Anda di halaman 1dari 48

Asuhan Keperawatan pada

Klien dengan
Perilaku Kekerasan
Ns. Lisa Maryati, S.Kep
Pengertian
• Keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan
kesal atau marah yang tidak konstruktif.

(Stuart dan Sundeen, 1995).


(Yosep, 2010)
Pengertian
• Perilaku kekerasan adalah merupakan status rentang
emosi dan ungkapan kemarahan yang
dimanifestasikan dalam bentuk fisik.
• Merupakan suatu bentuk komunikasi dan proses
penyampaian pesan dari individu.
Rentang Respon Marah
ADAPTIF
Asertif

Frustasi

Pasif

Agresif

MALADAPTIF Amuk/ PK
• Asertif :Kemarahan yang diungkapkan tanpa
menyakiti atau menyalahkan orang lain, dan
memberikan kelegaan
• Frustasi :Gagal mencapai tujuan karena tidak realitas
atau terhambat, tidak dapat menemukan
alternatifnya
• Pasif :Diam, tidak mampu mengungkapkan
perasaan, tidak berdaya dan menyerah.
• Agresif :Tindakan destruktif tapi masih terkontrol.
Klien mengekspresikan secara fisik tapi masih
terkontrol, mendorong orang lain dengan
ancaman
• Amuk :Tindakan destruktif yang tidak terkontrol.
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat,
hilang kontrol disertai amuk dan merusak
lingkungan.
Hierarki Agresif
RENDAH 1. Memperlihatkan permusuhan yang rendah

2. Keras dan menuntut

3. Mendekati orang lain dengan ancaman

4. Memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai

5. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan

6. Memberi kata-kata ancaman dengan rencana melukai

7. Melukai dalam tingkat ringan tanpa membutuhkan

perawatan medis

8. Melukai dalam tingkat serius dan memerlukan perawatan


TINGGI
medis
Faktor Presipitasi
• Klien
Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang PD,
ekspresi diri, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
• Lingkungan
Padat, bising , panas, penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai, kesulitan mengkonsumsi kebutuhan dasar dalam
keluarga
• Interaksi
Konflik, provokatif,
• Riwayat perilaku antisosial (penyalahgunaan obat, alkohol)
• Kematian anggota keluarga yang penting
Gejala Klinis
• Wawancara :
Diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-
tanda marah yang dirasakan klien, dampak marah yang
timbul, cara mengatasi marah
• Observasi :
Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara
tinggi, berdebat, memaksakan kehendak : merampas
makanan, memukul
Tanda dan Gejala → FISIK
• Muka merah dan tegang
• Mata melotot/pandangan tajam
• Tangan mengepal
• Rahang mengatup
• Wajah memerah dan tegang
• Postur tubuh kaku
• Pandangan tajam
• Mengatup rahang dengan kuat
• Jalan mondar-mandir
Tanda dan Gejala → VERBAL
• Bicara kasar
• Nada suara tinggi, membentak, berteriak
• Mengancam secara verbal/fisik
• Mengumpat dengan kata-kata kotor
• Suara keras
• Ketus
Tanda dan Gejala → PERILAKU
• Melempar/memukul benda/orang lain
• Menyerang orang lain
• Melukai diri sendiri/orang lain
• Merusak lingkungan
• Amuk/agresif
Tanda dan Gejala → EMOSI
• Tidak adekuat
• Merasa tidak aman
• Rasa terganggu
• Dendam dan jengkel
• Bermusuhan
• Mengamuk
• Ingin berkelahi
• Menyalahkan dan menuntut
Tanda dan Gejala → KOGNITIF/INTELEKTUAL
• Mendominasi
• Cerewet
• Kasar
• Berdebat
• Meremehkan
• Sarkasme
Tanda dan Gejala → SOSIAL
• Menarik diri
• Pengasingan
• Penolakan
• Ejekan
• Sindiran
Proses terjadinya masalah
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
• Menyerang atau menghindar (fight or flight)
• Menyatakan secara asertif (assertiveness)
• Memberontak (acting out)
• Perilaku kekerasan
Peran perawat
1. KESADARAN DIRI : perawat harus meningkatkan
kesadaran diri, memisahkan masalah pribadi dan masalah
klien
2. PENDIDIKAN KLIEN : mengajarkan cara
komunikasi, cara mengekspresikan marah dengan tepat,
respon adaptif dan maladaptif
3. LATIHAN ASERTIF : kemampuan dasar yang harus
dimiliki perawat, berkomunikasi langsung dgn setiap
orang, mengatakan tidak untuk sesuatu yang tidak
beralasan, sanggup melakukan komplain,
mengekspresikan penghargaan dengan tepat.
Peran perawat
1. KOMUNIKASI : Strategi komunikasi terapeutik
2. PERUBAHAN LINGKUNGAN : menyediakan
berbagai aktivitas untuk meminimalkan perilaku yang
tidak sesuai
3. TINDAKAN PERILAKU ; membicarakan dgn klien
mengenai perilaku yang bisa diterima dan tidak
Mekanisme koping
▪Sublimasi → adanya sasaran pengganti
▪Proyeksi → menyalahkan orang lain mengenai kesulitan atau
keinginan yang tidak baik
▪Represi → mencegah pikiran masuk ke alam sadar
▪Reaksi formasi → mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku
yang berlawanan dan menggunakan sebagai rintangan
▪Diplacement → melepaskan perasaan tertekan pada objek yang
tidak berbahaya.
Pengkajian
Pengumpulan data
• Aspek biologis
• Aspek emosional
• Aspek intelektual
• Aspek social
• Aspek spiritual
Analisa data
• Data subyektif
• Data obyektif
• Data primer
• Data sekunder
Wawancara:
1. Apa penyebab perasaan marah ?
2. Apa yang dirasakan saat terjadi kejadian
/ penyebab marah ?
3. Apa yang dilakukan saat marah ?
4. Apa akibat dari cara marah yang
dilakukan ?
5. Apakah dengan cara yang digunakan
penyebab marah hilang ?
Observasi:
1. Wajah memerah dan tegang
2. Pandangan tajam
3. Mengatupkan rahang dengan kuat
4. Mengepalkan tangan
5. Bicara kasar
6. Mondar mandir
7. Nada suara tinggi, menjerit atau
berteriak
8. Melempar atau memukul benda/orang
lain
Diagnosa
• Perilaku Kekerasan
Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan ,lingkungan

Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

Faktor predisposisi : Faktor presipitasi :


1. Genetik 1. Kematian anggota keluarga yang
2. Tipe kepribadian : introvert penting
3. Kontrol sosial 2. Penyalahgunaan Napza
1. Tindakan Keperawatan untuk
Pasien
Tujuan : Pasien mampu:
 Membina hubungan saling percaya
 Menjelaskan penyebab marah
 Menjelaskan perasaan (tanda dan gejala) saat terjadi
kejadian/penyebab marah
 Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah dan akibatnya
 Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
 Melakukan kegiatan mengontrol perilaku kekerasan:
 Fisik : menyalurkan kemarahan
 Minum obat secara teratur
 Berbicara yang baik
 Kegiatan ibadah
Intervensi & Implementasi Pasien
1. Orientasi
▪ Ucapkan salam setiap kali berinteraksi
dengan pasien
▪ Perkenalkan diri : nama, nama panggilan yang perawat sukai, serta
tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai
▪ Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
▪ Buat kontrak asuhan : apa yang akan dilakukan dan tujuannya,
berapa lama, dan tempatnya dimana
▪ Jelakan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi
▪ Tunjukkan sikap empati
▪ Penuhi kebutuhan dasar pasien
Intervensi & Implementasi Pasien
2. Menjelaskan penyebab marah
Diskusikan bersama pasien penyebab rasa marah/perilaku
kekerasan saat ini dan yang lalu

3. Menjelaskan perasaan saat terjadi marah/ perilaku


kekerasan terjadi

Diskusikan tanda-tanda perilaku kekerasan bersama pasien


▪ Tanda dan gejala subjektif : perasaan
▪ Tanda dan gejala objektif : tanda fisik
4. Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah
• Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan pada saat marah:
Verbal
terhadap orang lain
terhadap diri sendiri
terhadap lingkungan
• Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya

5. Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku


kekerasan
Diskusikan cara mengontrol perilaku kekerasan, yaitu
dengan cara patuh minum obat, cara fisik, cara sosial,
dan spiritual.
6. Mengontrol rasa marah/perilaku kekerasan
Latih pasien mengontrol perilaku kekerasannya secara :
▪ Patuh minum obat
▪ Fisik: tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal.
▪ Sosial/verbal: menyatakan secara asertif rasa
marahnya
▪ Spiritual: sholat/
berdoa sesuai
keyakinan pasien
STRATEGI PELAKSANAAN
PASIEN
SP PENGKAJIAN dan LATIHAN NAFAS
DALAM dan MEMUKUL KASUR/ BANTAL

