUBLIC OF INDONESIA and
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
HAS RESOLVED
MEMUTUSKAN: To enact: LAW CONCERNING MUTUAL LEGAL
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG BANTUAN ASSISTANCE IN CRIMINAL MATTERS
TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA
BAB I CHAPTER I
KETENTUAN UMUM GENERAL PROVISIONS
Pasal 1 Article 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: In this Law the following definitions apply:
MLA Act
1. Keterangan adalah informasi yang diberikan secara lisan 1. Statement shall be information provided orally and/or
dan/atau tertulis. in writing.
2. Pernyataan adalah keterangan yang diberikan oleh saksi, 2. Depositions shall be testimonies given by a witness,
ahli, terdakwa yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau expert, accused, which are put into written forms or
direkam secara elektronik seperti rekaman, kaset, video, are electronically recorded such as records,
atau bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan itu cassettes, videos or other similar forms regarding
tentang apa yang diketahui, dilihat, didengar, atau dialami anything known, seen, heard or personally
sendiri. experienced.
3. Dokumen adalah alat bukti berupa data, rekaman, atau 3. Documents shall be evidence in the form of data,
informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar, recordings or information that can be seen, read
yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu and/or heard, with or without the assistance of an
sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apa instrumentality on paper or any physical material
pun selain kertas, atau yang terekam secara elektronik, other than paper, or electronically, including and not
termasuk tetapi tidak terbatas pada: limited to:
a. tulisan, suara, atau gambar; a. writings, voice, or images;
b. peta, desain, foto, atau sejenisnya; b. maps, designs, photographs, or the like;
c. huruf, tanda, angka, simbol, atau perforasi yang c. letters, signs, numbers, symbols, or perforations
memiliki makna atau dapat dipahami oleh orang which have meaning or are understandable by
yang mampu membaca atau memahaminya. those able to read or understand them.
4. Surat adalah segala dokumen resmi yang dikeluarkan 4. Letters shall be all official Documents issued by
oleh pejabat yang berwenang di Indonesia atau di negara competent officials in Indonesia or foreign states.
asing.
5. Forfeiture shall be coercive attempt to expropriate the
5. Perampasan adalah upaya paksa pengambilalihan hak right on properties or profits that have been obtained
atas kekayaan atau keuntungan yang telah diperoleh, or may have been derived by a person from his/her
atau mungkin telah diperoleh oleh orang dari tindak crime committed, based on a judgment in Indonesia
pidana yang dilakukannya, berdasarkan putusan or a foreign state.
pengadilan di Indonesia atau negara asing.
6. Freezing shall be temporary freezing of properties for
6. Pemblokiran adalah pembekuan sementara harta the purpose of investigation, prosecution, or
kekayaan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, examination before the court with the purpose to
atau pemeriksaan di sidang pengadilan dengan tujuan prevent transfer or assignment and to prevent
untuk mencegah dialihkan atau dipindahtangankan agar certain persons or all persons from dealing with the
orang tertentu atau semua orang tidak berurusan dengan properties that have been obtained or may have
harta kekayaan yang telah diperoleh, atau mungkin telah been derived by a person from his/her crime.
diperoleh dari dilakukannya tindak pidana tersebut.
7. Proceeds of crime shall be any property derived
7. Hasil tindak pidana adalah setiap harta kekayaan yang directly or indirectly from a crime, including the
diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dari property into which any property derived or realized
suatu tindak pidana, termasuk kekayaan yang ke directly from the crime was latter successively
dalamnya kemudian dikonversi, diubah, atau converted, transformed or intermingled, including
digabungkan dengan kekayaan yang dihasilkan atau income, capital or other economic gains derived from
diperoleh langsung dari tindak pidana tersebut, termasuk such property at any time since the crime.
pendapatan, modal, atau keuntungan ekonomi lainnya
8. Officials shall be persons ordered or those who due
yang diperoleh dari kekayaan tersebut dari waktu ke
to their positions have the authority to take actions in
waktu sejak terjadinya tindak pidana tersebut.
relation with mutual legal assistance.
8. Pejabat adalah orang yang diperintahkan atau orang
9. Kapolri shall be the Chief of the National Police of the
yang karena jabatannya memiliki kewenangan untuk
Republic of Indonesia.
melaksanakan tindakan-tindakan yang terkait dengan
bantuan timbal balik. 10. Minister shall be the Minister of Law and Human
Rights.
9. Kapolri adalah Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia. 11. Attorney General shall be the head or the person
holding the highest responsibility for prosecution
10. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di
leading, controlling the implementation of duties and
bidang hukum dan hak asasi manusia.
authorities of the prosecution offices.
11. Jaksa Agung adalah pimpinan dan penanggung jawab
tertinggi kejaksaan yang memimpin, mengendalikan
MLA Act
Pasal 5 Article 5
(1) Bantuan dapat dilakukan berdasarkan suatu perjanjian. (1) Assistance may be provided based on a Treaty.
(2) Dalam hal belum ada perjanjian sebagaimana dimaksud (2) In the absence of treaty as referred to in paragraph
pada ayat (1) maka Bantuan dapat dilakukan atas dasar (1), the Assistance may be provided based on good
hubungan baik berdasarkan prinsip resiprositas. relationship under the reciprocity principles.
Pasal 6 Article 6
Permintaan Bantuan ditolak jika: The request for Assistance shall be refused if:
a. permintaan Bantuan berkaitan dengan suatu penyidikan, a. the request for Assstance relates to the
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau investigation, prosecution or examination before the
pemidanaan terhadap orang atas tindak pidana yang court or punishment of a person for the crime that is
dianggap sebagai: alleged:
1. tindak pidana politik, kecuali pembunuhan atau 1. to have committed a crime of political nature,
percobaan pembunuhan terhadap kepala except a crime or attempted crime against the
negara/kepala pemerintahan, terorisme; atau life or person of a Head of State/a Head of
CentralGovernment, terrorism; or
2. tindak pidana berdasarkan hukum militer;
2. to have committed a crime under military law;
b. permintaan Bantuan berkaitan dengan suatu penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan b. the request for Assistance relates to the
terhadap orang atas tindak pidana yang pelakunya telah investigation, prosecution and examination before
dibebaskan, diberi grasi, atau telah selesai menjalani the court on a person for a crime the perpetrator of
pemidanaan; which has been acquitted, awarded with clemency,
of has completed serving the criminal saction;
c. permintaan Bantuan berkaitan dengan suatu penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau c. the request for Assistance relates to the
pemidanaan terhadap orang atas tindak pidana yang jika investigation, prosecution and examination before
dilakukan di Indonesia tidak dapat dituntut; the court on a person for a crime which if it is
committed in Indonesia, it cannot be prosecuted;
d. permintaan Bantuan diajukan untuk menuntut atau
mengadili orang karena alasan suku, jenis kelamin, d. the request for Assistance is conveyed for
agama, kewarganegaraan, atau pandangan politik; prosecuting or bringing a person into justice based
on a person’s race, gender, religion, nationality, or
e. persetujuan pemberian Bantuan atas permintaan Bantuan
political belief;
tersebut akan merugikan kedaulatan, keamanan,
kepentingan, dan hukum nasional; e. an approval for providing the Assistance upon its
request will be harmful to the soveregnty, security,
f. negara asing tidak dapat memberikan jaminan bahwa hal
interests, and national law;
yang dimintakan Bantuan tidak digunakan untuk
penanganan perkara yang dimintakan; atau f. the foreign state may not assure that the items
requested for will not be used for a matter other than
g. negara asing tidak dapat memberikan jaminan
the criminal matter in respect to which the request
pengembalian barang bukti yang diperoleh berdasarkan
was made; or
Bantuan apabila diminta.
g. the foreign state may not assure to return, upon its
request, any item obtained pursuant to the request.
