Pada bagian ini kita akan membahas gagasan fundamental suatu fungsi
atau pemetaan. Selanjutnya akan kita ketahui bahwa fungsi merupakan suatu
jenis khusus dari himpunan, walaupun terdapat visualisasi lain yang sering lebih
bersifat sugesti. Pada bagian terakhir ini kita akan banyak membahas mengenai
jenis-jenis fungsi, tetapi sedikit lebih abstrak dibandingkan bagian ini.
𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 7𝑥 + 10
ℎ(𝑥) = |𝑥|.
Definisi di atas mungkin saja tidak jelas, dikarenakan tidak jelasnya makna frase “aturan
korespondensi”. Untuk mengatasi hal ini kita akan mendefinisikan fungsi dengan menggunakan
himpunan seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya. Berikut ini adalah definisi yang
mungkin saja dapat membuat kita kehilangan kandungan intuitif dari definisi terdahulu, tetapi
kita dapatkan kejelasan.
Ide dasar pendefinisian berikut ini adalah memikirkan gambar dari suatu fungsi; yaitu, suatu
bagian dari pasangan berurut. Bila kita perhatikan tidak setiap koleksi pasangan berurut
merupakan gambar suatu fungsi, karena pemasangan unsur pertama dengan unsur kedua
ditentukan secara tunggal. Meskipun definisi berikut tampak rumit, tapi memiliki kelebihan yaitu
lebih jelas dan tidak ambigu.
Gambar 4. Ilustrasi Grafik Fungsi
Himpunan 𝐴 terhadap fungsi 𝑓 disebut domain dari 𝒇 dan akan sering dinotasikan dengan 𝐷(𝑓).
Himpunan 𝐵 disebut range dari 𝒇, dan akan sering dinotasikan dengan 𝑅(𝑓). Catat bahwa,
meskipun 𝐷(𝑓) = 𝐴, kita hanya punya 𝑅(𝑓) ⊆ 𝐵.
dan kondisi ini sering digunakan sebagai metode uji garis vertical (vertical line test). Secara
geomerik, dikatakan setiap garis vertical 𝑥 = 𝑎, dengan 𝑎 ∈ 𝐴 memotong grafik 𝑓 tepat satu kali.
Notasi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 akan sering digunakan sebagai simbol yang mengindikasikan 𝑓 fungsi dari 𝐴 ke
𝐵. Kita juga akan mengatakan 𝑓adalah suatu pemetaan dari 𝐴 ke 𝐵, atau 𝑓 peta dari 𝐴 ke 𝐵. Jika
(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑓, maka secara khusus dapat dituliskan
𝑏 = 𝑓(𝑎) atau 𝑎 → 𝑏.
Selanjutya kita bisa menyatakan bahwa 𝑏 sebagai nilai 𝑓 pada 𝑎, atau sebagai peta dari 𝑎.
Pembatasan dan Perluasan Fungsi
Bila 𝑓 suatu fungsi dengan domain 𝐷(𝑓) dan 𝐷1 suatu subset dari 𝐷(𝑓) sering kali bermanfaat
untuk mendefinisikan fungsi baru 𝑓1 dengan domain 𝐷1 dan 𝑓1 (𝑥) = 𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷1.
Fungsi 𝑓1 ini disebut pembatasan fungsi 𝑓 pada 𝐷1. Sehingga menurut definisi 1.1.6, kita
mempunyai
𝑓1 = {(𝑎. 𝑏) ∈ 𝑓: 𝑎 ∈ 𝐷1 }
Konstruksi yang serupa untuk gagasan perluasan. Bila suatu fungsi 𝑔 dengan domain 𝐷(𝑔) dan
𝐷2 ⊇ 𝐷(𝐺), maka sebarang fungsi 𝑔2 dengan domain 𝐷2 sedemikian sehingga 𝑔2 (𝑥) = 𝑔(𝑥)
untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷2 disebut perluasan 𝑔 pada himpunan 𝐷2. Perlu diketahui perluasan harus
memenuhi definisi fungsi pada 1.1.6.