▪ Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yg


dilakukan, akibat perilaku kekerasan
▪ Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik, obat,
verbal, spiritual
▪ Latih cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara fisik 1 & 2
▪ Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan fisik.
Latihan 1
SP LATIHAN PATUH MINUM OBAT
Latihan 2
▪Evaluasi : tanda dan gejala perilaku kekerasan
▪Validasi : kemampuan melakukan tarik nafas dalam
dan pukul kasur dan bantal
▪Tanyakan manfaat melakukan latihan dan
menggunakan cara fisik 1 dan 2, beri pujian
▪Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
obat (jelaskan 6 benar: benar nama, benar jenis benar
dosis, benar waktu, benar cara, kontinuitas minum
obat dan dampak jika tidak kontinu minum obat)
▪Masukkan pada jadwal kegiatan: latihan fisik dan
minum obat
SP LATIHAN CARA SOSIAL/VERBAL
Latihan 3
▪ Evaluasi: tanda dan gejala perilaku kekerasan
▪ Validasi : kemampuan pasien melakukan tarik nafas
dalam, pukul kasur dan bantal, jadual minum obat
▪ Tanyakan manfaat melakukan latihan tarik nafas dalam,
pukul kasur dan bantal, dan manfaat minum obat, beri
pujian
▪ Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal
(yaitu bicara yang baik : meminta, menolak dan
mengungkapkan perasaan)
▪ Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik, minum obat, dan latihan
cara bicara yang baik .
SP LATIHAN CARA SPIRITUAL
Latihan 4
▪ Evaluasi: tanda dan gejala perilaku kekerasan
▪ Validasi: kemampuan pasien melakukan tarik nafas
dalam, pukul kasur dan bantal, minum obat dengan
benar dan patuh, bicara yang baik
▪ Tanyakan manfaat latihan tarik nafas dalam, pukul kasur
dan bantal, patuh minum obat, dan menerapkan cara
bicara yang baik, beri pujian
▪ Latih mengontrol marah dengan cara spiritual (2
kegiatan)
▪ Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik,
minum obat, verbal, dan spiritual.
2. Tindakan Keperawatan untuk
Keluarga
Tujuan : Keluarga mampu :
▪ mengenal masalah risiko perilaku kekerasan
▪ mengambil keputusan untuk merawat risiko
perilaku kekerasan
▪ merawat risiko perilaku kekerasan
▪ memodifikasi lingkungan yang mendukung
pasien mengontrol rasa marah/perilaku
kekerasan
▪ memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Tindakan:
▪ Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien.
▪ Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses
terjadinya perilaku kekerasan/ risiko perilaku kekerasan.
▪ Melatih keluarga cara merawat risiko perilaku kekerasan.
▪ Membimbing keluarga merawat risiko perilaku kekerasan.
▪ Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan yang mendukung pasien untuk mengontrol rasa
marah/ risiko perilaku kekerasan
▪ Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang
memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
▪ Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur.
STRATEGI PELAKSANAAN
KELUARGA
SP MENGENAL MASALAH DALAM MERAWAT
RISIKO PERILAKU KEKERASAN dan LATIHAN
CARA MERAWAT: CARA FISIK 1 & 2

▪ Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien


▪ Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
perilaku kekerasan (gunakan booklet/leaflet)
▪ Jelaskan cara merawat perilaku kekerasan
▪ Latih satu cara merawat perilaku kekerasan:
fisik 1 dan 2
▪ Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi
pujian.

