Anda di halaman 1dari 24

CASE BASED DISCUSSION

Glomerulonefritis Akut

Lalu. Fatria Zulhadi


013.06.0033

Pembimbing
dr. Siti Nurul Azizah Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD KOTA MATARAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2020

Glomerulonefritis Akut|0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya lah laporan kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat
dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian/SMF Ilmu kesehatan anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar, di RSUD Kota Mataram

Pada Kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Siti Nur Azizah Sp.A, selaku pembimbing dalam laporan kasus ini,
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.

Mataram, 22 Desember 2020

Penulis

Glomerulonefritis Akut|1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... .ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

BAB II LAPORAN KASUS ................................................................................... 2

BAB III TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2

3.1 Definisi ..........................................................................................15

3.2 Epidemilogi..........................................................................................15

3.3 Patofisiologi..........................................................................................15

3.4 Manifestasi Klinis................................................................................17

3.5 Diagnosis ..........................................................................................19

3.6 Tatalaksana..........................................................................................19

3.7 Komplikasi ...........................................................................................20

3.8 Prognosis................................................................................................21

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................23

Glomerulonefritis Akut|2
BAB I

PENDAHULUAN

Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan
tingginya angka morbiditas pada anak. Terminologi glomerulonefritis yang dipakai disini
adalah untuk menunjukkan bahwa kelainan yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus,
bukan pada struktur ginjal yang lain.

Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan


dimulai dalam gromleurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria.
Meskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh nefron pada akhirnya akan mengalami
kerusakan, sehingga terjadi gagal ginjal. Penyakit yang mula-mula digambarkan oleh Richard
Bright pada tahun 1827 sekarang diketahui merupakan kumpulan banyak penyakit dengan
berbagai etiologi, meskipun respon imun agaknya menimbulkan beberapa bentuk
glomerulonefritis.

Indonesia pada tahun 1988, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di rumah
sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%), kemudian
disusul berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang (8,2%). Pasien
laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun
(40,6%).

Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak (akut) atau secara


menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan gejala. Gejalanya
dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi. Gejala umum berupa
sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan berwarna merah, biasanya disertai hipertensi.
Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10% menjadi kronis, dan 10%
berakibat fatal.

Kasus GNA ini sangat menarik bagi dokter pembimbing kami sehingga, di angkat
sebagai tugas laporan individu dengan mengulas dan menitik beratkan pada penegakan
diagnotis fisik dan therapy

Glomerulonefritis Akut|3
BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. KA
Usia : 12 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pejanggik, Lombok tengah
Tanggal pemeriksaan : 17 Desember 2020

II. ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Bengkak diwajah, kaki dan tangan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke IGD RSUD Kota Mataram mengeluh Bengkak diwajah, kaki
dan tangan , bengkak dirsakan sejak 6 hari SMRS. Bengkak dimulai pada pada wajah
terutama pada pipi dan kelopak mata, kemudian tungkai atas dan bawah . Awalnya
pasien mengeluh demam, nyeri kepala dan tengkuk selama 3 hari. Namun setelah
bengkak timbul, gejala tersebut mulai menghilang. Mual dan muntah disangkal.
Frekuensi Buang Air Kecil jarang dan berwarna kuning keruh sampai kecokelatan.
Pasien tidak mengeluh sakit saat Buang Air Kecil. Nafsu makan pasien masih baik.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama. Pasien tidak dalam pengobatan jangka
panjang.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Di keluarga tidak ada yang memliki keluhan yang sama seperti pasien.

Glomerulonefritis Akut|4
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien belum mengkonsumsi obat sebelumnya.

RIWAYAT ALERGI
Tidak ada alergi obat, makanan, cuaca maupun debu.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Orang tua pasien mengatakan pasien suka mengkonsumsi minuman manis, jarang
mengkonsumsi air putih dan pasien sering jajan di luar rumah.