Kira-kira, dari definisi dan ilustrasi di atas, bagaimana cara membuktikan bahwa suatu
𝑓 ⊆ 𝐴 × 𝐵 benar merupakan fungsi dari 𝐴 ke 𝐵?
Sebaliknya bagaimana menunjukkan bahwa 𝑓 bukan fungsi?
Peta (Direct Image) dan Prapeta (Inverse Image)
Definisi 1.1.7
Misal 𝑓: 𝐴 → 𝐵 adalah fungsi dengan domain 𝐷(𝑓) = 𝐴, dan range 𝑅(𝑓) ⊆ 𝐵.
Jika 𝐸 ⊆ 𝐴, maka peta dari E terhadap 𝑓 adalah 𝑓(𝐸) ⊆ 𝐵 dengan
𝑓(𝐸) = {𝑓(𝑥): 𝑥 ∈ 𝐸}.
Jika 𝐻 ⊆ 𝐵, maka prapeta dari H terhadap 𝑓 adalah 𝑓 −1 (𝐻) ⊆ 𝐴
𝑓 −1 (𝐻) = {𝑥: 𝑓(𝑥) ∈ 𝐻}.
Keterangan: Notasi 𝑓 −1 (𝐻) sedikit menimbulkan ketidaknyamanan karena nanti akan ada
istilah fungsi invers. Tetapi kita akan tetap menggunakannya karena sudah merupakan notasi
standar.
Jadi, jika kita diberikan suatu himpunan 𝐸 ⊆ 𝐴, maka suatu titik 𝑦1 ∈ 𝐵 berada dalam peta 𝑓(𝐸)
jika dan hanya jika terdapat paling tidak satu titik 𝑥1 ∈ 𝐸 sehingga 𝑓(𝑥1 ) = 𝑦1 . Sama halnya
dengan prapeta, jika diberikan suatu himpunan 𝐻 ⊆ 𝐵, maka suatu titik 𝑥2 ada dalam prapeta
𝑓 −1 (𝐻) jika dan hanya jika 𝑦2 = 𝑓(𝑥2 ) ∈ 𝐻. Secara simbolik dapat dinyatakan sebagai berikut.
𝑥2 ∈ 𝑓 −1 (𝐻) ⇔ 𝑦2 = 𝑓(𝑥2 ) ∈ 𝐻
1.1.8. Contoh
(a) Misal 𝑓: ℝ → ℝ didefinisikan dengan 𝑓(𝑥) = 𝑥 2. Maka peta dari 𝐸 = {𝑥: 0 ≤ 𝑥 ≤ 2} adalah
himpunan 𝑓(𝐸) = {𝑦: 0 ≤ 𝑦 ≤ 4}.
Jika 𝐺 = {𝑦: 0 ≤ 𝑦 ≤ 4}, maka prapeta dari 𝐺 adalah 𝑓 −1 (𝐺) = {𝑥: −2 ≤ 𝑥 ≤ 2}.
Dari kasus ini kita peroleh bahwa 𝑓 −1 (𝑓(𝐸)) ≠ 𝐸.
Di sisi lain, kita punya 𝑓(𝑓 −1 (𝐺)) = 𝐺.
Tetapi, jika kita punya himpunan lain yaitu 𝐻 = {𝑦: −1 ≤ 𝑦 ≤ 1},
maka kita punya 𝑓 −1 (𝐻) = {𝑥: 0 ≤ 𝑥 ≤ 1} dan 𝑓(𝑓 −1 (𝐻)) =
{𝑥: 0 ≤ 𝑥 ≤ 1} ≠ 𝐻.
Apa yang dapat disimpulkan dari contoh ini?
(a) Fungsi 𝑓 dikatakan injektif (atau satu-satu) jika setiap 𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝐴 dengan 𝑥1 ≠ 𝑥2 maka
𝑓(𝑥1 ) ≠ 𝑓(𝑥2 ). Jika 𝑓 fungsi injektif maka, dikatakan 𝑓 adalah suatu injeksi.
(b) Fungsi 𝑓 dikatakan surjektif (atau 𝐴 pada 𝐵) jika 𝑓(𝐴) = 𝐵; yaitu jika 𝑅(𝑓) = 𝐵. Jika 𝑓 fungsi
surjektif maka, dikatakan 𝑓 adalah suatu surjeksi.
(c) Jika 𝑓 adalah injektif dan surjektif, maka 𝑓 dikatakan bijektif. Jika 𝑓 bijektif, kita dapat
menyebut 𝑓 adalah suatu bijeksi.
Perhatikan ilustrasi berikut untuk memahami definisi 1.1.9.
Gambar 7. Ilustrasi Jenis Fungsi
Nah, kira-kira bagaimana cara membuktikan bahwa suatu fungsi merupakan suatu injeksi, atau
mungkin surjeksi, ataukah keduanya?
2𝑥
1.1.10. Contoh Misal 𝐴 = {𝑥 ∈ ℝ: 𝑥 ≠ 1} dan didefinisikan 𝑓(𝑥) = 𝑥−1 untuk semua 𝑥 ∈ 𝐴.
Akan ditunjukkan bahwa 𝑓 injektif.
Ambil 𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝐴 dengan 𝑓(𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 )
Akan dibuktikan 𝑥1 = 𝑥2
2𝑥 2𝑥
𝑓(𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 ) mengakibatkan 1 = 2 𝑥1 −1 𝑥2 −1
Dengan manipulasi aljabar diperoleh:
2𝑥1 (𝑥2 − 1) = 2𝑥2 (𝑥1 − 1)
𝑥1 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥2 𝑥1 − 𝑥2
−𝑥1 = −𝑥2
Dengan mengalikan kedua ruas dengan −1 diperoleh 𝑥1 = 𝑥2 .
Dapat disimpulkan bahwa 𝑓 adalah suatu injeksi.
Akan dibuktikan 𝑓 surjektif di 𝐵 = {𝑦 ∈ ℝ, 𝑦 ≠ 2}
Ambil sebarang 𝑏 ∈ 𝐵
𝑏
Pilih 𝑥 = 𝑏−2 ≠ 1 maka pasti 𝑥 ∈ 𝐴. Dengan manipulasi aljabar diperoleh
𝑏 2𝑏
𝑏 2( ) 2𝑏
𝑓(𝑥) = 𝑓 ( )= 𝑏 − 2 = 𝑏 −2 = =𝑏
𝑏−2 𝑏 (𝑏
𝑏 − − 2) 2
−1
𝑏−2 𝑏−2
𝑏
Artinya ∀𝑏 ∈ 𝐵, ∃𝑥 = 𝑏−2 ∈ 𝐴 dengan 𝑓(𝑥) = 𝑏
Dapat disimpulkan bahwa 𝑓 adalah fungsi surjektif.
Fungsi Invers
Jika 𝑓 adalah suatu fungsi dari 𝐴 ke 𝐵, maka 𝑓 adalah subset special dari 𝐴 × 𝐵. Suatu subset dari
𝐵 × 𝐴 yang diperoleh dengan menukarkan urutan dari pasangan di 𝑓 secara umum belum tentu
suatu fungsi. Tetapi jika 𝑓 merupakan fungsi bijektif, maka penukaran tersebut mengarah pada
suatu fungsi, yang disebut “fungsi invers” dari 𝑓.
1.1.11. Definisi
Jika 𝑓: 𝐴 → 𝐵 adalah suatu bijeksi dari 𝐴 pada 𝐵, maka
𝑔 = {(𝑏, 𝑎) ∈ 𝐵 × 𝐴: (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑓}
merupakan suatu fungsi dari 𝐵 ke 𝐴. Fungsi ini disebut fungsi invers dari 𝒇, dan
dinotasikan dengan 𝑓 −1 . Fungsi 𝑓 −1 disebut invers dari 𝒇.
