Anda di halaman 1dari 2

KERACUNAN PESTISIDA DIAZINON

Pestisida sebagai salah satu substansi kimia yang dipergunakan untuk membunuh atau mengendalikan
berbagai hama, oleh sebagian besar petani dipergunakan sebagai alternatif pertama dalam membunuh
jasad-jasad pengganggu. Pestisida ini dapat berupa insektisida, herbisida, fungisida dan lain-lain. Salah
satu jenis insektisida yaitu organofosfat (OP) pada saat ini hampir mencapai lebih dari 50% dari
insektisida yang terdaftar. Senyawa OP merupakan insektisida yang sangat beracun bagi serangga. Daya
racun OP mampu menurunkan populasi serangga dengan cepat, persistensinya di lingkungan sedang.
Sampai saat ini OP masih merupakan kelompok insektisida yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia (Untung, 1993).

Menurut data WHO, paling tidak ditemukan 20.000 orang meninggal karena keracunan pestisida
golongan organofosfat dan sekitar 5.000-10.000 mengalami dampak yang sangat berbahaya seperti
kanker, cacat, mandul, dan hepatitis dalam setiap tahunnya (Priyanto, 2010).

Diazinon [O,O-dietil O-(2-isopropil-6-metilpirim idin-4-il) tiofosfat] adalah salah satu insektisida golongan
organofosfat yang telah dipergunakan secara luas untuk mengendalikan hama pada sayuran dan buah-
buahan.

Organofosfat adalah bahan kimia penghambat kolinesterase yang digunakan sebagai pestisida.

Senyawa organofosfat menghambat asetilkolinesterase sehingga terjadi toksisitas akut. Sindroma


intermediate dapat terjadi pada sejumlah pasien dan dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan dan
kematian (Goel, dan Aggarwal, 2007).

Berdasarkan klasifikasi dari toksisitasnya dengan ukuran LD50 diazinon termasuk senyawa organofosfat
yang sangat beracun.

Toksisitas organofosfat adalah akibat stimulasi kolinergik yang berlebihan melalui penghambatan
asetilkolinesterase. Efek toksiknya serupa dengan inhibitor cholinesterase yang digunakan secara medis
untuk mengobati glaukoma (physostigmine), myasthenia gravis (neostigmine, pyridostigmine),
takikardia supraventrikular (edrophonium), dan penyakit Alzheimer (tetrahydro aminoacridine).
Priyanto. 2010. ToksikologiMekanisme, Terapi Antidotum, dan Penilaian Risiko. Leskonfi (Lembaga Studi
dan Konsultasi Farmakologi). Jabar.

Anda mungkin juga menyukai