RIWAYAT IMUNISASI
Sudah imunisasi Hepatitis B, BCG, DPT-Polio I, II, III, dan Campak
Kesan : imunisasi lengkap

RIWAYAT PERSALINAN
Anemia (-), hipertensi (-), diabetes melitus (-), penyakit
Morbiditas
jantung (-), penyakit paru (-), merokok (-), infeksi (-),
Kehamilan kehamilan
minum alkohol (-)

Tempat persalinan Bidan


Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan pervaginam
Masa gestasi Cukup bulan (39minggu)
Berat lahir: 3100 gram
Kelahiran Panjang lahir: orang tua pasien tidak ingat
Lingkar kepala : orang tua pasien tidak ingat
Langsung menangis (+)
Kemerahan: (+)
Nilai APGAR: orang tua pasien tidak tahu
Kelainan bawaan: (-)
Kesimpulan riwayat kehamilan dan kelahiran: Pasien lahir dan ditolong oleh Bidan, lahir
spontan pervaginam, cukup bulan, dengan berat badan lahir normal.

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


Psikomotor:
Mengangkat kepala : 2 bulan (Normal: 2 bulan)

Glomerulonefritis Akut|5
Mengikuti objek bergerak : 2 bulan (Normal: 2 bulan)
Tengkurap : 4 bulan (Normal: 3 – 5 bulan)
Duduk : 8 bulan (Normal: 6 – 9 bulan)
Merangkak : 9 bulan (Normal: 6 – 9 bulan)
Mengucapkan kata : 12 bulan (Normal: 9 – 12 bulan)
Berdiri : 12 bulan (Normal: 9 – 12 bulan)
Berjalan : 13 bulan (Normal:12 – 18 bulan)
Berlari : 15 bulan (normal: 14 – 18 bulan)
Berbicara 6 kata : 18 bulan (normal: 18 – 24 bulan)
Makan sendiri : 2 tahun (normal 2 – 3 tahun)
Bermain dengan anak lain : 4 tahun (normal 3 – 4 tahun)
Menghitung jari : 5 tahun (normal 4 – 5 tahun)
Masuk sekolah dasar & bersosialisasi : 7 tahun (normal 6 – 7 tahun)

Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan: Tidak terdapat keterlambatan


dalam perkembangan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


KEADAAN UMUM
Tampak sakit sedang

KESADARAN
Composmentis

TANDA VITAL
• Suhu : 36 ⁰C suhu Axilla
• HR : 89 x/menit
• RR : 20 x/mnt
• TD : 150/80 mmHg

STATUS ANTROPOMETRI
• BB : 25 kg
• TB : 136 cm

Glomerulonefritis Akut|6
• BB/U = <p5
• TB/U = <p5
• BBI= 32 kg
• %BBI=BBA/BBI x 100%
25/32 x 100%
= 78%
Interretasi : Moderate Malnutrition
STATUS GENERALIS
Kepala  - Normochepal
- Deformitas (-)
Mata  - Konjungtiva anemis -/-
- Sklera ikterik -/-
- Edema palpebra +/+
Hidung  - Deviasi septum -/-
- Sekret -/-
- PCH -/-
- Epistaksis -/-
Telinga  - Serumen -/-
Mulut  - Mukosa oral lembab +/+
- Stomatitis -/-
- Lidah tremor (-)
Leher  - Pembesaran KGB (-)
- Retraksi Suprasternal (-)
Paru-Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi ICS (-)
Palpasi : Tidak ada bagian dada yang tertinggal
Perkusi : Sonor
Auskultasi: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi :
 Batas kanan : ICS ke-3 pada linea parasternal kanan.