Kita dapat juga menyatakan hubungan antara 𝑓 dan 𝑓 −1 dengan mencatat bahwa:
2𝑥
Contohnya, kita kembali ke 1.1.10, fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥−1 adalah suatu bijeksi dari 𝐴 = {𝑥 ∈ ℝ: 𝑥 ≠ 1}
pada 𝐵 = {𝑦 ∈ ℝ: 𝑦 ≠ 2}. Dengan menyelesaikan 𝑦 = 𝑓(𝑥) kemudian menyatakan 𝑥 dalam 𝑦
diperoleh fungsi invers dari 𝑓 dengan
𝑦
𝑓 −1 (𝑦) = untuk 𝑦 ∈ 𝐵.
𝑦−2
Keterangan: Kita sudah dikenalkan notasi 𝑓 −1 (𝐻) pada Definisi 1.1.7. Hal ini masuk di akal
meski jika 𝑓 tidak memiliki suatu fungsi invers. Tetapi, jika fungsi invers 𝑓 −1 ada, maka 𝑓 −1 (𝐻)
adalah peta dari himpunan 𝐻 ⊆ 𝐵 terhadap 𝑓 −1.
Komposisi Fungsi
Sering kali kita ingin “mengkomposisikan” dua fungsi 𝑓, 𝑔 dengan pertama menemukan 𝑓(𝑥)
kemudian menerapkan 𝑔 untuk mendapatkan nilai 𝑔(𝑓(𝑥)). Tapi, ini akan mungkin dilakukan
ketika 𝑓(𝑥) ada dalam domain 𝑔. Agar kita dapat melakukannya untuk semua 𝑓(𝑥), kita harus
mengasumsikan bahwa range dari 𝑓 termuat di dalam domain dari 𝑔. Seperti tampak pada
gambar berikut.
Gambar 8. Representasi 𝑔 ∘ 𝑓
1.1.12. Definisi
Jika 𝑓: 𝐴 → 𝐵 dan 𝑔: 𝐵 → 𝐶, dan 𝑅(𝑓) ⊆ 𝐷(𝑔) = 𝐵, maka fungsi komposisi 𝑔 ∘ 𝑓
merupakan fungsi dari 𝐴 ke 𝐶 didefinisikan dengan
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)) untuk semua 𝐴 ∈ 𝐴.
1.1.14. Teorema
Misal 𝑓: 𝐴 → 𝐵 dan 𝑔: 𝐵 → 𝐶 adalah dungsi dan misalkan 𝐻 adalah subset dari 𝐶. Maka kita
punya
(𝑔 ∘ 𝑓)−1 (𝐻) = 𝑓 −1 (𝑔−1 (𝐻)).
Bukti:
Untuk membuktikan (𝑔 ∘ 𝑓)−1 (𝐻) = 𝑓 −1 (𝑔−1 (𝐻)) akan dibuktikan kedua himpunan saling
subset.
(i) Akan dibuktikan (𝑔 ∘ 𝑓)−1 (𝐻) ⊆ 𝑓 −1 (𝑔−1 (𝐻)).
Ambil sebarang 𝑥 ∈ (𝑔 ∘ 𝑓)−1 (𝐻).
maka berdasarkan definisi prapeta (1.1.7) diperoleh (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) ∈ 𝐻.
Dengan kata lain, 𝑔(𝑓(𝑥)) ∈ 𝐻 berdasarkan definisi fungsi komposisi.
Dari 𝑔(𝑓(𝑥)) ∈ 𝐻, dapat disimpulkan 𝑓(𝑥) ∈ 𝑔−1 (𝐻) dengan definisi prapeta.
Berdasarkan alasan serupa, diperoleh 𝑥 ∈ 𝑓 −1 (𝑔−1 (𝐻)).
Dengan demikian diperoleh, (𝑔 ∘ 𝑓)−1 (𝐻) ⊆ 𝑓 −1 (𝑔−1 (𝐻)).
(ii) Buktikan.