Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS HNK MENGGUNAKAN


SISTEM GANDA DI DAERAH SEMARANG
Happy anggar Kusuma1, Soerjandani Priantoro M 2
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil1, Dosen Program Fakultas Teknik Sipil2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Jl. Dukuh Kupang XX No. 54, Kota Surabaya, 60225, Jawa Timur,Indonesia
Email: 1happyak096@gmail.com. 2king-sur@gmail.com

Abstrak. Semarang merupakan salah satu wilayah gempa 3 di Indonesia, Seiring berjalannya waktu
wilaya gempa terus meningkat, maka dari itu gedung harus dapat menahan gempa. Tugas Akhir ini
merencanakan gedung Kampus HNK tahan gempa yang berlokasi di Semarang. Struktur gedung ini
terdiri dari 9 lantai dan 1 atap. Ukuran gedung, panjang 42.00 meter, dan lebar 16,50 meter.Dinding geser
digunakan untuk mendistribusikan beban gempa pada gedung Kampus HNK itu mengacu pada peraturan
SNI 2847:2013 untuk perencanaan beton bertulang dan SNI 1726:2012 untuk acuan beban gempa.
Perhitungan beban gempa yang terjadi pada gedung menggunakan analisa statik ekuivalen. Untuk analisa
gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur ini menggunakan program komputer SAP 2000. Mutu beton
digunakan fc’ 30 MPa dan mutu baja fy 420 Mpa. Dari analisa diperoleh kontrol batas simpangan antar
lantai tingkat desain pada lantai tertinggi adalah 0,066 m. Letak dinding geser memenuhi persyaratan
yaitu untuk SRPMK lebih besar dari 25% dan dinding geser lebih kecil dari 75%. Hasil analisa
menunjukkan bahwa gedung sudah memenuhi standar sebagai gedung tahan gempa. Dinding geser
direncanakan dengan ketebalan 40 cm menggunakan tulangan longitudinal D36-70 dan tulangan
sengkang 2D25-50.

Kata kunci : Gedung, Dinding geser, Gempa, Beton bertulang,

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang sangat perilaku struktur bangunan yang mengalami
rawan bencana gempa bumi seperti halnya beban gempa adalah struktur akan mengalami
Jepang dan California karena posisi deformasi dan hal ini merupakan faktor penting
geografisnya terletak dizona tektonik yang dalam merencanakan bangunan tahan gempa.
sangat aktif. Hal ini dikarenakan tiga lempeng (Nini Hasriyani Aswad, 2014).
besar dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya Dalam Tugas Akhir ini akan merencanakan
saling bertemu di wilayah Indonesia serta Gedung Kampus HNK di Semarang,
membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng yang struktur yang digunakan konstruksi beton
kompleks (PU, 2010). bertulang terdiri dari 10 lantai + atap.
Dalam SNI 1726-2012 Indonesia terbagi dalam
Gedung ini direncanakan dengan dinding
6 wilayah gempa, dimana wilayah gempa 1
adalah wilayah dengan kegempaan paling geser agar dapat menahan gempa dan
rendah sedangkan wilayah gempa 6 dengan menahan gaya gempa karna sifat dari
kegempaan paling tinggi. Suatu gedung di dinding geser yang kaku. Untuk mendapat
wilayah yang rawan gempa terutama di daerah struktur gedung dengan perilaku yang baik
Semarang yang masuk wilayah gempa 3 di ketika terjadi gempa, maka sesuai SNI 1726-
Indonesia, perencanaan gedung harus 2012. perencanaan struktur nya menggunakan
memperhatikan kekuatan, kenyamanan, perencanaan Dinding Geser yang telah
keekonomisan, dan pengaruh terhadap memenuhi syarat pembebanan, dimana beban
lingkungan. Aspek-aspek tersebutlah yang harus 75% diterima oleh dinding geser dan 25%
direncanakan dan diperhitungkan secara diterima oleh SRPMK (Ichwandi,2014)
matang. Faktor yang mempengaruhi kekuatan Ada beberapa cara untuk menjaga kestabilan
konstruksi adalah beban beban yang akan struktur tersebut antara lain menambah elemen
dipikul seperti beban mati, beban hidup, dan struktur diagonal pada konstruksi sehingga
beban gempa. struktur tidak mengalami deformasi jajaran
Sistem Ganda adalah salah satu teknik genjang. Cara lainnya adalah dengan
penanganan struktur bangunan yang dapat menggunakan dinding geser baik dinding penuh
menahan beban gempa. Karakteristik tentang maupun sebagian (Sekar Arum DJ et al, 2015).

