*Tumor di cerebelum
- Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan
cepat
terjadi disertai dengan papil udem.
Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi
menggunakan oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya
batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan
pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak
terputus- putus.Untuk mengetahui gambaran edema papil
seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil normal
terlebih dahulu.Pe- nyebab edema papil ini masih diperdebatkan,
tapi diduga akibat penekanan terhadap vena sentralis
retinae.Biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau
pembesarannya menckan jalan aliran likuor sehingga
mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrosefalus.
- Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan
spasme dari otot-otot servikal
*Tumor fossa posterior
- Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah
disertai
dengan nistagmus, biasanya merupakan gejala awal dari
medulloblastoma.
Penekanan pada otak bisa menyebabkan perubahan kepribadian
dan menyebabkan penderita merasa mengantuk, linglung dan tidak
mampu berfikir. (7)
Tumor Pinealis
Kelenjar pinealis terletak di pertengahan otak, yang berfungsi mengatur
jam biologis tubuh, terutama pada siklus normal diantara bangun dan tidur.
Tumor pinealis atipikal (tumor sel germ) paling sering terjadi pada masa
12
CT SCAN
4. Komposisi tumor.
5. Konfigurasi tumor.
Tepi yang rata biasanya suatu tumor jinak, sedangkan tepi yang ireguler
dan berbatas tidak tegas biasanya suatu tumor ganas.
6. Multiplikasi.
Multiplikasi suatu tumor intraaksial biasanya suatu metastasis.
I. NEOPLASMA SUPRATENTORIAL
A. MENINGIOMA
Pada umumnya terjadi di daerah yang banyak mengandung granulatio
arakhnoid yaitu zona parasagital, falk, lengkung serebral, sphenoid ridge
dan celah olfaktorius, Berlokasi ekstra- serebral (ekstraaksial) dan
berkapsel.Gambaran histologinya jinak dan biasanya tidak residif sesudah
ekstirpasi bedah yang lengkap.CT dapat mendeteksi meningioma yang kecil
5 – 7 mm dan biasanya tumor-tumor ini ditemukan secara kebetulan.
Gambaran CT :
Meningioma mempunyai gambaran yang agak khas tetapi tidak cukup
spesifik apabila diagnosis tanpa dilengkapi pe- meriksaan angiografi dan
eksplorasi bedah.Angiografi penting untuk menentukan suplai pembuluh
darah ke meningiomanyadan untuk menilai efek di sekitar struktur arteri dan
venanya.
CT tanpa kontras :
Kebanyakan meningioma memperlihatkan lesi hiperdens yang homogen
atau berbintik-bintik, bentuknya reguler dan berbatas tegas.Bagian yang
hiperdens dapat memperlihatkan gambaran psammomatous calcifications.
Kadang-kadang meningioma memperlihatkan komponen hipodens yang
prominen apabila disertai dengan komponen kistik, nckrosis, dcgencrasi
lipomatous atau rongga-rongga CSF yang loculated.
Sepertiga dari meningioma memperlihatkan gambaran isodens yang
biasanya dapat dilihat berbeda dari jaringan pa- renkim di sekitamya dan,
hampir semua lesi-lesi isodens ini menyebabkan efck masa yang bermakna.
CT dengan kontras :
17
B. GLIOMA
atau
bentukserpiginous.
Gambaran CT suatu lesi dapat berubah dengan
meningginyaenhancement kontras pada pemeriksaan
berikutnya.Diagnosis pasti hanya dapat ditentukan secara biopsi dan
tidak diketahui mengapa resolusi spontan dari keadaan ini dapat
terjadi.Diagnosis gliosis hanya dapat ditentukan secara bedah atau
nekropsi patologis.
2. Sarkoma Sel Retikulum
Neoplasma ini biasanya terjadi pada penderita-penderita
dengan kelainan imunologi, dapat berupa lesi yang tunggal atau ganda,
berlokasi khas pada basal ganglia, talamus, korpus kalosum,
periventrikuler pada substansia alba dan vermis serebeli.
Gambaran CT :
Berupa lesi-lesi iso atau hiperdens, non-kalsifikasi dan dengan
enhancement noduler yang homogen.
3. Ependimoma
Ependimoma pada hemisferium serebri dapat memperlihatkan
gambaran kistik atau kalsifikasi. Biasanya memperlihatkan
enhancement kontras dengan densitas yang komplek, dan tidak dapat
dibedakan dari glioma yang lain.
4. Oligodendroglioma
Biasanya berlokasi di dalam hemisferium serebri.Tandapatologi yang
sangat khas adalah perkapuran peritumoral yang padat.
Gambaran CT :
Perkapuran di bagian perifer, linear atau pola globuler yang padat.Dapat
mempunyai gambaran hipodens di bagian sentral yang merupakan
nekrosis sentral, pembentukan kista atau degenerasi mukoid
gelatinosa.Oligodendroglioma biasanya memperlihatkan enhancement
yang lemah.Apabila ada perubahan anaplastik, maka enhancement
kontras yang intensif dapat terlihat. (2,3,4)
22
2.9. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai
menderita tumor otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
neurologik yang teliti, adapun pemeriksaan penunjang yang dapat
membantu yaitu CT-Scan dan MRI. Dari anamnesis kita dapat mengetahui
gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan
gejala-gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada tidaknya nyeri
kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik
neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan
deficit lapangan pandang. (6)
2.10. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita
tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual (7)
2.12. Prognosis
23
2.13. Terapi
Pengobatan tumor otak akan mencapai suatu hasil yang baik, bila hal itu
didasarkan pemeriksaan histopatologi yang dibuat sebelumnya. Biasanya
ahli bedah saraf atau ahli radioterapi menentukan pengobatan yang terbaik
bagi pasiennya berdasarkan basil pemeriksaan histopatologi; tapi
kenyataannya tindakan untuk mengambil contoh jaringan sering mendapat
kesulitan-kesulitan. Terlebih bila tindakan biopsi tersebut harus melewati
daerah penting seperti area motorik, juga bila dijumpai penyulit lain
seperti peningkatan tekanan di dalam kepala, atau pada lesi yang banyak
mengandung pembuluh darah.
anak-anak), terlebih pada pasien dengan risiko tinggi, seperti usia lanjut,
hipertensi dan sebagainya. Keuntungan lain ialah masa perawatan dan
masa operasinya singkat, lapangan operasinya Icbih kecil, serta biayanya
relatif lebih murah. Sedangkan pada open surgery, orientasi ahli bedah
akan berkurang dengan makin dalamnya letak tumor di bawah cortex,
dengan risiko tidak menemukan tumomya dan bahkan merusak susunan
saraf.
Sebagian ahli bedah saraf memilih open surgery daripada tindakan
stereotaktik pada Icsi-lesi sebagai berikut :
o Adenoma kistik
o Kista hipofisis non ncoplastik
o Abses intrasellar
o Tubereulous atau non tubereolous granuloma cell cysto-
blastoma
o Pituisitoma
o Ancurisma intrasellar
o Hemangioma kavcrnosa hipofisis
o Pelebaran sella tursika karena dilatasi bagian anterior
ventrikel ketiga
o Empty sella syndrome
BIOPSI STEREOTAKTIK
Instrumen untuk biopsi stereotaktik ada beberapa macam, tapi yang paling
populer ialah forsep yang mempunyai cup 1 mm atau side window canule.
Morbiditas dan mortalitas prosedur biopsi stereotaktik rendah,
morbiditasnya 4% dari 83 kasus (Appuso dan Sabshin). Menurut Lunsford
dan Martinez dari 98 kasusnya tidak ada yang mengalami komplikasi,
sedangkan PJ Kelly melaporkan dari 424 kasus, 2 pasien mengalami
defisit neurologi dan satu meninggal. Pemeriksaan dengan cara ini
menurut dia mempunyai nilai diagnostik yang tinggi (98%).
Aspirasi kista koloidal dapat dikerjakan secara stereotaktik. Hal ini dapat
digunakan untuk terapi paliatif pada pasien-pasien dengan keadaan umum
yang buruk, di mana tindakan kraniotomi tidak mungkin dikerjakan. Juga
dapat dikerjakan untuk pencegahan reakumulasi kista seperti pada
kraniopharingioma dan glioma dengan menyuntikkan beta-emitting
colloid.
INTERSTITIAL IRRADIATION
Penetrasi iradiasi ke dalam dinding kista hanya 600-900 um. Konsep
implantasi interstitial pada brachyterapi secara stereotaktik telah dikenal
lcbih dari 20 tahun yang lalu. Sumber-sumber radionuklid menghasilkan
distribusi yang isodose, dan dosis radiasi yang tinggi dapat diberikan pada
tumor, sedangkan efek radiasi pada jaringan otak sekitarnya minimal. Saat
ini yang sering dipakai di Bedah Saraf untuk radiasi interstitial ialah
125iodine dan 192iridium. Ada dua cara radiasi interstitial :
1) Implantasi permanen dari sumber-sumber spesifik dengan aktivitas
rendah.
2) Implantasi sementara dari sumber-sumber spesifik dengan aktivitas
yang tinggi, dan setelah radiasi selesai, sumber tersebut disingkirkan. (10)
PROSEDUR OPERASI
Tindakan operasi stereotaktik dilakukan dengan anestesi lokal kecuali pada
anak-anak. Tindakan ini morbiditas dan mortal itasnya sangat rendah. Lesi
di daerah pons dan brakhium pontin merupakan tantangan bagi ahli bedah
saraf, karena sulitnya prosedur diagnostik; dan tindakan operasinya
berdasarkan perkiraan gambaran CT Scan dan MRI, tanpa contoh jaringan
PA. Dalam hal ini penatalaksanaan dan pengobatan pasiennya tidak
adekuat karena tidak berdasarkan pemeriksaan histologi.
