Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

ACARA I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

Disusun Oleh:

Nama : Hittah Murniati

NPM : E1K020020

Prodi : Proteksi Tanaman

Kelompok :-

Hari/Tanggal : Senin, 19 Oktober 2020

Dosen : 1. Agustin Zarkani,SP, MSi.,Ph.D.


2. Dra. Devi Silsia, M.Si.
Ko-Ass : 1.
Objek Pratikum : ALAT-ALAT LABORATORIUM

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat dimana praktikan, dosen, maupun seorang peneliti


melakukan percobaan. Pengguna laboratorium harus mengenal dan mengetahui alat-alat
yang di gunakan dalam laboratorium, hal ini di maksudkan agar praktikan tidak salah
dalam penggunaan alat dan bahan di dalam laboratorium (Usman, 2015).
Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat – alat
tersebut dengan tepat pada saat sebelum dimulainya praktikum secara aktif. Sehingga
tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari
kesalahan praktikan. Selain itu, pengenalan alat ini sangat penting demi kelancaran
praktikum kita selanjutnya. Dalam sebuah praktikum, tentu saja praktikan tidak dapat
secara langsung menggunakan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum tersebut
tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk menggunakannya
(Arista, 2015).
Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun
sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit
kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena
ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah
digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau sampel,
meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh
digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur
percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk
praktikum tersebut (Abdullah, 2014).
Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan peralatan
laboratorium, maka praktikum pengenalan alat laboratorium dirasa penting agar setiap
praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa terjadi hal
– hal yang tidak di inginkan (Prayogo, 2015).
1.2 Tujuan

Pengenalan Alat-alat Laboratorium

Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus


mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa
digunakan dalam laboratorium kimia.. Selain itu juga harus tahu cara menggunakannya
dengan teknik dan prosedur yang benar. Walaupun mungkin sudah mengenal alat yang
sejenis, tetapi perlu diingat bahwa tiap- tiap alat terkadang mempunyai prosedur yang
telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Untuk memudahkan mengenal alat kimia,
digunakan pengelompokkan yang umum dipakai yaitu peralatan gelas dan peralatan
non gelas. Setelah mengenal jenis-jenis peralatan, maka praktikan perlu mencoba untuk
menggunakannya.
Peralatan Gelas. Hampir semua eksperimen dengan bahan kimia dilakukan
menggunakan peralatan gelas. Gelas memiliki banyak keuntungan dalam eksperimen
kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat menyajikan pengamatan
visual selama reaksi berlangsung. Tetapi gelas dapat mudah pecah dan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan. Luka terpotong atau tergores dari pecahan
peralatan gelas merupakan salah satu luka yang sangat sering terjadi di laboratorium.
Peralatan non gelas. Selain alat-alat yang terbuat dari gelas banyak juga
peralatan di laboratorium kimia yang terbuat dari bahan non gelas. Peralatan tersebut
antara lain rak tabung reaksi, penjepit tabung, statif beserta klem dan lain-lain.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu kimia adalah salah satu ilmu yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengalaman di laboratorium, sehingga merupakan hal yang penting bagi setiap mahasiswa
untuk mengetahui dan memahami praktik-praktik di laboratorium serta dapat menggunakan
alat-alat praktikum secara benar.
            Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada
dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam
melakukan pengukuran dan perhitungan. Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang
aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium
yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja
dengan aman, produktif, dan efesien (Roeswati, 2004).
   Laboratorium (Lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Untuk mengadakan percobaan,
penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia dan biologi atau
bidang ilmu lain. Pengertian lain Pengertian lain dari laboratorium ialah suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu
ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain. Berdasarkan
definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan
percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau
bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti
kebun dan lain-lain (wanmustafa, 2011).
   Bagaimana mengunakan alat tersebut agar tidak terjadi salah penggunaan dan
pemakainnya.Alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya seperti alat yang harus
seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus mensterilkan tangan kita. Jika
tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu penelitian dan tentunya akan berdampak pada
hasil penelitian tersebut. Perhatian terhadap penggunaan alat laboratorium harus diperhatikan
guna keselamatan dan keberhasilan kerja atau penelitian. Dalam praktikum pengenalan alat-
alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan
spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-
bahandari mikrobia yang tidak diinginkan (Anonim,2016).
Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan
atau alat lain dari mikroba yang tidak diinginkan.Pada umumnya kegiatan praktek laboratium
diarahkan pada upaya, supaya mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau
membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau
buku teks.Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah
mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang
membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnya dari data
empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai
kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat
dibuktikan secara langsung, prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya
dengan jumlah percobaan yangterbatas yang dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan alat
yang digunakan,keterampilan yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas
generalisasi,merupakan keterbatasan percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang
hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data
mentah hasil percobaan.Maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat dibutuhkan
dalam proses penelitian (Anonim,2016).
Ilmu kimia sangat bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh, kimiawan
menggunakan pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk
mempelajari perubahan yang terjadi dalam suatu percobaan. Peralatan laboratorium yang
biasa digunakan untuk pengukuran yaitu buret, pipet, tabung volumetrik, labu ukur untuk
mengukur volume, timbangan untuk mengukur massa, dan termometer untuk mengukur
suhu. Alat-alat ini dapat mengukur sifat-sifat makroskopik yang dapat ditentukan secara
langsung. Sifat-sifat makroskopik yaitu pada tingkat atom harus ditentukan dengan metode
tidak langsung (chang, 2005).
BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Cara Kerja

Alat

1. Gelas Piala 19. Corong


2. Erlemeyer 20. Rak Tabung Reaksi
3. Labu Ukur 21. Penjepit Tabung Reaksi
4. Petridish 22. Statif dan Klem
5. Gelas Ukur 23. Sikat Tabung Reaksi
6. Kaca Arloji 24. Segitiga
7. Tabung Reaksi 25. Bola Hisap
8. Cawan Penguap 26. Lampu Spiritus
9. Motral 27. Bunsen
10. Krush 28. Kaki Tiga
11. Pipet Tetes 29. Botol Semprot
12. Pipet Volum 30. Kawat Kasa
13. Pipet Gondok 31. Klem Utilitas
14. Batang Pengaduk 32. Oven
15. Sudip 33. Tanur
16. Corong Pisah 34. Hot Plate
17. Desikator 35. Timbangan Analitis
18. Buret

Cara Kerja

1. Gelas Piala
 Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara
tidak teliti.

2. Erlemeyer
Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan
pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan
untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.

3. Labu Ukur
Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur
larutan secara teliti.

4. Petridish
Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika meletakkan, tidak menekan terlalu kuat
karena akan menyebabkan pecahnya media kultur.
Setelah tahap meletakkan mikroorganisme selesai, maka cawan petri selanjutnya
ditutup dan ditempatkan pada suhu sekitar 37ºC selama beberapa hari dan dibiarkan
tumbuh.

5. Gelas Ukur
Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.

6. Kaca Arloji
 Wadah penimbangan zat padat.

7. Tabung Reaksi
Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk meletakkan
sampel (darah).

8. Cawan Penguap
Simpan zat tersebut pada cawan lalu panaskan cawan sampai terdapat
endapan. Larutan dimasukkan ke dalam plat tetes yang akan ditentukan pH larutanya.
Pipa kapiler dimasukkan pada zat yang akan ditentukan titik lelehnya. Tekan penekan
pada penjepit kemudian jepitkan pada tabung reaksi.

9. Mortal
Menumbuk obat-obatan.
10. Krush
Praktikum analisis laboratorium sehari – hari untuk pengabuan zat pada analisis
gravimetri.

11. Pipet Tetes


Menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.

12. Pipet Volum


Memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam perhitungan pada
penetapan kadar.

13. Pipet Gondok


Memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama.

14. Batang Pengaduk


Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.

15. Sudip
Cara menggunakannya sama seperti mengaduk larutan menggunakan sendok biasa.

16. Corong Pisah


Mengekstraksi zat cair dengan zat cair.

17. Desikator
 Buka tutup desikator dengan cara menggeser tutupnya kesamping
 Menaruh silika gel di bawah
 Menaruh saringan yang terbuat dari porselin
 Menaruh median di atas saringan, Sebelum menutup oleskan sedikit vaselin di
bibir tutup
 Menutup kembali tutup desikator sama seperti saat membukanya,
 Atur kran dan usahakan tidak ada udara di dalam desikator
18. Buret
Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum
titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena
menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.

19. Corong
Membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil.

20. Rak Tabung Reaksi


Tabung reaksi dimasukkan dalam lubang tabung sesuai ukurannya.

21. Penjepit Tabung Reaksi


Tekan penekan pada penjepit kemudian jepitkan pada tabung reaksi
22. Statif dan Klem
Letakkan statif pada bidang datar lalu bagian atasnya dipasangkan klem sebagai
penyangga buret.

23. Sikat Tabung Reaksi


Hal pertama yang dilakukan adalah menekan pada penekan penjepit yang berada di
samping pegas, kemudian jepitkan pada tabung reaksi.

24. Segitiga
 Cara kerja alat ini adalah dengan meletakkan alat pembakar di bawah kaki tiga
seperti pembakar Bunsen dan meletakkan peralatan gelas diatasnya, tetapi
diantara kedua alat tersebut harus dipasang kawat kasa di atas kaki tiga.
 Jika penjepit terasa longgar, dapat diperbaiki segera dan digunakan kembali.
Memegang tabung reaksi harus menggunakan alat ini, agar tangan tidak terkena
dampak panas dari tabung karena tabung akan dibakar langsung di atas api.

25. Bola Hisap


 Hubungkan bola isap dengan pipet.
 Pencet/tekan huruf A pada bola isap dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk, lalu jari tengah, ...
 Masukkan ujung pipet kedalam gelas kimia yang berisi larutan.
 Pencet/tekan huruf S pada bola isap dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk, untuk menghisap.

26. Lampu Spiritus


Buka tutup, lalu sulut dengan api. Cara mematikannya hanya dengan memasang
tutupnya.

27. Bunsen
 Sebelum kamu menggunakan bunsen pastikan lubang udara pada bunsen
ditutup dengan cara memutar collar untuk menutup lubang udara.
 Tutup Katup Pasokan Lokal dengan Memutar Pegangan dan Pastikan Saluran
Gas aktif
 Tutup Katup Jarum di Bagian Bawah Alat Pembakar
 Buka Katup Pasokan Lokal dengan Memutar Pegangan
 Buka Katup Jarum di Bagian Bawah Alat Pembakar Hingga Terdengar Desis
Gas
 Letakkan Nyala Api Di Bagian Atas Tabung
 Nyalakan Keran Gas Secara Perlahan untuk Mengatur Api

28. Kaki Tiga


Sebagai penyangga untuk melakukan pemanasan, Letakkan Bunsen dibawahnya dan
kawat kasa di atasnya untuk mlakukan pemanasan.

29. Botol Semprot


Menekan badan botol sampai airnya keluar.

30. Kawat Kasa


Letakkan kawat kasa di atas kaki tiga sebagai alas.

31. Klem Utilitas


Caranya hanya menekan hendel pada klem utilitas setelah ukurannya pas maka di
kunci dengantitik tombol yang ada di samping hendel.
32. Oven
 Pertama, hubungkan oven dengan sumber listrik.
 Tekanlah tombol “ON” dan tunggu beberapa saat hingga display menyala
 Anda bisa menyesuaikan timer sesuai dengan kebutuhan
 Jangan langsung menggunakan oven, namun tunggulah hingga suhu dalam oven
sesuai dengan yang anda butuhkan
 Letakkan sampel atau alat yang ingin diproses dalam oven kemudian tunggulah
hingga proses pengovenan selesai
 Jika telah selesai digunakan matikan oven dengan cara menekan tombol “OFF”
dan tunggulah hingga display mati.

33. Tanur
 Pastikan kabel listrik terhubung dengan sumber listrik
 Buka pintu oven
 Masukkan bahan yang akan dioven kedalam oven dan tutup pintu
 oven
 Set (atur) temperatur oven sesuai yang diinginkan
 Setelah proses, matikan oven dan biarkan sementara hingga suhu
 kamar
 Buka pintu oven dan keluarkan bahan dari dalam oven
 Pastikan kabel listrik tidak terhubung lagi dengan sumber listrik

34. Hot Plate


 Pastikan hot plate sudah tersambung pada sumber daya listrik.
 Timbang bahan kimia yang akan dilarutkan dengan menggunakan timbangan
analitik.
 Masukkan bahan kimia tersebut ke dalam gelas kimia atau tabung erlenmeyer.
 Tambahkan sejumlah pelarut ke dalamnya, seperti aquades.
 Letakkan gelas kimia tersebut di atas hot plate.
 Nyalakan tombol ON pada hot plate dan atur suhunya agar bahan melarut.
 Masukkan batang pengaduk dan atur kecepatan adukan.
35. Timbangan Analitis
Cara kerja neraca analitik digital

BAB IV HASIL PENGAMATAN

PERALATAN GELAS
No Nama dan Gambar Alat Fungsi
1 Gelas Piala  Tempat untuk menyimpan larutan
 Untuk memanaskan larutan kimia

2 Erlemeyer  Tempat mereaksikan zat atau mencampurkan zat


 Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi

3 Labu Ukur  Pengenceran larutan


 Pembuatan larutan

4 Petridish Mengembangbiakkan mikroba.

5 Gelas Ukur  Gelas ukur juga dapat digunakan untuk merendam


pipet dalam asam pencuci
 Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah,
maka gelas ukur tersebut juga bisa digunakan
untuk melarutkan zat sampai volume tertentu.
6 Kaca Arloji  Tempat Menimbang Bahan Kimia.
 Penutup Gelas Beaker
 Tempat Mengeringkan Bahan
 Menguapkan Zat Cair dalam Jumlah Kecil
7 Tabung Reaksi  Sebagai sebuah wadah untuk menampung reaksi
kimia dalam skala medium.
 Untuk melakukan percobaan reaksi kimia dalam
skala kecil.
 Sebagai wadah untuk perkembangbiakan
mikroorganisme dalam media cair.

8 Cawan Penguap adalah untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi,


mengabukan kertas saring, menguraikan endapan dalam
gravimetric sehingga menjadi bentuk stabil.

9 Mortal Alat yang digunakan untuk menghancurkan suatu bahan


atau sample seperti daun, akar, seedling, biji, dan lain-
lain, untuk tujuan isolasi DNA, RNA, atau protein.
10 Krush Umumnya digunakan untuk membakar / mengarangkan /
mengabungkan zat pada analisis gravimetri.

11 Pipet Tetes  memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah


lainnya.

12 Pipet Volum Digunakan untuk mengambil, memindahkan atau


memipet sejumlah volume secara tidak teliti.

13 Pipet Gondok  Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai


dengan ukuran pipet gondok.
 Memipet atau memindahkan volume cairan
dengan teliti.
14 Batang Pengaduk  Mengaduk Larutan
 Pemisahan Secara Dekantasi
 Membuat Larutan dari Zat Padat
 Rekristalisasi

15 Sudip Adalah alat bantu yang digunakan untuk menjepit suatu


tabung reaksi ketika seseorang ingin mengangkat atau
memindahkannya.
16 Corong pisah adalah Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan
dengan ketelitian yang tinggi. Selain itu juga untuk
memisahkan dua cairan yang tidak bercampur karena
kepolarannya yang berbeda.
17 Desikator Menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan
mengeringkan zat-zat dalam laboratrium.