155
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS HNK MENGGUNAKAN SISTEM


GANDA DI DAERAH SEMARANG
(Happy anggar Kusuma, Soerjandani Priantoro)

1.2 Rumusan Masalah 1. Sebagai referensi perencanaan gedung


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, Kampus HNK di wilayah Semarang,
maka untuk perencanaan struktur gedung sehingga gedung tersebut dapat
Kampus HNK tahan gempa menggunakan dimanfaatkan untuk kegiatan perkuliahan.
dinding geser di Semarang yang ditinjau adalah: 2. Dapat mengetahui atau memberikan contoh
1) Bagaimana analisa pembagian gaya gempa cara perhitungan struktur gedung dengan
yang diterima oleh dinding geser sesuai sistem dinding geser.
ketentuan SNI 1726:2012 yaitu SRPMK
menerima > 25% dari total gaya yang terjadi 2 METODOLOGI PERENCANAAN
dan untuk dinding geser 75% dari total gaya
yang terjadi pada wilaya gempa ?
2) Bagaimana detailing untuk struktur gedung
dengan menggunakan Dinding Geser pada
wilayah gempa, sesuai dengan SNI 1726:2012 ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan


Dari permasalahan yang ada di atas, adapun
maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam
penyusunan tugas akhir ini adalah:
1. Mampu merencanakan preliminary design
sistem dinding geser gedung pada bangunan.
2. Mampu menerapkan design sistem rangka
gedung pada bangunan.
3. Mampu menghitung penulangan untuk
struktur utama serta dinding geser struktur.

1.4 Batasan Masalah


Mengingat keterbatasan waktu dalam
penyusunan tugas akhir ini, maka ada batasan-
batasan masalah antara lain :
1. Tidak merencanakan metode pelaksanaan.
2. Tidak memperhitungkan kesulitan
pengadaan material serta pengaruh
dan dampaknya terhadap lingkungan selama
pelaksanaan.
3. Tidak menghitung aspek ekonomis dari
biaya konstruksi.
4. Tidak memperhitungkan sistem utilitas
bangunan, instalasi air bersih dan air kotor,
instalasi listrik, finishing dsb.

Gambar 1. Flowchart Metodologi Penelitian

3. PERENCANAAN AWAL DAN DIMENSI


STRUKTUR
Preliminary design adalah estimasi jenis
material, mutu material, serta dimensi material
yang akan digunakan untuk membentuk
struktur. Penentuan jenis, mutu, dan dimensi
material ini berpedoman pada engineering
judgement yang telah dimiliki oleh seorang
perencana. Biasanya terdapat beberapa rumusan
dalam menentukan preliminary design.
Spesifikasi material struktur yang ditentukan