Glomerulonefritis Akut|7
 Batas kiri : ICS ke-5 linea axillaries anterior kiri.
 Batas atas : ICS ke-3 linea parasternal kiri.
 Batas bawah : ICS ke-5 linea axillaries anterior kiri.
Auskultasi: S1 S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Permukaan Datar, tanda-tanda peradangan (-)
Auskultasi: BU (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) pada seluruh kuadran abdomen, Tidak ada
pembesaran hepar dan lien, turgor kulit kembali cepat
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen

Ekstremitas
Akral : Hangat
Edema : +/+
Sianosis : -/-
CRT : <2 detik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan Laboratorium Darah
Darah Rutin
No Parameter Hasil Satuan Nilai rujukan
1. Hemoglobin 9,9 g/dL 11.5 – 14.5
2. Eritrosit 4.00 x10^6/uL 3.7 – 5.7
3. Leukosit 12.41 x10^3/dL 4.0 – 12.0
4. Trombosit 317 x10^3/uL 150 – 400
5. Hematokrit 30,2 % 31 – 43
6. Basofil 0 % 0–1
7. Eosinofil 3 % 1.0 – 3.0
8. Neutrofil 56 % 54 – 62
9. Limposit 12 % 25 – 33
10 Monosit 6 % 3–7
.
11 MCV 78 fL 76 – 90
.
12 MCH 27 Pg 25 – 31
.

Glomerulonefritis Akut|8
13 MCHC 34 g/dL 32 – 36
.
14 RDW – CV 14,7 % 12.2 – 15.3
.

2 URINE

Berat jenis 1.015 1.003-1.0035


Ph 6 4.5-8,0
Protein +1 Negatif
Glukosa - Negatif
Keton - Negatif
Urobilin N Normal
Billirubin - Negatif
Blood +2 Negatif
Lekosit - Negatif
Eritrosit >30 0-3/lpb
Epithel Skuamosa : 8-10 <10/lpb
Cylinder -
Bakteri +
Kristal -

3. Kimia Klinik
Albumin 3,30 3,5-5,2
Cholestrol Total 153 <200

4. RADIOLOGI

Glomerulonefritis Akut|9
V. RESUME
mengeluh Bengkak diwajah, kaki dan tangan , bengkak dirsakan sejak 6 hari SMRS.
Bengkak dimulai pada pada wajah terutama pada pipi dan kelopak mata, kemudian
tungkai atas dan bawah, pasien juga mmengeluhkan nyeri kepala dan tengkuk, BAK
berwarna kuning keruh sampai kecokelatan. Pasien tidak mengeluh sakit saat Buang
Air Kecil. Nafsu makan pasien masih baik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya edema di palpebra,pipi kanan dan kiri,
kedua. Suhu : 36 C suhu axilla, HR : 89 kali/ menit, RR : 20 x/menit, TD 150/80 mmHg.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Glomerulonefritis akut

VII.TATA LAKSANA

Glomerulonefritis Akut|10
 IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
 Inj Ampicilin 4x700 mg
 Inj Furosemid 1x30 mg
 Captopril 2x12,5 mg PO
VIII. FOLLOW UP
18 Desember 2020
S Keluhan bengkak masih ada, BAK masih berwarna kuning keruh, demam (-), BAB cair
(-), nyeri tengkuk (-)
O Keadaann umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37,00C
TD : 126/94 mmHg
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra +/+
Mulut : Mukosa oral lembab
Leher : KGB tidak tampak membesar
Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pulmo : VBS (kanan = kiri), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : cembung, lembut, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, turgor kembali
cepat,
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas +/+,
A - GNA
P - IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
- Inj Ampicilin 4x700 mg
- Inj Furosemid 1x30 mg
- Captopril 2x12,5 mg PO

19 Desember 2020
S Keluhan bengkak pada tungkai mulai berkurang, wajah masih terlihat bengkak ,muntah
(-), BAK masih berwarna kuning keruh
O Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:

Glomerulonefritis Akut|11
HR :90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 0C
TD:142/82 mmHg
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra +/+
Mulut : Mukosa oral lembab
Leher : KGB tidak tampak membesar
Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pulmo : VBS (kanan = kiri), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : cembung, lembut, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, turgor kembali
cepat
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas +/+ mulai berkurang
A - GNA
P - IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
- Inj Ampicilin 4x700 mg
- Inj Furosemid 1x30 mg
-Captopril 2x12,5 mg PO

20 Desember 2020
S Keluhan bengkak pada tungkai mulai menghilang namun edema palpebra masih
ditemukan, BAK masih berwarna kuning keruh, muntah tidak ada.

