Glomerulonefritis Akut
Pembimbing
dr. Siti Nurul Azizah Sp.A
Glomerulonefritis Akut|0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya lah laporan kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat
dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian/SMF Ilmu kesehatan anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar, di RSUD Kota Mataram
1. dr. Siti Nur Azizah Sp.A, selaku pembimbing dalam laporan kasus ini,
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.
Penulis
Glomerulonefritis Akut|1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
3.2 Epidemilogi..........................................................................................15
3.3 Patofisiologi..........................................................................................15
3.6 Tatalaksana..........................................................................................19
3.8 Prognosis................................................................................................21
Glomerulonefritis Akut|2
BAB I
PENDAHULUAN
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan
tingginya angka morbiditas pada anak. Terminologi glomerulonefritis yang dipakai disini
adalah untuk menunjukkan bahwa kelainan yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus,
bukan pada struktur ginjal yang lain.
Indonesia pada tahun 1988, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di rumah
sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%), kemudian
disusul berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang (8,2%). Pasien
laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun
(40,6%).
Kasus GNA ini sangat menarik bagi dokter pembimbing kami sehingga, di angkat
sebagai tugas laporan individu dengan mengulas dan menitik beratkan pada penegakan
diagnotis fisik dan therapy
Glomerulonefritis Akut|3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. KA
Usia : 12 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pejanggik, Lombok tengah
Tanggal pemeriksaan : 17 Desember 2020
II. ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Bengkak diwajah, kaki dan tangan
Glomerulonefritis Akut|4
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien belum mengkonsumsi obat sebelumnya.
RIWAYAT ALERGI
Tidak ada alergi obat, makanan, cuaca maupun debu.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Orang tua pasien mengatakan pasien suka mengkonsumsi minuman manis, jarang
mengkonsumsi air putih dan pasien sering jajan di luar rumah.
RIWAYAT IMUNISASI
Sudah imunisasi Hepatitis B, BCG, DPT-Polio I, II, III, dan Campak
Kesan : imunisasi lengkap
RIWAYAT PERSALINAN
Anemia (-), hipertensi (-), diabetes melitus (-), penyakit
Morbiditas
jantung (-), penyakit paru (-), merokok (-), infeksi (-),
Kehamilan kehamilan
minum alkohol (-)
Glomerulonefritis Akut|5
Mengikuti objek bergerak : 2 bulan (Normal: 2 bulan)
Tengkurap : 4 bulan (Normal: 3 – 5 bulan)
Duduk : 8 bulan (Normal: 6 – 9 bulan)
Merangkak : 9 bulan (Normal: 6 – 9 bulan)
Mengucapkan kata : 12 bulan (Normal: 9 – 12 bulan)
Berdiri : 12 bulan (Normal: 9 – 12 bulan)
Berjalan : 13 bulan (Normal:12 – 18 bulan)
Berlari : 15 bulan (normal: 14 – 18 bulan)
Berbicara 6 kata : 18 bulan (normal: 18 – 24 bulan)
Makan sendiri : 2 tahun (normal 2 – 3 tahun)
Bermain dengan anak lain : 4 tahun (normal 3 – 4 tahun)
Menghitung jari : 5 tahun (normal 4 – 5 tahun)
Masuk sekolah dasar & bersosialisasi : 7 tahun (normal 6 – 7 tahun)
KESADARAN
Composmentis
TANDA VITAL
• Suhu : 36 ⁰C suhu Axilla
• HR : 89 x/menit
• RR : 20 x/mnt
• TD : 150/80 mmHg
STATUS ANTROPOMETRI
• BB : 25 kg
• TB : 136 cm
Glomerulonefritis Akut|6
• BB/U = <p5
• TB/U = <p5
• BBI= 32 kg
• %BBI=BBA/BBI x 100%
25/32 x 100%
= 78%
Interretasi : Moderate Malnutrition
STATUS GENERALIS
Kepala - Normochepal
- Deformitas (-)
Mata - Konjungtiva anemis -/-
- Sklera ikterik -/-
- Edema palpebra +/+
Hidung - Deviasi septum -/-
- Sekret -/-
- PCH -/-
- Epistaksis -/-
Telinga - Serumen -/-
Mulut - Mukosa oral lembab +/+
- Stomatitis -/-
- Lidah tremor (-)
Leher - Pembesaran KGB (-)
- Retraksi Suprasternal (-)
Paru-Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi ICS (-)
Palpasi : Tidak ada bagian dada yang tertinggal
Perkusi : Sonor
Auskultasi: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi :
Batas kanan : ICS ke-3 pada linea parasternal kanan.