156
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164

dalam preliminary design bukanlah spesifikasi Tinggi tanjakan = 20 cm


yang akan dikerjakan di lapangan, namun Lebar tanjakan = 30 cm
merupakan spesifikasi struktur yang akan • Hasil penulangan pelat tangga:
dimodelkan dalam software untuk dites dengan - Tulangan Perlu = ∅12-50 mm
pembebanan yang telah diidentifikasikan - Tulangan Susut = ∅10-320 mm
sebelumnya.
Oleh karena ini pendimensian setiap elemen • Hasil penulangan pelat bordes:
struktur yang ditaksir harus sama dengan desain - Tulangan Perlu = ∅12-100 mm
bangunan terebut. - Tulangan Susut = ∅10-320 mm
• Dimensi Balok
Balok Anak = 30/50 cm • Hasil penulangan balok bordes:
Balok Induk = 40/60 cm - Tumpuan Atas = 3∅12
• Dimensi Kolom - Tumpuan Bawah = 2∅12
Kolom = 60/60 cm - Lapangan Atas = 7∅12
• Dimensi Dinding Geser - Lapangan Bawah = 4∅12
Dinding Geser = 40 cm
• Hasil penulangan balok penumpu:
4. PERENCANAAN STRUKTUR - Tumpuan Atas = 3∅12
SEKUNDER - Tumpuan Bawah = 2∅12
Pada umumnya struktur gedung dibagi menjadi - Lapangan Atas = 7∅12
dua bagian yaitu struktur primer (balok induk, - Lapangan Bawah = 4∅12
kolom, pondasi) dan struktur sekunder (struktur
pelat, balok anak, dan dan tangga). Struktur 4.2 Perencanaan Balok Anak Lantai
sekunder merupakan bagian dari struktur
Pada subbab ini akan dibahas mengenai
gedung yang tidak menahan kekuatan secara
penulangan balok anak lantai dengan data
keseluruhan, namun tetap mengalami tegangan
perencanaan sebagai berikut:
– tegangan akibat pembebanan yang bekerja
Mutu beton (fc’) = 30 MPa
pada bagian tersebut secara langsung, ataupun
Mutu baja (fy) = 420 MPa
tegangan akibat perubahan bentuk dari struktur
Dimensi balok = 20 x 30
primer.
Diameter tulangan utama = D16 mm
Diameter tulangan sengkang = ∅10 mm
4.1 Perencanaan Lantai
Selimut beton = 30 mm
Mutu Beton (fc) : 30 MPa
Hasil Penulangan Balok Anak Lantai:
Mutu Baja (fy) : 420 MPa
Lapangan Bawah = 2D16 (As = 402 mm2)
Tebal Pelat Atap : 10 cm
Lapangan Atas = 2D16 (As = 402 mm2)
Tebal Pelat Lantai : 12 cm
Tumpuan Bawah = 2D16 (As = 402 mm2)
Hasil Penulangan Pelat Atap:
Tumpuan Atas = 2D16 (As = 402 mm2)
Tulangan arah x = ∅10-200 mm
Tulangan Tumpuan Sengkang = ∅ 10-100 mm
Tulangan arah y = ∅10-200 mm
Tulangan Lapangan Sengkang = ∅ 10-150 mm
Hasil Penulangan Pelat Lantai:
Tulangan Arah x = ∅12-300 mm
4.3 Perencanaan Balok Anak Atap
Tulangan Arah y = ∅12-300 mm
Pada subbab ini akan dibahas mengenai
4.2 Perencanaan Tangga perencanaan struktur sekunder balok anak atap,
Tangga merupakan suatu sarana untuk pembahasan pada subbab ini meliputi
menghubungkan antara ruang yang memiliki perhitungan beban, momen yang terjadi hingga
perbedaan elevasi didalam sebuah bangunan. pada kebutuhan jumlah tulangan yang
Pada perencanaan ini tangga dijadikan sebagai dibutuhkan balok anak atap:
sarana penghubung tiap lantai. Tangga pada Mutu beton (fc’) = 30 MPa
gedung ini direncanakan dengan data Mutu baja (fy) = 420 MPa
perencanaan sebagai berikut : Dimensi balok = 30 x 40
Mutu beton (fc) = 30 MPa Diameter tulangan utama = D16 mm
Mutu baja (fy) = 420 MPa Diameter tulangan sengkang = ∅10 mm
Beda tinggi lantai = 400 cm Selimut beton = 30 mm
Elevasi bordes = 20 cm Hasil Penulangan Balok Anak Lantai:
Panjang bordes = 300 cm Lapangan Bawah = 2D16 (As = 402 mm2)
Lebar bordes = 150 cm Lapangan Atas = 2D16 (As = 402 mm2)
Tumpuan Bawah = 2D16 (As = 402 mm2)

157
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS HNK MENGGUNAKAN SISTEM


GANDA DI DAERAH SEMARANG
(Happy anggar Kusuma, Soerjandani Priantoro)

Tumpuan Atas = 2D16 (As = 402 mm2) dapat diperoleh secara otomatis pada output Sap
Tulangan Tumpuan Sengkang = ∅ 10-100 mm 2000 seperti pada Tabel 1 dibawah ini.
Tulangan Lapangan Sengkang = ∅ 10-150 mm
Tabel 1 Massa Lantai
4.4 Perencanaan Balok Penggantung Lift
Perencanaan yang dilakukan meliputi balok-
balok yang berkaitan dengan ruang mesin lift,
yang terdiri dari balok penggantung lift. Pada
bangunan ini digunakan lift penumpang tipe
simplex dengan data-data sebagai berikut :
Balok lift : 30/50
Tipe lift : Duplex
Kapasitas : 17 orang (1150 kg)
Merk : Sigma
Kecepatan : 1 m/sec 5.2 Menghitung Beban Gempa
Lebar pintu : 1100 mm a. Data Respon Spektral Kota Semarang
Dimensi sangkar (car size) Berdasarkan hasil dari respon spektral
Outside : 2050 x 1400 mm2 (Puskim.pu.go.id), didapat tabel nilai respon
Inside : 2000 x 1350 mm2 spektrum untuk tanah lunak di kota Semarang
Dimensi ruang luncur (Hoistway) : 5200 x 2000 Dari gambar diatas didapat nilai respon
mm2
Dimensi ruang mesin (machine) : 5250 x
3750 mm2
Beban reaksi ruang mesin :
R1 = 8000 kg ( berat mesin penggerak
lift+beban kereta+perlengkapan)
R2 = 5200 kg (berat bandul
pemberat+perlengkapan) spektrum untuk tanah lunak seperti pada Tabel
Hasil Penulangan Balok Lift: 2.
Lapangan Bawah =3D16 (As = 603 mm2)
Lapangan Atas = 6D16 (As = 1206 mm2) Tabel 2. Nilai Respon Spektrum untuk Tanah
Tumpuan Bawah = 4D16 (As = 804 mm2) Lunak di Kota Palu
Tumpuan Atas = 7D16 (As = 1407mm2)
Tulangan Tumpuan Sengkang =∅ 10-110 mm
Tulangan Lapangan Sengkang = ∅ 10-150 mm

5. PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER


Struktur primer merupakan komponen utama
yang terdiri dari balok induk, kolom, dan
dinding struktur dimana kekakuannya
mempengaruhi prilaku dari suatu gedung.
Struktur primer harus didesain dengan baik agar
kemungkinan terjadinya keruntuhan akibat
beban gempa dapat diperkecil. Dalam analisa
struktur pada tugas akhir ini, struktur gedung
dimodelkan dengan program struktur yaitu
program bantu SAP 2000, pemodelan struktur
berdasarkan SNI 1726:2012, SNI 2847:2013
dengan menggunakan sistem ganda.
b. Distribusi Beban Gempa
5.1 Menghitung Beban Gravitasi Sesuai SNI 1726 : 2012 pasal 7.8.1 distribusi
Beban gravitasi yang terjadi pada struktur gaya gempa berdasarkan beban geser dasar
bangunan berupa beban mati dan beban hidup seismik yang dibagi sepanjang tinggi struktur
yang bekerja pada tiap lantai. Analisa struktur gedung:
𝑆 1,777
untuk tugas akhir ini memakai program bantu Cs = 𝐷𝑆𝑅 = 7 = 0,165
( ) ( )
SAP 2000, sehingga besarnya massa bangunan 𝐼𝑒 1

158
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164

V= Cs.W = 0,165 x 9.392.321,2 = 5.3 Perencanaan Balok Induk


1.549.732,998 kg Perencanaan balok induk pada tugas akhir ini
c. Beban Gempa Statik Ekuivalen dengan cara memeriksa momen-momen yang
Hasil perhitungan Fi dirangkum dalam Tabel 3 terjadi pada setiap balok induk, momen pada
dengan k = 2 → Ta > 0,5 balok induk didapat dari output SAP 2000 dan
harus diambil satu balok dengan momen yang
Tabel 3. Distribusi Gaya Geser Akibat Gempa paling besar. Pada hasil pemeriksaan dari
di Sepanjang Tinggi Gedung struktur yangdirencanakan didapat momen yang
terbesar berada pada balok B48 (as F bentang 1-
6 lantai ke 5)

Tabel 6. Resume Momen Terbesar pada Balok

d. Batasan Simpangan Antar Lantai


Simpangan gedung tingkat desain < simpangan
gedung tingkat ijin. Gedung Kampus HNK B48
berada dikategori resiko II, dengan ∆a sebesar
5.3.1 Penulangan Lentur Balok Induk
0,02 hsx. Nilai simpangan antar lantai dapat
Data perencanaan
dilihat pada Tabel 4.
Bentang balok (L) = 7000 mm
Lebar balok (b) = 400 mm
Tabel 4. Nilai Simpangan Tiap Lantai
Tinggi balok (h) = 600 mm
Selimut beton (s) = 40 mm
Diameter tulangan utama = D22
Diameter tulangan sengkang= D12
Mutu beton (fc’) = 30 MPa
Mutu baja Tulangan (fy) = 420 MPa
Mutu baja Sengkang (fys) = 420 MPa

Hasil Penulangan Balok Induk Ujung Kiri


Negatif
Tulangan Tumpuan Atas : 3D22 (As = 1139
e. Analisa Sistem Ganda mm2)
Dari hasil analisa struktur (output ETABS) Tulangan Tumpuan Bawah : 3D22 (As = 1139
kemudian dilakukam pengecekan pada base mm2)
shear bahwa sistem struktur yang terdiri dari
kombinasi dinding struktur dan sistem rangka. Tabel 7. Resume Penulangan Balok Induk
Tabel 5. Nilai Prosentase Antara SRPMK dan
Dinding Geser

159
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS HNK MENGGUNAKAN SISTEM


GANDA DI DAERAH SEMARANG
(Happy anggar Kusuma, Soerjandani Priantoro)

5.3.2 Penulangan Geser Balok Induk 𝑨𝒈 𝒇𝒄′


Pu = 4207,64 KN > = 1080KN (OK)
𝟏𝟎

Dipakai tulangan geser tumpuan D12-100 Gambar 2. Diagram Interaksi Kuat Rencana
Dipakai tulangan geser lapangan D12-150 Kolom
Gambar 5.1 Sketsa Posisi Tulangan padaBalok
Induk Berdasarkan Gambar 2 kolom memerlukan
tulangan memanjang 16D25 atau1,26%(0,0126
5.4 Perencanaan Kolom Ag)
Dataperencanaan:
Dimensi Kolom = 600mmx600mm 5.4.2 Penulangan Geser Kolom
Mutu beton (fc) = 30 MPa Dipakai tulangan geser tumpuan 5D12-100
Mutu baja (fy) = 420 MPa Dipakai tulangan geser lapangan 5D12-110
Selimut beton = 50 mm
Tulangan utama = D22
Tulangan sengkang = D12

5.4.1 Perhitungan Tulangan Lentur


Untuk mendesain tulangn memanjang kolom,
terlebihi dahulu harus diketahui gaya yang
terjadi pada kolom tersebut. Gaya yang paling
besar selalu terjadi pada kolom terbawah, karna Gambar 3. Detail Penulangan Kolom
pada kolom terbawah memikul berat gedung
secara keseluruhan.Oleh karena itu pemeriksaan 5.4.3 Desain Hubungan Balok Kolom
gaya-gaya yang terjadi hanya dilakukan pada Pada perhitungan ini menggunakan contoh HBK
kolom terbawah, pada tugas akhir ini kolom dengan gaya aksial terbesar
terbawah terletak pada lantai satu. Gaya-gaya • Desain HBK Terkekang 4 Balok
yang terjadi dapat langsung dilihat dari hasil Besarnya tegangan geser nominal joint Vn
output SAP 2000 dan dipilih gaya-gaya terbesar adalah:
dari setiap beban dan jenis kombinasi beban, ɸ 𝑉𝑛 = ɸ1,7√𝑓𝑐𝐴𝑗 = 0,75 x 1,7√30 .(600x600) =
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8 2514,05 KN
ɸVn = 2514,5 KN > 845,37 KN (OK)
Tabel 8. Gaya-gaya Dalam Kolom Lantai
1 dari Perhitungan SAP 2000

Gambar 4. HBK Terkekang 4 Balok

Desain HBK Terkekang 3 atau 2 Balok


ɸ𝑉𝑛 =ɸ1,7√𝑓𝑐𝐴𝑗=0,75 x 1,2√30 .(600x600) =
1774,62 KN
ɸVn =1774,62 KN>𝑉𝑥−𝑥 = 483,5 KN (OK)

160
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164

Gambar 6. Diagram Interaksi Desain Kekuatan


Dinding Geser dengan Elemen Pembatas
Gambar 5. HBK Terkekang 3 atau 2 balok
a. Penulangan Dinding Geser
Batas geser dinding geser tidak diambil lebih
5.5 Perencanaan Dinding Geser besar dari pasal 21.9.4.4, yaitu:
Data perencanaan : Vn = 7157 KN
Tebal dinding = 400 mm Maka nilai Vu diambil sebesar 3741,3 kN
Mutu beton (fc) = 30 MPa b. Penulangan Horisontal Dinding Geser
Mutu baja (fy) = 420 MPa Pakai sengkang 2D25-50 untuk sengkang
Selimut beton = 50 mm dinding geser
Tulangan utama = D36
Tulangan sengkang = D19 c. Penulangan Vartikal Dinding Geser
Gaya-gaya yang diambil untuk perencanaan Pakai tulangan longitudinal D36-70 sebanyak 2
dinding struktur adalah gaya yang terletak pada tirai untuk dinding geser, jumlah 1 tirai = 91
dinding geser lantai 1, d. Kebutuhan Sengkang Elemen Pembatas
Pakai tulangan 5D12-100 untuk elemen
Tabel 9. Resume Gaya pada Dinding Geser P3 pembatas
Lantai 1 e.Tulangan Longitudinal Elemen Pembatas
Pakai 12D25 untuk 1 elemen pembatas

Gambar 7. Tulangan pada Dinding Geser dan


5.6 Kekuatan Aksial Desain Dinding Geser Elemen Pembatas
Kekuatan desain aksial dinding geser telah
mencukupi untuk menahan gaya aksial yang 6. PONDASI
terjadi 6.1 Daya Dukung Tanah
ɸPn = 1559250 kN > 2532,1 kN (OK) Daya dukung satu tiang dapat ditinjau
untuk kebutuhan jumlah tulangan dan berdasarkan kekuatan beban dan kekuatan tanah
prosentase tulangan dinding geser dapat dilihat tempat tiang tersebut ditanam. Kekuatan beban
pada Gambar 6, dengan hasil prosentase (beton bertulang) dihitung berdasarkan SNI
program PCACOL adalah sebesar 3,07% atau 2847:2013 dengan memperhatikan faktor
0,0397 Ag (OK) reduksi bahan dan faktor tekuk. Sedangkan
kekuatan daya dukung tanah harus dihitung
dengan memberikan angka keamanan dan
effisiensi dari grup tiang. Dari kedua kekuatan (
kekuatan bahan dan tanah) tersebut diambil nilai
yang terkecil untuk dijadikan acuan dalam
menentukan jumlah tiang pancang dalam satu
grup atau satu poer.

161
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS HNK MENGGUNAKAN SISTEM


GANDA DI DAERAH SEMARANG
(Happy anggar Kusuma, Soerjandani Priantoro)

6.2 Daya Dukung Pondasi Berdasarkan Pakai 42D22 (As= 15957,48 mm2), jarak antar
Bahan tulangan = 200 mm
gedung kampus HNK: • Penulangan Arah Y
Dimensi : 45 x 45 cm Pakai 42D22 (As = 15957.48 mm2), jarak antar
Kelas :A tulangan = 200 mm
Berat : 506 kg/m • GeserPons Pile Cap Kolom
Kuat beban (Ptiang) : 207,98 Ton Nilia Vc yang terkecil yaitu = 544878,656 kg
Panjang tiang pancang : 22 m ɸ𝑉𝑐 = 0,75𝑥3852761,532 𝑘𝑔
= 2889571,15 kg
6.3 Perencanaan Pondasi Kolom = 2889,57 ton
Dari analisa SAP 2000 dipilih gaya yang paling ɸVc > ∑ 𝑃
besar untuk keperluan perencanaan pondasi ∑𝑃 = 1051,05 ton
untuk kolom, berikut adalah gaya-gaya terbesar ɸVc = 2889,57 ton > ∑ 𝑃 = 1115,02ton (OK)
yang terjadi:
P = 420764 kg 6.4 Perencanaan Pondasi Dinding Geser
Mx = 37161,2 kgm Perencanaan pondasi dinding struktur harus
My = 28627,1 kgm direncanakan menggunakan gaya terbesar akibat
Jumlah kebutuhan tiang pancang untuk satu kombinasi pembebanan pada dasar dinding
kelompok: geser, dari hasil perhitungan program struktur
𝑃 455,98
n= = = 2,35 buah = 4 buah ETABS didapat reaksi perletakan terbesar dari
𝑃𝑖𝑗𝑖𝑛 194
masing-masing kombinasi sebagai berikut :
untuk antisipasi keamanan struktur dipakai 4
P = 960798,8kg
buah tiang pancang ukuran 45 x 45 cm.
Mx = 6163,45 kgm
My = 6127,24 kgm
kebutuhan tiang pancang untuk satu kelompok:
𝑃 1051,05
n= = = 8,55 = 14 Buah
𝑃𝑖𝑗𝑖𝑛 122,8
untuk antisipasi keamanan struktur Maka
dipakai 14 buah tiang pancang ukuran 40x40 cm