O Keadaann umum : tampak sakit ringan


Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,0C
TD : 135/91 mmHg
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra (+/+)
Mulut : Mukosa oral lembab
Leher : KGB tidak tampak membesar
Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pulmo : VBS (kanan = kiri), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, lembut, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, turgor kembali cepat.

Glomerulonefritis Akut|12
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas (-/-), luka pada ekstremitas
bawah
A - GNA
P - IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
- Inj Ampicilin 4x700 mg
- Inj Furosemid 1x30 mg
-Captopril 2x12,5 mg PO
21 Desember 2020
S Keluhan bengkak pada tungkai mulai menghilang namun edema palpebra masih
ditemukan, BAK masih berwarna kuning keruh, muntah tidak ada.
O Keadaann umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:
HR : 81 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 360C
TD : 140/96 mmHg
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra (+/+)
Mulut : Mukosa oral lembab
Leher : KGB tidak tampak membesar
Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pulmo : VBS (kanan = kiri), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, lembut, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, turgor kembali cepat,
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas (-/-),
A - GNA
P - IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam
- Inj Ampicilin 4x700 mg
- Inj Furosemid 1x30 mg
-Captopril 2x12,5 mg PO
22 December 2020

S Keluhan bengkak pada tungkai mulai menghilang namun edema palpebra masih
ditemukan, BAK masih berwarna kuning keruh, muntah tidak ada.
O Keadaann umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:

Glomerulonefritis Akut|13
HR : 98 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 360C
TD : 141/103 mmHg
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), edema palpebra (+/+)
Mulut : Mukosa oral lembab
Leher : KGB tidak tampak membesar
Cor : S1 S2 (+), reguler murni
Pulmo : VBS (kanan = kiri), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, lembut, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, turgor kembali cepat,
Ekstremitas: Hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas (-/-)
A GNA

P - IVFD DS ½ NS 1000 CC/24 jam


- Inj Ampicilin 4x700 mg
- Inj Furosemid 1x30 mg
-Captopril 2x12,5 mg PO

Glomerulonefritis Akut|14
BAB III
PEMBAHASAN

4.1 DEFINISI

Glomerulonefritis akut adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap


bakteri atau virus tertentu, yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman
streptokokkus β hemolitikus group A. Glomerulonefritis akut adalah suatu sindrom
nefritik akut yang ditandai dengan timbulnya hematuria, edema, hipertensi, dan
penurunan fungsi ginjal (azotemia)

4.2 EPIDEMIOLOGI

Mortalitas pada penderita GNA pada anak sangat jarang (<1%). Tidak ada
predileksi rasial. Pada laki-laki dua kali lebih sering daripada pada wanita. GNA PS
sering terjadi pada anak usia 5-15 tahun. GNA dominan menyerang anak laki-laki
dibanding anak perempuan (ratio 2 : 1).
Di Indonesia, penelitian multisenter selama 12 bulan pada tahun 1988 melaporkan 170
orang pasien penderita GNA yang dirawat di rumah sakit pendidikan, terbanyak di
Surabaya (26,5%) diikuti oleh Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang
(8,2%). Perbandingan pasien laki-laki dan perempuan 1,3:1 dan terbanyak menyerang
anak usia 6-8 tahun (40,6%).

4.3 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi pada gejala-gejala klinik berikut:
1. Kelainan urinalisis: proteinuria dan hematuria Kerusakan dinding kapiler
glomerulus sehingga menjadi lebih permeable dan porotis terhadap protein dan
sel-sel eritrosit, maka terjadi proteinuria dan hematuria.