18 Buret Digunakan untuk titrasi tetapi dalam keadaan tertentu


dapat pula digunakan untuk mengukur volume suatu
larutan.
19 Corong  Alat untuk memindahkan atau memasukkan cairan
atau larutan dari satu tempat ke tempat yang lain
yang mempunyai mulut kecil, seperti botol, labu
ukur, atau buret.
 Alat untuk membantu dalam proses penyaringan
suatu larutan, dengan terlebih dahulu melapisi
bagian atasnya dengan kertas saring.

20 Rak Tabung Reaksi Fungsi rak tabung reaksi yaitu sebagai tempat untuk
meletakkan tabung reaksi yang berjumlah banyak. Rak
tabung ini di buat dari bahan dasar kayu yang berukuran
35x7cm dan dapat menyimpan sebanyak 24 tabung reaksi.

21 Penjepit Tabung Reaksi Penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu dan digunakan
untuk menjepit tabung reaksi disaat proses pemanasan.
Atau bisa juga digunakan untuk mengambil kertas saring
dan benda-benda lab lain disaat kondisi alat tersebut
panas.
22 Statif dan Klem Kedua alat ini berfungsi untuk membantu kita memegang alat kimia
tertentu dalam suatu proses kimia.
Terkadang proses kimia membutuhkan waktu yang lama atau
pemanasan dengan suhu tinggi sehingga tidak memungkinkan kita
untuk memegang alat tersebut dengan tangan.
23 Sikat Tabung Reaksi sikat tabung reaksi ini adalah membersihkan tabung
reaksi, gelas ukur, labu ukur dan lain-lain setelah
digunakan.
24 Segitiga Adalah yang digunakan sebagai penyangga atau penahan
wadah seperti menahan krus saat proses pemanasan api
langsung.
25 Bola Hisap digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan.
Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk
menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate)
dan mengosongkan (empty).
26 Lampu Spiritus  membakar larutan agar suhunya meningkat, untuk
meningkatkan laju reaksi sehingga lebih cepat.  
 memanaskan untuk menguapkan larutan.

27 Bunsen  biasanya digunakan untuk menguji sampel apakah


mengandung alkali/alkali tanah atau tidak.
 Sampel yang akan diuji tersebut dibakar dengan
nyala api yang konstan selama beberapa waktu
tertentu.
 Apabila sampel tersebut mengandung logam,
maka akan memberikan warna pijar yang berbeda-
beda.
28 Kaki Tiga Kaki tiga sebagai tempat untuk membantu menyangga
saat melakukan proses pemanasan dengan pembakar
spiritus.

29 Botol Semprot Fungsi untuk menyimpan aquades dan digunakan untuk


mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut
dalam air.

30 Kawat Kasa Alas atau untuk menahan labu pada waktu pemanasan
priritus atau pemanas Bunsen.

31 Klem Utilitas Adalah alat yang digunakan untuk menjepit alat kimia
yang berukuran besar.
32 Oven Adalah alat yang digunakan untuk menetralisasi alat-alat
laboratorium.

33 Tanur  Mengabukan atau mengarangkan suatu zat


 Menentukan kadar C-organik pada pupuk organik
dengan cara pengabuan

34 Hot Plate Memanaskan dan menghomogenkan suatu larutan dengan


pengadukkan.