Gambar 8. Denah Kelompok Tiang Pancang

Efisiensi tiang pancang group:


𝜂 = 0,78
Pgroup tiang = 605,28 ton > ∑ 𝑃 =450 ton(OK)
Gambar 9. Denah Kelompok Tiang Pancang

6.3.1 Perencanaan Pile Cap Kolom Dinding Geser


Data perencanaan : efisiensi tiang pancang group :
Dimensi pile cap = 975 cm x 275 cm
𝜂 = 0,67
Tebal pile cap = 180 cm
Dimensi kolom = 60 x 60 cm Pgroup tiang =1151,86 ton > ∑ 𝑃 = 1051,05 ton
Mutu beton(fc) = 30 MPa (OK)
Mutu baja(fy) = 420 MPa
D tulangan utama = D22 mm 6.4.1 Perencanaan Pile Cap Dinding Geser
Selimut beton (p) = 70 mm Data perencanaan:
Tinggi efektif (dx) = 1800 - 70 - 1/2 x Dimensi pile cap = 275 cm x 275 cm
22 = 1719 mm Tebal pile cap = 180 cm
Tinggi efektif (dy) = 1800 - 70 - 22 - 1/2 Dimensi DS = 30 x 545 cm
x 22 = 1697 mm Mutu beton(fc) = 30 MPa
Mutu baja(fy) = 420 MPa
• Penulangan Arah X
D tulangan utama = D22 mm
Selimut beton (p) = 70 mm

162
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 6, No.3, Desember 2018, Hal 155-164

Tinggi efektif (dx) = 1800 - 70 - 1/2 x b. Penulangan Geser Sloof


22 = 1719 mm Kekuatan gesernya :
Tinggi efektif (dy) = 1800 - 70 - 22 - 1/2 Vu ≤ 0,5ɸVc
x 22 = 1697 mm 6619,2 N < 82823,14 N
• Penulangan Arah X Pakai sengkang = D12-150
Pakai 42D22(As = 15599,925mm2),jarak antar
tulangan 200 mm