Glomerulonefritis Akut|15
Gambar 4. Proses proteinuria dan hematuria pada GNA
2. Edema
Mekanisme retensi natrium dan edema pada glomerulonefritis tanpa
penurunan tekanan onkotik plasma. Hal ini berbeda dengan mekanisme edema
pada sindrom nefrotik. Penurunan faal ginjal yaitu laju filtrasi glomerulus (LGF)
tidak diketahui sebabnya, mungkin akibat kelainan histopatologis (pembengkakan
sel-sel endotel, proliferasi sel mesangium, oklusi kapiler-kaliper) glomeruli.
Penurunan faal ginjal LFG ini menyebabkan penurunan ekskresi natrium Na+
(natriuresis), akhirnya terjadi retensi natrium Na+. Keadaan retensi natrium Na+
ini diperberat oleh pemasukan garam natrium dari diet. Retensi natrium Na+
disertai air menyebabkan dilusi plasma, kenaikan volume plasma, ekspansi
volume cairan ekstraseluler, dan akhirnya terjadi edema.

3. Hipertensi
 Gangguan keseimbangan natrium (sodium homeostasis), Gangguan
keseimbangan natrium ini memegang peranan dalam genesis hipertensi
ringan dan sedang.
 Peranan sistem renin-angiotensin-aldosteron biasanya pada hipertensi
berat. Hipertensi dapat dikendalikan dengan obatobatan yang dapat
menurunkan konsentrasi renin, atau tindakan nefrektomi.
 Substansi renal medullary hypotensive factors, diduga prostaglandin.
Penurunan konsentrasi dari zat ini menyebabkan hipertensi
 Bendungan Sirkulasi. Bendungan sirkulasi merupakan salah satu ciri
khusus dari sindrom nefritik akut, walaupun mekanismenya masih belum
jelas.

Glomerulonefritis Akut|16
Beberapa hipotesis yang berhubungan telah dikemukakan dalam
kepustakaan-kepustakaan antara lain:
 Vaskulitis umum
Gangguan pembuluh darah dicurigai merupakan salah satu
tanda kelainan patologis dari glomerulonefritis akut. Kelainan-kelainan
pembuluh darah ini menyebabkan transudasi cairan ke jaringan
interstisial dan menjadi edema.
 Penyakit jantung hipertensif
Bendungan sirkulasi paru akut diduga berhubungan dengan
hipertensi yang dapat terjadi pada glomerulonefritis akut.
 Miokarditis
Pada sebagian pasien glomerulonefritis tidak jarang ditemukan
perubahan-perubahan elektrokardiogram: gelombang T terbalik pada
semua lead baik standar maupun precardial. Perubahan-perubahan
gelombang T yang tidak spesifik ini mungkin berhubungan dengan
miokarditis.
 Retensi cairan dan hipervolemi tanpa gagal jantung Hipotesis ini dapat
menerangkan gejala bendungan paru akut, kenaikan cardiac output,
ekspansi volume cairan tubuh. Semua perubahan patofisiologi ini
akibat retensi natrium dan air

3.4 MANIFESTASI KLINIS

Berikut merupakan beberapa keadaan yang didapatkan dari anamnesis:


 Periode laten
o Terdapat periode laten antara infeksi streptokokus dengan onset pertama kali muncul
gejala.
o Pada umumnya, periode laten selama 1-2 minggu setelah infeksi tenggorok dan 3-6
minggu setelah infeksi kulit
o Onset gejala dan tanda yang timbul bersamaan dengan faringitis biasanya merupakan
imunoglobulin A (IgA) nefropati daripada GNA pasca streptokokus.
 Urin berwarna gelap
o Merupakan gejala klinis pertama yang timbul
o Urin gelap disebabkan hemolisis eritrosit yang telah masuk ke membran

Glomerulonefritis Akut|17
o basalis glomerular dan telah masuk ke sistem tubular.
 Edema periorbital
o Onset munculnya sembab pada wajah atau mata tiba-tiba. Biasanya tampak jelas saat
pasien bangun tidur dan bila pasien aktif akan tampak pada sore hari.
o Pada beberapa kasus edema generalisata dan kongesti sirkulasi seperti dispneu dapat
timbul.
o Edema merupakan akibat dari tereksresinya garam dan air.
o Tingkat keparahan edema berhubungan dengan tingkat kerusakan ginjal.
 Gejala nonspesifik
o Yaitu gejala secara umum penyakit seperti malaise, lemah, dan anoreksia, muncul
pada 50% pasien.
o 15 % pasien akan mengeluhkan mual dan muntah.
o Gejala lain demam, nyeri perut, sakit kepala.
3.5 DIAGNOSA

Anamnesis

• Tanyakan awitan dan durasi penyakit biasanya mendadak


• Identifikasi penyakit sistemik serta infeksi yang baru terjadi (infeksi
tenggorok, kulit, dan lain-lain)
• Umumnya pasien datang dengan hematuria nyata (gross hematuria) atau
sembab di kedua kelopak mata dan tungkai
• Kadang-kadang pasien datang dengan kejang dan penurunan kesadaran akibat
ensefalopati hipertensi
• Oliguria/anuria akibat gagal ginjal atau gagal jantung

Pemeriksaan Fisik

 Sering ditemukan edema dikedua kelopak mata dan tungkai dan hipertensi
 Dapat ditemukan lesi bekas infeksi di kulit
 Jika terjadi ensefalopati, pasien dapat mengalami penurunan kesadaran dan
kejang
 Psaien dapat mengalami gejala-gejala hipervolemia seperti gagal
jantung,edema paru.

Glomerulonefritis Akut|18
Pemeriksaan Penunjang

 Urinalisis menunjukan proteinuria, hematuria, dan adanya silinder eritrosit


 Kreatinin dan ureum darah umumnya meningkat
 ASTO meningkat pada 75-80% kasus.
 Komplemen C3 menurun pada hampir semua pasien pada minggu pertama
 Jika terjadi komplikasi gagal ginjal akut, didapatkan hiperkalemia, asidosis
metabolik, hiperfosfatemia, dan hipokalsemia.

3.6 TATALAKSANA

Istirahat

- Istirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai penyulit yang biasanya timbul
dalam minggu pertama perjalanan penyakit GNA

Diet

- Jumlah garam yang diberikan perlu diperhatikan. Bila edema berat, diberikan
makanan tanpa garam, sedangkan bila edema ringan, pemberian garam
dibatasi sebanyak 0,5-1g/hari. Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi,
yaitu sebanyak 0,5-1g/kgBB/hari.
- Asupan cairan harus diperhitungkan dengan baik, terutama pada penderita
oliguria atau anuria, yaitu jumlah cairan yang masuk harus seimbang dengan
pengeluaran, berarti asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss (20-
25 mL/kgBB/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari
normal (10 mL/kgBB/hari). Setiap kenaikan suhu tubuh 1 ͦ C ditambah 12%.

Antibiotik

- Pemberian antibiotik pada GNA sampai sekarang masih sering


dipertentangkan. Pihak satu hanya memberi antibiotik bila biakan hapusan
tenggorok atau kulit (+) untuk strepkokus, sedangkan pihak lain memberikan
secara rutin dengan alasan biakan (-) belum dpat menyingkirkan infeksi
streptokokus. Biakan (-) dapat terjadi oleh karena telah mendapatkan antibiotik
sebelum masuk rumah sakit atau akibat periode laten yang terlalu lama (> 3
minggu). Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan untuk eradikasi

Glomerulonefritis Akut|19
kuman, yaitu amoksisilin 50 mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari.
Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi eritromisin dosis
30 mg/kgBB/hari.

Simtomatik

Bendungan sirkulasi
- Hal paling penting dalam menangani sirkulasi adalah pembatasan cairan,
dengan kata lain asupan harus sesuai dengan keluaran
Hipertensi
- Tidak semua hipertensi harus mendapat pengobatan. Pada hipertensi ringan
dengan istirahat cukup dan pembatasan cairan yang baik, tekanan darah dapat
kembali normal dalam waktu 1 minggu. Pada hipertensi sedang atau berat
tanpa tanda-tanda serebral dapat diberi kaptopril (0,3-2 mg/kgBB/hari) atau
furosemid atau kombinasi keduanya. Selain obat-obatan tersebut di atas, pada
keadaan asupan oral cukup baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual
dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgBB/ hari yang dapat diulangi setiap 30-60 menit
bila diperlukan. Pada hipertensi berat atau hipertensi dengan gejala serebral
(ensefalopati hipertensi) dapat diberikan klonidin (0,002-0,006 mg/kgBB)
yang dapat diulangi hingga 3x atau diakzoksid 5 mg/kgBB/hari secara IV.
Kedua obat tersebut dapat digabung dengan furosemid (1-3 mg/kgBB)
Gangguan ginjal akut (GgGA)
- Hal penting yang harus diperhatikan adalah pembatasan cairan dan pemberian
kalori yang cukup dalam bentuk karbohidrat. Bila terjadi asidosis harus diberi
natrium bikarbonat dan bila terdapat hiperkalemia diberi Ca glukonas atau
kayeksalat untuk mengikat kalium.
3.7 KOMPLIKASI
- Gagal ginjal kronis
- Edema paru
- Hipoalbuminemia
- Hipertensi retinopati
- Hipertensi ensefalopati
- Sindrom nefrotik

3.8 PROGNOSIS

Glomerulonefritis Akut|20
Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam 1-2 minggu bila tidak ada
penyulit, sehingga sering digolongkan ke dalam self limiting diasese.
Walaupun sangat jarang, GNA dapat kambuh kembali pada umumnya
perjalanan penyakit GNA ditandai dengan fase akut yang berlangsung 1-2 minggu,
kemudian disusul dengan menghilangnya gejala laboratorik terutama hematuria
mikroskopis dan protenuria dalam waktu 1-12 bulan. Pada naka 85-95% kasus GNA
sembuh sempurna, sedangkan pada orang dewasa 50-75% GNA dapat berlangsung
kronis, baik secara klinis maupun secara histologik atau laboratorik. Pada orang
dewasa kira-kira 15-30% kasus masuk ke dalam proses kronis, sedangkan pada anak
5-10% kasus menjadi glomerulonefritis kronis. Walaupun prognosis GNA baik,
kematian dapat terjadi terutama dalam fase akut akibat GgGA, edema paru akut, atau
ensefalopati hipertensi

BAB IV
KESIMPULAN

Glomerulonefritis Akut|21
Glomerunefritis merupakan penyakit perdangan ginjal bilateral. Glomerulonefritis
akut paling lazim terjadi pada anak-anak 3 sampai 7 tahun meskipun orang dewasa muda dan
remaja dapat juga terserang , perbandingan penyakit ini pada pria dan wanita 2:1.

GNA ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu
yang sering terjadi ialah akibat infeksi2. tidak semua infeksi streptokokus akan menjadi
glomerulonefritis, hanya beberapa tipe saja. Timbulnya GNA didahului oleh infeksi ekstra
renal, terutama di traktus respirotorius bagian kulit oleh kuman streptokokus beta hemolitikus
golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan 49. dari tipe tersebut diatas tipe 12 dan 25 lebih bersifat
nefritogen disbanding yang lain. Mengapa tipe tersebut lebih nefritogen dari pada yang lain
tidak di ketahui.

Gejala-gejala umum yang berkaitan dengan permulaan penyakit adalah rasa lelah,
anoreksia dan kadang demam, sakit kepala, mual, muntah. Gambaran yang paling sering
ditemukan adalah hematuria, oliguria,edema,hipertensi.

Tujuan utama dalam penatalaksanaan glomerulonefritis adalah untuk Meminimalkan


kerusakan pada glomerulus, Meminimalkan metabolisme pada ginjal, Meningkatkan fungsi
ginjal. Pronosis penyakit pada anak-anak baik sedangkan prognosisnya pada orang dewasa
tidak begitu baik.

Glomerulonefritis Akut|22
DAFTAR PUSTAKA

- Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran


Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5 : Bandung, 2014
- IDAI (http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurva-pertumbuhan-who)
- Kapita Selekta Kedokteran “Essentials of Medicine” : Jakarta, 2014
- Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009

Glomerulonefritis Akut|23

Anda mungkin juga menyukai