Tindakan operasi di daerah pons dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Suboccipital approach melalui ventrikel ke empat
2) Approach melalui suboccipital retromastoid
Kraniotomi melalui cerebellopontine angle
26
OPERASI
Pencntuan tindakan konservatif daripada tindakan operatif
dipertimbangkan bila ditunjang salah satu atau lebih dari hal-hal sebagai
berikut :
1) Daerah tersebut relatif sukar dicapai.
2) Menurut statistik jenis tumor tersebut sering terdapat pada daerah
tersebut.
3) Sering terjadi kesulitan reseksi tumor-tumor tersebut dan pengobatan
paliatif tidak ada manfaatnya.
4) Menurut statistik lesi-lesi tersebut dapat diobati dengan radiasi paliatif.
Teknik radiasi seluruh otak (So; whole brain) serta sebagian otak
(parsial) atau hanya lokal pada lesi yang tampak, sampai saat ini masih
tetap kontroversial.
Efek samping yang terjadi tentunya sangat tergantung pada daerah-
daerah yang dilintasi oleh sinar pengion yakni kulit, subkutis, tulang
tengkorak, telinga, tulang sendi tempormandibular. Terjadinya cedera
akibat radiasi meliputi proliferasi intima vaskuler dan demielinisasi.
Pada kulit terjadi epilasi rambut setelah dosis 3000 cGy dan pada
umumnya bersifat reversibel, kecuali apabila dosis lebih dari 5000
cGy. Kerontokan rambut ini seringkali merupakan salah satu efek
samping yang ditakuti pasien terlebih pasien wanita. Eritema dan
deskuamasi kulit merupakan gejala ringan lain yang biasanya tidak
diperhatikan oleh pasien. Udema jaringan otak merupakan salah satu
efek samping akut radiasi yang tentunya akan memperburuk keadaan
klinis pasien. Nekrosis radiasi merupakan komplikasi yang seringkali
dilaporkan oleh berbagai peneliti, meskipun frekuensi terjadinya tidak
terlalu tinggi.
4. Khemoterapi
Kemoterapi hanya sedikit bermanfaat dalam treatment pasien dengan
malignant glioma. Kemoterapi tidak memperpanjang rata-rata
pertahanan semua pasien tetapi sebuah subgroup tertentu nampaknya
bertahan lebih lama dengan penambahan kemoterapi dan radioterapi.
Kemoterapi juga tidak berperan banyak dalam pengobatan pasien
dengan lowgrade astrocytoma. Sebaliknya, kemoterapi disarankan
untuk pengobatan pasien dengan oligodendroglioma.
5. Immunoterapi
Imunoterapi merupakan pengobatan baru yang masih perlu diteliti
lebih lanjut. Dasar pemikiran bahwa sistem imun dapat menolak
tumor, khususnya allograft, telah didemonstrasikan lebih dari 50 tahun
yang lalu. Hal itu hanya sebuah contoh bagaimana sistem imun dapat
29
a. Gangguan Lokomotor
Penyebab gangguan lokomotor yang paling umum adalah
hemiplegia motorik akibat gangguan pembuluh darah atau
paraplegia dan quadriplegia akibat penekanan pada sumsum tulang
belakang atau penyakit demyelinasi; masalah tersebut akan
30
f. Stereognosis
g. Bentuk persepsi dsb.
Untuk mengatasi gangguan sensorik ini perlu latihan berulang-
ulang setiap rangsangan untuk memulihkan fungsi anggota gerak
misalnya untuk berdiri, jalan, ADL memasang kancing baju, sikat
gigi, makan dengan garpu dan sebagainya. Variasi rangsangan bisa
diberikan melalui permainan dengan bahan berlainan misalnya
balok-balok kayu, plastik dan tanah fiat. Latihan secara bertahap
dari ringan sampai berat sesuai dengan kemampuan yang telah
dicapai.
f. Gangguan kejiwaan
Gangguan kejiwaan yang timbul akan sangat menghambat usaha-usaha
rehabilitasi pemulihan fungsi-fungsi tubuh. Akibat kerusakan otak bisa timbul
hilangnya intelek, perubahan kepribadian dan jadi agresif. Perlu pemeriksaan dan
evaluasi oleh psikiater. Depresi, cemas, kelelahan berlebihan, konsentrasi pikiran
yang rendah dan kurangnya ingatan bisa karena defisit neurologik tetapi belum
tentu karena kerusakan otak. Gambaran gangguan jiwa dapat diobati sehingga
penderita dapat diubah keadaannya, program rehabilitasi dapat dimulai. (4)
DAFTAR PUSTAKA
1. Black PB. Brain tumor, review article. The NEJM 1991 (324):1471-
1472
2. Clar HE et al. Classification otot-otot tumor in the sellar using CT and
Enchenphatomography. Neuro chir 1979 (22):153-157
3. Ramsey RG. Neuroradiology with computed tomography.
Philadelphia:WB, Sounders, 1981
4. Weisberg MD et al. Cerebral computed tomography, a text atlas.
Philadelphia:WB, Sounders, 1984
5. Youmans JR. Neurological surgery. Philadelphia:WB Sounders, 1990,
2967-2981
6. Harsono, Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1999 : 201 – 207
34