• Penulangan Arah Y
Pakai 42D22 (As = 15599,925mm2), jarak antar
tulangan 170 mm
• Geser Pons Pile Cap Dinding Geser
Nilai Vc yang terkecil yaitu = 2882114,192 kg
ɸ𝑉𝑐 = 0,75𝑥3241140,35𝑘𝑔
= 2430855 kg
= 2430,85 ton
ɸVc > ∑ 𝑃
∑𝑃 = 667,56 ton Gambar 11. Detail Penulangan Sloof
ɸVc = 2430,85 ton > ∑ 𝑃 = 1667,56ton (OK)
7. Kesimpulan dan Saran
7.1 Kesimpulan
6.5 Perencanaan Sloof
Data perencanaan: 1) Pembagian analisa pembebanan gaya gempa
Gaya aksial dasar kolom =4207,64 KN (Pu sudah memenuhi persyaratan bahwa desain
kolom) yang diterima Dinding geser sebesar 75%
Pu Sloof = 10% x 390,21KN =390210 kN dan SRPMK 25%
Panjang sloof =600 - 60 = 540 cm 2) Simpangan gedung tingkat desain δ =
Dimensi sloof =400 x 600 mm 0,00913 sudah sesuai persyaratan yaitu lebih
Mutu beton (fc) = 30 MPa kecil dari simpangan gedung tingkat ijin ∆ =
Mutu baja (fy) = 420 MPa 0,08
Tulangan utama = D22 3) Detailing Dinding Geser sudah sesuai
Tulangan sengkang = D12 persyaratan, tulangan vertikal minimal
Selimut beton = 50 mm sebanyak 2 tirai, tulangan horisontal D25
Tegangan ijin tarik beton : dengan jarak 50 mm lebih besar dari jarak
ft ijin = 0,5√𝑓𝑐 = 0,5√30 = 2,74 𝑀𝑃𝑎 minimal 50mm dan lebih kecil dari jarak
Tegangan tarik yang terjadi : maksimum 450 mm
𝑃 42207640
𝑓𝑡 = 𝑢 = = 2.19MPa < ft ijin = 7.2 Saran
∅𝑏ℎ 0,8.400.600
2,74 𝑀𝑃𝑎 (OK) 1) Perlu dilakuan studi lebih lanjut dan
mendalam untuk mendapatkan hasil
a. PenulanganLentur Sloof perbandingan yang lebih baik dengan
Beban yang diterima sloof : DL = 1576 kg/m, mempertimbangkan aspek teknis, nilai
Mu = 66,192 kNm ekonomis dan estetika, sehingga hasil dari
Pusloof = 420,764 kN perbandingan yang telah dilakukan akan
menjadi semakin lengkat. Serta diharapkan
perencanaan dapat mendeteksi kondisi
sesungguhnya dilapangan dan hasil yang
diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan
yang kuat, ekonomis dan tepat waktu dalam
pelaksanaanya.
2) Cobalah dengan dimensi yang lain sehingga
didapatkan hasil yang lebih akurat untuk
sistem penahan gempa
Gambar 10. Diagram Interaksi Kuat Rencana 3) Patuhi peraturan-peraturan yang terbaru
Sloof untuk mendesain struktur tahan gempa, agar
tidak terjadi suatu kegagalan suatu bangunan
Hasil dari PCACOL menunjukkan pemakaian dan tidak menimbulkan korban jiwa hanya
tulangan sebanyak 8D22 dengan hasil karena mendesain komponen struktur.
prosentase 1,7 atau 0,017Ag (OK)

163
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS HNK MENGGUNAKAN SISTEM


GANDA DI DAERAH SEMARANG
(Happy anggar Kusuma, Soerjandani Priantoro)

4) Perhatiakan selalu dalam melakukan input SUMBU KOLOM. Manado. Universitas


kedalam program bantu SAP 2000 agar hasil Sam Ratulangi press.
lebih akurat. Sekar Arum DJ, Agus Supriyadi, Agus Setiya
Budi . 2015 Kinerja Struktur Gedung
DAFTAR PUSTAKA Tinggi Dengan Pemodelan Dinding
Badan Standardisasi Nasional, 2012, Tata Cara Geser Sebagai Core Wall.
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Surakarta.Universitas Sebelas Maret
Bangunan Gedung (SNI 1726:2012): press.
Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional, 2013, Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung (SNI 2847:2013):
Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional, 2013, Tata Cara
Perhitungan Beban Minimum Untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain (SNI 1727:2013): Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta.
Febry Ananda MS, Johannes Tarigan,
Perencanaan Penulangan Dinding Geser
(Shear Wall) Berdasarkan Tata Cara Sni
03-2847-2002. Medan. Universitas
Sumatera Utara press.
Ghaffar Anugrah, 2014, Perencanaan Ulang
Struktur Gedung Tahan Gempa, Metode
Dinding Geser Mengacu SNI 1726:2012,
Vol. 4, No 1, hal, 1-10.
Nini Hasriyani Aswad. 2014, Pemodelan
Dinding Geser Pada Gedung Simetri.
Kendari. Universitas Haluoleo press
Norman Werias Alexander Supit M. D. J.
Sumajouw, W. J. Tamboto, S. O. Dapas,
2013. Respon Dinamis Struktur
Bangunan Beton Bertulang Bertingkat
Banyak Dengan Variasi Orientasi

164

Anda mungkin juga menyukai