Pasal 7 Article 7
Permintaan Bantuan dapat ditolak jika: The request for Assistance may be refused if:
a. permintaan Bantuan berkaitan dengan suatu penyidikan, a. the request for Assistance relates to the
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau investigation, prosecution, and examination before
pemidanaan terhadap orang atas tindak pidana yang jika the court or punishment of a person for a crime that
dilakukan dalam wilayah Indonesia, bukan merupakan if said crime committed within the territory of the
tindak pidana; Republic of Indonesia is not a crime;
b. permintaan Bantuan berkaitan dengan suatu penyidikan, b. the request for Assistance relates to the
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau investigation, prosecution, and examination before
pemidanaan terhadap orang atas tindak pidana yang jika the court or punihsment of a person for a crime that
dilakukan di luar wilayah Indonesia, bukan merupakan if said crime committed outside the territory of the
tindak pidana; Republic of Indonesia is not a crime;
MLA Act
c. permintaan Bantuan berkaitan dengan suatu penyidikan, c. the request for Assistance relates to the
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau investigation, prosecution and examination before
pemidanaan terhadap orang atas tindak pidana yang the court or punishment of a person for a crime that
terhadap orang tersebut diancam dengan pidana mati; atau is subject to capital punishment; or
d. persetujuan pemberian Bantuan atas permintaan Bantuan d. an approval for providing Assistance upon said
tersebut akan merugikan suatu penyidikan, penuntutan, request will be harmful for the investigation,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan di Indonesia, prosecution and examination before the court in
membahayakan keselamatan orang, atau membebani Indonesia, endanger the safety of person, or burden
kekayaan negara. the assets of the state.
Pasal 8 Article 8
Sebelum menolak pemberian Bantuan, Menteri The minister must consider an approval for providing
harus mempertimbangkan persetujuan pemberian Bantuan Assistance based on specific procedures and
dengan tata cara atau syarat khusus yang dikehendaki untuk requirements complied with before refusing the request
dipenuh. for Assistance.
BAB II CHAPTER II
PERMINTAAN DARI PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA THE REQUEST FROM INDONESIAN GOVERNMENT
Bagian Kesatu Part One
Pengajuan Permintaan Bantuan Conveyance of the Request for Assistance
Pasal 9 Article 9
(1) Menteri dapat mengajukan permintaan Bantuan kepada (1) the Minister may convey the request for Assistance
negara asing secara langsung atau melalui saluran to Foreign States directly or through diplomatic
diplomatik. channel.
(2) Permintaan Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) The request for Assistance as referred to in
diajukan oleh Menteri berdasarkan permohonan dari Kapolri paragraph (1) shall be conveyed by the Minister
atau Jaksa Agung. based on an inquiry from Kapolri or Attorney
General.
(3) Dalam hal tindak pidana korupsi, permohonan Bantuan
kepada Menteri selain Kapolri dan Jaksa Agung juga dapat (3) In case of corruption crime, the request for
diajukan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Assistance to the Minister may be submitted by the
Korupsi. Chairman of the Commission for the Eradication of
Corruption, in addition to the Kapolri and the
Attorney General.
Bagian Kedua Part Two
Persyaratan Pengajuan Permintaan Requirements for Conveyance of the Request
Pasal 10 Article 10
Pengajuan permintaan Bantuan harus memuat: The request for Assistance must contain the following:
a. identitas dari institusi yang meminta; a. identity of the requesting authority;
b. pokok masalah dan hakekat dari penyidikan, penuntutan, b. a description of subject matter and importance of the
atau pemeriksaan di sidang pengadilan yang berhubungan investigation, prosecution or examination before the
dengan permintaan tersebut, serta nama dan fungsi institusi court pursuant to said request, as well as the name
yang melakukan penyidikan, penuntutan, dan proses and functions of a competent authority conducting
peradilan; investigation, prosecution and judicial process;
c. ringkasan dari fakta-fakta yang terkait kecuali permintaan c. a summary of relevant facts except for the request for
Bantuan yang berkaitan dengan dokumen yuridis; Assistance related with judicial documents;
d. ketentuan undang-undang yang terkait, isi pasal, dan d. provisions of relevant laws, contents of articles, and
ancaman pidananya; criminal sanctions;
e. uraian tentang Bantuan yang diminta dan rincian mengenai e. a description of the Assistance requested and details
prosedur khusus yang dikehendaki termasuk kerahasiaan; of certain procedures applied for, including
confidentiality;
f. tujuan dari Bantuan yang diminta; dan
f. purpose of the request for Assistance; and
MLA Act
g. syarat-syarat lain yang ditentukan oleh Negara Diminta. g. other requirements determined by the Requested
State.
tahap penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan di sidang phase of investigation, prosecution and examination
pengadilan dengan: before the court with:
a. penyidik, penuntut umum, atau hakim; atau a. investigators, public prosecutors or judges; or
b. tersangka, terdakwa, atau kuasa hukumnya. b. defendants, suspects or their legal counsellor.
Bagian Kelima Part Five
Bantuan untuk Mengupayakan Kehadiran Orang di Indonesia Assistance for Arranging the Attendance of Persons in
Indonesia
Pasal 14
Article 14
(1) Menteri dapat mengajukan permintaan Bantuan kepada
negara asing untuk mengupayakan kehadiran orang di (1) The Minister may convey a request for Assistance to
Indonesia untuk memberikan keterangan, dokumen, alat the Foreign State to make an arrangement to
bukti lainnya, atau memberikan Bantuan lain dalam present a Person in Indonesia to provide statement,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang documents or other legal means of proof or to
pengadilan. provide other Assistance in the investigation,
prosecution and examination before the court.
(2) Dalam hal orang yang diminta kehadirannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersedia untuk (2) In the event that a Person requested to present as
memberikan kesaksian dan melakukan perjalanan ke referred to in paragraph (1) is willing to provide
Indonesia, Menteri dapat mengadakan pengaturan testimoney and to travel to Indonesia, the Minister
dengan negara asing tersebut untuk: may make arrangements with said Foreign State to:
a. membawa orang tersebut ke Indonesia; a. bring a person concerned to Indonesia;
b. mengembalikan orang tersebut ke negara asing; atau b. return a person concerned to the Foreign State;
hal terkait lainnya. or other relevant matters thereof.
Pasal 15 Article 15
(1) Dalam hal orang yang dimintakan kehadirannya berstatus (1) In the event that the Person whose attendance is
tahanan dan bersedia atas kemauan sendiri untuk requested is a Detainee and is willing to provide
memberikan kesaksian, dan negara asing meminta orang testimony on his/her own will, and the Foreign State
tersebut ditempatkan dalam tahanan, Menteri requests that a Person concerned shall be held in
berkoordinasi dengan instansi yang meminta agar orang custody, the Minister shall coordinate with the
tersebut ditempatkan dalam tahanan. requesting authority that a Person concerned shall
be held in custody.
(2) Penempatan dalam tahanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan terhadap orang tersebut selama (2) The Person as referred to in paragraph (1) shall be
ia berada di Indonesia dan selama perjalanan dari atau detained while he is in Indonesia and during travel to
ke Indonesia. or from Indonesia.
(3) Dalam hal orang yang dimintakan kehadirannya berstatus (3) In the event that the Person whose attendance is
tahanan, Menteri dapat mengadakan pengaturan dengan requested is a Detainee, the Minister may make
otoritas yang berwenang di negara asing tersebut untuk arrangements with a competent authority of the
keperluan: Foreign State for the purpose of:
a. membawa orang tersebut ke Indonesia; a. transporting a Person concerned to Indonesia;
b. melakukan penahanan orang tersebut selama berada b. holding a Person concerned in custody during
di Indonesia; his/her stay in Indonesia;
c. mengembalikan orang tersebut ke negara asing c. returning a Person concerned to the Foreign
tersebut; dan State; and
d. hal terkait lainnya. d. other relevant matters thereof.
Pasal 16 Article 16
Setiap orang yang tidak bersedia memenuhi permintaan Bantuan Any person not willing to fulfill the request for Assistance
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15 tidak as referred to in Article 14 and Article 15 may not be
dapat dikenai sanksi berdasarkan hukum Indonesia. penalized under Indonesian Law.
Pasal 17 Article 17
(1) Setiap orang yang berada di Indonesia atas permintaan (1) Any person being in Indonesia upon request for
MLA Act
Bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Assistance based on Article 14 and Article 15 shall
Pasal 15 diberikan kekebalan hukum dan hak istimewa. be entitled for legal immunities and privileges.