Latihan 5
SP LATIHAN CARA
MERAWAT: MEMBERI OBAT
▪ Evaluasi: kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
perilaku kekerasan pasien
▪ Validasi: kemampuan keluarga dalam merawat/melatih
pasien cara fisik1 dan 2, beri pujian
▪ Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat
▪ Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
▪ Latih cara memberikan/ membimbing minum obat
▪ Anjurkan membantu pasien minum
obat sesuai jadwal dan memberi pujian.
Latihan 6
SP LATIHAN CARA MERAWAT:
MEMBIMBING LATIHAN CARA
LATIHAN 7
SOSIAL
▪ Evaluasi: kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
perilaku kekerasan pasien
▪ Validasi: kemampuan keluarga dalam membim- bing
pasien melaksanakan latihan fisik 1 dan 2, dan
memberikan obat; beri pujian
▪ Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat
▪ Jelaskan cara mengontrol rasa marah dengan cara verbal
(bicara yang baik : meminta, menolak dan
mengungkapkan perasaan)
▪ Latih cara verbal/sosial
▪ Anjurkan membantu pasien melakukan kegiatan/latihan
sesuai jadwal dan memberi pujian.
SP LATIHAN CARA MERAWAT:
MEMBIMBING LATIHAN CARA
SPIRITUAL Latihan 8
▪ Evaluasi: kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku
kekerasan pasien
▪ Validasi: kemampuan keluarga merawat/melatih pasien cara fisik 1
dan 2, kepatuhan minum obat, dan cara verbal/sosial; beri pujian
▪ Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat
▪ Jelaskan cara mengontrol rasa marah dengan cara spiritual
▪ Latih cara spiritual
▪ Jelaskan follow up ke Puskesmas, tanda kambuh
▪ Identifikasi kendala atau kesulitan dalam melakukan kegiatan
▪ Jelaskan cara mengontrol rasa marah pasien jika sudah terjadi
perilaku merusak diri dan atau lingkungan
▪ Latih cara pengekangan dan proses rujukan
▪ Anjurkan membantu pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai
jadual dan memberi pujian.
Evaluasi Kemampuan Pasien
Pasien mampu:
Menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan.
Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadual:
• secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur
• secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan
mengungkapkan perasaan dengan cara baik
• secara spiritual
• terapi psikofarmaka
▪ Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam
mencegah perilaku kekerasan
Evaluasi Kemampuan Keluarga
Keluarga mampu :
▪ Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
(pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya risiko
perilaku kekerasan)
▪ Mengambil keputusan merawat risiko perilaku kekerasan
▪ Merawat risiko perilaku kekerasan
▪ Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung pasien mengontrol perasaan marah
▪ Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam
mencegah perilaku kekerasan pasien
▪ Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda
kambuh dan melakukan rujukan.
Evaluasi
▪ Klien mengatakan mau bercakap-cakap dengan perawat,
▪ Klien mengatakan mau bercakap cakap diruang tamu saja, 10 menit saja
▪ Klien mengatakan marah karena suaminya pergi dengan perempuan lain
▪ Klien mengatakan biasanya dada terasa sesak, tenggorokan sakit, tangan mengepal
S ▪ Klien mengatakan jika marah langsung teriak dan membanting barang
▪ Klien mengatakan barang menjadi rusak semua
▪ Klien mengatakan kalau marah biasanya langsung lari-lari saja biar marahnya reda
▪ Klien mengatakan mau latihan mengendalikan marah dengan nafas dalam
▪ Klien terlihat nyaman bercakap-cakap dengan perawat dan menjabat tangan perawat
▪ Klien dapat menyebutkan penyebab nya marah
O ▪ Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala marah yang dirasakan serta akibat jika marah dilakukan
▪ Klien mampu menyebutkan apa yang dilakukan jika marah
▪ Klien mampu menyebutkan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam
▪ Klien mampu mendemonstrasikan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam, dengan kooperatif,
bersemangat dan kontak mata yang baik dengan perawat
A Kognitif : Klien dapat menyebutkan penyebab, tanda gejala, dampak marah dan cara mengendalikan marah
dengan nafas dalam
Afektif : Klien kooperatif bercakap-cakap dengan perawat, kontak mata adekuat
Psikomotorik : Klien mampu mendemonstrasikan teknik mengendalikan marah dengan cara latihan nafas
dalam

SP 1 Pasien tercapai
Perawat :
Lanjutkan SP 2 Pasien tentang mengendalikan marah dengan cara pukul bantal diruang perawatan jam 09.00
P Klien :
Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah tarik nafas dalam sesuai jadwal harian setiap hari jam 09.00
dan 15.00
Seclusi (pengekangan fisik)
• Pengekangan fisik secara mekanik
• Isolasi (menempatkan klien dalam suatu ruangan
dimana klien tidak dapat keluar atas kemauan
sendiri)
Restrain
Restrain
DAFTAR PUSTAKA
• Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing
Diagnoses Definition & lassification, 2012-2014. Oxford:
Wiley-Blackwell

• Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa


Komunitas (CMHN - Basic Course). Jakarta: EGC

• Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of


Psychiatric Nursing. 8th edition. Missouri: Mosby
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai