axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164
Abstrak. Semarang merupakan salah satu wilayah gempa 3 di Indonesia, Seiring berjalannya waktu
wilaya gempa terus meningkat, maka dari itu gedung harus dapat menahan gempa. Tugas Akhir ini
merencanakan gedung Kampus HNK tahan gempa yang berlokasi di Semarang. Struktur gedung ini
terdiri dari 9 lantai dan 1 atap. Ukuran gedung, panjang 42.00 meter, dan lebar 16,50 meter.Dinding geser
digunakan untuk mendistribusikan beban gempa pada gedung Kampus HNK itu mengacu pada peraturan
SNI 2847:2013 untuk perencanaan beton bertulang dan SNI 1726:2012 untuk acuan beban gempa.
Perhitungan beban gempa yang terjadi pada gedung menggunakan analisa statik ekuivalen. Untuk analisa
gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur ini menggunakan program komputer SAP 2000. Mutu beton
digunakan fc’ 30 MPa dan mutu baja fy 420 Mpa. Dari analisa diperoleh kontrol batas simpangan antar
lantai tingkat desain pada lantai tertinggi adalah 0,066 m. Letak dinding geser memenuhi persyaratan
yaitu untuk SRPMK lebih besar dari 25% dan dinding geser lebih kecil dari 75%. Hasil analisa
menunjukkan bahwa gedung sudah memenuhi standar sebagai gedung tahan gempa. Dinding geser
direncanakan dengan ketebalan 40 cm menggunakan tulangan longitudinal D36-70 dan tulangan
sengkang 2D25-50.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang sangat perilaku struktur bangunan yang mengalami
rawan bencana gempa bumi seperti halnya beban gempa adalah struktur akan mengalami
Jepang dan California karena posisi deformasi dan hal ini merupakan faktor penting
geografisnya terletak dizona tektonik yang dalam merencanakan bangunan tahan gempa.
sangat aktif. Hal ini dikarenakan tiga lempeng (Nini Hasriyani Aswad, 2014).
besar dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya Dalam Tugas Akhir ini akan merencanakan
saling bertemu di wilayah Indonesia serta Gedung Kampus HNK di Semarang,
membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng yang struktur yang digunakan konstruksi beton
kompleks (PU, 2010). bertulang terdiri dari 10 lantai + atap.
Dalam SNI 1726-2012 Indonesia terbagi dalam
Gedung ini direncanakan dengan dinding
6 wilayah gempa, dimana wilayah gempa 1
adalah wilayah dengan kegempaan paling geser agar dapat menahan gempa dan
rendah sedangkan wilayah gempa 6 dengan menahan gaya gempa karna sifat dari
kegempaan paling tinggi. Suatu gedung di dinding geser yang kaku. Untuk mendapat
wilayah yang rawan gempa terutama di daerah struktur gedung dengan perilaku yang baik
Semarang yang masuk wilayah gempa 3 di ketika terjadi gempa, maka sesuai SNI 1726-
Indonesia, perencanaan gedung harus 2012. perencanaan struktur nya menggunakan
memperhatikan kekuatan, kenyamanan, perencanaan Dinding Geser yang telah
keekonomisan, dan pengaruh terhadap memenuhi syarat pembebanan, dimana beban
lingkungan. Aspek-aspek tersebutlah yang harus 75% diterima oleh dinding geser dan 25%
direncanakan dan diperhitungkan secara diterima oleh SRPMK (Ichwandi,2014)
matang. Faktor yang mempengaruhi kekuatan Ada beberapa cara untuk menjaga kestabilan
konstruksi adalah beban beban yang akan struktur tersebut antara lain menambah elemen
dipikul seperti beban mati, beban hidup, dan struktur diagonal pada konstruksi sehingga
beban gempa. struktur tidak mengalami deformasi jajaran
Sistem Ganda adalah salah satu teknik genjang. Cara lainnya adalah dengan
penanganan struktur bangunan yang dapat menggunakan dinding geser baik dinding penuh
menahan beban gempa. Karakteristik tentang maupun sebagian (Sekar Arum DJ et al, 2015).
155
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)
156
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164
157
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)
Tumpuan Atas = 2D16 (As = 402 mm2) dapat diperoleh secara otomatis pada output Sap
Tulangan Tumpuan Sengkang = ∅ 10-100 mm 2000 seperti pada Tabel 1 dibawah ini.
Tulangan Lapangan Sengkang = ∅ 10-150 mm
Tabel 1 Massa Lantai
4.4 Perencanaan Balok Penggantung Lift
Perencanaan yang dilakukan meliputi balok-
balok yang berkaitan dengan ruang mesin lift,
yang terdiri dari balok penggantung lift. Pada
bangunan ini digunakan lift penumpang tipe
simplex dengan data-data sebagai berikut :
Balok lift : 30/50
Tipe lift : Duplex
Kapasitas : 17 orang (1150 kg)
Merk : Sigma
Kecepatan : 1 m/sec 5.2 Menghitung Beban Gempa
Lebar pintu : 1100 mm a. Data Respon Spektral Kota Semarang
Dimensi sangkar (car size) Berdasarkan hasil dari respon spektral
Outside : 2050 x 1400 mm2 (Puskim.pu.go.id), didapat tabel nilai respon
Inside : 2000 x 1350 mm2 spektrum untuk tanah lunak di kota Semarang
Dimensi ruang luncur (Hoistway) : 5200 x 2000 Dari gambar diatas didapat nilai respon
mm2
Dimensi ruang mesin (machine) : 5250 x
3750 mm2
Beban reaksi ruang mesin :
R1 = 8000 kg ( berat mesin penggerak
lift+beban kereta+perlengkapan)
R2 = 5200 kg (berat bandul
pemberat+perlengkapan) spektrum untuk tanah lunak seperti pada Tabel
Hasil Penulangan Balok Lift: 2.
Lapangan Bawah =3D16 (As = 603 mm2)
Lapangan Atas = 6D16 (As = 1206 mm2) Tabel 2. Nilai Respon Spektrum untuk Tanah
Tumpuan Bawah = 4D16 (As = 804 mm2) Lunak di Kota Palu
Tumpuan Atas = 7D16 (As = 1407mm2)
Tulangan Tumpuan Sengkang =∅ 10-110 mm
Tulangan Lapangan Sengkang = ∅ 10-150 mm
158
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164
159
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)
Dipakai tulangan geser tumpuan D12-100 Gambar 2. Diagram Interaksi Kuat Rencana
Dipakai tulangan geser lapangan D12-150 Kolom
Gambar 5.1 Sketsa Posisi Tulangan padaBalok
Induk Berdasarkan Gambar 2 kolom memerlukan
tulangan memanjang 16D25 atau1,26%(0,0126
5.4 Perencanaan Kolom Ag)
Dataperencanaan:
Dimensi Kolom = 600mmx600mm 5.4.2 Penulangan Geser Kolom
Mutu beton (fc) = 30 MPa Dipakai tulangan geser tumpuan 5D12-100
Mutu baja (fy) = 420 MPa Dipakai tulangan geser lapangan 5D12-110
Selimut beton = 50 mm
Tulangan utama = D22
Tulangan sengkang = D12
160
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164
161
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)
6.2 Daya Dukung Pondasi Berdasarkan Pakai 42D22 (As= 15957,48 mm2), jarak antar
Bahan tulangan = 200 mm
gedung kampus HNK: • Penulangan Arah Y
Dimensi : 45 x 45 cm Pakai 42D22 (As = 15957.48 mm2), jarak antar
Kelas :A tulangan = 200 mm
Berat : 506 kg/m • GeserPons Pile Cap Kolom
Kuat beban (Ptiang) : 207,98 Ton Nilia Vc yang terkecil yaitu = 544878,656 kg
Panjang tiang pancang : 22 m ɸ𝑉𝑐 = 0,75𝑥3852761,532 𝑘𝑔
= 2889571,15 kg
6.3 Perencanaan Pondasi Kolom = 2889,57 ton
Dari analisa SAP 2000 dipilih gaya yang paling ɸVc > ∑ 𝑃
besar untuk keperluan perencanaan pondasi ∑𝑃 = 1051,05 ton
untuk kolom, berikut adalah gaya-gaya terbesar ɸVc = 2889,57 ton > ∑ 𝑃 = 1115,02ton (OK)
yang terjadi:
P = 420764 kg 6.4 Perencanaan Pondasi Dinding Geser
Mx = 37161,2 kgm Perencanaan pondasi dinding struktur harus
My = 28627,1 kgm direncanakan menggunakan gaya terbesar akibat
Jumlah kebutuhan tiang pancang untuk satu kombinasi pembebanan pada dasar dinding
kelompok: geser, dari hasil perhitungan program struktur
𝑃 455,98
n= = = 2,35 buah = 4 buah ETABS didapat reaksi perletakan terbesar dari
𝑃𝑖𝑗𝑖𝑛 194
masing-masing kombinasi sebagai berikut :
untuk antisipasi keamanan struktur dipakai 4
P = 960798,8kg
buah tiang pancang ukuran 45 x 45 cm.
Mx = 6163,45 kgm
My = 6127,24 kgm
kebutuhan tiang pancang untuk satu kelompok:
𝑃 1051,05
n= = = 8,55 = 14 Buah
𝑃𝑖𝑗𝑖𝑛 122,8
untuk antisipasi keamanan struktur Maka
dipakai 14 buah tiang pancang ukuran 40x40 cm
162
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164
• Penulangan Arah Y
Pakai 42D22 (As = 15599,925mm2), jarak antar
tulangan 170 mm
• Geser Pons Pile Cap Dinding Geser
Nilai Vc yang terkecil yaitu = 2882114,192 kg
ɸ𝑉𝑐 = 0,75𝑥3241140,35𝑘𝑔
= 2430855 kg
= 2430,85 ton
ɸVc > ∑ 𝑃
∑𝑃 = 667,56 ton Gambar 11. Detail Penulangan Sloof
ɸVc = 2430,85 ton > ∑ 𝑃 = 1667,56ton (OK)
7. Kesimpulan dan Saran
7.1 Kesimpulan
6.5 Perencanaan Sloof
Data perencanaan: 1) Pembagian analisa pembebanan gaya gempa
Gaya aksial dasar kolom =4207,64 KN (Pu sudah memenuhi persyaratan bahwa desain
kolom) yang diterima Dinding geser sebesar 75%
Pu Sloof = 10% x 390,21KN =390210 kN dan SRPMK 25%
Panjang sloof =600 - 60 = 540 cm 2) Simpangan gedung tingkat desain δ =
Dimensi sloof =400 x 600 mm 0,00913 sudah sesuai persyaratan yaitu lebih
Mutu beton (fc) = 30 MPa kecil dari simpangan gedung tingkat ijin ∆ =
Mutu baja (fy) = 420 MPa 0,08
Tulangan utama = D22 3) Detailing Dinding Geser sudah sesuai
Tulangan sengkang = D12 persyaratan, tulangan vertikal minimal
Selimut beton = 50 mm sebanyak 2 tirai, tulangan horisontal D25
Tegangan ijin tarik beton : dengan jarak 50 mm lebih besar dari jarak
ft ijin = 0,5√𝑓𝑐 = 0,5√30 = 2,74 𝑀𝑃𝑎 minimal 50mm dan lebih kecil dari jarak
Tegangan tarik yang terjadi : maksimum 450 mm
𝑃 42207640
𝑓𝑡 = 𝑢 = = 2.19MPa < ft ijin = 7.2 Saran
∅𝑏ℎ 0,8.400.600
2,74 𝑀𝑃𝑎 (OK) 1) Perlu dilakuan studi lebih lanjut dan
mendalam untuk mendapatkan hasil
a. PenulanganLentur Sloof perbandingan yang lebih baik dengan
Beban yang diterima sloof : DL = 1576 kg/m, mempertimbangkan aspek teknis, nilai
Mu = 66,192 kNm ekonomis dan estetika, sehingga hasil dari
Pusloof = 420,764 kN perbandingan yang telah dilakukan akan
menjadi semakin lengkat. Serta diharapkan
perencanaan dapat mendeteksi kondisi
sesungguhnya dilapangan dan hasil yang
diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan
yang kuat, ekonomis dan tepat waktu dalam
pelaksanaanya.
2) Cobalah dengan dimensi yang lain sehingga
didapatkan hasil yang lebih akurat untuk
sistem penahan gempa
Gambar 10. Diagram Interaksi Kuat Rencana 3) Patuhi peraturan-peraturan yang terbaru
Sloof untuk mendesain struktur tahan gempa, agar
tidak terjadi suatu kegagalan suatu bangunan
Hasil dari PCACOL menunjukkan pemakaian dan tidak menimbulkan korban jiwa hanya
tulangan sebanyak 8D22 dengan hasil karena mendesain komponen struktur.
prosentase 1,7 atau 0,017Ag (OK)
163
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)
164