(2) Kekebalan hukum dan hak istimewa sebagaimana (2) Legal immunities and privileges as referred to in
dimaksud pada ayat (1) adalah terlindunginya hak orang paragraph (1) shall be the protection of the right of a
tersebut untuk tidak: person concerned from being:
a. ditahan, dituntut, diadili, dan dipidana berdasarkan a. detained, prosecuted, adjudicated and
hukum Indonesia untuk setiap tindak pidana yang convicted based on Indonesian laws for any
diduga telah dilakukan atau yang dilakukan orang crime alleged to have been committed, or that
tersebut sebelum keberangkatannya dari negara was committed by a person concerned, before
asing untuk memenuhi permintaan tersebut; the person’s departure from the Foreign State
to fulfill such request;
b. digugat pada setiap perkara perdata di Indonesia
berkaitan dengan perbuatan atau kelalaian yang b. sued in any civil proceeding in Indonesia with
telah terjadi sebelum keberangkatan orang tersebut respect to any act or ommission, that occured
dari negara asing untuk memenuhi permintaan before the person’s departure from the Foreign
tersebut; State to fulfill said request;
c. diharuskan untuk memberikan keterangan atau c. required to provide a statement or other
Bantuan lainnya berkaitan dengan setiap masalah Assistance in relation with any criminal matter in
hukum di Indonesia selain masalah pidana yang Indonesia other than the criminal matters to
terkait dengan permintaan tersebut; which the request is related;
d. diharuskan dalam proses penyidikan, penuntutan, d. required, in the process of investigation,
atau pemeriksaan di sidang pengadilan yang prosecution, or examination before the court
terkait dengan permintaan tersebut untuk related with the request, to answer any question
memberikan jawaban yang menurut hukum that the Person would not be required to
negaranya tidak diperbolehkan dijawab; atau answer under the law of the Foreign State; or
e. diharuskan menyerahkan dokumen atau apa pun e. required to deliver documents or any articles
yang menurut hukum negaranya tidak memberikan whatsoever that according to the law of his/her
kewenangan untuk menyerahkannya. state are not authorized to be delivered.
(3) Untuk keperluan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), (3) For the purposes provided for in paragraph (2), legal
jaminan kekebalan hukum berdasarkan hukum negara immunity assurance by virtue of law of the Foreign
asing diakui kebenarannya dalam pemeriksaan di sidang State shall be admissable in examination before the
pengadilan, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya. court, unless proven otherwise.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak (4) The provision as referred to in paragraph (2) shall not
berlaku apabila: apply in the following events:
a. orang tersebut telah meninggalkan Indonesia dan a. the Person has left Indonesia and then returns not
kemudian kembali tetapi tidak berdasarkan pada pursuant to the same request for Assistance or
permintaan Bantuan yang sama atau permintaan other request; or
lain; atau
b. the Person has had the opportunity to leave
b. orang tersebut telah diberikan kesempatan untuk Indonesia but has remained in Indonesia for
meninggalkan Indonesia tetapi tetap berada di purposes other than the following:
Indonesia untuk keperluan selain dari:
1. a purpose related with said request for
1. keperluan yang terkait dengan permintaan Assistance; or
Bantuan tersebut; atau
2. the purpose of providing testimony or
2. memberikan kesaksian atau Bantuan secara voluntary assistance in the investigation,
sukarela dalam suatu penyidikan, penuntutan, prosecution and examination before the court
dan pemeriksaan di sidang pengadilan di in Indonesia based on a Ministerial Decree.
Indonesia berdasarkan keputusan Menteri.
Pasal 18 Article 18
Dalam hal orang yang berada di Indonesia atas permintaan In the event that a Person is in Indonesia pursuant to the
Bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15 request for Assistance as referred to in Article 14 and
memberikan keterangan dalam pemeriksaan perkara tindak Article 15 provides testimony in any criminal proceeding:
pidana:
a. related to said request for Assistance or criminal
a. yang terkait dengan permintaan Bantuan tersebut atau proceeding as a follow-up to the investigation to
MLA Act
pemeriksaan perkara tindak pidana sebagai tindak lanjut which said request for Assistance relates; or
dari penyidikan yang terkait dengan permintaan Bantuan
b. stipulated by the Minister in accordance with Article
tersebut; atau
17 paragraph (4) sub-paragraph (b) point (2) in
b. yang ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan relation with a person concerned,
Pasal 17 ayat (4) huruf b angka 2 berkaitan dengan orang
such testimony may not be submitted or used in any other
tersebut;
criminal proceedings against a Person concerned for any
maka keterangan tersebut tidak dapat diajukan atau digunakan action committed or alleged to have violated the Law of
dalam pemeriksaan perkara tindak pidana lainnya terhadap Indonesia, except in a trial of the Person for perjury or
orang tersebut atas perbuatan yang dilakukannya yang diduga providing false information with respect to the testimony.
melanggar hukum Indonesia, kecuali pemeriksaan dugaan tindak
pidana pemberian keterangan palsu atau sumpah palsu
berkaitan dengan pemberian pernyataan tersebut.
Bagian Keenam Part Six
Bantuan untuk Permintaan Dikeluarkannya Surat Perintah Assistance for Requesting the Issuance of Orders in
Di Negara Asing dalam Mendapatkan Alat Bukti Foreign States in Acquiring Evidence
Pasal 19 Article 19
Menteri dapat mengajukan permintaan Bantuan kepada negara The Minister may convey the request for Assistance to
asing untuk mengeluarkan surat perintah: Foreign States to issue the following orders:
a. pemblokiran; a. freezing;
b. penggeledahan; b. search warrant;
c. penyitaan; atau c. seizure; or
d. lainnya yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan d. other necessary orders in accordance with the
perundang-undangan yang terkait dengan pemeriksaan provisions of laws and regulations in relation with
perkara tindak pidana di Indonesia. criminal proceedings in Indonesia.
Pasal 20 Article 20
Menteri dapat mengajukan permintaan Bantuan kepada negara The Minister may convey the request for Assistance to
asing untuk mendapatkan alat bukti yang berada di negara asing Foreign States to acquire legal means of proof existing in
tersebut melalui penggeledahan dan penyitaan sebagaimana such Foreign States through search warrant and
dimaksud dalam Pasal 19. confiscation as referred to in Article 19.
Bagian Ketujuh Part Seven
Bantuan untuk Penyampaian Surat Assistance for Service of Process
Pasal 21 Article 21
Menteri dapat mengajukan permintaan Bantuan kepada Negara The Minister may convey the request for Assistance to the
Diminta untuk menyampaikan surat yang berkaitan dengan Requested States to deliver letters pursuant to the
proses penyelesaian suatu penyidikan, penuntutan, dan settlement process of the investigation, prosecution and
pemeriksaan di sidang pengadilan kepada orang tertentu atau examination before the court to certain Persons or
pejabat tertentu di Negara Diminta. Officials in the Requested States.
Bagian Kedelapan Part Eight
Bantuan untuk Menindaklanjuti Putusan Pengadilan Assistance for Executing Judgments
Pasal 22 Article 22
Berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh The Attorney General may request the Minister to convey
kekuatan hukum tetap, Jaksa Agung dapat mengajukan the request for Assistance to the Requested States to
permohonan kepada Menteri untuk mengajukan permintaan execute a judgment in such Requested States based on a
Bantuan kepada Negara Diminta untuk menindaklanjuti putusan judgment having obtained permanent legal force.
pengadilan yang bersangkutan di Negara Diminta tersebut.
Pasal 23 Article 23
Putusan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 A judgment as referred to in Article 22 may be in the form
MLA Act
dapat berupa perampasan terhadap barang sitaan, pidana of a forfeiture of seized assets, penalty imposition,
denda, atau pembayaran uang pengganti. payment of compensation or restraining.
Bagian Kesembilan Part Nine
Pembatasan Penggunaan Pernyataan, Dokumen, dan Alat Bukti Limitation on the Use of Depositions, Documents and
Evidence
Pasal 24
Article 24
Setiap pernyataan, dokumen, dan alat bukti yang diperoleh atau
diberikan atas permintaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal Any deposition, document or other legal means of proof
12 sampai dengan Pasal 14, dan Pasal 18 hanya dapat obtained or provided upon request as referred to in Article
dipergunakan oleh pejabat Indonesia untuk keperluan suatu 12 up to Article 14 may only be used by Indonesian
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan competent officials for the purpose of an investigation,
yang terkait dengan permintaan Bantuan tersebut. prosecution and examination before the court related with
said request for Assistance.
Pasal 25 Article 25
Pembatasan penggunaan pernyataan, dokumen, dan alat bukti Limitation on the use of depositions, documents and legal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dapat dikecualikan means of proof as referred to in Article 24 may be
apabila: exempted if:
a. Negara Diminta yang menerima permintaan Bantuan a. the Requested State receiving said request for
tersebut menyetujui penggunaan pernyataan, dokumen, Assistance approves the use of such depositions,
dan alat bukti tersebut untuk keperluan lain; dan documents or legal means of proof for other
purposes, and
b. orang yang dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15
menyetujui penggunaan pernyataan, dokumen, dan alat b. the person as referred to in Article 14 and Article 15
bukti tersebut untuk keperluan lain. approves the use of such depositions, document and
legal means of proof for other purposes.
Bagian Kesepuluh Part Ten
Transit Transit
Pasal 26 Article 26
Jika orang yang berada dalam penahanan negara asing akan If a person being detained in a foreign state is going to
melakukan perjalanan dari negara asing ke Indonesia dan akan travel from the foreign state to Indonesia and is going to
transit di negara asing lainnya, Menteri memberitahukan dan transit in another foreign state, the Minister shall notify of
mengajukan permohonan untuk pengaturan penahanannya the same and convey a request for arrangements of
selama masa transit di negara asing lain tersebut. his/her detaining during the transit in the aforementioned
foreign state.
(2) Menteri melakukan koordinasi dengan instansi terkait (2) The Minister shall establish coordination with
sebelum permintaan tersebut dipenuhi. relevant agencies prior to take follow-up to the
request.
Pasal 30 Article 30
Dalam hal permintaan Bantuan dari Negara Peminta ditolak, In the event that the request for Assistance from the
Menteri memberitahukan dasar penolakan tersebut kepada Requesting State is refused, the Minister must inform said
pejabat Negara Peminta. refusal to the competent official of the Requesting State
together with the reasons for said refusal.
memuat: 28, the request for Assistance must also include the
following:
a. uraian bahwa permintaan Bantuan berkaitan dengan
suatu penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di a. Explanation that the request for Assistance is
sidang pengadilan di Negara Peminta dan statusnya related with an investigation, prosecution and
sebagai tersangka atau saksi; examination before the court in the Requesting
State and the status of the person is as a
b. hal-hal yang akan ditanyakan dalam bentuk daftar
suspect or a witness;
pertanyaan; dan/atau
b. The matters to be questioned in the form of a list
c. uraian pernyataan dapat diambil di Indonesia atau
of questions; and/or
dokumen atau alat bukti lain yang diminta berada di
Indonesia. c. Description of deposition can be taken in
Indonesia or documents or other legal means of
(3) Dalam hal permintaan Bantuan telah memenuhi
proof being requested are in Indonesia.
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Menteri meminta Kapolri atau Jaksa Agung sesuai (3) In the event the request for Assistance has met
dengan tahap pemeriksaan perkara di Negara Peminta requirements as referred to in paragraph (2), the
untuk menindaklanjuti. Minister may ask the Kapolri or the Attorney General
in accordance with the phrases of case axamination
(4) Dalam hal Kapolri atau Jaksa Agung telah melaksanakan
in the Requesting State to follow up the same.
hal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Kapolri atau
Jaksa Agung menyerahkan hasilnya kepada Menteri. (4) In the event that the Kapolri or the Attorney General
has taken measures as referred to in paragraph (3),
(5) Dalam hal pemberian Bantuan disetujui sesuai dengan
the Kapolri or the Attorney General shall deliver the
ketentuan pada ayat (2), dan Negara Peminta meminta
results to the Minister.
salinan dokumen dilegalisasi maka Menteri meminta
pejabat yang berwenang di lingkungannya untuk (5) In the event that the provision of Assistance is
melegalisasi dan menyerahkannya kembali kepada approved pursuant to the provisions as referred to in
Menteri. paragraph (2), and the Requesting state requests
that copies of documents be legalized, the Minister
shall order a competent official in relevant jurisdiction
to legalize the same and return them to the Minister.
Pasal 33 Article 33
(1) Orang yang terkait dengan proses penyidikan, (1) A person involved in the process of investigation,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan di prosecution and examination before the court in the
Negara Peminta tidak dapat dipaksa untuk memberikan Requesting State may not be forced to give a
pernyataan di Indonesia. Deposition in Indonesia.
(2) Orang yang terkait dengan permintaan Bantuan (2) Any person related to the request for Assistance as
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) tidak referred to in Article 32 paragraph (1) may not be
dapat dipaksa untuk memberikan pernyataan, forced to give a Deposition, to deliver documents or
menyerahkan dokumen, atau alat bukti lainnya dalam other legal means of proof in an investigation,
suatu penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang prosecution and examination before the court in the
pengadilan di Negara Peminta tersebut jika hukum Requesting State if Indonesian Law restricts the
Indonesia melarang orang yang dalam kedudukan dan person in the same position to do so.
jabatan yang sama dengan orang tersebut melakukan hal
(3) the Person as referred to in Article 33 paragraphs (1)
tersebut.
and (2) shall have the right for not being:
(3) Orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1)
a. detained, prosecuted, adjudicated and convicted
dan ayat (2) mempunyai hak untuk tidak:
based on domestic laws of the Requesting
a. ditahan, dituntut, diadili, dan dipidana berdasarkan State for any crime alleged to have committed,
hukum Negara Peminta untuk setiap tindak or that was committed before his/her departure
pidana yang diduga telah dilakukan atau yang from Indonesia to fulfill said request;
dilakukan sebelum keberangkatannya dari
b. sued in any civil proceeding in the Requesting
Indonesia untuk memenuhi permintaan tersebut;
State with respect with any act or omission, that
b. digugat pada setiap perkara perdata Negara occurred before the person’s departure from
Peminta berkaitan dengan perbuatan atau Indonesia to fulfill said request; or
kelalaian yang telah terjadi sebelum
c. required to provide a statement or other
keberangkatan orang tersebut dari Indonesia
Assistance in relation with any criminal matter in
untuk memenuhi permintaan tersebut;
Indonesia other than the criminal matter to
c. diharuskan untuk memberikan keterangan atau which the request related; or
MLA Act
c. jaminan yang memadai berkaitan dengan hal-hal c. adequate guaranty in relation with the matters
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36. as set forth in Article 36.
(3) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) If requirements as referred to in paragraph (2) have
(2) telah dipenuhi dan orang yang diminta kehadirannya, been met and the person whose atttendance is
tanpa adanya tekanan, menyetujui untuk hadir maka requested, without any coercion, has agreed to be
permintaan Bantuan dapat dipenuhi. present, the aforementioned request for Assistance
may be granted.
(4) Dalam hal pemberian Bantuan dipenuhi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Menteri dapat: (4) In the event the provision of Assistance is granted in
accordance with the provisions in paragraph (3), the
a. dalam hal orang yang diminta untuk diatur
Minister may:
kehadirannya adalah narapidana, memerintahkan
agar narapidana tersebut dikeluarkan dari lembaga a. in case that the person who attendance is
pemasyarakatan dan mengatur perjalanannya ke requested is a convict, order the convict to be
Negara Peminta tersebut dengan pengawalan; released from the correctional institution and
arrange for his travel to the Requesting State in
b. Dalam hal orang yang diminta untuk diatur
the custody of the competent authority;
kehadirannya adalah tahanan, dapat meminta
pejabat yang melakukan penahanan untuk b. in case that the person who attendance is
mengeluarkan dari tahanan dan mengatur requested is a detainee, order the detainee to
perjalanannya ke Negara Peminta tersebut dengan be released from detention, make
pengawalan. arrangements for his travel to the Requesting
State in the custody of the competent authority.
Pasal 36 Article 36
Sebelum menyetujui pemberian Bantuan sebagaimana dimaksud Prior to giving approval for the provision of Assistance as
dalam Pasal 35, Menteri harus mendapatkan jaminan dari referred to in Article 35, the Minister must receive
Negara Peminta tersebut berkaitan dengan hal-hal sebagai assurances from the Requesting State with respect to the
berikut: following matters:
a. bahwa orang yang diminta untuk diatur kehadirannya a. that the person who attendance is requested will not:
tidak akan:
1. be detained, prosecuted or tried for any violation
1. ditahan, dituntut, atau diadili atas pelanggaran of the law of the Requesting State alleged to
terhadap hukum Negara Peminta tersebut yang have been committed by the Person before he
dituduhkan telah dilakukan orang tersebut sebelum left Indonesia;
keberangkatannya dari Indonesia;
2. be charged in a civil case that may be filed
2. digugat dalam perkara perdata yang dapat diajukan against him/her if he/she is in the Requesting
kepada orang tersebut apabila ia berada di Negara State; or
Peminta; atau
3. be requested to provide statement or other legal
3. diminta memberikan keterangan atau menunjukkan means of proof with respect with any
alat bukti lainnya sehubungan dengan setiap suatu investigation, prosecution and examination
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang before the court in said Requesting State other
pengadilan di Negara Peminta tersebut selain dari than an investigation, prosecution and
suatu penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di examination before the court related with said
sidang pengadilan yang terkait dengan permintaan request;
tersebut;
unless the person concerned has left the Foreign
kecuali yang bersangkutan telah meninggalkan negara State, or has had opportunity to leave the Foreign
asing atau telah mendapatkan kesempatan untuk State but is still in the Foreign State for the purposes
meninggalkan negara asing tersebut, tetapi tetap berada other than giving statement or providing other legal
di negara asing tersebut di luar keperluan memberikan means of proof with respect to an investigation,
keterangan atau menunjukkan alat bukti lainnya prosecution and examination before the court related
sehubungan dengan suatu penyidikan, penuntutan, dan to said request.
pemeriksaan di sidang pengadilan yang berkaitan dengan
b. that any statement given by the Person whose
permintaan tersebut.
attendance requested may not be recognized or
b. bahwa setiap keterangan yang diberikan oleh orang yang used in the prosecution against the Person
diminta kehadirannya tidak dapat digunakan dalam concerned for violation of laws of the Requesting
penuntutan terhadap orang tersebut atas pelanggaran State, other than violations in the form of provision of
terhadap hukum Negara Peminta tersebut, kecuali false information or perjury.
pelanggaraan berupa pemberian keterangan palsu atau
MLA Act
sumpah palsu.
c. That the person who attendance requested will be
c. bahwa orang yang diminta kehadirannya akan returned to Indonesia in accordance with the
dipulangkan ke Indonesia sesuai dengan pengaturan arrangement approved by the Minister as soon as
yang disetujui oleh Menteri sesegera mungkin setelah possible after giving Statements;
memberikan Keterangan tersebut.
Pasal 37 Article 37
Dalam hal orang yang diminta kehadirannya adalah narapidana In the event the Person whose attendance is requested is
atau tahanan di Indonesia, Menteri meminta Negara Peminta a prisoner or detainee in Indonesia, the Minister shall
agar narapidana atau tahanan tetap berada di dalam penahanan request the Requesting State to arrange that a prisoner or
selama ia berada di Negara Peminta tersebut dan wajib detainee concerned remains in custody during his/ner
mengembalikannya ke Indonesia setelah selesainya memberikan stay in said Requesting State and shall require it to
keterangan. repatriate him/her to Indonesia following the completion of
the assistance.
Pasal 38 Article 38
Orang yang terkait dengan permintaan Bantuan sebagaimana The person related with the request for Assistance as
dimaksud dalam Pasal 35 tidak akan dikenakan sanksi atau referred to in Article 35 will not be subject to sanctions or
dibebani kewajiban apa pun, atau dituntut berdasarkan hukum encumbered with any obligation, or charged pursuant to
hanya karena penolakan untuk hadir sebagaimana diminta. the law only by reason of that person’s refulsal or failure
to consent to attend as requested.
Pasal 39 Article 39
Narapidana atau tahanan yang berdasarkan persetujuan The convict or detainee who pursuant to the approval for
pemberian Bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat the provision of Assistance as referred to in Article 35
(4) dikeluarkan dari lembaga pemasyarakatan atau rumah paragraph (4) being released from the correctional
tahanan, dianggap melanjutkan masa hukuman penjara atau institution where he/she is convicted or detained shall be
tahanannya selama berada di dalam penahanan di Negara considered to continue their imprisonment or detention
Peminta termasuk selama perjalanan. term during their detention in the Requesting State,
including during his/her travel.
Bagian Kelima Part Five
Transit Transit
Pasal 40 Article 40
(1) Negara asing dapat mengajukan permintaan transit (1) Foreign States may convey to the Minister for
kepada Menteri untuk memperoleh izin transit untuk saksi obtaining transit approval for witnesses who have
yang berstatus sebagai tahanan atau narapidana. the status as detainees or prisoners.
(2) Pengajuan permintaan transit harus memuat: (2) Such request must include:
a. uraian mengenai rute perjalanan, waktu, a. Description of the route, time, mode of
keterangan transportasi yang digunakan, dan transportation used and duration of transit;
lama transit;
b. The identity and trip documentations of the
b. identitas dan dokumen perjalanan tahanan atau detainees or prisoners and the guards; and
narapidana dan pengawal; dan
c. Facilities requested.
c. fasilitas yang diminta.
(3) The Minister shall order the Kapolri or the relevant
(3) Menteri meminta kepada Kapolri atau pejabat terkait Officials to follow up the request or provide facilities
untuk menindaklanjuti atau memberikan fasilitas yang required during transit.
diperlukan selama masa transit.
(4) Based on the aforementioned order, the Kapolri or
(4) Atas perrmintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), relevant Officials shall followup the same by:
Kapolri atau pejabat terkait menindaklanjuti:
a. Placing them in a transit room in the custody of
a. dengan menempatkan di ruang transit dalam competent official of the foreign state for a
pengawalan pejabat negara asing dalam waktu maximum period of 12 (twelve) hours; and
paling lama 12 (dua belas) jam; dan
b. In the event that the aircraft or ship which the
b. dalam hal pesawat atau kapal yang mengangkutnya person is transported lands or moors at a place
mendarat atau berlabuh di suatu tempat di in Indonesia for more than 12 (twelve) hours,
MLA Act
Indonesia lebih dari 12 (dua belas) jam maka orang the person concerned must be placed in the
tersebut harus dititipkan sementara di rumah nearest Penitentiary.
tahanan Negara terdekat.
(5) In the event that the transit period has exceed the
(5) Apabila waktu transit telah melebihi dari permintaan, request, the Minister may order that the person be
Menteri dapat memerintahkan agar orang tersebut returned to the Foreign State from which the Person
dipulangkan ke negara asing di mana orang tersebut first departed.
pertama kali diberangkatkan.
Bagian Keenam Part Six
Bantuan untuk Penggeledahan dan Penyitaaan Barang, Benda, Assistance for Conducting Search and Seizure of Goods,
atau Harta Kekayaan Articles or Assets
Pasal 41 Article 41
(1) Negara Peminta dapat mengajukan permintaan Bantuan (1) Requesting States may submit the request for
kepada Menteri untuk melakukan penggeledahan dan Assistance to the Minister for conducting search
penyitaan suatu barang, benda, atau harta kekayaan warrant and seizure of goods, articles or assets
yang berada di Indonesia berdasarkan izin dan/atau existing in Indonesia based on warrant and/or court
penetapan pengadilan untuk kepentingan penyidikan atau stipulation for the purpose of investigation or
pemeriksaan di sidang pengadilan. examination before the court.
(2) Permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), di (2) In addition to the obligation to meet requirements as
samping harus memenuhi persyaratan sebagaimana referred to in Article 28, the request as intended in
dimaksud dalam Pasal 28, harus melampirkan juga surat paragraph (1) must also enclose the search and
perintah penggeledahan dan surat perintah penyitaan seizure warrants issued by competent officials in the
yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di Negara Requesting States.
Peminta.
(3) If the request has met requirements stipulated
(3) Dalam hal permintaan Bantuan tersebut telah memenuhi herein, the Minister may forward the same to the
persyaratan yang ditentukan dalam Undang-Undang ini, Kapolri for the purpose of investigation or the
Menteri dapat meneruskan kepada Kapolri untuk Attorney General for the purpose of prosecution
kepentingan penyidikan atau kepada Jaksa Agung untuk before the court of law in the Requesting states.
kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan Negara
(4) For implementing the request for Assistance as
Peminta.
referred to in paragraph (3), the Kapolri or Attorney
(4) Untuk melaksanakan permintaan Bantuan sebagaimana General shall apply for search and seizure warrants
dimaksud pada ayat (3), Kapolri atau Jaksa Agung to the Head of the local District Court.
mengajukan permohonan surat izin penggeledahan dan
penyitaan kepada ketua pengadilan negeri setempat.
Pasal 42 Article 42
Ketua pengadilan negeri setempat dapat mengeluarkan surat izin The Head of the Local District Court may issue search
penggeledahan dan penyitaan sehubungan dengan suatu barang and seizure warrants with respect to the object if it is
atau benda apabila diyakini bahwa di dalam atau pada suatu believed that in or at a certain place there are goods,
tempat terdapat barang, benda, atau harta kekayaan yang: articles or assets that are:
a. diduga diperoleh atau sebagai hasil dari suatu tindak pidana a. allegedly obtained from or the proceeds of crime
menurut hukum Negara Peminta yang telah atau diduga under the law of the Requesting State that have
telah dilakukan; been or allegedly have been committed;
b. telah dipergunakan untuk melakukan atau mempersiapkan b. used to commit or prepare such crime;
tindak pidana;
c. particularly designed or allocated to commit such
c. khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana; crime;
d. terkait dengan tindak pidana; d. related to such crime;
e. diyakini dapat menjadi barang bukti dalam tindak pidana; e. that is believed to be evidence in such crime; or
atau
f. that was used to hamper the investigation, prosecution
f. dipergunakan untuk menghalangi penyidikan, penuntutan, and examination before the court of such crime;
dan pemeriksaan di sidang pengadilan atas tindak pidana.
Pasal 43 Article 43
MLA Act
Surat izin penggeledahan dan penyitaan sebagaimana dimaksud Search and seizure warrants as referred to in Article 42
dalam Pasal 42 harus memuat hal-hal sebagai berikut: shall contain the following elements:
a. dugaan tindak pidana yang terkait dengan dikeluarkannya a. alleged crime that is related to the inssuance of the
surat izin; warrant;
b. tempat yang dapat digeledah berdasarkan surat izin; b. a searchable place based on the relevant warrant;
c. uraian mengenai barang, benda atau harta kekayaan yang c. description on goods, objects or assets approved to
disetujui untuk disita; be seized;
d. jangka waktu pelaksanaan surat perintah; dan d. the time limit of a warrant;
e. persyaratan dan kondisi lainnya yang berhubungan dengan e. other terms and conditions related to goods, objects
barang, benda, atau harta kekayaan tersebut. or assets.
Pasal 44 Article 44
(1) Surat izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 memberi (1) A warrant as referred to in Article 42 shall grant to
kewenangan kepada petugas kepolisian atau kejaksaan the police officers or prosecutors to conduct a search
untuk melaksanakan penggeledahan dan penyitaan. and seizure.
(2) Tindakan penggeledahan dan penyitaan sebagaimana (2) A search and seizure as referred to in paragraph (1)
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan hukum shall be conducted based on applicable criminal
acara pidana. procedure code.
Pasal 45 Article 45
(1) Petugas kepolisian atau kejaksaan yang melakukan (1) the Police officers or prosecutors conducting seizure
penyitaan atas setiap barang, benda, atau harta kekayaan of any good, object or asset based on a warrant as
berdasarkan surat izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal referred to in Article 43 must deliver said good,
43 harus menyerahkan barang, benda, atau harta kekayaan object or asset to the State Storehouse for Seized
tersebut kepada rumah penyimpanan benda sitaan negara Goods for safekeeping.
untuk disimpan.
(2) In the event that goods, objects or assets cannot be
(2) Dalam hal barang, benda, atau harta kekayaan tidak dapat kept in the State Storehouse for Seized Goods, the
disimpan di rumah penyimpanan benda sitaan negara, Head of the State Storehouse for Seized Goods may
kepala rumah penyimpanan benda sitaan negara dapat request for assistance to the National Police of the
meminta bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia Republic of Indonesia for safety of said goods,
untuk pengamanan. objects or assets.
(3) Penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat (3) The seizure as referred to in paragraph (1) may be
dilakukan untuk jangka waktu paling lama sampai dengan conducted for not longer than the issuance of
adanya putusan pengadilan Negara Peminta yang telah decision by a court of the Foreign State having
memperoleh kekuatan hukum tetap atau pemberitahuan permanent legal force or notification from the
dari negara asing bahwa penyitaan tersebut tidak diperlukan Requesting State that the seizure is no longer
lagi. required.
(4) Dalam hal ada pihak yang dirugikan atas tindakan penyitaan (4) If there is a party harmed by the seizure as referred
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang bersangkutan to in paragraph (1), the party concerned or the legal
atau kuasa hukumnya dapat mengajukan keberatan atau counsel thereof may file an objection or defense to
perlawanan kepada pengadilan negeri yang mengeluarkan the District Court issuing the seizure warrant in
surat izin penyitaan sesuai hukum acara pidana. accordance with the applicable procedural code.
Pasal 46 Article 46
Menteri menyampaikan kepada Negara Peminta perkembangan The Minister shall notify the Requesting State on the
hasil penyitaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 yang progress in the seizure as referred to in Article 45
telah dilakukan oleh Kapolri atau Jaksa Agung. conducted by the Kapolri or Attorney General.
Pasal 47 Article 47
Dalam hal Negara Peminta meminta barang, benda, harta In the event that the Requesting State asks that goods,
kekayaan, atau bukti penyitaan atas barang, benda, atau harta objects, assets or evidence of seizure of goods, objects or
kekayaan tersebut dikirim ke Negara Peminta untuk kepentingan assets be sent to the Requesting State for the purpose of
proses peradilan pidana, dan Menteri menganggap bahwa criminal proceeding and the Minister considers that such
MLA Act
permintaan tersebut dapat dipenuhi serta ada jaminan bahwa request can be granted and there is a guarantee that the
Negara Peminta akan mengembalikan barang, benda, atau harta Requesting State will return the aforementioned goods,
kekayaan tersebut maka Menteri mengirimkan barang, benda, objects or assets, the Minister shall send goods, objects
atau harta kekayaan tersebut kepada Negara Peminta. or assets to the Requesting State.
Bagian Ketujuh Part Seven
Bantuan Penyampaian Surat Assistance for the Service of Letters
Pasal 48 Article 48
(1) Negara Peminta dapat mengajukan permintaan Bantuan (1) The Requesting State may make convey the request
kepada Menteri untuk melaksanakan penyampaian surat for Assistance to the Minister to deliver a Letter to a
kepada seseorang di Indonesia. person in Indonesia.
(2) Menteri dapat menyetujui pemberian Bantuan atas (2) The Minister may approve the Assistance based on
permintaan Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat a request for Assistance as referred to in paragraph
(1), apabila: (1), if:
a. permintaan Bantuan berkaitan dengan suatu proses a. The request for Assistance relates to a process
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang of investigation, prosecution and examination
pengadilan di Negara Peminta tersebut; criminal proceeding in the Requesting State;
b. orang yang akan menerima Surat tersebut diyakini b. The prospective recipient of the Letter is
berada di Indonesia; dan believed to be in Indonesia; and
c. dalam hal permintaan Bantuan berkaitan dengan c. In the event that the request for Assistance
penyampaian Surat panggilan untuk memberikan relates to the service of a summons to provide
keterangan di Negara Peminta tersebut maka: statement in said Requesting State, then:
1. permintaan Bantuan harus diajukan sekurang- 1. Said request for Assistance shall be made
kurangnya 45 (empat puluh lima) hari sebelum by no later than 45 (forty five) days prior to
tanggal kehadiran orang yang dipanggil the date the person is required to appear;
diperlukan; dan and
2. Negara Peminta tersebut telah memberi 2. The Requesting State has given adequate
jaminan yang memadai berkaitan dengan hal- assurances with respect to matters as
hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36. referred to in Article 36.
(3) Dalam hal pemberian Bantuan disetujui sesuai dengan (3) In the event that the Assistance is approved in
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri accordance with the provision as referred to in
meminta Kapolri untuk menyampaikan Surat tersebut. paragraph (2), the Minister shall order the Kapolri to
arrange the delivery of the Letter.
(4) Kapolri harus berusaha agar Surat tersebut disampaikan:
(4) The Kapolri must make an effort to deliver the letter:
a. sesuai dengan prosedur yang diajukan dalam
permintaan; atau a. In accordance with the procedure proposed in
the request, or
b. sesuai dengan hukum Indonesia apabila:
b. In accordance with Indonesian Law, if
1. prosedur sebagaimana dimaksud dalam
huruf a melanggar hukum; 1. The procedure as intended in letter (a)
breaches the law;
2. tidak sesuai untuk dilaksanakan di Indonesia;
atau 2. It is inappropriate for implemention in
Indonesia; or
3. Negara Peminta tidak mengajukan prosedur.
3. the Requesting State does not propose
(5) Dalam hal Surat tersebut telah disampaikan, Kapolri
any procedure.
harus mengirimkan Surat keterangan tentang
penyampaian Surat tersebut kepada Menteri untuk (5) In the event that the Letter has been delivered,
diteruskan kepada Negara Peminta. Kapolri must send a statement regarding the delivery
of a Letter to the Minister to be forwarded to the
(6) Dalam hal Surat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
Requesting State.
tidak dapat disampaikan, Kapolri harus
mengembalikannya dan disertai alasan kepada Menteri. (6) In the event that the aforementioned Letter as
referred to in paragraph (5) is not delivered, Kapolri
must return it to the Minister along with the reason of
the failure.
MLA Act
Pasal 49 Article 49
Sebelum menyetujui pemberian Bantuan atas permintaan Prior to giving approval for the Assistance requested in
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (2) huruf c, Menteri accordance with Article 48 paragraph (2) letter c, the
telah mendapatkan jaminan dari Negara Peminta tersebut bahwa Minister shall have received assurances from the
orang yang terkait dengan permintaan Bantuan tersebut tidak Requesting State that the Person related to the request
akan dikenai sanksi, dibebani kewajiban apa pun, atau dituntut for Assistance shall not be subject to any sanction,
berdasarkan hukum hanya karena penolakan atau kelalaiannya subjected to any obligation, or charged based on law only
untuk memenuhi panggilan tersebut. because of that person’s refusal or failure to fulfill the
sommons.
Pasal 50 Article 50
Dalam hal permintaan Bantuan sebagaimana dimaksud dalam In the event that the request for Assistance as referred to
Pasal 48 ayat (2) huruf c disetujui, namun orang yang terkait in Article 48 paragraph (2) letter c is approved but the
dengan permintaan Bantuan tersebut menolak atau lalai untuk Person related with the request for Assistance refuses or
memenuhi panggilan tersebut, orang tersebut tidak akan dikenai fails to fulfill the summons, such person shall not be
sanksi, dibebani kewajiban apa pun, atau dituntut berdasarkan subject to any sanction or encumbered with any obligation
hukum. or charged based on law.
Bagian Kedelapan Part Eight
Bantuan untuk Menindaklanjuti Putusan Pengadilan Negara Assistance for Following Up Court Decision of the
Peminta Requesting State
Pasal 51 Article 51
(1) Negara Peminta dapat mengajukan permintaan Bantuan (1) The Requesting State may convey the request for
kepada Menteri untuk menindaklanjuti putusan berupa: Assistance to the Minister to follow up decisions in
the following forms:
a. penyitaan dan perampasan harta kekayaan;
a. Confiscation and forfeiture of assets
b. pengenaan denda; atau
b. Imposition of penalty; or
c. pembayaran uang pengganti.
c. Payment of compensation.
(2) Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28, permintaan Bantuan harus juga memuat: (2) In addition to requirements as referred to in Article
28, the request for Assistance must also include the
a. uraian mengenai harta kekayaan yang dimaksud;
following:
b. lokasi harta kekayaan; dan
a. Description of said assets;
c. bukti-bukti kepemilikan.
b. Location of assets;
(3) Dalam hal permintaan Bantuan tersebut telah memenuhi
c. Certificate of ownership.
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri
dapat meminta Jaksa Agung untuk menindaklanjuti. (3) If the request for Assistance has met requirements
as referred to in paragraph (2), the Minister may
request the Attorney General to follow up the order.
Pasal 52 Article 52
(1) Berdasarkan permintaan Menteri sebagaimana dimaksud (1) Based on the request of the Minister as referred to in
dalam Pasal 51 ayat (3), Jaksa Agung atau pejabat yang Artcle 51 paragraph (3), the Attorney General or
ditunjuk oleh Jaksa Agung mengajukan kepada officials appointed by the Attorney General shall
pengadilan negeri setempat permohonan izin penyitaan submit application for seizure warrant of assets as
atas harta kekayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal referred to in Article 51 to the Local District Court.
51.
(2) After receiving the application as referred to in
(2) Setelah menerima permohonan sebagaimana dimaksud paragraph (1), the local District Court shall:
pada ayat (1), pengadilan negeri setempat:
a. Scrutinize and examine the application dossier
a. meneliti dan memeriksa berkas permohonan along with the attachements thereto;
beserta lampirannya;
b. Issue a seizure warrant; and
b. mengeluarkan surat izin penyitaan; dan
c. Order the Prosecutors’ office to conduct seizure
c. memerintahkan kepada kejaksaan agar
(3) After obtaining a seizure warrant from the District
melaksanakan penyitaan.
MLA Act
memohon kepada pengadilan negeri yang sedang a request to the District Court examining the case to
memeriksa perkara tersebut untuk mempertimbangkan consider the change of request in its decision.
perubahan permintaan dalam putusannya melalui
pengadilan negeri.
Bagian Kesembilan Part Nine
Pembiayaan Financing
Pasal 55 Article 55
Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan permintaan All expenses incurred in the implementation of requests
Bantuan dibebankan kepada Negara Peminta yang meminta for Assistance shall be charged to the Requesting State
Bantuan, kecuali ditentukan lain oleh Negara Peminta dan requesting for the Assistance, unless stipulated otherwise
Negara Diminta. by the Requesting State and the Requested State.
BAB IV CHAPTER IV
KETENTUAN LAIN MISCELLANEOUS PROVISIONS
Pasal 56 Article 56
Pengaturan dalam Undang-Undang ini tidak mengurangi Regulations herein shall not prejudice the implementation
pelaksanaan kerja sama timbal balik dalam masalah pidana yang of mutual cooperation in criminal matters having been
selama ini telah dilakukan melalui wadah International Criminal conducted until now through the International Criminal
Police Organization-INTERPOL. Police Organization-INTERPOL.
Pasal 57 Article 57
Menteri dapat membuat perjanjian atau kesepakatan dengan The Minister may enter into an agreement with a foreign
negara asing untuk mendapatkan penggantian biaya dan bagi state to obtain shares on the seized properties:
hasil dari hasil harta kekayaan yang dirampas:
a. in the foreign state, as the result of an auction taken
a. di negara asing, sebagai hasil dari tindakan yang based on a seizure order requested by the Minister;
dilakukan berdasarkan putusan perampasan atas or
permintaan Menteri; atau
b. in Indonesia, as the result of an auction taken in
b. di Indonesia, sebagai hasil dari tindakan yang dilakukan Indonesia based on a seizure decision requested by
di Indonesia berdasarkan putusan perampasan atas the foreign state.
permintaan negara asing.
Pasal 58 Article 58
(1) Menteri dapat meminta Negara Peminta untuk (1) the Minister may require the Requesting State to
merahasiakan adanya pengajuan permintaan Bantuan, isi keep secret a request for Assistance, the content of
permintaan dan setiap dokumen pendukung lainnya, dan the request and any of its supporting documents, as
adanya pemberian Bantuan atas permintaan Bantuan well as the provision of assistance based on the
tersebut. aforementioned request.
(2) Dalam hal permintaan Bantuan tidak dapat disetujui oleh (2) In the event that the request for Assistance cannot
Negara Peminta tanpa melanggar kerahasiaan maka be approved by the Requesting State without
Menteri dapat memutuskan apakah permintaan itu akan violating the confidentiality, the Minister may
tetap diajukan meskipun melanggar kerahasiaannya. determine whether such request will stand although
it violates the requested confidentiality.
(3) Menteri harus merahasiakan informasi, Keterangan,
Dokumen, atau barang atau alat bukti lainnya yang (3) The Minister shall keep secret information,
diberikan atau diserahkan oleh negara asing, kecuali jika deposition, document, property or other evidence
informasi, Keterangan, Dokumen, atau barang atau alat provided, or delivered by the Foreign State, unless
bukti lainnya tersebut diperlukan untuk pemeriksaan the aforementioned information, depositions,
perkara tindak pidana yang terkait dengan permintaan documents, property or other evidence are required
tersebut. for a criminal case related to the above-mentioned
request.
MLA Act
BAB V CHAPTER V
KETENTUAN PERALIHAN TRANSITIONAL PROVISION
Pasal 59 Article 59
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: By the time this Law comes into effect:
a. semua perjanjian Bantuan yang telah diratifikasi a. all mutual legal assistance treaties having been
sebelum berlakunya Undang-Undang ini dinyatakan signed before the effective date hereof shall remain
tetap berlaku; applicable.
b. semua permohonan Bantuan yang diajukan baik b. All requests for Assistance submitte either based on
berdasarkan perjanjian maupun tidak berdasarkan a treaty or otherwise shall remain be processed
perjanjian, tetap diproses sepanjang tidak insofar as they are not contradictory hereto.
bertentangan dengan Undang-Undang ini.
BAB VI CHAPTER VI
KETENTUAN PENUTUP CLOSING PROVISIONS
Pasal 60 Article 60
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. This Law shall come into effect as from the date of its
promulgation.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-Undang ini dengan For public cognizance, hereby ordering the promulgation
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik of this Law by publishing it in the State Gazette of the
Indonesia. Republic of Indonesia.
Disahkan di Jakarta Promulgated in Jakarta
pada tanggal 3 Maret 2006 On March 3, 2006
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA,
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2006 STATE GAZETTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
NOMOR 18 YEAR 2006 NUMBER 18
MLA Act
II. GENERAL
I. UMUM
The State of the Republic of Indonesia
Negara Republik Indonesia adalah negara
shall be a Rule of Law State based on Pancasila
hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
and the 1945 Constitution of the Republic of
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mendukung dan
Indonesia supporting and guaranteeing legal
menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum
certainty, orderliness and protection based on
yang berintikan keadilan dan kebenaran. Pembangunan
justice and truth. National Law Development is
hukum nasional diarahkan pada terwujudnya sistem hukum
directed to establish national legal system carried
nasional yang dilakukan dengan pembentukan hukum baru
out by creating new law required in the support of
yang dibutuhkan untuk mendukung tugas umum
government general duties and national
pemerintahan dan pembangunan nasional. Produk hukum
development. Said new law product is expected
baru tersebut diharapkan mampu mengamankan dan
capable to secure and promote the
mendukung penyelenggaraan politik luar negeri yang bebas
implementataion of free and active foreign policy
aktif untuk mewujudkan tatanan baru berdasarkan
in order to establish new world order based on
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
independence, abiding peace, and social justice.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
In the development of science and
teknologi terutama perkembangan transportasi, komunikasi,
technology in particular the development of
dan informasi mengakibatkan satu negara dengan negara
transportation, communication and information
lain seakan-akan tanpa batas sehingga perpindahan orang
makes no border between one country to another
atau barang dari satu negara ke negara lain dilakukan
so that people or goods transport from one
dengan mudah dan cepat. Hal ini mengakibatkan pula
country to other country shall be carried out easily
perkembangan kejahatan dan modus operandinya semakin
and rapidly. This also makes the development of
canggih sehingga penanggulangannya diperlukan kerja
criminal activities and their modus operandi is
sama antara negara yang satu dengan negara yang lain.
more sophisticated so that its prevention needs
Kerja sama antarnegara diperlukan untuk cooperation between one country and another.
mempermudah penanganan proses penyidikan, penuntutan,
Mutual legal assistance in criminal matters
dan pemeriksaan di sidang pengadilan atas suatu masalah
beween one country and another occurred both in
pidana yang timbul baik di Negara Peminta maupun Negara
the Requesting Country and the Requested
Diminta.
Country is deemed necessary to ease the process
Untuk memberikan dasar hukum yang kuat of investigation, prosecution and examination
mengenai kerja sama antarnegara dalam bentuk bantuan before the court.
timbal balik dalam masalah pidana diperlukan perangkat
To provide solid legal basis on cooperation
hukum yang dapat dijadikan pedoman bagi Pemerintah
among countries in term of mutual legal
Republik Indonesia untuk membuat perjanjian dan
assistance in criminal matters, a legal framework
melaksanakan permintaan bantuan kerja sama dari negara
is deemed necessary as reference for
asing. Perangkat hukum tersebut berupa undang-undang
Government of the Republic of Indonesia to enter
yang mengatur beberapa asas atau prinsip, prosedur dan
into an agreement and to implement an inquiry of
persyaratan permintaan bantuan, serta proses hukum
cooperation from a foreign country. Said legal
acaranya.
framework shall be prepared in law that stipulates
Asas atau prinsip bantuan timbal balik dalam some principles or basis, procedure and
masalah pidana dalam Undang-Undang ini adalah requirement of an inquiry of assistance, and its
didasarkan pada ketentuan hukum acara pidana, perjanjian criminal procedure.
antarnegara yang dibuat, dan konvensi dan kebiasaan
Principles or basis of mutual legal
internasional. Bantuan timbal balik dalam masalah pidana
assistance in criminal matters in this Law shall be
dapat dilakukan berdasarkan suatu perjanjian dan jika
based on criminal procedure provisions, current
belum ada perjanjian maka bantuan dapat dilakukan atas
bilateral agreement, and international conventions
MLA Act
Pasal 1 Article 1
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Pasal 2 Article 2
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Pasal 3 Article 3
Ayat (1) Paragraph (1)
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Ayat (2) Paragraph (2)
Huruf a Sub-paragraph a
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Huruf b Sub-paragraph b
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Huruf c Sub-paragraph c
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Huruf d Sub-paragraph d
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Huruf e Sub-paragraph e
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Huruf f Sub-paragraph f
MLA Act
Pasal 17 Article 16
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Pasal 18 Article 17
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Article 18
Pasal 19 Sufficiently clear.
Huruf a Article 19
Yang dimaksud dengan “pemblokiran” Sub-paragraph a
dalam ketentuan ini juga dikenal sebagai
“Pemblokiran” in this provision shall also
freezing atau restrain.
be known as freezing or restrain.
Huruf b
Sub-paragraph b
Yang dimaksud dengan “penggeledahan”
“Penggeledahan” in this provision shall
dalam ketentuan ini juga dikenal sebagai
also be known as search.
search.
Sub-paragraph c
Huruf c
“Penyitaan” in this provision
Yang dimaksud dengan “penyitaan” dalam
shall be known as a seizure.
ketentuan ini juga dikenal sebagai seizure.
Sub-paragraph d
Huruf d
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 20
Pasal 20
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 21
Pasal 21
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 22
Pasal 22
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 23
Pasal 23
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 24
Pasal 24
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 25
Pasal 25
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 26
Pasal 26
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 27
Pasal 27
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 28
Pasal 28
Paragraph (1)
Ayat (1)
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Paragraph (2)
Ayat (2)
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Paragraph (3)
Ayat (3)
MLA Act
Pasal 37 Article 36
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Pasal 38 Article 37
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Pasal 39 Article 38
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Pasal 40 Article 39
Cukup jelas. Sufficiently clear.
Pasal 41 Article 40
Ayat (1) Sufficiently clear.
Yang dimaksud dengan “penyitaan” Article 41
termasuk pemblokiran (freezing atau
Paragraph (1)
restrain)
“Penyitaan” shall include
Ayat (2)
freezing or restrain.
Cukup jelas.
Paragraph (2)
Ayat (3)
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Paragraph (3)
Ayat (4)
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Paragraph (4)
Pasal 42
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 42
Pasal 43
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 43
Pasal 44
Sufficiently clear.
Cukup jelas.
Article 44
Pasal 45
Sufficiently clear.
Ayat (1)
Article 45
Yang dimaksud dengan “penyitaan”
Paragraph (1)
adalah termasuk juga penyitaan atas
bukti kepemilikan atau surat-surat yang “seizure” shall also include a seizure
berkaitan dengan barang, benda atau of ownership evidence or documents
harta kekayaan tersebut. relevant to said goods, objects or
assets.
Ayat (2)
Paragraph (2)
Cukup jelas.
Sufficiently clear.
Ayat (3)
Paragraph (3)
Cukup jelas.
Sufficiently clear.
Ayat (4)
Paragraph (4)
Cukup jelas.
Sufficiently clear.
Pasal 46
Article 46
Cukup jelas.
Sufficiently clear.
Pasal 47
Article 47
MLA Act