Glomerulonefritis Akut|7
Batas kiri : ICS ke-5 linea axillaries anterior kiri.
Batas atas : ICS ke-3 linea parasternal kiri.
Batas bawah : ICS ke-5 linea axillaries anterior kiri.
Auskultasi: S1 S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Permukaan Datar, tanda-tanda peradangan (-)
Auskultasi: BU (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) pada seluruh kuadran abdomen, Tidak ada
pembesaran hepar dan lien, turgor kulit kembali cepat
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas
Akral : Hangat
Edema : +/+
Sianosis : -/-
CRT : <2 detik
Glomerulonefritis Akut|8
13 MCHC 34 g/dL 32 – 36
.
14 RDW – CV 14,7 % 12.2 – 15.3
.
2 URINE
3. Kimia Klinik
Albumin 3,30 3,5-5,2
Cholestrol Total 153 <200
4. RADIOLOGI
Glomerulonefritis Akut|9
V. RESUME
mengeluh Bengkak diwajah, kaki dan tangan , bengkak dirsakan sejak 6 hari SMRS.
Bengkak dimulai pada pada wajah terutama pada pipi dan kelopak mata, kemudian
tungkai atas dan bawah, pasien juga mmengeluhkan nyeri kepala dan tengkuk, BAK
berwarna kuning keruh sampai kecokelatan. Pasien tidak mengeluh sakit saat Buang
Air Kecil. Nafsu makan pasien masih baik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya edema di palpebra,pipi kanan dan kiri,
kedua. Suhu : 36 C suhu axilla, HR : 89 kali/ menit, RR : 20 x/menit, TD 150/80 mmHg.
VII.TATA LAKSANA
Glomerulonefritis Akut|10
IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
Inj Ampicilin 4x700 mg
Inj Furosemid 1x30 mg
Captopril 2x12,5 mg PO
VIII. FOLLOW UP
18 Desember 2020
S Keluhan bengkak masih ada, BAK masih berwarna kuning keruh, demam (-), BAB cair
(-), nyeri tengkuk (-)
O Keadaann umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37,00C
TD : 126/94 mmHg
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra +/+
Mulut : Mukosa oral lembab
Leher : KGB tidak tampak membesar
Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pulmo : VBS (kanan = kiri), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : cembung, lembut, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, turgor kembali
cepat,
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas +/+,
A - GNA
P - IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
- Inj Ampicilin 4x700 mg
- Inj Furosemid 1x30 mg
- Captopril 2x12,5 mg PO
19 Desember 2020
S Keluhan bengkak pada tungkai mulai berkurang, wajah masih terlihat bengkak ,muntah
(-), BAK masih berwarna kuning keruh
O Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:
Glomerulonefritis Akut|11
HR :90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 0C
TD:142/82 mmHg
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra +/+
Mulut : Mukosa oral lembab
Leher : KGB tidak tampak membesar
Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pulmo : VBS (kanan = kiri), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : cembung, lembut, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, turgor kembali
cepat
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas +/+ mulai berkurang
A - GNA
P - IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
- Inj Ampicilin 4x700 mg
- Inj Furosemid 1x30 mg
-Captopril 2x12,5 mg PO
20 Desember 2020
S Keluhan bengkak pada tungkai mulai menghilang namun edema palpebra masih
ditemukan, BAK masih berwarna kuning keruh, muntah tidak ada.
Glomerulonefritis Akut|12
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas (-/-), luka pada ekstremitas
bawah
A - GNA
P - IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
- Inj Ampicilin 4x700 mg
- Inj Furosemid 1x30 mg
-Captopril 2x12,5 mg PO
21 Desember 2020
S Keluhan bengkak pada tungkai mulai menghilang namun edema palpebra masih
ditemukan, BAK masih berwarna kuning keruh, muntah tidak ada.
O Keadaann umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:
HR : 81 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 360C
TD : 140/96 mmHg
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra (+/+)
Mulut : Mukosa oral lembab
Leher : KGB tidak tampak membesar
Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pulmo : VBS (kanan = kiri), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, lembut, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, turgor kembali cepat,
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas (-/-),
A - GNA
P - IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
- Inj Ampicilin 4x700 mg
- Inj Furosemid 1x30 mg
-Captopril 2x12,5 mg PO
22 December 2020
S Keluhan bengkak pada tungkai mulai menghilang namun edema palpebra masih
ditemukan, BAK masih berwarna kuning keruh, muntah tidak ada.
O Keadaann umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:
Glomerulonefritis Akut|13
HR : 98 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 360C
TD : 141/103 mmHg
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra (+/+)
Mulut : Mukosa oral lembab
Leher : KGB tidak tampak membesar
Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pulmo : VBS (kanan = kiri), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, lembut, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, turgor kembali cepat,
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas (-/-)
A GNA
Glomerulonefritis Akut|14
BAB III
PEMBAHASAN
4.1 DEFINISI
4.2 EPIDEMIOLOGI
Mortalitas pada penderita GNA pada anak sangat jarang (<1%). Tidak ada
predileksi rasial. Pada laki-laki dua kali lebih sering daripada pada wanita. GNA PS
sering terjadi pada anak usia 5-15 tahun. GNA dominan menyerang anak laki-laki
dibanding anak perempuan (ratio 2 : 1).
Di Indonesia, penelitian multisenter selama 12 bulan pada tahun 1988 melaporkan 170
orang pasien penderita GNA yang dirawat di rumah sakit pendidikan, terbanyak di
Surabaya (26,5%) diikuti oleh Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang
(8,2%). Perbandingan pasien laki-laki dan perempuan 1,3:1 dan terbanyak menyerang
anak usia 6-8 tahun (40,6%).
4.3 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi pada gejala-gejala klinik berikut:
1. Kelainan urinalisis: proteinuria dan hematuria Kerusakan dinding kapiler
glomerulus sehingga menjadi lebih permeable dan porotis terhadap protein dan
sel-sel eritrosit, maka terjadi proteinuria dan hematuria.
Glomerulonefritis Akut|15
Gambar 4. Proses proteinuria dan hematuria pada GNA
2. Edema
Mekanisme retensi natrium dan edema pada glomerulonefritis tanpa
penurunan tekanan onkotik plasma. Hal ini berbeda dengan mekanisme edema
pada sindrom nefrotik. Penurunan faal ginjal yaitu laju filtrasi glomerulus (LGF)
tidak diketahui sebabnya, mungkin akibat kelainan histopatologis (pembengkakan
sel-sel endotel, proliferasi sel mesangium, oklusi kapiler-kaliper) glomeruli.
Penurunan faal ginjal LFG ini menyebabkan penurunan ekskresi natrium Na+
(natriuresis), akhirnya terjadi retensi natrium Na+. Keadaan retensi natrium Na+
ini diperberat oleh pemasukan garam natrium dari diet. Retensi natrium Na+
disertai air menyebabkan dilusi plasma, kenaikan volume plasma, ekspansi
volume cairan ekstraseluler, dan akhirnya terjadi edema.
3. Hipertensi
Gangguan keseimbangan natrium (sodium homeostasis), Gangguan
keseimbangan natrium ini memegang peranan dalam genesis hipertensi
ringan dan sedang.
Peranan sistem renin-angiotensin-aldosteron biasanya pada hipertensi
berat. Hipertensi dapat dikendalikan dengan obatobatan yang dapat
menurunkan konsentrasi renin, atau tindakan nefrektomi.
Substansi renal medullary hypotensive factors, diduga prostaglandin.
Penurunan konsentrasi dari zat ini menyebabkan hipertensi
Bendungan Sirkulasi. Bendungan sirkulasi merupakan salah satu ciri
khusus dari sindrom nefritik akut, walaupun mekanismenya masih belum
jelas.
Glomerulonefritis Akut|16
Beberapa hipotesis yang berhubungan telah dikemukakan dalam
kepustakaan-kepustakaan antara lain:
Vaskulitis umum
Gangguan pembuluh darah dicurigai merupakan salah satu
tanda kelainan patologis dari glomerulonefritis akut. Kelainan-kelainan
pembuluh darah ini menyebabkan transudasi cairan ke jaringan
interstisial dan menjadi edema.
Penyakit jantung hipertensif
Bendungan sirkulasi paru akut diduga berhubungan dengan
hipertensi yang dapat terjadi pada glomerulonefritis akut.
Miokarditis
Pada sebagian pasien glomerulonefritis tidak jarang ditemukan
perubahan-perubahan elektrokardiogram: gelombang T terbalik pada
semua lead baik standar maupun precardial. Perubahan-perubahan
gelombang T yang tidak spesifik ini mungkin berhubungan dengan
miokarditis.
Retensi cairan dan hipervolemi tanpa gagal jantung Hipotesis ini dapat
menerangkan gejala bendungan paru akut, kenaikan cardiac output,
ekspansi volume cairan tubuh. Semua perubahan patofisiologi ini
akibat retensi natrium dan air
Glomerulonefritis Akut|17
o basalis glomerular dan telah masuk ke sistem tubular.
Edema periorbital
o Onset munculnya sembab pada wajah atau mata tiba-tiba. Biasanya tampak jelas saat
pasien bangun tidur dan bila pasien aktif akan tampak pada sore hari.
o Pada beberapa kasus edema generalisata dan kongesti sirkulasi seperti dispneu dapat
timbul.
o Edema merupakan akibat dari tereksresinya garam dan air.
o Tingkat keparahan edema berhubungan dengan tingkat kerusakan ginjal.
Gejala nonspesifik
o Yaitu gejala secara umum penyakit seperti malaise, lemah, dan anoreksia, muncul
pada 50% pasien.
o 15 % pasien akan mengeluhkan mual dan muntah.
o Gejala lain demam, nyeri perut, sakit kepala.
3.5 DIAGNOSA
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Sering ditemukan edema dikedua kelopak mata dan tungkai dan hipertensi
Dapat ditemukan lesi bekas infeksi di kulit
Jika terjadi ensefalopati, pasien dapat mengalami penurunan kesadaran dan
kejang
Psaien dapat mengalami gejala-gejala hipervolemia seperti gagal
jantung,edema paru.
Glomerulonefritis Akut|18
Pemeriksaan Penunjang
3.6 TATALAKSANA
Istirahat
- Istirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai penyulit yang biasanya timbul
dalam minggu pertama perjalanan penyakit GNA
Diet
- Jumlah garam yang diberikan perlu diperhatikan. Bila edema berat, diberikan
makanan tanpa garam, sedangkan bila edema ringan, pemberian garam
dibatasi sebanyak 0,5-1g/hari. Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi,
yaitu sebanyak 0,5-1g/kgBB/hari.
- Asupan cairan harus diperhitungkan dengan baik, terutama pada penderita
oliguria atau anuria, yaitu jumlah cairan yang masuk harus seimbang dengan
pengeluaran, berarti asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss (20-
25 mL/kgBB/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari
normal (10 mL/kgBB/hari). Setiap kenaikan suhu tubuh 1 ͦ C ditambah 12%.
Antibiotik
Glomerulonefritis Akut|19
kuman, yaitu amoksisilin 50 mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari.
Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi eritromisin dosis
30 mg/kgBB/hari.
Simtomatik
Bendungan sirkulasi
- Hal paling penting dalam menangani sirkulasi adalah pembatasan cairan,
dengan kata lain asupan harus sesuai dengan keluaran
Hipertensi
- Tidak semua hipertensi harus mendapat pengobatan. Pada hipertensi ringan
dengan istirahat cukup dan pembatasan cairan yang baik, tekanan darah dapat
kembali normal dalam waktu 1 minggu. Pada hipertensi sedang atau berat
tanpa tanda-tanda serebral dapat diberi kaptopril (0,3-2 mg/kgBB/hari) atau
furosemid atau kombinasi keduanya. Selain obat-obatan tersebut di atas, pada
keadaan asupan oral cukup baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual
dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgBB/ hari yang dapat diulangi setiap 30-60 menit
bila diperlukan. Pada hipertensi berat atau hipertensi dengan gejala serebral
(ensefalopati hipertensi) dapat diberikan klonidin (0,002-0,006 mg/kgBB)
yang dapat diulangi hingga 3x atau diakzoksid 5 mg/kgBB/hari secara IV.
Kedua obat tersebut dapat digabung dengan furosemid (1-3 mg/kgBB)
Gangguan ginjal akut (GgGA)
- Hal penting yang harus diperhatikan adalah pembatasan cairan dan pemberian
kalori yang cukup dalam bentuk karbohidrat. Bila terjadi asidosis harus diberi
natrium bikarbonat dan bila terdapat hiperkalemia diberi Ca glukonas atau
kayeksalat untuk mengikat kalium.
3.7 KOMPLIKASI
- Gagal ginjal kronis
- Edema paru
- Hipoalbuminemia
- Hipertensi retinopati
- Hipertensi ensefalopati
- Sindrom nefrotik
3.8 PROGNOSIS
Glomerulonefritis Akut|20
Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam 1-2 minggu bila tidak ada
penyulit, sehingga sering digolongkan ke dalam self limiting diasese.
Walaupun sangat jarang, GNA dapat kambuh kembali pada umumnya
perjalanan penyakit GNA ditandai dengan fase akut yang berlangsung 1-2 minggu,
kemudian disusul dengan menghilangnya gejala laboratorik terutama hematuria
mikroskopis dan protenuria dalam waktu 1-12 bulan. Pada naka 85-95% kasus GNA
sembuh sempurna, sedangkan pada orang dewasa 50-75% GNA dapat berlangsung
kronis, baik secara klinis maupun secara histologik atau laboratorik. Pada orang
dewasa kira-kira 15-30% kasus masuk ke dalam proses kronis, sedangkan pada anak
5-10% kasus menjadi glomerulonefritis kronis. Walaupun prognosis GNA baik,
kematian dapat terjadi terutama dalam fase akut akibat GgGA, edema paru akut, atau
ensefalopati hipertensi
BAB IV
KESIMPULAN
Glomerulonefritis Akut|21
Glomerunefritis merupakan penyakit perdangan ginjal bilateral. Glomerulonefritis
akut paling lazim terjadi pada anak-anak 3 sampai 7 tahun meskipun orang dewasa muda dan
remaja dapat juga terserang , perbandingan penyakit ini pada pria dan wanita 2:1.
GNA ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu
yang sering terjadi ialah akibat infeksi2. tidak semua infeksi streptokokus akan menjadi
glomerulonefritis, hanya beberapa tipe saja. Timbulnya GNA didahului oleh infeksi ekstra
renal, terutama di traktus respirotorius bagian kulit oleh kuman streptokokus beta hemolitikus
golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan 49. dari tipe tersebut diatas tipe 12 dan 25 lebih bersifat
nefritogen disbanding yang lain. Mengapa tipe tersebut lebih nefritogen dari pada yang lain
tidak di ketahui.
Gejala-gejala umum yang berkaitan dengan permulaan penyakit adalah rasa lelah,
anoreksia dan kadang demam, sakit kepala, mual, muntah. Gambaran yang paling sering
ditemukan adalah hematuria, oliguria,edema,hipertensi.
Glomerulonefritis Akut|22
DAFTAR PUSTAKA
Glomerulonefritis Akut|23