35 Timbangan Analitis Menimbang sampel atau bahan kimia yang akan


digunakan

BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan paktikum yang telah dilakukan, praktikan mengetahui nama,
fungsi, dan cara menggunakan alat-alat laboratorium seperti Gelas Piala adalah Wadah
larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti.
Erlemeyer adalah Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi
dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan
untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah. Labu Ukur yaitu Labu ukur memiliki
ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti. Petridish
Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika meletakkan, tidak menekan terlalu kuat karena
akan menyebabkan pecahnya media kultur. Setelah tahap meletakkan mikroorganisme
selesai, maka cawan petri selanjutnya ditutup dan ditempatkan pada suhu sekitar 37ºC selama
beberapa hari dan dibiarkan tumbuh. Gelas Ukur adalah Mengukur cairan secara tidak teliti
dan tidak masuk dalam perhitungan. Kaca Arloji  Wadah penimbangan zat padat. Tabung
Reaksi Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk meletakkan
sampel (darah). Cawan Penguap Simpan zat tersebut pada cawan lalu panaskan cawan
sampai terdapat endapan. Larutan dimasukkan ke dalam plat tetes yang akan ditentukan pH
larutanya. Pipa kapiler dimasukkan pada zat yang akan ditentukan titik lelehnya. Tekan
penekan pada penjepit kemudian jepitkan pada tabung reaksi. Mortal Menumbuk obat-
obatan. Krush adalah Praktikum analisis laboratorium sehari – hari untuk pengabuan zat pada
analisis gravimetri. Pipet Tetes Menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
Pipet Volum Memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam perhitungan pada
penetapan kadar. Pipet Gondok Memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau
seksama. Batang Pengaduk Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.Sudip Cara
menggunakannya sama seperti mengaduk larutan menggunakan sendok biasa. Corong Pisah
Mengekstraksi zat cair dengan zat cair. Desikator Buka tutup desikator dengan cara
menggeser tutupnya kesamping, Menaruh silika gel di bawah, Menaruh saringan yang terbuat
dari porselin, Menaruh median di atas saringan, Sebelum menutup oleskan sedikit vaselin di
bibir tutup, Menutup kembali tutup desikator sama seperti saat membukanya, Atur kran dan
usahakan tidak ada udara di dalam desikator Buret adalah Buret harus bersih, kering dan
bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung
udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi. Corong
Membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil. Rak Tabung
Reaksi Tabung reaksi dimasukkan dalam lubang tabung sesuai ukurannya. Penjepit Tabung
Reaksi Tekan penekan pada penjepit kemudian jepitkan pada tabung reaksi Statif dan Klem
Letakkan statif pada bidang datar lalu bagian atasnya dipasangkan klem sebagai penyangga
buret. Sikat Tabung Reaksi Hal pertama yang dilakukan adalah menekan pada penekan
penjepit yang berada di samping pegas, kemudian jepitkan pada tabung reaksi. Segitiga Cara
kerja alat ini adalah dengan meletakkan alat pembakar di bawah kaki tiga seperti pembakar
Bunsen dan meletakkan peralatan gelas diatasnya, tetapi diantara kedua alat tersebut harus
dipasang kawat kasa di atas kaki tiga. Bola Hisap Hubungkan bola isap dengan pipet.Lampu
Spiritus Buka tutup, lalu sulut dengan api. Cara mematikannya hanya dengan memasang
tutupnya. Bunsen Sebelum kamu menggunakan bunsen pastikan lubang udara pada bunsen
ditutup dengan cara memutar collar untuk menutup lubang udara. Kaki Tiga Sebagai
penyangga untuk melakukan pemanasan, Letakkan Bunsen dibawahnya dan kawat kasa di
atasnya untuk mlakukan pemanasan. Botol Semprot Menekan badan botol sampai airnya
keluar. Kawat Kasa Letakkan kawat kasa di atas kaki tiga sebagai alas. Klem Utilitas Adalah
alat yang digunakan untuk menjepit alat kimia yang berukuran besar. Oven Adalah alat yang
digunakan untuk menetralisasi alat-alat laboratorium. Tanur adalah Mengabukan atau
mengarangkan suatu zat, Menentukan kadar C-organik pada pupuk organik dengan cara
pengabuan. Hot Plate Memanaskan dan menghomogenkan suatu larutan dengan
pengadukkan. Timbangan Analitis Menimbang sampel atau bahan kimia yang akan
digunakan.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

http://alfichry.blogspot.com/2016/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
http://catatanmahasiswakupukupu.blogspot.com/2017/02/pengenalan-alat-alat-
laboratorium.html?m=1
http://hostianikasari.blogspot.com/2016/10/
https://aprianustelaumbanua.wordpress.com/2018/08/20/pengenalan-alat-alat-laboratorium/

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai